Seneng banget pas ketemu GA Unik Irit
tapi Bukan Pelit. Ya nih kenapa ya stereotip yang berlaku di masyarakat irit
itu hampir selalu identik dengan pelit padahal perintah "jangan boros itu
jelas bisa kita baca sebagai firman Tuhan salah satu contohnya ada pada QS Al-Isra ayat 26
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
Jelas kan
jika Allah pun melarang kita bertindak boros. Publik berpendapat bahwa kaum
wanita itu makhluk paling hobi berbelanja eh tapi sepertinya itu tidak berlau
bagi saya. Dari usia kanak-kanak, remaja, hingga usia tiga puluhan sekarang ini
saya paling males kalau disuruh ngemall. Trus bagaimana kalau mau beli sepatu ?
saya cuma punya sepasang sepatu flat shoes, hasil homeindustry pula di toko
kecil dekat alun-alun kota. Beli baju ? nggak setiap tahun kok beli baju
kalaupun perlu belinya di toko kecil dekat rumah. Belanja buat saya ya belanja
keperluan bulanan untuk keluarga tapi itu pun tak lebih dari satu jam sudah
termasuk antri di kasirnya. Soal hemat menghemat bukan hanya soal baju dan
sepatu tapi merembet ke alat tulis menulis. Ini tergolong hobi saya yang unik,
sejak duduk di Sekolah Dasar saya terbiasa menggunakan buku dan pensil hingga
titik terakhir, maksudnya kalau pensil udah pendeeek banget dan nggak nyaman
dipegang saya manfaatkan kemasan bekas spidol atau bolpoin yang tak terpakai
sebagai “rumah” pensil, lalu dililit kertas kado bekas sebagai penghias. Caranya cukup mudah, kalau lubang "rumah" tadi nggak
cukup besar, ujung pensil bisa diraut pelan-pelan menggunakan silet kalau
merautnya kebablasan dan jika pensil terasa longgar jika dimasukkan dalam rumah
barunya bisa dibebat dengan kertas bekas kado. Ini dia contohnya :
Trus
untuk buku, setiap kenaikan kelas biasanya ada sisa lembaran yang masih bersih
di beberapa buku, lembaran buku kosong sisa tersebut saya robek dengan hati-hati,
saya kumpulkan hingga menjadi satu tumpukan dengan lembaran sisa-sisa buku lain bermotif serupa untuk dibuat buku baru,
melekatkannya pakai stapler ukuran sedang, sampulnya bisa dari karton bekas
atau sampul buku bekas yang masih bagus, tinggal ditutup kalender bekas bagian/sisi putihnya lalu ditempeli sisa-sisa kertas kado yang lucu-lucu.
Nah kebiasaan
ini terbawa hingga saat saya bekerja kantoran (sebelum resign setahun lalu),
daripada saya mengajukan pembelian buku baru untuk mencatat poin-poin pekerjaan, saya
kumpulkan kertas bekas foto kopi, potong rapi dan bagian yang bersih dari
fotokopi masih bisa saya manfaatkan untuk menorehkan catatan (dan kini saya terapkan untuk anak-anak saya :D).
Kelihatannya
kurang kerjaan dan sepele ya ?. Tapi kini saya bersyukur bahwa tindakan kurang
kerjaan saya ternyata menyumbang kepedulian terhadap bumi maybe it’s not too
much but a little thing is better than nothing, right ?.
Pernahkah
kita berpikir berapa pohon di hutan yang mesti ditebang untuk membuat buku dari
bubur kayu ? berapa lagi yang ditebang agar bisa diolah menjadi pensil ?
padahal saat masih kecil saya belum terpikir hal seperti itu, saya hanya senang
saja melakukannya karena dengan membuat buku dan pensil artinya saya mengulur
waktu Mama dan Papa untuk membelikan pensil dan buku baru, penghematan
kecil-kecilan lah buat beliau berdua.
Keren
nggak ? ah ini belum seberapa, apa yang saya lakukan masih jauh dibandingkan
mereka yang bisa membuat kerajinan dari bahan-bahan bekas, pembungkus sabun,
pewangi, dan kemasan sisa lainnya, bahkan ada loh teman saya yang rajin banget,
membuat tas dari celana jeans yang sudah nggak muat, menyulap daun pintu yang
rusak jadi meja belajar padahal dia cewek tulen, ibu rumah tangga berputra dua
tapi kreativitasnya patut diacungi jempol dua.
Irit
bukan berarti pelit kok, karena seperti halnya boros, pelit itu juga dilarang Allah dalam kiasan “tangan terbelenggu pada
leher”. Artinya boleh irit agar tak terjebak boros dan belanjakan hartamu di
jalan Tuhan agar tak menyesal di hari kemudian.
“Dan
janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS
al-Isra: 29).
“Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Irit tapi Bukan Pelit yang diadakan oleh Kakaakin"
Oo.. bener juga ya, pensil pendek bisa diakalin jadi kek gitu :D
ReplyDeleteBiasanya dibuang doang sih :(
Terima kasih sudah ikutan GA Irit tapi Bukan Pelit. Sudah tercatat sebagai peserta.
Alhamdulillah sudah tercatat, makasih mbak :)
ReplyDeletehehe, baru tau bisa dibikin kayak gt, mba dwi :D
ReplyDeleteHahaha ya Ila, dari kecil aku suka kurang kerjaan :D
DeleteTerima kasih sudah berbagi di giveaway irit tapi bukan pelit :)
DeleteSalam,
@apikecil
saya kalo buku juga gitu, tapi kalo pensil baru tahu deh bun hahahah
ReplyDelete