catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Showing posts with label Hadiah. Show all posts
Showing posts with label Hadiah. Show all posts

Kado Istimewa yang Pernah Kuterima

           Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata “kado” atau “hadiah”. Tentu sebuah pemberian dari pihak lain dan menimbulkan rasa senang atau kebahagiaan. Meskipun tidak menimbulkan rasa senang berlebihan setidaknya sebuah kado atau hadiah tidak menimbulkan kesedihan atau perasaan susah. "Pemberian" yang tidak menimbulkan kebahagiaan kurang tepat jika disebut kado tetapi mungkin lebih tepat disebut hukuman, setuju? 

sumber : Pixabay

     Lalu seperti apa kriteria kado yang sekiranya menimbulkan rasa senang atau menjadi kenangan tak terlupakan bagi penerimanya? Menurut saya sebuah kado akan terasa istimewa jika dan hanya jika (ah macam rumus matematika saja):
1. Diberikan pada saat istimewa
Kado atau hadiah yang berkesan biasanya diberikan di saat yang istimewa pula. Hadiah ulang tahun, kado ketika meraih prestasi tertentu, kado pernikahan, hadiah ulang tahun pernikahan atau momen-momen istimewa lainnya
sumber : Pixabay

2. Berupa sesuatu yang sedang dibutuhkan
Pernah jingkrak-jingkrak gara-gara sedang butuh sesuatu lalu ada seseorang memberikannya sebagai hadiah? Misalnya lagi butuh rumah atau mobil kok tiba-tiba ada kerabat menghadiahkannya sebagai kado ulang tahun pernikahan yang pertama (hahaha rezeki nomplok banget dah)
sumber: Pixabay

3. Sesuai hobi dan aktivitas
Hobi menyulam eh dapat kiriman kado seperangkat alat menyulam terbaru lengkap dengan kain dan benangnya. Hobi hiking kok pas ulang tahun dapat kado sepatu hiking plus ransel yang model dan warnanya sesuai keinginan. Jadi berkesan banget sepanjang hidup bukan? Senang fotografi lalu mendapatkan kado kamera atau asesorisnya.
4. Bermanfaat
Bukannya tidak menghargai hadiah, tetapi pernah nggak punya pengalaman menerima kado yang mubadzir? alias tak kunjung digunakan hingga bertahun-tahun lamanya? Kado yang berkesan tentunya adalah kado yang bermanfaat dan mampu memacu semangat untuk berkarya. Hal ini erat sekali kaitannya dengan poin 3 yaitu memilih kado sesuai hobi dan aktivitas. Sayang banget kalau memberikan kado mahal tetapi si penerimanya kurang bisa memanfaatkannya. Seperti contohnya memberikan kado coffee maker pada seseorang yang alergi atau harus mengurangi minum kopi, duh enggak banget ya. 
5. Simple tetapi memiliki makna yang dalam
Sebuah kado yang berkesan tak harus sesuatu yang mahal. Bisa saja kado seharga beberapa ratus ribu rupiah lebih berkesan dari sebuah mobil mewah (ah yang bener :p). Bisa! Apalagi jika si penerima kado memiliki empati dan simpati yang tinggi dan kado tersebut diperoleh sang pemberi dengan cara susah payah. Pernah menerima kado yang dikenang sepanjang masa karena si pemberi kado terpaksa melakukan pekerjaan ekstra demi membeli kado tersebut dan tak lama kemudian sang pemberi kado meninggal dunia? (Duh, nggak perlu sedrama itu deh tetapi coba ambil hikmahnya). Saya pernah menerima kado, sesuatu yang sederhana dari almarhum Papa tetapi membuat saya terkesan hingga saat ini dan menjadikannya sebagai kenangan yang sangat berharga.

    Tetapi kali ini saya ingin berbagi kisah tentang sesuatu yang lain, bukan tentang kado dari almarhum Papa. Kado dari Papa saya lebih suka menyimpannya untuk kenangan pribadi. Namun ada kado terbaik yang pernah saya terima sepanjang hidup saya. Kado yang saya maksud adalah hadiah dari lomba blog Pegadaian #RoadShow2016 yang diadakan oleh PT. Pegadaian bekerja sama dengan PT. Excite Indonesia. 
Ah itu kan hadiah lomba blog? Tapi sah-sah saja kan jika saya mengklaimnya sebagai kado, kado teristimewa pula bagi saya karena alasan-alasan tertentu. Karena meski saya mendapatkannya setelah berjuang, hadiah tersebut benar-benar istimewa bagi saya. 


Emas seberat 5 gram tersebut menimbulkan kesan mendalam. Mengapa? Sebab:
1. Kado tersebut hadir di saat saya sangat membutuhkannya. Butuh uang? Tentu saja manusia butuh uang untuk memenuhi hidupnya. Tetapi kehadiran kemilau emas hadiah lomba ini lebih berperan pada pemicu semangat saya dalam berkarya. Ketika saya merasa nyaris putus asa karena sederet lomba dan kuis yang saya ikuti semua berakhir dengan kegagalan, hadirnya kemilau emas 5 gram ini menjadi seperti oase di gurun pasir. Ketika membaca pengumuman lomba saya sempatkan bersujud syukur dengan berlinang air mata. Hati dipenuhi rasa haru, betapa Allah akhirnya mengabulkan doa saya setelah sekian lama yang mendambakan hujan di tengah kemarau panjang.
2. Bermanfaat
Emas 5 gram, manfaatnya tentu besar sekali kawan. Mengingat biaya pendidikan semakin tinggi. Apalagi anak sulung saya yang kini melanjutkan pendidikan di pondok pesantren membutuhkan biaya lebih besar dan memaksa kami lebih rajin menabung, kehadiran emas 5 gram adalah suatu investasi yang sangat berharga. Namun manfaat yang paling besar adalah kemilaunya menghadirkan rasa syukur yang lebih besar kepada Sang Pemilik Kehidupan. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan?

3. Memiliki kisah penuh hikmah
Kado bagi kemenangan saya kali ini berbeda dengan kemenangan-kemenangan lomba yang lainnya. Tulisan saya yang berhasil mencuri hati juri kali ini adalah kisah tentang kesulitan finansial yang pernah kami hadapi dan bagaimana cara kami menyikapi. Dalam artikel saya ini saya mengisahkan tentang kalung hadiah dari suami saat saya melahirkan anak pertama dua belas tahun lalu. Kalung hadiah yang keluar masuk pegadaian sebagai salah satu solusi menghadapi kesulitan finansial ini alhamdulillah menghasilkan hadiah baru, hadiah dari PT. Excite Indonesia dan PT. Pegadaian sebagai pemenang lomba blog juara satu.

    Tidak berlebihan rasanya jika saya menyebut emas 5 gram dari PT. Excite Indonesia dan PT. Pegadaian ini sebagai kado terindah dan terbaik dalam hidup saya. Bukan hanya ditinjau dari segi “harga”nya di dunia namun mampu menggugah sisi spiritual saya lebih dalam agar tak mendustakan nikmat Tuhan, tak mempertanyakan keadilanNya dalam membagikan rezeki dan kebahagiaan. 

    
Ini sekelumit kisah tentang hadiah yang bagi saya sangat berkesan, plus tips memilih hadiah yang tepat bagi sosok istimewa yang berhak menerimanya. Apa cerita anda tentang kado paling indah yang pernah anda dapatkan?

Share:

Hikmah Di Balik Hadiah

Saat Ramadhan tiba beranda FB ramai dengan tulisan ..."rezeki Ramadhan nih, dapat mention menang dari FP ini" "rezeki Ramadhan nih hadiahnya datang". Postingan-postingan tersebut membuat saya kadang berpikir apakah Ramadhan seharga hadiah-hadiah itu? Apakah yang namanya rezeki itu harus selalu berupa barang, harta, uang? Kalau begitu saya mau mengajukan protes pada Allah nih kok selama Ramadhan belum ada keajaiban rezeki menghampiri hihihi. 

Ah ya saya adalah si pemburu hadiah. Lomba menulis seperti Tips Mengatasi Anak Demam atau Tips Membuat Anak Tidur Nyenyak  yang diadakan FP produk tertentu adalah contoh tulisan yang saya ikut sertakan dalam lomba karena saya benar-benar menggunakan produk nya untuk keperluan anak-anak. Tapi dua-duanya membuat saya puyeng karena yang pertama adalah lomba SEO dan yang kedua butuh instagram yang saya lewati saja S & Knya berhubung tidak punya gadget untuk upload reviewnya hahaha.

Bicara masalah rezeki saat Ramadhan, di awal Ramadhan orderan nulis konten datang tapi saya tidak berjanji kepada yang bersangkutan untuk menyelesaikan tepat waktu atau kuantitasnya tidak sesuai target. Sebabnya waktu saya di bulan Ramadhan banyak tersita untuk hal-hal yang tak bisa saya tulis di sini, intinya saya punya target tertentu demi tak kehilangan momentum Ramadhan yang hanya setahun sekali. "Pasti" dengan  "penolakan halus" ini penghasilan bulanan saya bakal turun. Ditambah dengan ikhtiar saya mengais rezeki dari 100 pertama uploader Hijab Style di salah satu FP ternyata sia-sia karena S & Knya diganti sesuka hati, bukan lagi 100 orang pertama tapi sesuka hati juri xixixixi.

Di saat demikian saya kembali teringat tausyiah ustadz. Nikmat apapun bentuknya jika terdapat berkah atau barokah dari Allah maka akan menambah rasa syukur dan menjadi pendorong seseorang menjadi lebih baik. Harta dinamakan berkah jika keberadaannya menjadi lebih baik, bukan menjadi lebih bertambah. Keluarga barokah jika anggota-anggota keluarganya menjadi lebih baik. Lalu saya terpekur apakah benar saya telah menjadi lebih baik? Apakah hadiah-hadiah yang saya terima telah dibelanjakan di jalan Allah? jangan-jangan di dalam hadiah-hadiah yang saya terima itu tidak ada berkah Allah atau berkurang berkahnya. 

Dalam list hadiah yang seharusnya saya terima masih ada beberapa yang belum tiba tapi saya sudah enggan menanyakannya. Beberapa pernah saya tanyakan seperti hadiah GA Abon Jambrong dari salah satu blogger tapi tak pernah sampai. Dan yang paling membuat merana adalah Hadiah dari FP ABC Ibu Peduli berupa voucher belanja 500 ribu  + produk + gift berupa satu set piranti gelas kristal. Saya bisa tahu hadiahnya karena pemenang lain sudah pada terima dan upload sementara saya dan satu pemenang lain komplain di FP karena tak kunjung menerima hadiah kuis #SquashDelightMoment yang daftar pemenangnya dirilis bulan Februari 2015. Sudah lapor hingga kantor pusat tapi hanya janji yang saya dapatkan. Wow sudah empat bulan, apa kira-kira mo dikirim sebagai hadiah lebaran xixixixi.

Ah mungkin lebih baik saya lupakan saja hadiah-hadiah itu, juga paket dari FP Nivea dari pemenang survey plus hadiah PSP dari FP Taro sebagai pemenang kuis Taro Rangers episode 7.

Tak dinyana dua hadiah yang terakhir, muncul di hari yang sama. Dan sama-sama mengandung hikmah. PSP yang jika dinominalkan mungkin harganya lebih dari satu juta hanya dibungkus tas goodie bag dan plastik pembungkus dari pihak kurir. Di bagian plastik tertulis : makanan, diantar kurir berkendara motor. Sementara paket hadiah survey yang berupa satu paket body lotion dan serum senilai +/- 200 ribu dibungkus dalam kotak besar, diantar kurir bermobil menjelang Maghrib.
Paket Perawatan Kulit - Hadiah Survey Nivea

PSP Hadiah Taro Rangers - Dunia Petualangan Taro


Saya menangkap hikmah dari kisah tentang hadiah-hadiah ini :
1. teringat kembali kalimat bijak : letakkan dunia di tanganmu dan akherat di hatimu maka akan lebih ringan langkahmu. Bungkus yang sederhana dari hadiah bernominal tinggi seolah mengingatkan saya bahwa apa pun yang berada di dalamnya adalah harta dunia belaka, tak perlu mendapatkan perlakuan terlalu istimewa.

2. pemberian kepada orang haruslah sesuatu yang baik dan membuat penerimanya senang. Baik PSP maupun hadiah survey sama-sama membuat saya bahagia. FP Taro sebagai pengirim hadiah PSP tidak terlalu lama mengirimkan hadiah yang berharga ini, hanya sekitar 1 bulan dari pengumuman pemenang. FP Nivea meski tergolong lama mengirimkan hadiah tetapi sangat menghargai konsumen dan pecinta FPnya. Hadiahnya buanyaak banget, ngga ngira kalau ini hadiah dari "sekedar mengisi survey", dikemas degnan rapi, diantar dengan ekspedisi istimewa. Aih padahal seringkali saya memberikan sesuatu pada orang lain itu karena saya tidak butuh benda tersebut meskipun masih baru hasil dari kuis dan lomba.

3. Takdir mengenai rezeki, jodoh dan maut itu harga mati. Kasus 100 uploader pertama di FP yang bagi-bagi voucher busana muslim itu sempat membuat saya takjub. Betapa tidak, dalam hitungan manual, hitungan manusia seharusnya saya menjadi salah satu yang berhak atas hadiah, karena termasuk dalam 100 uploader pertama dan sesuai S & K. Teman-teman yang upload belakangan malah sebagian besar mendapatkan hadiah tersebut. Ternyata kalau bukan "hak" kita sesuai takdir maka hitungan manusia tak berlaku di sini.

Hmmm ....nulis itu mudah ya, prakteknya saya sempat histeris saat Radit mengutak-atik PSP...setengah teriak saya menegurnya "Radiiit, jangan diutak-atik tuh dik, mo Mama jual, ntar adik Mama bagi uang jajan" xixixixi




Share:

Kalah dan Menang Rawan Penyakit Hati

Gara-gara sering upload foto hadiah lomba, saya pernah ditanyain teman : "mbak, rahasianya apa, kiatnya apa, jurusnya apa biar bisa sering menang ?"
Lha ini pertanyaan yang saya susah jawabnya : pertama : kata SERING itu loh, kalau diitung dari prosentase saya ngelomba, NGGA MENANG lebih sering daripada DAPAT HADIAH tapi kalau saya nyetatus kegagalan demi kegagalan yang ada diri sendiri ngga berkembang plus membuat yang baca jadi eneg tiada kepalang. Kedua, saya juga ga punya kiat apa-apa karena memang ngga punya rahasia, lha asal punya ide, ada waktu ya udah maju aja,  kalau ga punya ide, ga ada waktu (emang saya ngapain aja lha wong cuma emak rumahan) apa bisa ikutan lomba ? tentu tidak bukan ?.

Tapi yang pengen saya tulis di sini bukan masalah KALAH dan MENANG trus bagaimana kiat biar bisa MENANG.
Sesuai judulnya saya hanya ingin menyoroti managemen KALAH dan MENANG itu sendiri, ternyata rawan penyakit hati. Bisa ya dari dua sisi ? Bisa banget

Penyakit hati yang mana saja sih :

1. Sombong. Yang menang maupun yang kalah rawan terserang sombong alias  takabur. Hah ? Kalah kok sombong.
OK jadi gini (halah mirip iklan). Tiap kali ada pengumuman lomba pasti ada yang menang dan ada yang kalah, bagi yang menang kalau ngga hati-hati bisa terserang bisikan setan "panteslah aku menang kan karyaku lain daripada yang lain, ada nilai plus yang beda dari peserta lainnya, juri ngga salah pilih"
Sementara yang kalah sambil ngedumel (karena ngga puas kemakan bisikan setan : heran deh sama selera juri, karya saya kayaknya lebih bagus deh kok bisa orang lain yang cuma seperti itu yang menang ?).
Bener nggak , bener nggak ? kalau salah berarti ntar saya masuk penjara...

2. Tak pernah puas. Ngikut lomba itu mirip judi, bikin nagih. Ha yang bener ? bener, yang menang atau yang kalah sama-sama ketagihan.
Yang udah menang pulsa 5 ribu pengen menang 50 ribu, pernah menang duit seratus ribu pengen dapat sejuta. Yang udah menang gadget pengen menang gadget terbaru, Yang menang netbook pengen notebook, menang umroh pengen haji heehhehe. Lha yang kalah, namanya juga belum menang pasti pengen menang dooong. 
Lha ya ngga usah jauh-jauh contohnya saya sendiri, apalagi sejak gak bekerja dan punya gaji, penghasilan saya cuma dari hadiah kuis dan sok-sok belajar nulis di media, pengennya sering bisa menang gadget yang bisa dijual, menang duit rutin setiap bulan lha wong kewajiban saya menafkahi Mama dan membayarkan infak atas nama para ahli kubur ke yayasan emang tiap bulan :). Kalau menang bulan ini, hadiahnya terima bulan depan, pengennya ya terus-terusan hihihii..

3. Suudzon alias berburuk sangka, Yang menang dan yang kalah bisa lho terserang penyakit hati yang sangat berbahaya ini. Aneh kok bisa sih, bisa banget.
Yang kalah seringnya gini nih : ih kok bisa menang, pasti kenal sama juri, halah kemaren ada deal di mana gitu, ah paling juga Jurinya ngawur, itu karya ngga dibaca semua, mungkin biar cepet diundi aja.
Yang menang bisa juga suudzon kalau pas ada pihak yang nanya ke juri masalah kriteria kemenangan (ya maklum, kadang ada pihak penyelenggara lomba yang ngga konsisten bikin peraturan, kadang S & K jadi ga berlaku, awalnya berupa penilaian tiba-tiba berubah jadi undian itu sah-sah aja, coba dicermati kadang di poin lomba ada pasal : peraturan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya), nah yang menang tentu merasa eksistensinya dan kemenangannya dipertanyakan, awalnya udah merasa senang, hebat lha kok ada yang usil, sirik deh ni orang...hayo ngaku pernah gitu khan (karena saya pernah jadi korban baik sebagai pihak yang menang dan yang kalah). Sampai paling parah suudzon sama Tuhan, yaelah Tuhan udah tau saya lagi butuh kok ga dikasih menang hadiah yang itu #gubraaax. That's me, don't try this at home >_<.
Pernah lo saya kebetulan menang di kontes foto batik, yang saya sendiri heran kok bisa terpilih menjadi salah satu pemenang : 
Nah ini fotonya yang di kanan atas dan hadiahnya juga "hanya" stok pewangi selama paling banter 3 bulan.
Lha pas pengumuman lha kok banyak yang komentar : ih jurinya ngga salah tuh foto cuma begitu aja kok menang, eh masih banyak yang lebih bagus kok yang begini yang menang.
Hahaha padahal saya sendiri juga mbatin lha ya kok bisa menang hihihi.
Trus pernah juga karena "gak menang" saya juga pernah nanya ke akun sang penyelenggara ini lomba diundi apa dinilai ya (ya karena pengen tau aja, lha emang penyelenggara ini suka-suka dia, kadang diundi mo dinilai terserah dia aja) ternyata yang menang sakit hati dan bersuudzon ria sampe nulis di statusnya (dulunya ada saya tulis si sini, tetapi seorang sahabat saya mengingatkan untuk tidak mengungkap aib orang atau melakukan keburukan yang sama terhadap kita jadi saya hapus saja). Terimakasih mbak AA , saya harus banyak belajar lagi menjernihkan pikiran :)

Sebenarnya kalau nuruti emosi saya pengen menyerang balik seperti yang pernah seorang teman saya lainnya (yang kebetulan pernah berkonflik masalah beginian dengan orang yang sama) tapi mengingat saya sendiri sadar lha sumbernya dari "keusilan" saya sendiri pakai KEPO ke Juri saya log off saja trus ambil wudhu dan dhuha lalu ngaji seperti biasa.
Buka FB Masih diserang lagi ? ya saya sudah sudah gak punya nafsu untuk berkelahi, jedanya sudah cukup lama heheheee akhirnya insyaallah semoga aja gak berbuntut panjang.

Kalau ada yang nanya trus bagaimana tipsnya memanage hati agar ngga penyakitan ?
Lha justru itu yang mau saya tanyakan ^_^
Saya sendiri masih belajaran, seperti firman Tuhan dalam Al Quran , Al Maarij : 19 "memang manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir" maka penolongnya ya di ayat berikutnya : mengerjakan sholat dengan khusyu, menafkahkan sebagian hartanya bagi yang membutuhkan, yang percaya hari pembalasan.
Karena diharapakan dengan begitu hati menjadi lembut, dan ingat kelak ada hari hisab dan pembalasan.

Paling ampuh, menangkal penyakit hati gara-gara rezeki lomba itu kembalikan ke bunyi QS. Huud : 6 
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)".

Jadi sodara, sebenarnya rezeki kita udah ditulis jauh hari dan tempatnya tersembunyi, ikhtiar itu kewajiban untuk mengungkap di mana rezeki tersimpan. Trus kenapa saya kadang masih kesengat penyakit hati, lha ya itu tadi karena masih belajar memahami firman Tuhan :)

Satu lagi tapi yang paling penting, mengikuti lomba seringkali menggiring kita ke konotasi kata : saingan, kompetitor, lawan, rival aduh ngeri ya bacanya...rasanya semua yang bersaing bareng kita itu "musuh" , tipsnya jangan anggap mereka musuh tapi rekan satu tugas kelompok untuk menyelesaikan PR dari guru...makanya kalau nyari lomba cari yang pesertanya sedikit kalaupun terserang penyakit hati menganggap semua lawan kan "dosa"nya berbanding lurus dengan jumlah "musuh" tadi :D. #Ngawuuur.

Ah sudahlah...itu teori pengendali utama adalah hati kita masing-masing,  terserah mo diapain tapi begitu ingat hadits nabi :

"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!."

"Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati. [1] (HR. Bukhari dan Muslim)"

Dijamin deh hati yang keras bakal luluh dan kita yang sedang murka pun insyaallah duduk tersimpuh...

Wallahualam bishowab :)


 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 Catatan Kaki:

DELETED


Share:

Work at Home

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.