catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Kebaikan Berbagi di Tengah Pandemi


Tak pernah ada insan yang berharap tertimpa musibah. Tak ada negara yang ingin menghadapi wabah. Begitu juga kita dan negeri tercinta Indonesia. Namun takdir Allah berkata lain. Sudah dua bulan terakhir virus corona mewabah di nusantara. Ribuan orang terpapar, ratusan jiwa melayang. Dan yang tak kalah mengerikan dampaknya secara ekonomi turut membawa korban.

Ratusan ribu orang terpaksa kehilangan pekerjaan. PHK massal terjadi di berbagai perusahaan terutama yang terdampak langsung oleh pandemi seperti bisnis pariwisata, kuliner dan hiburan. Masyarakat kecil semakin menjerit. Kondisi finansial mereka kian terjepit. Sedikit penghasilan harian yang biasanya didapatkan kini semakin menurun tajam seiring adanya pembatasan-pembatasan demi menekan angka penularan.

Kondisi yang memprihatinkan ini menjadi pendorong bagi kami yang tergabung dalam majelis ta’lim Mar'atus Shalihah untuk tetap konsisten berbagi di tengah pandemi. Kebetulan kami memiliki program rutin bakti sosial setiap menjelang Ramadan. Setiap tahun majelis yang beranggota sekitar 35 orang ini mengundang anak-anak yatim dan beberapa kaum dhuafa dari kampung sebelah. Namun karena tahun ini kondisinya berbeda, kami juga berupaya memberikan tali asih bagi masyarakat terdampak Covid-19 seperti guru TPQ, guru honorer dan pekerja sektor informal seperti tukang bangunan, pegawai salon dan masyarakat terdampak lainnya.
 
Persiapan dan pembagian tugas untuk bakti sosial kali ini dilakukan kilat, hanya melalui diskusi grup WA. Mekanisme pembagian paket tali asihnya juga harus diperhatikan sungguh-sungguh. Tidak seperti biasa dengan mengundang warga yang berhak menerima dan menyajikan hidangan, tahun ini pembagian sembako diatur dalam jadwal pengambilan menurut jam berbeda-beda yang tertera di kupon untuk menghindari kerumunan warga. 

Jam pengambilan sembako diatur setiap lima belas menit untuk empat orang. Semacam antri di klinik dengan nomor antrian yang berbeda. Dan demi efisiensi beberapa tali asih diantarkan dari rumah ke rumah.
 
Alhamdulillah, dua hari menjelang Ramadhan, total 49 paket tali asih berupa sembako telah terdistribusi. Ditambah dua paket uang tunai yang diberikan kepada "alumni" majelis ta'lim yang telah pindah ke luar kota. Teman-teman kami ini sedang mengalami kesulitan di tengah pandemi padahal mereka berperan sebagai pencari nafkah tunggal bagi putra-putrinya setelah sang suami meninggal.

Meski mungkin nilai paket sembako tersebut tidak seberapa, kami berharap bisa menjadi penyambung silaturahim dan membantu pihak yang membutuhkan. Sedikit yang kami haturkan, hasil infaq mingguan dari kegiatan pengajian selama setahun ditambah titipan beberapa donatur yang memberikan bantuan. Namun hikmah besar yang kami dapatkan.
 

Sebab setiap kali berbagi, sesungguhnya yang beruntung adalah yang diperkenankan Allah untuk memberi, bukan hanya perkara mampu tetapi lebih kepada mau. 


Maka saya terkejut ketika satu paket diatasnamakan “no name” diberikan kepada saya. Saya bingung maunya teman-teman apa nih, sempat shock tapi untung gak sampai pingsan hehehe. Kira-kira apakah karena saya dianggap tidak mampu karena tidak punya mobil, belum bisa merenovasi rumah yang bolong di sana sini dan belum  berangkat umroh dan mendaftar haji? Waah …terus terang jika untuk urusan hal- hal tersebut kami belum mampu. Tetapi kami bersyukur tidak punya hutang apapun termasuk cicilan, dan masih ada persediaan beras dan bahan makanan. Penghasilan, Alhamdulillah masih dalam batas kewajaran.

Oleh karena itu saya tidak merasa berhak menerima paket sembako dari majelis taklim. Merasa terhina? Bukan. Saya tidak berniat menolak rezeki, namun khawatir Allah murka. Sebab Rasulullah saja tidak dapat tidur nyenyak manakala teringat ada simpanan uang yang belum disedekahkan. Jadi saya terima saja paket sembakonya untuk kemudian saya serahkan ke panti asuhan terdekat.

Bukankah #Menebarkebaikan itu mengalir seperti air dan berpola seperti lingkaran? Jika kita menerima kebaikan dari orang lain, lakukan kebaikan yang sama, bisa kepada orang yang telah berbuat baik, atau kepada pihak yang lain yang juga membutuhkan bantuan. mengalir...dan melingkar.

 
Mengapa harus ke panti asuhan lagi, kan mereka pasti sudah dapat bagian? Benar. Panti asuhan di perumahan kami selalu kebagian paket tali asih setiap tahun baik berupa uang tunai dan sembako. Tetapi saat ini anak-anak yatim di panti asuhan rentan mengalami kondisi yang lebih memprihatinkan. Mengingat kondisi perekonomian yang tidak menentu, bisa saja donatur tetap mereka terpaksa mengurangi infaq bahkan mengurangi nominal zakat maal sewaktu-waktu. Adalah hal yang manusiawi jika sebagian orang memprioritaskan memenuhi kebutuhan keluarga sendiri di saat sulit. Mungkin hanya sebagian yang masih punya tabungan sedikit dan bisa "bertransaksi dengan langit" di saat terhimpit. Hal ini, senada dengan prediksi Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan seperti dilansir Republika.


Direktur Utama Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan masih optimistis terhadap pertumbuhan penerimaan zakat selama Ramadhan 1441/2020. Meski begitu dia mengakui, jika melihat kondisi perekonomian nasional, memang ada potensi penurunan penerimaan zakat.
"Kami secara internal tetap harus optimistis. Tetapi melihat kondisi makro, kami memahami ada potensi penurunan pembayaran zakat dan juga penurunan daya beli," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (28/4).




Berbagi di Tengah Pandemi ala Dompet Dhuafa

Pembatasan sosial dan fisik, penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar, dan kehati-hatian di tengah pandemi semoga tidak menyurutkan niat kita untuk berbagi. Apalagi ada lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa yang sigap menyalurkan bantuan kita. Kita tak perlu turun ke jalan dan mungkin butuh perizinan, tetapi bisa menitipkan bantuan melalui lembaga kemanusiaan. InsyaAllah niatnya sampai pada yang membutuhkan dan tetap membawa keberkahan.

Di masa pandemi corona, Dompet Dhuafa adalah salah satu filantropi yang cekatan membantu sesama. Peran Dompet Dhuafa dalam menyikapi pandemi dikenal dengan aksi CEKAL (Cegah Tangkal) Corona. Aksi DD ini meliputi program pencegahan penyakit yang serta bertujuan membantu petugas medis dan juga memperhatikan kalangan yang terdampak secara finansial.
 
CEKAL Corona Dompet Dhuafa
Program nyata Dompet Dhuafa dalam pencegahan penularan penyakit Covid-19 (CEKAL Corona) antara lain:
·  penyemprotan disinfektan di tempat publik dan transportasi umum,
·   pembagian hand sanitizer dan masker gratis bagi masyarakat yang membutuhkan,
·        penempatan 1000 bilik sanitizer di berbagai lokasi strategis

· menyiagakan seluruh rumah sakit dan klinik layanan kesehatannya di seluruh Indonesia yang terdiri dari 30 unit ambulan, 8 rumah sakit serta 21 klinik dan layanan kesehatan yang dikelola Dompet Dhuafa. Aksi CEKAL Corona Dompet Dhuafa dilakukan dengan cara siap melayani masyarakat dan merujuk ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah jika ditemui indikasi Covid-19.

DD juga melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai penularan penyakit akibat Virus Corona, tentunya berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, BNPB, BPBD dan rumah sakit rujukan. Sebagai pusat edukasi dan pertolongan pertama Layanan Call Center Siaga DD di 08111617101 dan pusat informasi Corona Center siap merespon masyarakat yang memerlukan informasi dan bantuan berkaitan dengan Virus Corona.

KEPEDULIAN TERHADAP PETUGAS MEDIS

Dompet Dhuafa juga memperhatikan petugas medis dan paramedis, serta berupaya membantu proses penanganan pasien Covid-19. Para petugas medis berada di garda terdepan dan paling rentan tertular. Rumah sakit mulai kewalahan menerima pasien Covid-19 yang berjumlah hingga ribuan.
Program nyata Dompet Dhuafa dalam membantu di bidang medis antara lain:
·        pengadaan dan distribusi APD

·        pengadaan dan distribusi makanan serta suplemen vitamin bagi        para petugas medis

   ·   bekerja sama dengan Kapital Boost membangun RS Lapangan atau RS Container. 


   Rumah sakit container ini selain berfungsi sebagai tempat perawatan juga berfungsi sebagai laboratorium untuk meneliti spesimen yang akan melalui test PCR hingga rata-rata 300 per hari.
Rumah sakit container akan dipasang di rumah sakit milik Dompet Dhuafa, antara lain Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa dan Rumah Sakit Kartika Pulomas. 

Terkait dengan kebutuhan medis untuk penanganan jenazah pasien di tengah Covid-19, Tim Badan Pemulasaran Jenazah (BARZAH) dari Dompet Dhuafa dibekali APD yang memadai. Tercatat beberapa kali tim BARZAH mengantar jenazah pasien berstatus PDP dengan pendampingan medis dari petugas rumah sakit.


KESIGAPAN MEMBANTU MASYARAKAT TERDAMPAK FINANSIAL

Dampak yang tak kalah mengerikan dari pandemi adalah hancurnya perekonomian.
PHK massal, karyawan dirumahkan tanpa tunjangan, bisnis dan industri gulung tikar, pekerja sektor informal kian sulit mencari nafkah dan mendapatkan penghasilan.
Program Dompet Dhuafa dalam membantu para pejuang ekonomi di masa pandemi antara lain:
· memberikan bantuan berupa sembako bagi kaum dhuafa terutama yang terdampak Covid-19

·       program “Tak Rela Mereka Lapar”

DD membagikan kupon yang bisa digunakan untuk menukarkan nasi beserta lauk pauk di warteg terdekat dari tempat tinggal mereka. Kupon yang berlaku secara berkala untuk tiga hari tersebut dibagikan kepada para penerima manfaat yang telah disurvei terlebih dahulu oleh pihak DD untuk memastikan apakah sesuai kriteria.
Pemilik warteg juga merasa terbantu sebab sejak pandemi warungnya relatif sepi.

·        Program Kebun Pangan Keluarga
Dompet Dhuafa meluncurkan program Kebun Pangan Keluarga dengan membagikan bibit tanaman produktif dan ternak yang bisa dimanfaatkan sebagai modal usaha selama harus #DiRumahSaja. Para penerima bantuan juga mendapat pelatihan mengenai berternak dan bercocok tanam yang baik agar meraih panen seperti yang diharapkan.


Pandemi tidak menyurutkan niat berbagi. Apalagi berbagai lembaga filantropi siap membantu. Dompet Dhuafa memiliki berbagai kelebihan yang menarik simpati para donatur.

Kelebihan tersebut antara lain:
1.  Kredibilitas
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi yang berdiri sejak tahun 1999. Kredibilitas DD diakui pemerintah dan dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat tingkat nasional melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 439 Tahun 2001.

2.  Cara donasi yang mudah
Tinggal klik saja melalui websitenya kita bisa memilih untuk berdonasi di beberapa program pilihan DD, misalnya
Donasi Dompet Dhuafa Perangi Pandemi

3. Mendapatkan email konfirmasi memastikan jika transfer uang donasi telah diterima

4.  Mendapatkan kuitansi yang bisa digunakan sebagai lampiran SPT Tahunan Pajak Penghasilan untuk pengurang Penghasilan Kena Pajak (PKP)
 


Ramadhan adalah saat paling tepat untuk berlomba berbuat kebaikan. Apalagi Ramadhan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Lebih banyak orang yang membutuhkan bantuan sebagai dampak pandemi berkepanjangan. Semoga kita terpilih sebagai Hamba Allah yang mau dan mampu mengulurkan bantuan tanpa mengharapkan balasan dan tepuk tangan. Sebab kebaikan berbagi itu telah Allah janjikan kembali kepada diri kita sendiri.



“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”




daftar pustaka:
1. instagram https://www.instagram.com/dompetdhuafaorg/
2. www.dompetdhuafa.org/
3. republika.co.id
4. foto : bagian dokumentasi MT Maratus Shalihah - Bu Dias Muchayina dan Dian Aristya


Share:

Kenangan Perpulangan Santri 2020


Dibuang sayang, foto-foto ini adalah kenangan saat menjadi saksi saat momen perpulangan santri. Di masa pandemi, proses perpulangan santri tak sesederhana biasanya. Sebelum perpulangan, kesehatan santri-santri diperiksa secara intensif oleh pihak Dinkes Ponorogo. barang bawaan disemprot disinfektan, suhu tubuh santri dicek thermogun, sebelum naik bus dan usai sampai di drop poin.

Masker wajib dikenakan.
Turun kendaraan langsung cuci tangan dengan sabun cair dan air mengalir. BEgitu juga para penjemputnya. Masih ditambah lagi dengan hand sanitizer saat hendak masuk masjid. Repot? nggak juga, karena tujuannya demi kebaikan bagi semua. Semoga pandemi ini segera berlalu dari bumi Indonesia


Share:

Pelangi Indah, Adakah Jawaban Dari Gontor Bertilawah?

Pagi yang indah, memandang pelangi dan halaman depan masjid jami' Gontor yang basah. Apakah saya sedang di pondok? tidak, hanya memandang melalui dunia maya.


Lalu teringat kemarin....
Jumat 10 April 2020, puluhan ribu santri di PMDG khataman Al Quran (Khotmil Al Quran) secara serentak. Gontor Bertilawah begitu tajuk acaranya. Semua pondok Gontor putra dan putri yang tersebar di berbagai kota di negeri tercinta ini, dimana Pondok Modern Darussalam Gontor berdiri. Sekitar 29 ribu santri dan santriwati, selama seharian dari pagi hingga sore bertilawah hingga khatam. Setiap kelompok santri yang terdiri dari enam orang wajib mengkhatamkan Al Qurán pada hari itu. Sehingga setiap santri rata-rata membaca minimal lima juz Al Quran. Santri kelas 1-5 mudabbir bertilawah di kamar-kamar asramanya. Santri kelas 5 non mudabbir, kelas 6 dan anggota JMQ (santri yang mengikuti ekstra kurikuler tilawatil Qurán) bertilawah di masjid jami'.
Bersyukur kini ada dunia maya. Dan pihak pondok juga berlapang dada menyiarkan kegiatan Gontor Bertilawah melalui live IG. Serasa berada di sana, di tengah dengungan ayat-ayat suci yang merasuk hingga ke jiwa.

Dari run down yang saya baca di grup-grup WA walisantri, acara ini dimulai sejak jam 07.00 dan berakhir jam 16.45. Tentu diselingi waktu istirahat untuk makan dan sholat. Ada momen lucu saat ustadz menghampiri salah satu kelompok santri di rayon Indonesia satu. Mereka sedang rehat sambil menikmati gorengan dan ...entah apa minumannya semacam es buah yang disiapkan dalam ember...ya Allah...jadi ingat celotehan para alumni tentang mie gober (mi goreng dalam ember) kirain becanda ternyata beneran.


Pagi harinya usai sholat subuh, seperti biasa dilakukan senam pagi Darussalam. Sebelum PMDG menerapkan lockdown mandiri, biasanya setiap Selasa dan Jumat pagi diadakan lari pagi mengelilingi daerah di sekitar wilayah pondok. Namun sejak istana negara mengumumkan kasus pasien 01 dan 02 Covid-19 pada awal Maret 2020, PMDG menerapkan aturan lockdown mandiri. Tidak menerima kunjungan walisantri, serta tidak menerima pengiriman paket. Jika kondisi sangat darurat dan terpaksa harus mengirim paket, paket akan disterilisasi menggunakan disinfektan dan kemungkinan besar santri penerima paket akan mendapatkan sanksi.


Tak biasanya, di hari Jumat tanggal 10 April 2020 diadakan acara khotmil Quran. Sepengetahuan saya setiap tahun khotmil Quran diadakan menjelang yudisium anak-anak kelas 6 KMI. Yudisium ini merupakan acara khusus bagi mereka yang telah dinyatakan lulus pendidikan KMI harus menerima tugas pengabdian sesuai instruksi dari pihak pimpinan.

Hmm...kami pikir insyaAllah khataman kali ini adalah salah satu ikhtiar mengetuk pintu langit, memohon kepada Dzat Yang Maha Segala agar mengabulkan doa kita semua: pandemi Corona segera berakhir, Indonesia kembali pulih seperti sediakala. Bahkan perpulangan santri untuk perpulangan tahun ini diwarnai banyak drama. Melibatkan IKPM berdasarkan titah pak Kyai. Ikatan alumni antar wilayah diwajibkan membantu rombongan santri dan mahasiswa/mahasiswi Unida yang mudik untuk liburan. Tugas yang tidak mudah karena di tengah pandemi corona banyak masalah yang terjadi. Perizinan yang susah, jadwal penerbangan yang tidak tentu dan berbagai macam kendala lainnya. Semoga Allah mudahkan pihak-pihak yang total membantu perpulangan para santri, melancarkan urusannya, menganugerahi kesehatan dan rezeki berlimpah. Luar biasa Gontor! Benar adanya jika Gontor adalah laksana ibu kandung bagi alumninya. Tak ada mantan santri, karena jika ibu memanggil, alumni akan datang mengikuti kata hati.

Dan ketika membaca pesan Kyai yang diunggah di akun resmi PMDG, saya jadi mbrebes mili. Memang seharusnya dengan ikhtiar memutus mata rantai penularan virus corona dengan #dirumahaja, sebaiknya tidak diisi dengan leha-leha alias mati gaya. Tetapi Dengan bermunajat, bertaqarrub kepada Allah, memperbanyak istighfar, bersholawat untuk Rasulullah terus melantunkan doa tanpa kenal lelah. Karena kita tak pernah tahu dari lisan siapa doa-doa akan diijabah.


Pagi ini, Sabtu 11 April 2020, mata saya kembali basah, menatap unggahan akun PMDG yang merekam suasana pagi. Lengkungan pelangi begitu indah mewarnai hari. Seolah membawa pesan penuh hikmah bahwa bersama hujan mungkin tak selalu ada pelangi. Tetapi Allah telah berjanji bahwa bersama kesulitan datang kemudahan. Bangsa Indonesia sedang diuji. Krisis karena pandemi ini pasti berdampak pada bidang ekonomi. Hidup mungkin akan terasa semakin menyesakkan. Tetapi kita harus tetap berpegang pada janji Allah tentang datangnya kemudahan bersama kesulitan


MasyaAllah...Tabarakallah
Segala upaya dan doa telah dilangitkan.
Berharap Allah kabulkan permohonan
Dan, semoga kita ridho' atas segala ketentuan


Share:

Virus Corona dan Pelajaran Berhati-hatilah dengan kata-kata



Beberapa waktu lalu saat negara manca mulai terpapar virus Corona dan menutup akses dari mana saja, menerapkan berdiam di rumah, Raditya berkata: enak yaa lockdown, ga usah sekolah..
Emak mencak-mencak: hey yang enak itu negara aman dan kita sehat.
Sekarang kalian mungkin mulai bosan, bahkan rindu untuk bertemu kawan-kawan.
Maka biarlah kuota internet emak lebih cepat berkurang demi mengunggah video setoran hafalan di grup WA kelas. Sekadar memandang wajah temanmu meski sekilas.
Tapi Emak curiga juga, ini kuota habis karena tugas sekolah apa karena kau curi-curi untuk bermain game online Nak?

.

Waktu masjid ramai, riuh rendah anak-anak kecil bercanda sampai bikin ga khusyu' sholat, sebagian dari kita termasuk saya mbatin dan ngedumel: anak-anak itu bikin rameee doang, mbok ya kalau ke masjid niatnya cuma dolan, cukup di rumah saja sayaaang.
Kini masjid sepi, tak hanya anak kecil yang mengurung diri, orang dewasa juga patuh anjuran isolasi, batasi interaksi. 🙇
.
Bahkan sejak 2 April 2020 Masjid AL Ukhuwwah "meliburkan" sementara sholat Jumat, sebab di area Sukodono sudah ada yang confirm Covid-19. Sebelumnya meski sholat jamaah lima waktu masih didirikan, DTM memberlakukan anjuran shaf renggang.
Pilu rasanya melihat kondisi akhir-akhir ini. Semoga Allah ampuni jika ijtihad kami dengan shaf renggang saat jamaah ternyata salah di penilaianNya.

Entah bagaimana Ramadhan dan Idul Fitri nanti. Namun apapan yang terjadi semoga kita selalu ridho' atas ketentuan Illahi.

Ya Allah...betapa hikmah yang kau titipkan sangat berharga meski harus kami tebus dengan berbagai pengorbanan.
Kami paham, kami belajar, kami mendapat pelajaran.
Kini izinkan kami merajut harapan.
Mohon angkatlah pandemi ini dan kabulkankan doa kami agar diperkenankan beribadah dengan tenang di bulan Ramadhan dalam kondisi sehat, serta mendapatkan pengampunan.


Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.