catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Kompasiana, Cinta Pertama Untuk Selamanya


            Blogger itu apa?” tanya seorang customer service bank plat merah saat melakukan verifikasi kolom "pekerjaan” di formulir pengajuan saya untuk mengoperasikan MBanking di smartphone.
Ingin rasanya saya menggaruk kepala yang tidak gatal. Tetapi saya memilih menjelaskan dengan Bahasa sederhana “penulis bu, yang menulis untuk website internet” Saya rasa jawaban itu cukup memuaskan karena beliau tak lagi minta penjelasan lebih lanjut.
         Di zaman digital, internet bisa menjadi sumber mata pencaharian. Salah satu pintu rezeki adalah mengupayakan blog menjadi sumber penghasilan. Blog, adalah singkatan dari weblog, yaitu bentuk aplikasi web yang berupa artikel tulisan dan bisa disertai foto atau video yang diposting dalam halaman web.
         Saya mengenal blog pertama kali di Kompasiana. Waktu itu saya sering ikut lomba menulis di media sosial facebook melalui fasilitas note atau mengirimkan naskah lomba antologi pada penerbit yang mengadakan kompetisi. Ketika suatu saat saya membaca pengumuman lomba blog tahun 2011, saya bertanya-tanya, apa sih yang dimaksud blog itu? Waktu saya googling yang muncul pertama kali dan menarik perhatian saya adalah platform Kompasiana. Maka saya pun membuat akun Kompasiana dan menulis satu artikel untuk lomba  menulis bertema ”paling Indonesia” di https://www.kompasiana.com/dwi.aprily/55012d55a333114f75512a69/paling-indonesia-sayalah-
Bergabung di Kompasiana sejak 19 Mei 2011
            Ahahah membaca tulisan jadul saya itu jadi pengen tertawa sepuasnya. Lucu, terkesan terburu-buru....ya karena memang mengejar DL hari itu dan lugu. Menang? Nggak lah hehehe. Tapi kata orang bijak, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Maka saya tetap menulis di Kompasiana meski bukan lomba. Dan makin giat juga berlomba, hingga akhirnya satu artikel saya untuk lomba SEO dan konten pada kesempatan yang lain berhasil meraih penghargaan sebagai artikel terbaik:
         Satu catatan kemenangan itu membuat saya kian bersemangat menulis …. menulis … menulis dan berjuang di kompetisi menulis.
Pada tahun 2012 barulah saya membuat blog dan menulis untuk blog pribadi ini. Meski demikian Kompasiana tidak saya tinggalkan. Meski sempat vakum cukup lama karena login saya tertolak dan tidak bisa lagi mengakses Kompasiana dan butuh waktu berbulan-bulan memulihkannya dengan bantuan teknisi administrator. Sekian tahun perjalanan, saya sangat bersyukur mengenal blog melalui Kompasiana. Berbagai pintu rezeki terbuka dengan perantaranya. Beberapa artikel yang saya tulis di Kompasiana adalah syarat wajib untuk tulisan berbayar sebagai content creator yang ditugaskan lembaga atau institusi. Dan yang membuat saya makin cinta pada Kompasiana, empat kali tulisan saya berhasil meraih penghargaan menang lomba blog Kompasiana. Setiap tulisan itu memiliki kenangan dan hikmah.
1.   Juara II Lomba blog Kompasiana “BekasJadiBerkah”

kisah tentang tukang sampah di kompleks perumahan saya. Hadiah lombanya pun saya serahkan sebagian ke beliau seperti yang telah saya niatkan semula. Harunya, apa yang saya haturkan ke beliau dibagi berdua sama rata dengan menantu yang membantunya memungut sampah, tepat di depan mata. Ya Allah….
2.   Lomba Blog Kompasiana Campina

Ketika menulisnya, tak sadar mata saya berkaca-kaca teringat kenangan masa kecil bersama almarhum Papa. Selalu ada yang berkesan dalam setiap tulisan yang saya torehkan. Tulisan ini sangat berarti bagi saya, sebab ini tulisan pertama setelah akun saya dipulihkan dan saya bisa kembali login ke Kompasiana. 
3.   Lomba blog Tabungan Haji Danamon
Tulisan yang tak hanya membuat mata berkaca, tetapi benar-benar membuat saya menangis karenanya. Curahan hati, penyesalan diri tidak terpikir mempersiapkan dana haji sejak dini.
4.   Lomba Blog Ulang Tahun BTN

kenangan tentang perjuangan memiliki rumah pertama. Indah, seru dan tak terlupakan. Sebagai pengingat pula bahwa Allah memberikan yang kita butuhkan, bahwa Allah mendengar harapan dan impian meski kita tidak berkoar-koar pada teman-teman di lingkungan sekitar.

             Alhamdulillah, menulis bukan hanya sekadar hobi. Tetapi bisa menjadi salah satu sarana terbukanya pintu rezeki. Apa ini alasan terbesar saya cinta Kompasiana? Sebenarnya tidak juga, sebab dari Kompasiana saya tidak hanya mendapatkan materi berkat menang lomba, tetapi juga ilmu tentang dunia kepenulisan yang tak ternilai harganya. 
Bersama Kompasianer senior: Mbak Avy
Ilmu tersebut saya peroleh ketika hadir di Nangkring Kompasiana pada tanggal 14 Mei 2016 dengan mas Iskandar Zulkarnain (alias Isjet) sebagai pembicaranya. Eh tak dinyana, selain ilmu yang berharga saya menang live tweet dan flash blogging sekaligus sebagai bonus tak terduga.
Hadiah Live Tweet dan Flash Blogging
            Berbagai tips menulis dibagikan mas Isjet dengan pemaparan yang lugas dan bernas. Bagaimana membuat judul yang menarik, bagaimana kaidah melengkapi artikel dengan foto atau video yang menunjang, bagaimana mempertahankan pembaca agar tidak bosan membaca tulisan hingga akhir paragraph dan berbagai ilmu jurnalis yang mahal harganya.
Mas Isjet
         Dari ilmu yang diajarkan mas Isjet saya belajar menulis cepat, tepat, menarik minat sehingga bisa keluar sebagai salah satu pemenang flash blogging melalui artikel ini >> https://www.kompasiana.com/dwi.aprily/5736c6efd69373030782952a/perbankansyariah-sama-bagusnya-sama-lengkapnya-sama-modernnya
Ilmu melekat, materi pun dapat. Siapa yang tidak makin cinta pada Kompasiana bagai cinta kepada teman dekat?
Dua kali berpose untuk dokumentasi lomba yang berbeda, bahagiaaa
          Dari pengalaman selama delapan tahun mengenalnya, saya belajar memahami bahwa Kompasiana mengajarkan tentang betapa berharganya #BeyondBlogging. Bahwa ngeblog tidak sekadar menulis tetapi juga banyak hal bermakna berkaitan dengan tulisan itu sendiri. Dengan menulis, ngeblog, kita bisa berbagi informasi, memaparkan opini, menginspirasi, adu argumentasi serta mengenal dan bertemu teman untuk bersilaturahmi bahkan mendapatkan materi.
        “Dapat materi di Kompasiana kan harus menang lomba?” Tidak juga. Sebab Kompasiana memperkenalkan system K-Reward bagi setiap penulisnya. Syaratnya berubah secara fleksibel, saya pernah mendapatkan rewards saat berpartisipasi dalam content affiliation, yaitu semacam sponsored post yang ditentukan Kompasiana. Saat itu tidak ada batasan minimal page view (PV) untuk dikonversikan dalam saldo Go Pay dan saya sungguh kaget campur senang meski PV saya kecil sekali ternyata reward ditransfer ke Go Pay dan besarnya cukuplah untuk antar jemput anak sekolah beberapa kali jalan hehehe. Bulan Oktober ini peraturannya mewajibkan PV minimal 3000 total views dari seluruh konten yang ditayangkan pada periode program setiap bulan untuk dapat dikonversi menjadi saldo Go Pay.


       Menulis di Kompasiana akan selalu menyenangkan, setidaknya bagi diri saya pribadi. Tak perlu terlalu memusingkan masalah SEO, DA/PA, keyword seperti yang diributkan para blogger biasanya. Tema wisata, politik, ekonomi, humaniora OK saja, bahkan satu atau dua postingan bisa saja terinspirasi oleh tulisan Kompasianer lain yang kita baca. Maka, saya akan selalu merawat rasa cinta dan kenangan tentang Kompasiana hingga usia tak lagi muda. Untuk itulah tulisan ini hadir sebagai rangkuman perjalanan saya bersama Kompasiana selama delapan tahun di usianya yang kesebelas. 
        Dari lubuk hati terdalam saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Ke-11 Kompasiana. Tetaplah independen dan kritis tanpa memihak siapapun yang berkuasa. Tetaplah menginspirasi sesama melalui artikel-artikel dengan sentuhan Humaniora. Tetaplah menjadi wadah opini sekaligus argumentasi yang santun dan berbudaya. Semoga Panjang umur sehingga hashtag ucapan ulang tahun untukmu kelak tak hanya dua digit seperti angka 11 yang tertera pada #11TahunKompasiana tetapi tiga, empat angka atau lebih hingga dunia tak lagi ada.









Share:

Pikirkan 70 Alasan


Di kajian fiqih bada subuh Sabtu 12 Oktober, Ustadz Ahmad Habibul Muiz mengingatkan untuk berpikir tentang 70 alasan sebelum kita menghakimi seseorang.

Berbekal ilmu googling andalan, saya kepo apa maksud "70 alasan" ini ada riwayatnya nggak?


Dan ini hasil googlingnya:

Ja’far bin Muhammad rahimahullah berkata:

💫“Apabila sampai kepadamu dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia sebuah uzur sampai 70 uzur. Bila kamu tidak mendapatkan uzur, maka katakanlah: “Barangkali ia mempunyai uzur yang aku tidak ketahui.” [HR Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 8344]



Abdullah bin Muhammad bin Munazil berkata:

🌱“Mukmin adalah yang selalu memberi uzur kepada saudaranya, sedangkan munafik adalah yang selalu mencari kesalahan saudaranya.” [HR Abu Abrirrahman As Sulami dalam Adab Ash Shuhbah]

🐤Sebenarnya pernyataan ustadz tadi ditujukan untuk menjawab pertanyaan salah satu jamaah: " Ustadz kan tadi dikatakan bahwa laki-laki yang nggak mau sholat jamaah itu di zaman Nabi dikatakan munafiq ya. Nah kalau zaman sekarang kalau diajak jamaah alasannya malas bagaimana?'
Kemudian dijawab ustadz demikian. Dan ditambahi pengingat: kita ga bisa buru-buru menilai orang: oooh munafiq,  oo kamu begini begitu..



🚦Jadi terinspirasi, bahwa riwayat "pikirkan 70 alasan / udzur " tersebut bisa diaplikasikan ke segala peristiwa atau kejadian dalam kehidupan.

Ketika kita melihat sesuatu yang tidak pada kaidahnya, ketika yang tampak di mata kita salah, ketika kita merasa tersakiti oleh kata-kata seseorang, ketika perbuatan orang lain membuat hati kurang berkenan...pikirkan dulu 70 alasan sebelum menuduh dan menghakimi. Pikirkan 70 udzur sebelum menyematkan label 'jahat, munafiq, sombong, sok tau dan seabreg julukan lain pada orang yang kita anggap berlaku tidak sepatutnya. Sebab itu akan menjaga kita terhindar dari suudzon dan penyakit hati.
MasyaAllah..
Astaghfirullah..
Semoga kita selalu mampu menjaga hati, agar tidak mati dan rawan penyakit hati.
🤲
🥺
Aamiin allahumma aamiin

Share:

Kapan Saat Tepat Memeluk Sang Buah Hati?

Bunda-bunda tercinta, sudahkah memeluk ananda hari ini ? 

Berpelukan tidak hanya tindakan spontanitas yang menunjukkan kontak fisik. Namun ditinjau dari segi ilmiah berpelukan terbukti memiliki berbagai pengaruh terutama secara psikologis.

           Beberapa fungsi berpelukan yang dapat dirasakan antara lain adalah:

  1. Memicu pelepasan hormon dopamin dan oksitosin
  1. Menurunkan kadar kortisol
  1. Berpengaruh pada kesehatan jantung dan tekanan darah
  1. Ketika momen istimewa sang anak
  1. Ketika anak berbuat kesalahan
  1. Ketika anak merasa dalam kondisi emosional
  1. Ketika anak sakit
  1. Ketika akan berangkat atau pulang dari bepergian

Hormon dopamin dan oksitosin adalah hormon yang menimbulkan rasa nyaman dan bahagia. Sehingga ketika berpelukan, pihak yang berinteraksi akan sama-sama merasa nyaman.
Hormon kortisol dikenal sebagai hormon penanda stress. Ketika berpelukan, hormon ini secara otomatis akan menurun sehingga individu tidak mudah merasa tertekan ketika menghadapi permasalahan.
Berkaitan dengan meningkatnya hormon oksitosin, sebuah penelitian di jurnal Biological Psychology memaparkan bahwa kondisi tersebut berpengaruh pada tekanan darah menjadi lebih stabil dalam batas normal sehingga terhindar dari hipertensi dan gangguan jantung.

         Mengingat pentingnya berpelukan, maka pelukan adalah salah satu bentuk kontak fisik yang sangat disarankan dalam interaksi orangtua dan anak. Apalagi ketika sang buah hati masih berusia bayi, secara naluri orang tua akan lebih sering memeluknya sesering mungkin. Namun seiring bertambahnya usia ananda, pelukan mungkin kian jarang ia dapatkan.


           Bilamana pelukan orangtua sebaiknya dilakukan? Secara umum semakin sering orang tua memeluk ananda maka semakin baik akibat yang ditimbulkannya. Namun beberapa momen berikut ini adalah saat-saat yang paling disarankan bagi orang tua memeluk buah hatinya sehingga ia akan mengingat sepanjang hidupnya:
Momen istimewa sang anak adalah momen yang jarang terjadi seperti saat ulang tahun, ketika anak meraih prestasi, naik kelas atau lulus sekolah. Pelukan ketika anak sedang berada dalam momen istimewa adalah bentuk penghargaan atas perjuangan yang telah dilakukan atau pengakuan bahwa kehadirannya sangat istimewa.
Sebuah kesalahan tidak harus serta merta diganjar dengan kemarahan. Sanksi boleh ditegakkan sebagai pengingat agar kesalahan yang sama tak akan terulang, namun peluk ananda sebagai bagian dari penjelasan bahwa hukuman yang diberikan berlandaskan kasih sayang.
Marah, atau ketika patah semangat adalah kondisi emosi yang bisa diperbaiki dengan berpelukan. Ketika semangat berjuang anak semakin berkurang karena merasa lelah, peluk sang anak untuk memberikan motivasi agar ia menyadari mendapatkan dukungan. Saat anak marah, segera peluk ia dan bisikkan dengan lembut kata-kata penuh kasih untuk meredakan amarah.
Ketika sang buah hati merasa sakit dan tak enak badan, peluklah ia, berikan pijatan lembut dan bisikkan doa-doa kesembuhan untuk memberikannya rasa nyaman.
Ketika orang tua akan berangkat atau segera setelah datang dari bepergian, termasuk berangkat dan pulang bekerja jangan lupa sempatkan untuk memeluk anak untuk menumbuhkan rasa bahwa kehadirannya sangat dirindukan.

      Berpelukan adalah bentuk interaksi positif yang berdampak pada tumbuh kembang dan psikologis sang anak. Setiap kali memeluknya sertakan pula doa-doa kebaikan. Orang tua yang memperlakukan anaknya penuh cinta akan membentuk sang anak menjadi sosok berbakti dan penuh kasih sayang.


Share:

Wakaf, Kebaikan Yang Mengalir Sepanjang Zaman


“Pondok kita ini bukan hanya milik rakyat Indonesia, tetapi telah diwakafkan oleh dan kepada umat Islam di seluruh dunia” seru pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) KH Hasan Abdullah Sahal pada pembukaan acara pengumuman seleksi santri baru tahun ajaran 2016/2017. Waktu itu saya mengantarkan anak sulung saya mengikuti ujian masuk PMDG melalui serangkaian test. Hasil test diumumkan secara lisan dengan menyebutkan nomor peserta ujian untuk ditempatkan di Gontor pusat atau cabang,atau tidak lolos seleksi.
Pondok Modern Darussalam Gontor,dokpri

Sebagai sosok yang baru mengenal dunia pondok, saya mengernyitkan dahi dengan pernyataan pak kyai. Setelah menjadi wali santri saya baru menyadari bahwa ucapan pak kyai itu benar adanya. Pondok Modern Darussalam Gontor telah diwakafkan dan menjadi milik umat Islam, bukan milik kyai, bukan milik perorangan. Lembaga tertinggi di Pondok Modern Darussalam Gontor  sebagai balai pendidikan adalah Badan Wakaf. Badan Wakaf merupakan semacam badan legislatif yang bertanggungjawab atas kelangsungan dan kemajuan Pondok Modern. Sementara itu tugas dan kewajiban keseharian dalam aktivitas pondok diamanatkan kepada Pimpinan Pondok.
     Saya merenung, dan takjub. Betapa wakaf bisa sangat berperan di dunia pendidikan. Bayangkan jika tidak ada badan wakaf di PMDG. Bagaimana cara membiayai kegiatan pondok, membangun fasilitas-fasilitas untuk santri dan guru sedangkan besarnya SPP dan uang makan hanya sekitar 640 ribu per bulan dan biaya masuk sekitar 5 juta rupiah dan semua itu kembali untuk kepentingan dan kegiatan santri selama setahun.
Ketakjuban saya adalah pada berkah wakaf yang mengiringi perjalanan PMDG selama lebih dari 90 tahun. Pondok yang di awal berdiri di desa Gontor  hanya berupa satu masjid kecil yang kini disebut masjid pusaka dan lebih mirip sebuah musholla serta satu bangunan utama untuk kegiatan belajar mengajar, dalam perjalanan menuju seratus tahun usia telah berkembang menjadi pondok modern dengan belasan cabang yang tersebar di Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Di lokasi awal pondok Gontor yang dikenal sebagai Gontor pusat, luas tanah pondok yang diperoleh dari sistem wakaf kini telah mencapai sekitar 253 hektar. Menariknya ada kisah tentang Komsol (Kompleks Solihin, area di sekitar Gedung Sholihin) menurut buku Gontor Menerobos Mitos, tokoh bernama Sholihin dahulu telah mewakafkan tanahnya untuk perkembangan Pondok Pesantren Gontor sehingga namanya diabadikan sebagai nama gedung yang digunakan sebagai asrama santri.
Dokumentasi Masjid Pusaka Gontor, sumber gontor.ac.id

Bayangkan kehebatan sistem wakaf di dunia pendidikan, terutama sistem pendidikan pesantren. Pondok tidak membebani wali santri dengan pungutan uang gedung hingga jutaan rupiah. Tanah pondok dan pembangunan gedung-gedung di pondok Gontor sebagian besar berasal dari dana wakaf dan pemasukan dari badan-badan usaha milik pondok. Berapa besar dana wakaf yang dikelola di PMDG? Sebuah media nasional sempat merilis datanya dalam sebuah artikel. Bahwa wakaf turut berperan dalam memajukan pendidikan dan peradaban tidak dapat dipungkiri sebagai suatu kenyataan.
sumber: Republika.co.id

Lebih lanjut mengenai kunci keberhasilan wakaf di PMDG bisa disimak dalam pernyataan KH. Hasan Abdullah Sahal dalam video berikut ini:


Manfaat Wakaf Pada Umumnya

     Pengertian Wakaf menurut UU Wakaf Nomor 41 Tahun 2004 adalah ‘Perbuatan hukum wakif (pihak yang melakukan wakaf) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah”
Wakaf mengandung banyak hikmah dan manfaat. Hikmah bagi wakif (pihak yang melakukan wakaf)
1.   Mengalirkan pahala jariyah
Para ulama sepakat bahwa wakaf adalah salah satu bentuk amal jariyah. Dalam sebuah hadits, umat diingatkan tentang pentingnya beramal jariyah.
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih”
(HR. Muslim no. 1631)
 2.   Mendorong etos kerja muslim
Etos kerja muslim adalah itqan dan ihsan. Bersungguh-sungguh dan dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Bagi muslim yang taat, ia akan selalu teringat bahwa Allah hanya menyukai yang “bersih” termasuk asal muasal harta yang diperoleh untuk menghidupi keluarga dan segala infaq, sedekah dan wakaf sehingga akan selalu berupaya mencari nafkah di jalan yang baik dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
3.   Meletakkan dunia di tangan, bukan di hati
Seseorang yang terbiasa memberikan hartanya untuk kepentingan umat akan termotivasi untuk hidup zuhud, tidak materialistis dan bergaya hedonis. Sehingga hatinya merasa lebih tenteram sebab duniawi hanya diletakkan di tangan, tidak memenuhi sanubari.

Bagaimana syarat dan pengelolaan harta wakaf? Menurut bimasislam.kemenag.go.id rambu penting dalam perwakafan adalah harta benda wakaf tidak boleh dijual, dihibahkan, diwariskan, dijadikan jaminan pinjaman bank, disita, ditukar atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya. Harta benda wakaf pada prinsipnya harus memberi manfaat sesuai dengan peruntukannya untuk kemaslahatan umat dan masyarakat umumnya.

Dari penjelasan tersebut, manfaat wakaf bagi masyarakat luas sangat jelas yaitu:

1.   Membuka ruang bagi umat untuk memperoleh fasilitas dan sumber pendanaan operasional yang jelas dan insya Allah halal.
Fasilitas umum bagi umat yang berhak beroperasi atas dana wakaf adalah yang sesuai dengan syariah, bisa berupa masjid, musholla, Tempat Pengajaran Al Qu’ran, pondok pesantren, madrasah bahkan fasilitas umum seperti fasilitas pengairan yang berfungsi untuk berwudhu dan bersuci di tempat-tempat yang membutuhkan.
2.   Menjaga wibawa umat
Sering melihat kotak-kotak amal di jalan raya di sekitar area pembangunan masjid dan permohonan bantuan kepada pengendara sehingga menyebabkan perjalanan terhambat? Fenomena ini sangat memprihatinkan. Sekilas tampak tidak berbeda dengan peminta-minta. Andai semakin banyak umat yang tergerak mewakafkan hartanya mungkin renovasi atau pembangunan masjid tidak perlu membuka donasi di jalan-jalan raya.
3.   Menjembatani kesenjangan sosial
Bayangkan jika di suatu daerah minus, tidak memiliki masjid padahal mayoritas penduduknya adalah muslim. Jika dana wakaf yang dikelola secara nasional membantu terwujudnya pendirian masjid di daerah tersebut maka tidak terjadi kesenjangan sosial dan umat mendapatkan fasilitas yang dibutuhkan
4.   Menumbuhkan jiwa sosial
Berwakaf menyadarkan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini. Bahkan harta benda tidak dibawa mati. Hal ini membantu menumbuhkan jiwa sosial bagi wakif maupun orang lain yang terinspirasi dengan besarnya manfaat wakaf bagi masyarakat.
5.   Mendorong perkembangan dunia ilmu dan pengetahuan
Andai seluruh dana pembangunan sekolah dan madrasah menanti  dari APBN yang dicanangkan pemerintah, mungkin masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak terserap di dunia pendidikan. Sebab alokasi dana APBN untuk pendidikan hanya sekitar 20 persen.

Suasana di sekitar asrama santri PMDG, dokpri

Manfaat Wakaf Dalam dunia Pendidikan.

Fungsi wakaf bagi dunia pendidikan sangat besar manfaatnya. Contoh paling nyata telah diteladankan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor. Mengingat terbatasnya bantuan pemerintah untuk dunia pendidikan, terutama bagi pondok pesantren, maka wakaf merupakan instrumen paling utama bagi umat untuk menyelenggarakan pendidikan yang layak bagi generasi harapan bangsa.
Dalam dunia pendidikan peran nyata wakaf antara lain:
1.   Menjaga marwah pendidikan
Dulu saya menyaksikan santri – santri dari salah pondok pesantren di luar kota menjajakan produk pondok dari rumah ke rumah di sekitar kediaman kami. Produk yang ditawarkan berupa kalender, keripik pisang, hasil kerajinan, aneka camilan yang dibubuhi cap atau dikemas dengan menonjolkan nama pondok pesantren dengan tujuan mendapatkan pendanaan. Sedih karena bisa saja para santri tersebut mungkin kehilangan sebagian waktu belajarnya sebab harus turut bekerja mencari sumber dana bagi pesantrennya. Andai dana wakaf mengalir secara proporsional mungkin pondok pesantren atau madrasah tetap mampu beraktivitas dan tetap menjaga marwah tanpa harus menggali simpati dari rumah ke rumah.
Suasana di PMDG menjelang musim ujian akhir
2.   Pemerataan pendidikan
Mengingat keterbatasan anggaran pendidikan dari pemerintah, ada kemungkinan di beberapa daerah masih kurang fasilitas sekolah. Sehingga tak jarang siswa harus menempuh perjalanan jauh menuju sekolah terdekat. Jika sumber dana wakaf nasional semakin lancar, maka tidak menutup kemungkinan keterbatasan sekolah dapat diatasi dengan pendirian sekolah, madrasah dan pondok pesantren di daerah-daerah terpencil. Lengkap dengan bantuan beasiswa bagi siswa yang tidak mampu.
3.   Menghasilkan generasi berbekal iman dan iptek
Pendirian madrasah dan pondok pesantren dari dana wakaf akan menghasilkan generasi yang tangguh, cakap, berbekal iman dan ilmu pengetahuan. Generasi yang berkualitas adalah tunas, harapan bagi bangsa dan negara meraih masa-masa keemasan. KH Idham Chalid, KH Hasyim Muzadi, Ustadz Mafthuh Basyuni, KH. Din Syamsuddin dan puluhan bahkan ratusan tokoh-tokoh terkemuka di Indonesia adalah hasil didikan PMDG dengan peran wakaf yang tak bisa diabaikan di dalam proses pendidikannya.

Manfaat Wakaf Dalam Membangun Sosial dan Ekonomi

      Wakaf juga berperan dalam membangun kondisi sosial ekonomi masyarakat umum. Sesuai perkembangan zaman terjadi pergeseran obyek wakaf, dari obyek tidak bergerak berupa tanah dan bangunan menjadi wakaf produktif. Tanah dan dana wakaf bisa dimanfaatkan untuk membangun perusahaan, pabrik, industri dan perbankan yang dikelola sesuai syariah sehingga menumbuhkan dampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Fungsi wakaf dalam membangun sosial ekonomi adalah:

1.   Membuka lapangan kerja
Salah satu masalah bagi negara dengan tingginya angka kepadatan penduduk adalah tersedianya lapangan kerja. Terbukanya lapangan kerja dari unit-unit usaha syariah yang dibangun dengan dana wakaf membantu mengurangi permasalahan demografi.
2.   Mengurangi ketimpangan kesejahteraan
Kemiskinan harus dientaskan, bukan orang miskin dilenyapkan. Wakaf yang mampu membangun kondisi ekonomi lebih baik mampu mengurangi kesenjangan sosial
3.   Menekan angka kriminalitas
Kefakiran dekat pada kekufuran. Semakin baik kondisi perekonomian pada umumnya membantu mengurangi tingkat kriminalitas seperti pencopetan, penjambretan, pencurian, perampokan yang dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup karena tidak memiliki pekerjaan tetap.



Manfaat Wakaf Dalam Dunia Kesehatan
 Tanah dan dana wakaf juga bisa dikelola untuk membantu masyarakat terpenuhi kebutuhan untuk kesehatan sesuai syariah. Pembangunan rumah sakit, rumah sakit bersalin sesuai syariah, pabrik obat yang dipastikan kehalalan produknya hingga fasilitas-fasilitas kesehatan lain bisa dibantu oleh pengelolaan wakaf. Pemanfaatan wakaf di dunia kesehatan ini membawa manfaat;
1.   Pemerataan fasilitas kesehatan
Di desa-desa terpencil, seringkali kebutuhan masyarakat akan tindakan medis kurang dipenuhi sehingga untuk berobat atau melahirkan, pasien dan ibu hamil harus dilarikan ke lokasi yang jauh dari domisili. Pembangunan rumah sakit dari dana wakaf membantu masyarakat mendapatkan pengobatan yang layak.
2.   Pengobatan sesuai syariah
Pernah beberapa kali terjadi kasus ditariknya obat yang telah diproduksi massal karena mengandung zat yang diharamkan. Dengan pendirian pabrik farmasi sesuai syariah akan membantu umat memperoleh pengobatan sesuai syariah
3.   Memotivasi lahirnya cendekiawan dan ilmuwan muslim
Beberapa abad lalu, siapa yang tidak kenal Ibnu Sina, sosok yang sangat besar jasanya di dunia medis. Pemanfaatan dana wakaf untuk dunia kesehatan diharapkan bisa memotivasi lahirnya ahli-ahli medis, cendekiawan dan ilmuwan muslim yang membantu umat Islam meraih kembali zaman keemasannya.

Kendala Pemanfaatan Dana Wakaf dan Solusinya

 

Jika dikelola dengan profesional, dana dan tanah wakaf bisa lebih berperan dalam kehidupan masyarakat. Sayangnya pengelolaan wakaf di Indonesia belum maksimal.
Beberapa kendala yang muncul di masyarakat adalah:

1.   Belum familiarnya wakaf produktif
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih terikat pada pemikiran bahwa wakaf harus berupa obyek tidak bergerak seperti tanah atau bangunan sehingga memerlukan dana besar. Padahal wakaf bisa diamalkan sesuai dengan kemampuan  finansial sehingga menjadi wakaf produktif.
sumber bimasislam.kemenag.go.id 
2.   Kurangnya sosialisasi mengenai badan wakaf nasional
Selama ini masyarakat mengenal wakaf dari lembaga-lembaga sosial atau filantropi. Sehingga sebagian beranggapan jika bukan donatur tetap tidak bisa berpartisipasi dalam wakaf. Padahal wakaf sebenarnya telah dikelola secara nasional melalui Badan Wakaf Indonesia

3.   Kekhawatiran dana wakaf tidak dikelola secara professional
Kasus penggelapan setoran pajak bisa menjadi pemicu pikiran negatif bahwa dana wakaf produktif akan mengalami nasib yang sama.

Solusi dari permasalahan ini adalah:
1.   Pemerintah harus lebih mensosialisasikan wakaf produktif melalui berbagai cara: seminar dengan mengundang perwakilan majelis taklim atau dewan takmir masjid, talkshow di kampus-kampus, pemanfaatan media sosial dan blog serta media massa
2.   Sosialisasi mudahnya menyetorkan dana wakaf produktif
Pada umumnya calon wakif  bisa datang ke LKS PWU (Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang). Sekarang ada 17 LKS PWU, yakni bank-bank syariah yang ada di Tanah Air. Untuk mempermudah umat mungkin di kemudian hari bisa dikembangkan fasilitas auto debet atau kunjungan CSO bank ke rumah/tempat kerja sebagai fasilitas jemput bola penyerapan dana wakaf.
sumber: IG @literasizakatwakaf

3.   Perlu adanya transparansi dan pengawasan ketat dengan peran serta masyarakat
Umat berhak mengetahui perkembangan dana wakaf yang terkumpul. Pengawasan melekat dari lembaga independen dan transparansi pengelolaan dana wakaf akan membantu mengurangi kecemasan umat dan memastikan dana wakaf produktif tersalurkan secara tepat.


       Wakaf merupakan salah satu kekuatan ekonomi kaum muslimin sejak dari zaman Nabi. Wakaf adalah kebaikan yang mengalir sepanjang zaman. Jika tata cara wakaf disosialisasikan secara cermat dan dana wakaf dikelola secara tepat maka berbagai permasalahan di dunia pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan dapat teratasi. Kita bisa memulai dan memotivasi untuk menyiapkan dana wakaf dari diri sendiri.

Daftar pustaka:
1.https://www.gontor.ac.id
2.https://republika.co.id
3.https://bimasislam.kemenag.go.id/
4.https://www.bwi.go.id/
5.https://www.researchgate.net/
6. Instagram : @literasizakatwakaf
7. Buku : Gontor Menerobos Mitos







Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.