catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Merekalah yang Berhak Menerima Zakat

 

"wa aqimus-salata wa atuz-zakata” yang artinya dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat, beberapa kali bisa kita temukan dalam Al Quran. Indahnya Islam, tidak hanya mewajibkan menyembah Alah dengan ritual, tetapi juga mengingatkan pentingnya berperan sebagai makhluk sosial

Jika mendirikan sholat adalah kewajiban yang langsung berhadapan dengan Allah. Maka mengeluarkan zakat adalah kewajiban yang terkait dengan sesama manusia, terutama yang membutuhkan bantuan harta untuk melanjutkan kehidupannya. Artinya, Islam menekankan agar manusia hidup di dunia harus menempatkan diri sebagai makhluk individu yang beribadah menurut ritual menyembah Allah sekaligus juga menempatkan diri sebagai makhluk sosial yang peduli dan mengulurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan dengan cara menyalurkan zakat.

Zakat tidak diberikan ke sembarang orang. Hanya delapan asnaf/golongan yang disebutkan dalam surat At-Taubah:60

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana” 

Delapan asnaf (golongan) tersebut adalah:

1. Fakir adalah kelompok orang yang tidak mampu bekerja memenuhi kebutuhan pokoknya 

2. Miskin adalah kelompok orang yang telah berupaya, bekerja, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya tetapi tidak mampu mencukup tak kunjung mencapai standar kelayakan hidup.

3.    Pengurus zakat (amil) adalah orang-orang yang berperan dalam proses mengumpulkan zakat baik langsung maupun tidak langsung. Termasuk di dalamnya para pegawai LAZNAS baik yang bekerja sebagai pemungut atau pengumpul zakat maupun yang bekerja di belakang meja (administratif)

4.    Mualaf adalah orang yang baru memeluk agama Islam. Sebagian ulama menafsirkannya sebagai orang yang telah menunjukkan ketertarikan memeluk agama Islam dan perlu diyakinkan, diikat dengan pemberian zakat karena kondisi finansialnya

5.   Budak. Sebab kini tidak ada lagi perbudakan, sebagian ulama menafsirkan budak di zaman sekarang adalah orang-orang yang menjadi tawanan dan bisa dibebaskan dengan tebusan yang berasal dari dana zakat.

6.   Orang yang berhutang (gharim) yang disebut dalam At-Taubah:60 adalah orang yang berhutang kemudian mengalami kesulitan melunasi hutangnya karena kondisi finansial yang sangat memprihatinkan. termasuk di dalamnya orang yang terjebak hutang pada rentenir. atau orang yang dahulunya mampu kemudian jatuh miskin dan terjebak hutang

7.    Fisabililah sebagai salah satu pihak yang berhak menerima zakat adalah para pejuang di jalan Allah, termasuk di dalamnya guru-guru agama, daí, ustadz, guru mengaji yang hidup dalam kekurangan.

8. Ibnu sabil disebutkan juga berhak menerima zakat. Ibnu sabil adalah orang-orang yang sedang dalam perjalanan untuk sebuah kepentingan dalam kebaikan kemudian kehabisan bekal karena dirampok, kecurian atau hal lain yang tak bisa diprediksi sebelumnya. 


Dan yang perlu diperhatikan, adalah mengutamakan memberikan zakat kepada orang-orang terdekat yang berhak menerima zakat. Tentu bukan mereka yang berada dalam tanggung jawab kita untuk memberi nafkah. Misalnya anak kepada orang tua, bukanlah zakat tetapi kewajiban anak sebagai bentuk bakti. Zakat boleh diberikan kepada kerabat, tetangga, keluarga jauh untuk membantu mereka keluar dari kesulitan.

Share:

Tips Mengelola Uang Kaget

 

Pemberitaan tentang warga Sumurgenung, Jenu, Tuban yang ketiban rezeki nomplok berupa uang ganti rugi milaran rupiah masih terngiang sampai sekarang. Buat apa aja nih duit miliaran rupiah.

Yang ramai diberitakan sih mereka pada rame-rame beli mobil. Ya ngga apa-apa toh kalau memang kebutuhan. Tapi, kalau saya, misalnya dapat rezeki nomplok uang miliaran seperti itu pasti ya…beli mobil juga karena memang belum punya hehehe…

Eh nggak kali ini serius pengen merinci mo ngapain aja kalau dapat hadiah duit miliaran rupiah. Begini nih:

1.  Daftar Haji Khusus

Karena haji wajib bagi muslim yang mampu. Sedangkan sampai usia 40an kami tak kunjung mampu membayar ONH, maka insyaAllah pasti, kami langsung daftar haji khusus Furoda (non kuota). Khawatirnya nggak sampai umur kalau nunggu haji regular atau ONH Plus. Padahal uang lebih dari cukup untuk berangkat (ya kan lagi berandai-andai dapat uang miliaran rupiah)

2.  Cek kewajiban zakat

Tempo hari di taklim kajian fiqih membahas kewajiban membayar zakat harta. Nah kalau perdagangan ada zakat khususnya kan, asal sudah sampai nisab bayar zakatnya ngga perlu nunggu masa 1 tahun seperti harta benda. Kalau ragu konsultasi lagi deh sama ustadz yang menekuni fiqih. Khawatirnya ada hak orang miskin dari uang kaget karena hasil penjualan aset yang tak pernah diduga sebelumnya'



3.  Beli mobil

Kami belum punya mobil. Padahal butuh buat jenguk santri atau silaturahim dengan keluarga di luar kota. Pengennya beli mobil yang sekalian bisa dipakai berdagang keliling. Ga perlu yang mewah dan mahal. Mobil sejuta umat yang ituloh, you knowlah udah cukup. Asal bisa buat keluarga sekaligus buat berniaga

4.  Dana Pendidikan

Selama ini kami nggak menyediakan dana pendidikan khusus buat anak-anak. Yang ada ngirit super luar biasa agar bisa bayar SPP dan biaya daftar ulang sekolah. Ya udah untuk jaga-jaga biaya sekolah dan kuliah mereka mending dibukain rekening khusus yang isinya harus utuh, ngga boleh diotak-atik, sejumlah perkiraan kebutuhan anak-anak hingga tuntas kuliah. Kalau perlu tabungan dana pendidikan ini ga usah ada ATMnya biar nggak tergoda buat narik.

5.  Investasi

Investasi bisa melalui reksa dana, beli properti atau emas. Tapi perlu dipertimbangkan, jika emas adalah investasi jangka panjang, jika ingin untung maka momen jualnya harus minimal lima tahun mendatang. Reksa dana, jika masih coba-coba mending beli unit dari risiko paling kecil yaitu pasar uang. Properti bisa beli tanah atau rumah. Tetapi perlu diingat lagi kewajiban bayar zakat malnya jika sudah mencapai nisab dan masa satu tahun. Serta pastikan propertinya nggak mubadzir, misalnya beli rumah untuk disewakan atau dibuat kamar kos-kostan. Tanah untuk dijadikan kebun. Sehingga produktif dan dari hasil usahanya bisa digunakan untuk membayar kewajiban zakat.



6.  Perwujudan bersyukur

Ini bisa dengan cara tasyakuran kecil-kecilan. Bagi-bagi hadiah ke kerabat. Santunan ke kaum dhuafa dan panti asuhan.

7.  Merintis usaha

Suami punya cita-cita buka bengkel atau toko sparepart. Saya punya mimpi punya kafe kecil yang dilengkapi taman bacaan. Kalau tiba-tiba dapat uang miliaran rupiah, berharap bisa menggunakannya untuk modal usaha.

8.  Dana darurat

Di kelas investasi yang pernah saya ikuti, dana darurat perlu disiapkan. Sebagai persiapan, jaga-jaga ada kejadian tak terduga dan hidup terbalik 180 derajat dari yang semula nyaman dan berkecukupan ..naudzubillah. Besarnya sekitar 6 bulan – 1 tahun biaya hidup sehari-hari.

 

Kira-kira kalau kalian diganjar uang kaget miliaran rupiah mo ngapain teman? Jangan lupa bersyukur ya, salah satunya dengan rajin dan khusyu mendirikan sholat. Jangan seperti Pak Ganjar di soal ujian yang sempat viral tempo hari hihihihi

Share:

Tiga Hal yang Tak Tergantikan Oleh Daring dan Önline

 

Beberapa hari belakangan saya sering merenung. Sekarang zaman udah bener-bener berubah dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Hampir semua hal dibantu, ditopang, dikerjakan dengan support jaringan internet. Apalagi di zaman pandemi begini. Bahkan sekolah dan kajian pun didominasi daring, pembelajaran jarak jauh. Eh gara-gara mantengin My Lecturer My Husband saya juga baru nyadar, bahkan nonton di bioskop pun rasanya udah nggak zaman. Di layanan streaming macam WeTV, Netflix, Iflix, HOOQ dan lainnya bermunculan film-film, series baru. Yang ga bakal ditemuin tayang di bioskop.

Apa sudah sedemikian tergantungnya kita sama internet ya?

Tapi, menurut saya nih ada hal-hal yang tak bisa tergantikan oleh kehadiran internet, betapapun kencang koneksinya, dan tak terbatas kuota.

Adalah :

1.    Roh dan jiwa pendidikan

Mendidik tak sama dengan mengajar. Berada dalam lingkungan sekolah, berinteraksi dengan teman, menyaksikan perilaku guru, bertukar pendapat dalam ruang diskusi adalah bagian dari pendidikan. Belajar secara daring berasa banget jiwanya kering. Biasanya anak saya sepulang sekolah suka cerita-cerita tentang hal-hal yang ditemui dalam perjalanan ke sekolah, tentang kejadian di sekolah. Dan ia bisa mendapat hikmah dari semua itu. Di zaman sekolah daring, si anak lebih suka berlama-lama tidur usai subuhan. Ngerjain tugas, laporan lalu kembali menekuni hapenya untuk instagraman, nge-game atau you-tube an. Arrgh. Kuota internet yang sebelum zaman pandemi UNL 7 GB bisa nyisa roll over, sekarang untuk bertahan hingga periode berikutnya masih harus dibantu tukar poin untuk gratis data. Padahal jiwa pendidikan yang seharusnya diterima anak di luar rumah malah nggak ada. Masih beruntung jika selama sekolah daring anak-anak ada yang memantau dan didampingi orang dewasa. Kalau bener-bener sendirian kira-kira ngapain aja coba.



2.    Keberkahan majelis ilmu

Dalam sebuah hadits diriwayatkan

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya”

(HR. Muslim no. 2699).

Betapa ya, pandemi ini memaksa kita mengurangi interaksi dan aktivitas yang mengumpulkan banyak orang, termasuk pengajian demi menekan tingkat dan potensi terjadinya penularan. Padahal keberkahan majelis ilmu rasanya tak bisa digantikan oleh pengajian online melalui zoom dan lainnya (eh tapi itu kan menurut saya. Yang penting kan niatnya Lillahi taála) Saya bersyukur, masih bisa melanjutkan kajian offline di masjid sebab pesertanya juga sangat sedikit dan bisa menjaga jarak.



3.    Kebersamaan

Nonton di bioskop rame-rame kayaknya asik ya (padahal saya udah lama banget ngga nonton di bioskop hahahah) Ya udah deh cari contoh lain, buka bersama kan asik ya..duh duh..jadi baper, kayaknya Ramadhan kali ini kagak ada lagi buka bersama, tarawih dan siraman rohani setiap bada Isya’ . Kurang seru ya kalau buka bersama di depan layar zoom, lalu mamerin menu buka puasanya masing-masing. Kagak bisa dicolek dan diicipin hahaha. Yang paling menyedihkan buat saya sih selama pandemi, pondok pesantren nggak membuka kunjungan. Sedih, padahal kunjungan walisantri saat menjenguk anaknya adalah momen kebersamaan yang jarang terjadi. Tapi nggak bisa dibayangkan juga jika selama pandemi pondo tetap terbuka. Kunjungan tiada henti dari seluruh penjuru negeri. Duh ya, bisa-bisa virus keluar masuk tiada hentinya. 


Tapi yah, memang tak ada pilihan. Hanya bisa berdoa agar kondisi pandemi ini bisa terkendali. Percayalah selalu ada hikmah di balik ujian dan musibah. There’s blessing in disguise kata orang sana.

Share:

Ciri Akun IG Olshop Penipu

Sudah beberapa kali saya membaca curhatan teman-teman dunia maya yang tertipu akun IG Olshop palsu di Instagram. Zaman serba online dan digital, ditambah kondisi pandemi yang kita merasa lebih aman untuk berbelanja secara online, jadilah olshop dan marketplace makin ngehits. Sayangnya ada pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dan mengambil kesempatan untuk menipu konsumen yang lebih memilih belanja online daripada harus datang ke mall dan toko. Si konsumen sudah transfer pembayaran, eh akun WA penjual yang dihubungi tiba-tiba menghilang, akun IG Olshopnya jug ngga bisa dihubungi lagi. Atau sudah transfer sejumlah uang, disuruh transfer lagi dengan alasan tidak terdeteksi. 

Dari sebuah thread tentang curhat teman FB yang merasa tertipu ketika berbelanja online, ada beberapa komen yang mencerahkan, membantu kita mengenali ciri akun IG Olshop abal-abal. Berikut adalah ciri utamanya:

1. Ganti nama beberapa kali

Meski tak selalu bisa dipastikan sebagai acuan, gonta-ganti nama akun adalah salah satu faktor yang menandai akun ini cenderung digunakan untuk menipu. Bisa aja sih ganti nama karena jual beli akun (biasanya kalau follower udah puluhan atau ratusan ribu, sering dijual ke orang lain) Pembelinya bisa seller beneran yang ogah membangun brand IG dari nol, tetapi bisa juga yang memanfaatkannya untuk menipu konsumen. Cara cek fitur ini adalah dengan langkah berikut : Klik "tentang akun ini" yang muncul ketika kita meng-klik tiga titik di samping nama akun. Dari fitur ini akan muncul sejarah ganti nama akun sudah berapa kali. Namun ada juga akun penipu yang mematikan fitur ini. Kalau udah gini pasang alarm waspada aja, sebab artinya si penjual memang tak ingin ditracing dan tracking.



2. Kolom komentar di postingan dimatikan

Jualan di IG tapi kolom komentar post IG dimatikan, aneh dong. Tujuannya pasti biar nggak dikomenin negatif dari yang pernah tertipu, atau yang berteman dengan orang yang pernah tertipu akun tersebut.

3. Menawarkan diskon tak masuk akal.

Sebelum berniat transaksi, ada baiknya cek ricek harga pasaran dari produk yang ditawarkan. Misal smartphone baru yang biasa dijual seharga 5 juta, tapi ada akun IG olshop yang berani jual separuh harga, nah apa ya masuk akal?



Gimana caranya biar ngga tertipu ketika berbelanja online?

Mungkin lebih aman jika belanja online adalah melalui marketplace. Pihak penjual baru bisa menarik uang jika pembeli sudah mengkonfirmasi telah menerima barang dan tidak ada komplain. Dan ada pembatasan bahwa setelah waktu yang disepakati, meski tidak ada konfirmasi dari pembeli artinya transaksi tersebut tidak bermasalah.

Atau pertimbangkan testimoni dan pengalaman dari orang yang pernah bertransaksi online melalui akun IG tertentu. Lebih bagus dan aman jika rekomendasinya datang dari sosok yang kita kenal.

Atau bisa juga dengan perjanjian membayar sejumlah uang muka dan dilunasi ketika bukti resi pengiriman atau barang pesanan telah diterima oleh pembeli. 

Dan ada juga yang menyarankan untuk cross cek nomor WA olshop yang biasa tertulis di info akun IGnya menggunakan aplikasi get contact. Jika nomor WA tersebut pernah digunakan untuk menipu dan ada yang melaporkan maka akan muncul informasinya di aplikasi tersebut.

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.