catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Seberapa Penting Peringatan Hari Blogger Nasional?

Sudahkah anda ngeblog hari ini? Apa alasan anda ngeblog hingga kini? Saya memposting artikel ini sekedar memeriahkan Hari Blogger Nasional. Suka tidak suka, diakui atau tidak saya memiliki laman maya www.braveandbehave.blogspot.co.id untuk dijenguk dan diharapkan menjadi ladang pahala dari berbagi cerita, serta ladang rezeki dari berlomba.

Tanggal 27 Oktober beranda facebook saya bertaburan ucapan “Selamat Hari Blogger Nasional” Rekan-rekan blogger saling berbagi link artikel atau sekedar posting status tentang blogging. Sejak tahun 2007, sehari sebelum peringatan Sumpah Pemuda ini dicanangkan sebagai Hari Blogger Nasional oleh Prof.Dr.Ir Muhammad Nuh (yang saat itu menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika RI) di acara pembukaan Pesta Blogger yang kemudian berubah nama menjadi event On Off Indonesia (OnOffID). 

Mungkin bagi sebagian orang penetapan hari khusus untuk mengakui eksistensi blogger di Indonesia tidaklah terlalu penting. Namun bagi sebagian lagi penetapan dan pengakuan tersebut merupakan penghargaan atas kinerja, keberadaan dan sumbangsih blogger secara umum. Nah saya sendiri termasuk yang mana? Eksistensi saya sebagai pemilik dan penulis di blog ini seringkali nggak diakui loh. Beneran! Meski saya sudah ngeblog sejak tahun 2011 di Kompasiana lalu 2012 di blog www.braveandbehave.blogspot.co.id bagi sebagian orang ternyata saya bukan tergolong blogger. Padahal saya mengartikan blogger ya sebagai pemilik blog yang rajin memposting tulisan karya sendiri. Kalau pemilik blog tapi artikelnya hasil karya orang lain dengan membayar sejumlah fee tertentu bolehlah disebut investor hehe. 

Mengapa saya menulis demikian sebab pernah suatu hari saya mengutarakan alasan saya untuk belum memilih TLD karena saya khawatir nantinya saya yang gaptek ini sibuk utak atik blog saat penyesuaian migrasi, lalu sibuk memikirkan alexa ramping, DA/PA sesuai trend dan sebagainya dan sebagainya. Lalu saya pun kehabisan waktu untuk tetek bengek hidup saya yang lain termasuk ibadah. Jujur saya menulis itu karena kekhawatiran saya sendiri sebab tanpa TLD pun saya sering keasyikan di depan laptop lalu tiba-tiba pekerjaan rumah tak mendapatkan porsi layak. Percaya nggak sih saya itu juga pengen nampangin Google Adsense di sini tapi pernah daftar sekali lalu bingung setelah terima email dari Google ini blog mo diapain mana kuota internet juga lagi ngos-ngosan dan akhirnya berakhir dengan penolakan Hahaha. Eh tak dinyana postingan di FB itu mendapat serangan bertubi-tubi dari para seleb blog, Yang katanya saya ini riya' ibadah lah, yang katanya postingan tersebut menyerang bloggerlah (artinya saya tidak diakui sebagai blogger bukan?) maka ...ya sudahlah hanya Allah yang bisa memahami isi hati, saya juga tidak memaksa untuk diakui sebagai blogger hehehe. Kejadian tersebut mengajarkan saya untuk berhati-hati di dunia maya. Ada hal-hal yang seharusnya disimpan sendiri dan tak perlu diungkap di dunia maya. Adakala tulisan kita mungkin menyinggung perasaan orang lain padahal kita tak bermaksud demikian. Kadang menulis pun perlu kajian lebih mendalam (nah ini nanti ada kaitannya dengan penting atau tidak penting peringatan Hari Blogger Nasional)


Mereka yang bahagia dengan penyematan Hari Blogger Nasional mungkin merasa bahwa eksistensinya mulai mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Blogger telah diakui sebagai profesi seperti halnya guru, nelayan, petani, karyawan. Saya masih ingat guyonan teman-teman blogger senior yang disangka memelihara tuyul. Tidak pernah terlihat “bekerja” di luar rumah tetapi bisa beli motor, mobil bahkan rumah baru. Padahal meski tampak duduk diam di rumah mereka serius menghadap laptop mengais rezeki dari google adsense dan periklanan dunia maya lainnya, rajin menulis job review atau posting artikel-artikel content placement. Tak ketinggalan pula para blogger yang rela berbagi berbagai informasi mulai dari resep dan trik memasak hingga bahan-bahan dan ilmu tentang Home Schooling. Seolah blogger-blogger tersebut berkarya dalam diam namun manfaatnya dirasakan banyak orang. Saya pernah nonton film yang dalam salah satu scene menampilkan sosok blogger. Di Amrik sono blogger digambarkan sebagai sosok yang benar-benar mengejar berita dan mengulas berdasarkan fakta. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa si blogger mempertanyakan kebijakan pemerintah yang dianggap menutupi fakta dari wabah penyakit yang sedang melanda. (Duh lalu saya bertanya pada diri: blogger macam apa aku ini jika tak mampu untuk berbagi?)

Blogger kini telah menjadi bagian profesi. Saya sempat membaca kisah blogger-blogger top yang memilih mengundurkan diri dari posisi karyawan dan fokus di dunia blogging. Satu artikel review kuliner di restoran-restoran ternama yang diposting di blog mereka bertarif jutaan rupiah. Angka yang fantastis bagi mereka yang terbiasa mengandalkan gaji. Bayangkan jika dalam satu bulan ia mendapatkan job review dari tiga restoran saja. Makan gratis, duduk manis di depan laptop sambil ngeblog dan menerima fee bernominal fantastis. Terus terang kisah blogger ini menjadi salah satu motivasi saya untuk terjun ke dunia blogging. Perihal nama blog saya ini, dulunya saya mikir asal saja : pengen ngeblog dengan berani menulis kebenaran tapi tetap santun dalam menyampaikan. Jadilah nama blog yang saya pilih asal Nginggris: braveandbehave. Kalaulah ternyata saya yang sok Nginggris ini salah, lalu blog saya melenceng dari niatan semula mohon dimaafkanlah yaaa >_<

Mereka yang merasa biasa saja dengan penetapan Hari Blogger Nasional mungkin adalah mereka yang tak terlalu peduli dengan seremoni. Dah yang penting menulis, ngeblog dan konsisten dengan sarana berbagi sekaligus mengais rezeki. Atau bisa juga karena ngeblognya karena suka-suka sekalian ikutan lomba (seperti saya). “Elo mau ngakuin gw blogger apa bukan, kagak ngaruh yang penting gw kagak ganggu elo dan elo asik aja ama kerjaan gw” Ada atau tidak Hari Blogger Nasional toh tetap wajib bayar pajak, tagihan-tagihan juga dibayar sendiri, nggak ada yang ngasih fasilitas koneksi internet free kecuali bisa numpang Wi-Fi. Begitu mungkin yang ada di dalam benak blogger yang tak terlalu mementingkan seremoni. Coba kalau di Hari Blogger Nasional bisa bebas internetan tanpa bayar ya hahaha.

Seberapa penting pengakuan terhadap aktivitas blogging? Bagi saya sendiri yang sering tidak diakui sebagai blogger (eh kok perasa banget, tapi sesuai kisah nyata tersebut di atas) penetapan hari khusus itu antara penting dan tidak penting. Penting, karena penetapan Hari Blogger Nasional tersebut merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat bahwa ada profesi Blogger di tengah kehidupan. Yaa kasarnya biar nggak dikira memelihara tuyul jika berdiam di rumah tapi tetap dapat penghasilan. Pentinglah untuk menghormati keputusan tidak menjadi karyawan dan tetap mendapatkan penghasilan meski lebih banyak waktu di rumah untuk dihabiskan di depan laptop kesayangan. Namun penetapan Hari Blogger Nasional tersebut menjadi tidak penting jika eksistensi sebagai blogger tak banyak memberikan sumbangsih bagi masyarakat, minimal bagi keluarga. Ngeblog kalau isi blognya melulu curhat karena nggak punya duit atau lagi BT sama tetangga or pasangan hidup, ngeblog yang isinya menghujat, sinis atau apriori tanpa solusi rasanya kok tidak menyumbang dampak positif. Kecuali curhatnya itu bisa menimbulkan rasa syukur bagi para pembaca, hujatan dan kritikan disertai argumentasi dan solusi mungkin yang membaca pun merasakan manfaatnya. Nah lo saya jadi mikir jangan-jangan blog saya ini pun tergolong yang tidak memberikan manfaat hahaha.

Penetapan Hari Blogger Nasional juga menjadi tak penting manakala informasi yang ditulis dalam blog hanya berdasarkan asumsi dan tidak sesuai dengan fakta. Sedikit bercerita, salah satu contohnya adalah kritik terbuka bagi blogger di sebuah acara talk show. Saya pernah mengikuti gathering blogger dan OJK. Pembicara dari OJK sempat mengkritik bahwa informasi yang ditulis blogger acapkali kurang akurat. Misalnya masih menganggap Bank Indonesia mengawasi kebijakan finansial dari lembaga-lembaga perbankan padahal tugas itu telah diambil alih OJK. Parahnya pernyataan yang salah tersebut dijadikan salah satu bahan menulis skripsi atau tugas mahasiswa. Informasi yang salah malah kemudian meluas dan berpengaruh terhadap opini masyarakat dan dunia pendidikan. Hmm kritikan ini sebuah catatan penting bagi saya, menulis di blog sama halnya dengan menulis buku. Berbagai lapisan masyarakat bisa membaca tulisan kita maka hendaknya berhati-hati dan jika perlu harus melakukan kajian, survey, penelitian yang komprehensif sebelum memposting sebuah artikel.

Nah saya juga pernah baca komentar begini “blog kok isinya iklan melulu” Buat saya pribadi nggak masalah sih mau blog itu isinya job review, lomba, iklan titipan dan semacam pemanfaatan lahan investasi lainnya atau murni berisi curhat, ladang pemaparan opini dan aneka tips dan pengetahuan sebagai sarana berbagi. Asal bahasanya mengalir, membawa “sesuatu” pesan yang bisa saya dapatkan maka blog tersebut sudah bermanfaat dan menyenangkan banget. Kalaupun ngiklan tapi disampaikan dengan bahasa marketing soft selling pasti yang membaca pun tak akan bosan. Alasan ngeblog setiap orang tidaklah sama. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk saling menghargai satu sama lainnya.

Satu hal lagi tentang dunia blogging, diakui atau tidak belakangan ini blogger sedang naik daun. Program pemerintah, launching produk atau event tertentu tidak hanya melibatkan awak media massa dari tabloid dan koran ternama. Blogger pun mendapat kesempatan yang sama. Promosi tidak hanya dilakukan lewat iklan majalah dan televisi tetapi dunia blog juga turut mencicipi. Mau ngeblog rame-rame atau blog sendiri. Entah itu blog gratisan TLD. Ada atau tidaknya penghargaan dari masyarakat terhadap eksistensinya, semoga para blogger bisa konsisten berbagi dan memberikan pencerahan lewat tulisan berdasarkan fakta sebagai karya nyata. Rasanya tak perlu lagi berdebat harusnya begini atau begitu untuk menjadi blogger yang baik. Bukankah di akherat nanti (bagi yang percaya) yang diperhitungkan adalah amal dan dosa, bukan blogger seperti apakah anda? 

Meski eksistensi saya sebagai blogger antara ada dan tiada izinkan saya ucapkan Selamat Hari Blogger Nasional kawan!.
Share:

Benarkah Media Sosial Menggambarkan Kepribadian?

    Suka ngeblog atau main-main di media sosial lainnya? Zaman serba online begini bejibun pilihan untuk terkoneksi dengan sanak kerabat dan sahabat. Aplikasi chatting nggak cuma YM atau GM. Ada We Chat, Kakao Talk, FB Messenger dan banyak lagi. Mau curhat-curhat? ngga cuma bisa dilakukan di blog platform blogspot, wordpress dan domain lainnya. Posting via facebook baik berupa status atau notes bisa dilakukan kapan saja asal ada akses internet baik berhitung kuota data, abonemen atau cari gratisan numpang wifi tetangga hehehe. Tak terasa internet telah menjadi bagian dari perkembangan zaman.

      Semakin mendesak kebutuhan akan internet maka berkomunikasi, mengabarkan sebuah berita pun tidak hanya dilakukan dengan bertatap mata atau melalui radio dan televisi saja, melainkan juga memanfaatkan teknologi dunia maya. Surat menyurat melalui pos sudah jarang dilakukan. Lebih mudah, cepat, efisien melalui media maya. Buku harian berkunci gembok tak lagi menarik mengisi dunia remaja (saya pernah punya lo tapi lupa disimpan dimana hihi) sebab kini ada blog dalam berbagai platform, foto-foto koleksi pun bisa dishare lebih luas melalui akun instagram. Mau sekedar ngobrol bareng teman lama, ada facebook yang mengkoneksikan banyak kenalan. Lebih suka komunikasi ringkat, padat, berisi bisa pilih twitter. Atau lebih suka menarik perhatian dengan video? upload gaya keseharian anda via youtube
Seperti halnya gambaran kepribadian bisa diterawang (emangnya paranormal?) lewat warna kesukaan, ternyata oh ternyata disadari atau tidak pilihan media sosial favorit menggambarkan sosok kepribadian kita seperti apa. Ah bener nggak sih model media sosial berpengaruh terhadap kepribadian kita? Artikel ini sih sekedar hasil pengamatan dan pengalaman pribadi, cocok atau tidaknya terserah pribadi masing-masing pembaca.
1. Sosok Facebook
Mereka yang lebih memilih facebook sebagai media sosial utama adalah orang-orang yang senang menjalin pertemanan baik dengan kenalan baru maupun teman lama. Pengguna facebook di Indonesia masuk dalam lima besar pengguna terbesar di dunia. Cukup menggambarkan karakter orang Indonesia yang ramah, supel dan senang berteman. Mencari teman lama pun bisa dengan mudah menggunakan facebook. Munculnya berbagai grup dan saran pengajuan pertemanan adalah salah satu ciri khas facebook yang mengelompokkan pengguna berdasarkan hobi, kesamaan aktivitas atau tujuan berteman. Konyolnya facebook juga sering digunakan sebagai ring “baku hantam kata-kata” Misalnya nih kalau ingin larut dalam panasnya perang menjelang Pilpres atau Pilkada di Indonesia sering-sering aja tengok beranda facebooknya haha, ibaratnya telur diletakkan bisa matang karena beranda yang membara.
2. Sosok Twitter
Lebih suka menulis bait pusi, kata-kata mutiara padat berisi atau promo singkat tetapi bisa dilakukan sesering mungkin? Mungkin anda adalah sosok twitter. Mereka yang lebih memilih aktif di twitter biasanya lebih suka menumpahkan perasaan dalam kalimat efektif 140 karakter. Jika membutuhkan pemaparan maka cuitan ditulis berseri lengkap dengan nomor. Orang-orang yang aktif di twitter biasanya mampu bekerja dengan rapi dan efisien dalam menggunakan kata-kata.
3. Sosok Blog
Facebook dan twitter bikin pusing mending ngeblog aja lagi. mereka yang memilih ngeblog pribadi dan menghindari media sosial rame-rame biasanya membatasi pertemanan. Namun bukan juga orang yang introvert sebab biasanya blog pribadi menceritakan keluarga, pemikiran-pemikiran, opini, secuplik kisah kehidupan dengan konsekuensi dibaca banyak orang. Lebih suka ngeblog daripada membaca beranda facebook? Mungkin anda termasuk orang yang konsisten. Sebab fokus ngeblog membutuhkan komitmen khusus, termasuk membatasi diri berkomentar di media-media sosial. Mereka yang lebih suka ngeblog daripada aktif di media sosial rame-rame biasanya memiliki pemikiran luas. Menulis opininya membutuhkan ruang khusus yang bisa dengan mudah diakses dalam ruang atau folder tertentu. Maka blog sangat tepat sebagai tempat mencurahkan opini dan perasaan.
4. Sosok Instagram
Mereka yang lebih suka Instagram adalah mayoritas adalah orang-orang yang mencintai seni terutama fotografi. Instagram disukai sebab memiliki kelebihan menonjolkan visual gambar daripada tulisan. Membuka beranda facebook maka sederet posting berupa tulisan mirip surat kabar berhamburan, log in twitter dipenuhi cuitan pendek dan kadang banjir link. Beda lagi kalau masuk instagram, nggak mungkin posting tanpa gambar. Maka mata pun langsung menuju ke berbagai foto, gambar yang diupload sebagai fokus utama, baru kemudian menelisik captionnya. Mereka yang memiliki follower Instagram ribuan biasanya dikenal karena posting gambarnya yang khas, menekankan pada seni fotografi, panorama alam atau foto-foto artis. Tak jarang akun bernada dakwah agama memiliki banyak penggemar karena caption berupa kata mutiara dipadukan dengan gambar-gambar cantik dan artistik. Pssst tapi toko online pun membidik IG sebagai sarana promosi paling mutakhir dan efisien. Iya juga sih tampilan foto di IG lebih menarik daripada yang sekedar lewat di Facebook.

5. Sosok You Tube
Suka upload video via youtube? mungkin anda tergolong orang yang suka menarik perhatian. La yaa klo upload apa-apa di youtube kan maksudnya untuk menarik perhatian. Bisa karena ingin menampilkan bakat atau menarik minat para pencari bakat *Eh. Dan ada lagi sisi lainnya : pinter cari duit via internet. Bagi yang ahli mendatangkan duit via dunia maya pasti paham kalau banyaknya view di postingan youtube bisa mendatangkan uang. Bagaimana caranya? tanya sama yang ahli dehh hihi.
Nah berdasarkan kelima media sosial tersebut, kira-kira sosok manakah yang sesuai dengan gambaran kepribadian anda? Kalau saya sih suka Facebook, Twitter, Blog, Instagram .Loo kok? jangan-jangan tergolong berkepribadian ganda >_<
Share:

Tiga Tips Menggandakan Rezeki

Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi membuat saya garuk-garuk kepala. Beneran ada yang percaya uang bisa digandakan. Korbannya juga cukup banyak. Bagaimana nggak buanyaak lah wong janji-janji penggandaaan harta ini dimulai sjeka tahun 2006. Uniknya lagi itu padepokan bisa buka cabang hingga ke luar Probolinggo. Uhuk..Probolinggoooo ...kota tempat saya dibesarkan ini sekarang punya obyek pembicaraan baru selain gunung Bromo.
Weits kembali ke Dimas Kanjeng. Saya nggak habis pikir nih. Korban iming-iming penggandaan rezeki ini tidak hanya rakyat jelata yang tingkat pendidikannya rendah namun juga karyawan, guru hingga pejabat tinggi yang menyandang gelar bareng namanya. Lebih mengagetkan lagi praktek janji penggandaan uang ini tak hanya monopoli Dimas Kanjeng. Sebab belakangan terungkap berbagai kasus yang sama dengan kerugian korban mencapai miliaran rupiah dengan tokoh yang berbeda.

Mungkinkah ada pengaruh hipnotis? atau mungkin juga karena pemikiran cari gampangnya. Rakyat sudah suntuk dengan berhitung, mengencangkan ikat pinggang, menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran. Ketika datang iming-iming menggandakan uang maka logika pun musnah berganti gelap mata. Pikir mereka Toh bukan melakukan tindak pidana dengan korupsi, merampok atau mencuri.
Dinalar secara logika menggandakan uang adalah hal yang mustahil. Sebagai orang beriman tentunya paham bahwa sebaik-baik pemberi rezeki adalah Allah Subhana wa ta’ala.
“Dan sesungguhnya Allah adalah 
sebaik-baik pemberi rezeki” 
(QS:Al Hajj:58)
Padahal ada rahasia menggandakan rezeki yang tidak melanggar syariat atau norma adat. Berikut ini adalah cara-cara menggandakan rezeki tanpa menjadi korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi
1.   Bersedekah
Infaq dan sedekah adalah amalan yang dijanjikan Allah untuk mendapatkan imbalan berlipat ganda. Tak tanggung-tanggung dalam surat Al Baqarah ayat 245 “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah) maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepadaNya lah kamu dikembalikan”
Berapa banyak pelipatgandaan yang dijanjikan Allah?
   “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan ganjaran bagi siapa yang Dia dikehendaki. Dan Allah Maha Luas karuniaNya lagi Maha Mengetahui (QS Al Baqarah : 261)
Sssst Allah menjanjikan 700 kali lipat kebaikan dari setiap infaq sedekah yang kita lakukan.
2.   Bersilaturahim
“Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya diperpanjang maka hendaknya ia bersilaturahim” (HR. Bukhari)
Hikmah yang terkandung dari hadits ini menurut ulama adalah usia yang berkah sepanjang hayatnya. Umur yang diperpanjang diartikan sebagai banyaknya kebaikan yang dilakukan sepanjang umur sehingga barokah dan kemuliaan dunia akherat pun didapat. Sedangnya rezeki yang diperluas dapat diartikan sebagai banyaknya pertolongan dari sesama karena rajin bersilaturahim. Bisa jadi peluang bisnis, tawaran pekerjaan datang melalui perantara orang-orang yang kita datangi untuk niat bersilaturahim. Hmm betapa berlipatganda rezeki yang diperoleh dengan hanya menyambung tali persaudaraan.
3.   Mengoptimalkan modal
Rezeki bisa datang berlipat ganda lebih besar asalkan rajin berdoa dan berikhtiar. Salah satu bentuk ikhtiar adalah mengoptimalkan modal. Salah satu contoh adalah modal kemampuan menulis. Saya pernah mengalami keajaiban menggandakan rezeki. Suatu hari mengikuti kuis di twitter 15 menit menjelang penutupan. Alhamdulillah memenangkan sebuah buku anak-anak. Buku yang baru terbit tersebut memantik niat saya untuk belajar menulis resensi dan dikirim ke surat kabar nasional. Alhamdulillah percobaan pertama kali mengirim resensi berbuah manis. Resensi saya dimuat dan mendapatkan fee cukup lumayan. Pernah juga ikutan kuis menciptakan quote berhadiah buku. Eh tak lama kemudian si mbak penulis buku tersebut mengadakan lomba review bukunya. Alhamdulillah lah kok saya jadi juara pertama dapat cash pula. Menggandakan rezeki bisa juga dari bidang lainnya. Misalnya nih selain menulis saya juga sering ikutan kuis. Kalau menang hadiahnya lumayan. Seringnya berburu lomba yang hadiah voucher belanja. Nah voucher ini biasanya saya kumpulkan. Menunggu saat yang tepat untuk belanja bulanan, menanti diskonan serta modal untuk lomba berikutnya. Lomba resep, kontes foto atau menulis cerita kadangkala memerlukan bukti struk pembelian produk atau foto bersama produk yang diceritakan atau dikonteskan. Nah daripada keluar uang ekstra maka voucher belanja hadiah bisa dimanfaatkan untuk belanja produk. Namun perlu dicatat bahwa belajar menulis resensi dan memanfaatkan voucher belanja adalah bentuk ikhtiar menjemput dan menggandakan rezeki. Berhasil atau tidak hanya Allah yang berhak menentukan.

Itu "salah tiga" (bukan salah satu) cara menggandakan rezeki. Kalau mempercepat datangnya rezeki bisa dilakukan dengan berbagai ikhtiar. Antara lain menjaga ketepatan sholat lima waktu, memperbanyak istighfar, istiqomah sholat dhuha dan tahajjud dan merutinkan dzikir. Psst dzikirnya jangan cuma lisan tapi benar-benar dari dalam hati.


      Tak ada yang salah dengan harapan mendapatkan rezeki berlimpah. Namun perlu waspada agar tidak tergelincir mencoba jalan yang salah. Nggak ingin kan masuk tivi dan muncul sebagai korban kasus penggandaan rezeki. 
Share:

7 Keajaiban Rezeki

Rangkuman tentang materi pengajian ibu-ibu majelis taklim Masjid Al Ukhuwwah, 
Perum Permata Sukodono Raya, 22 Oktober 2016

Tema: 7 Keajaiban Rezeki
Pembicara: Ustadzad Dewi Ayuni, S.pd
·        Rezeki identik dengan harta padahal sebenarnya rezeki bisa berupa kesehatan, anak, pasangan hidup, saudara, kemudahan-kemudahan dalam urusan, teman yang baik.
·        Kekayaan dalam Islam tidak identik dengan kepemilikan namun segala sesuatu yang diinfaqkan di jalan Allah.
·        Ippho Santosa menyusun buku 7 Keajaiban Rezeki menekankan pada rezeki berupa materi. Bukan karena bersifat matre’ tetapi kekayaan berupa materi penting dalam Islam. Dengan kekayaan materi umat Islam bisa semakin kokoh sebab kefakiran dekat pada kekufuran. Sebab dengan kekayaan materi ibadah infaq dan sedekah, berqurban, umroh dan haji bisa lebih lancar dijalankan
·        Dalam Buku 7 Keajaiban Rezeki diulas tentang 7 Hal yang bisa mempercepat datangnya rezeki, yaitu:
1.  Sidik Jari Kemenangan
Sidik jari adalah identitas manusia yang paling spesifik, tidak ada sidik jari yang identik atau kembar. Untuk mencapai kemenangan setiap orang harus memiliki standard kemenangan yang berbeda. Setiap insan memiliki target pencapaian. Agar target tersebut tercapai tuliskan target dan impian itu sebagai pengingat dan penyemangat
2.  Sepasang Bidadari
Ippho mengumpamakan orang-orang tercinta dalam hidup kita sebagai bidadari. Bidadari pertama adalah orang tua terutama ibu. Bidadari kedua adalah pasangan hidup. Muliakanlah orang tua sebab keridhoaan Allah ada pada ridho orang tua. Bahagiakan pasangan agar kesuksesan dan rezeki datang lebih cepat. Jika posisi kita sebagai orang tua dan diuji dengan perilaku anak tetaplah ridho kepada sang anak dan mendoakan agar ia mendapatkan hidayah dan tumbuh menjadi anak sholeh/sholihah penyejuk mata. Mintalah selalu pasangan hidup kita untuk mendoakan. Doa yang baik dari pasangan suami istri adalah doa yang saling bersinergi, mendukung satu sama lain ibarat sayap burung kanan dan kiri untuk bisa terbang menuju ke langit tertinggi. Berdoalah dengan khusyu, sungguh-sungguh dan memahami arti dari doa dan tidak sekedar lesan saja. Doa yang khusyu akan mengkondisikan otak untuk memerintah anggota tubuh lain mewujudkan doa dan harapan.
3.  Golongan kanan
Secara garis besar dikenal dua jenis manusia berdasarkan peran dominan otak.
Manusia dominan otak kanan biasanya memiliki kelebihan luwes, imajinatif, implisit dan fokus secara afektif (menekankan keunggulan budi pekerti dan perilaku).
Manusia dominan otak kiri memiliki kelebihan matematis, bersikap realistis, eksplisit, self sentris dan dominan kognitif
Menurut pengamatan kesuksesan seseorang terwujud dari perpaduan 20% IQ dan 80% EQ. Maka Ippho menekankan untuk lebih mengutamakan perkembangan manusia untuk dominan pada otak kanan. Kemampuan EQ adalah kemampuan mengendalikan diri dan berinteraksi dengan sesama. Orang-orang dominan otak kanan biasanya adalah mereka yang taat beribadah, menjalankan syariat agama dan perintah Tuhan tanpa berhitung secara matematis. Keyakinannya pada hal ghaib : pahala, surga, neraka tidak terpengaruh oleh hitungan materi untung rugi.
4.  Simpul perdagangan
Allah memberikan mujizat pada nabi sesuai zamannya. Jika Nabi Musa dianugerahi mukjizat tongkat besar berubah jadi ular karena di zamannya sangat mengagungkan para ahli sihir. Maka Nabi Muhammad dianugerahkan Al Quran sebagai mukjizat terbesar. AL Quran memuat berbagai ayat tentang tuntunan syariat termasuk aturan jual beli. Nabi Muhammad pun ditakdirkan berprofesi sebagai pedagang. Faktanya perdagangan menguasai sendi kehidupan umat di seluruh dunia. Tak perlu ragu menjadi pedagang agar mampu membawa kemajuan secara finansial dan membawa manfaat bagi umat.
5.  Perisai langit (ibadah)
Terapkan ibadah “pengundang rezeki” secara istiqomah yaitu: sholat tahajjud, sholat dhuha, sedekah, perbanyak istighfar, berdzikir, tawakal, bersyukur, segerakan menikah, tunaikan umroh dan haji, sambunglah tali silaturahim
6.  Pembeda abadi
Temukan keunggulan dalam diri yang membedakan dengan orang lain. Optimalkan keunggulan dan kelebihan ini untuk mencapai kesuksesan dan menjadi salah satu pintu yang mampu mendatangkan rezeki
7.  Pelangi ikhtiar
Keenam kunci keajaiban rezeki tersebut tidak berfungsi jika tidak melakukan ikhtiar. Doa dan ikhtiar harus berjalan seia sekata. Tidak perlu khawatir akan hasil akhirnya sebab Allah tidak hanya melihat hasil akhir namun juga menghargai setiap prosesnya.


Share:

Ketika Dilema Melanda


Apa yang terpampang pertama kali dalam benak ketika mendengar kata DILEMA? Apakah si Centini yang sedang melenggak-lenggok sambil menyanyikan lagu Dilema, atau kegalauan hati ketika harus memilih di antara dua, tiga dan seterusnya? Jawabannya terserah anda. Seperti terserah anda juga bagaimana mengatasinya.
Dilema, mungkin hampir setiap orang mengalaminya. Pas baru lulus sekolah interview sana sini lalu diterima di dua perusahaan bonafid sekaligus tentu harus pilih yang mana, saat dua lelaki datang melamar untuk dijadikan istri mantapnya sama siapa? lalu sudah jadi emak-emak online maniacs masih saja mengalami dilema menentukan saat belanja baju terbaru nunggu obral Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) atau Pesta Cashback #eh. Stop...itu bukan kisah nyata saya. Hanya sekedar menggambarkan ribetnya dilema. Kalau tinggal pilih model sepatu atau warna baju sih bukan dilema yang membutuhkan pemikiran lama.
Saya pernah dihinggapi dilema yang cukup menyiksa meski tak sampai membuat saya ogah makan dan sulit tidur. Toh meski berbulan-bulan memikirkan pilihan terbaik nyatanya berat badan masih bertahan. Dilema terbesar saya alami tahun 2012. Ketika harus memilih: terus bekerja kantoran atau keluar dari “zona nyaman” dan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Zona nyaman sengaja saya tulis dalam tanda petik sebab nyaman yang saya maksudkan adalah perasaan aman atas penghasilan pasti setiap bulan.
Dilema di antara dua


Jujur saja, saya bukan wanita pengejar karir, tetapi emak pengejar penghasilan. Karena itu saya tak peduli dengan jabatan asal ada kenaikan gaji setiap tahun hehe. Disebut nyaman dengan bold dan garis bawah kenyataannya pekerjaan saya tidak menjanjikan rasa nyaman. Gaji tidak istimewa tetapi resiko kerjanya cukup tinggi mengingat saya pernah mengganti uang perusahaan jutaan rupiah karena tanggung jawab sebagai supervisor administrasi sekaligus kasir divisi operasional. Nggak pernah pinjam uang perusahaan tetapi uangnya raib dan tak sesuai hitungan. Mau tak mau tentu saya harus mengganti “uang hilang” Dibilang nggak krasan lha wong saya bisa bertahan hingga hampir enam tahun padahal jarak tempat kerja ke rumah jauhnya sekitar 30 kilometer dan ditempuh dengan bus kota.
Dilema terjadi ketika anak bontot saya, Raditya harus beberapa kali ganti pengasuh. Sejak kami pindah rumah asisten rumah tangga kami hanya bertahan bekerja selama setahun karena dia tak bisa pulang setiap hari. Saya memutuskan Raditya masuk Daycare daripada mencari asisten rumah tangga yang baru. Pertimbangan saat itu adalah di daycare Raditya bisa belajar bersosialisasi dan mendapatkan dasar-dasar pengetahuan bagi anak-anak pra sekolah. Urusan masak, mencuci, menyeterika dan beberes rumah menjadi tanggung jawab saya kadang dibantu suami.
Semula semua mengalir begitu saja. Kondisi rumah dan anak-anak baik-baik saja. Raditya juga menunjukkan banyak kemajuan. Ia lebih mudah menghafalkan huruf hijaiyah, suka mewarnai dan mulai bisa menulis huruf. Pelajaran-pelajaran dasar yang seringkali tidak optimal saya ajarkan karena harus berbagi waktu dengan urusan pekerjaan rumah sepulang kerja. Sementara sang kakak Rafif yang baru duduk di kelas dua hampir tak ada masalah dengan urusan sekolah dan pergaulan di rumah. 
Masalah mulai timbul ketika di daycare Raditya timbul pergolakan. Para pengasuhnya satu persatu mengundurkan diri. Salah satu pengasuh kebetulan tinggal di dekat rumah. Sehingga ia berinisiatif membawa Raditya di rumahnya. Akhirnya kami pun tidak lagi menggunakan jasa daycare tetapi langsung membayar pada si pengasuh. Sayangnya anak bungsu si pengasuh yang tengah berusia remaja berperilaku tidak sopan. Saya pernah melihatnya mengeluarkan kata-kata kotor kepada sang ibu. Raditya pernah bercerita kalau anak itu marah-marah bisa menjambak rambut segala. Saya khawatir dengan perkembangan psikologis Raditya. Ditambah dengan vonis dokter pada si kakak untuk segera dikhitan karena ada gangguan kesehatan pada organ prianya.
Jika Rafif dikhitan maka saya harus mendampinginya hingga sembuh. Tak mungkin rasanya melepasnya sendirian di rumah setelah cuti saya yang maksimal dua hari kerja. Kalau saya terus bekerja dan menitipkan Raditya di pengasuh yang sama kekhawatiran melanda. Tingkah laku anak pengasuh bisa menyebabkan dampak buruk bagi kepribadiannya. Tapi kalau saya berhenti bekerja bagaimana membayar angsuran KPR rumah, uang bulanan untuk Mama dan infaq bulanan sebagai donatur tetap yayasan sosial yang selama ini diambil dari gaji saya sebab gaji suami cukup untuk makan dan membayar tagihan lain non KPR (maaf ini bukan membuka aib atau pamer manfaat gaji tetapi sekedar menggambarkan beratnya dilema)
Pak ustadz kalau dicurhatin masalah begini pasti menyuruh sholat istikharah. Masalahnya hubungan saya dengan Allah tidak terlalu mesra sehingga saya mungkin kurang mampu menangkap maksudNya. Untuk mengambil keputusan antara berhenti atau terus bekerja hal pertama yang saya lakukan adalah meminta pertimbangan plus ridho suami dan restu Mama. Suami saya hanya berkata “terserah kamu saja” (namun saya melihat sebenarnya ia merasa berat). Sementara Mama hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk saya.
Banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum memutuskan solusi dari dilema yang saya hadapi. Plus minus jika saya tidak bekerja serta dampak positif dan negatif jika saya terus bekerja. Ok perinciannya kurang lebih:
# Jika saya tetap bekerja: finansial keluarga aman, tabungan persiapan biaya sekolah anak-anak terpenuhi, tagihan-tagihan terbayar. Namun konsekuensinya ada kemungkinan Raditya tumbuh dalam lingkungan yang kurang kondusif dan meniru perilaku anak pengasuh, Rafif kebingungan dalam masa penyembuhan setelah khitan atau terus mengundur proses khitan padahal ia terus kesakitan? Kemudian saya juga masih bertanggung jawab agar lebih sering menjenguk Mama yang tinggal sendiri di luar kota sejak meninggalnya adik bungsu saya di tahun 2011 padahal hari libur saya hanya Minggu, bagaimana cara membagi waktu? (apalagi Mama menolak mentah-mentah untuk meninggalkan rumah kenangan dan tinggal bersama anak-anaknya yang lain)
# Di sisi lain jika saya berhenti bekerja: darimana pos-pos pembiayaan yang selama ini bersumber dari gaji. Tetapi Raditya dan Rafif insyaallah aman dan nyaman di rumah sendiri.
Keputusan kemudian diambil setelah berbulan-bulan diombang-ambingkan kebimbangan. SAYA HARUS BERHENTI BEKERJA. Satu hal yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja adalah anak-anak. Selama berbulan-bulan saya belum menemukan solusi agar anak-anak terjamin kesehatan dan kondisinya maka saya anggap keputusan berhenti bekerja adalah yang paling tepat.
My Precious

Masalah menutup tagihan, saya dan suami berembug. Sisa KPR ditutup dengan sisa tabungan saya ditambah hasil penjualan motor. Satu-satunya motor kemudian dijual dan kami mengajukan kredit lagi. pertimbangannya membayar angsuran motor lebih murah daripada angsuran rumah. Lalu kewajiban lainnya? Beberapa tahun sebelumnya saya sudah pernah vakum dari dunia kerja kantoran, mengurus Rafif dan rumah sepenuhnya selama dua tahun. Kondisi finansial keluarga dan rasa jenuh yang kemudian mendorong saya kembali melamar kerja hingga akhirnya berkarir selama hampir enam tahun. Belajar dari pengalaman maka sebelum mengajukan surat permohonan berhenti bekerja saya mulai mengasah bakat yang sekiranya bisa menjadi ladang rezeki baru sekaligus aktivitas mengisi waktu. Menulis, mengikuti aneka lomba dan kuis adalah serangkaian aktivitas yang rutin saya lakukan di jam-jam istirahat atau waktu senggang. Senangnya aktivitas-aktivitas tersebut kemudian mendatangkan hasil. Saya menyukai prosesnya apalagi hadiah kemenangannya. InsyaAllah aktivitas ini menjadi salah satu pembuka pintu rezeki.
Maka resmilah saya mengajukan surat pengunduran diri di bulan Desember 2012 tepat sehari sebelum Rafif dan Raditya dikhitan. Meski hubungan saya dengan Allah saat itu tidak terlalu mesra namun saya mendapatkan banyak hikmah. Hikmah berupa kepasrahan, tawakal yang sebenarnya. Bahwa janji Allah sebagai Pembagi Rezeki yang Maha Adil tidak sepatutnya dipertanyakan. Saya tak pernah menyesal pernah memilih jalan menjadi wanita pekerja. Dan saya pun menikmati keputusan untuk berhenti bekerja. 

Pemandangan sepulang kerja yang kadang saya rindukan.
 Senja dan burung-burung pulang ke sarang

Seiring berjalannya waktu berbagai rintangan menguji keputusan yang telah diambil. Biaya-biaya transportasi untuk mengantar Mama pulang pergi dari rumah kami ke tempat tinggal Mama yang cukup menguras tabungan, kerusakan beberapa perabot rumah yang kembali membuat saya merogoh sisa tabungan hingga yang terbesar adalah kesulitan finansial ketika suami terPHK, jobless untuk beberapa lama dan mengalami kecelakaan padahal kami tak punya cukup biaya operasi (dan akhirnya berhutang kepada kakak ipar yang tak kunjung lunas hingga kini) Berbagai rintangan itu sempat membuat saya terpuruk, mempertanyakan sudah benarkah keputusan resign tersebut. Apalagi atasan saya tiba-tiba menelepon dan mengajak untuk kembali bekerja. Saat itu suami dalam kondisi jobless dan menyarankan saya menerima tawaran tersebut. Tetapi saya bersikukuh untuk tetap tinggal di rumah dan memilih mengais rezeki sebagai freelance termasuk sebagai penulis konten dengan fee recehan. Kalau bekerja lagi di tempat yang sama paling cepat saat adzan Maghrib berkumandang saya baru tiba di rumah. Berat rasanya meninggalkan kelas pengajian sore hari yang saya ikuti untuk memperbaiki bacaan Al Quran selepas vakum dari dunia kantoran. 
Tak mudah bertahan dengan kondisi finansial goncang dan musibah demi musibah datang silih berganti. Tetapi Allah tak pernah ingkar janji. Setelah sempit datanglah lapang. Setelah sempat menjual televisi, berbagai hadiah kuis dan lomba termasuk helm baru seharga ratusan ribu rupiah dan menggadaikan satu-satunya kalung yang saya miliki demi menyambung hidup alhamdulillah suami bisa mencari nafkah kembali. Alhamdulillah kondisi finansial keluarga kembali stabil. Malah sekelumit kisah tentang menggadaikan kalung sempat menjadi penghias artikel yang kemudian memenangkan lomba Road Show Pegadaian 2016.
Saya mendapatkan pelajaran ada rahasia di balik dilema. Bahwa proses menentukan pilihan merupakan bagian dari pendewasaan. Bimbang memilih A, B atau C bisa datang kapan saja, tentang apa saja. Tak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Memilih salah satu tetaplah menjadi kewajiban. Sertailah keputusan tersebut dengan doa memohon yang terbaik menurut Allah. Dan bersiap dengan segala konsekuensinya termasuk jika di kemudian hari hasil keputusan tersebut jauh dari harapan dan kondisi yang kita damba.

Share:

Mau Sukses atau Bahagia?

Dulu, sebelum memutuskan berhenti bekerja saya sempat bimbang. Adakah saya akan bahagia dengan keputusan saya? Lalu bagaimana saya mengisi hari-hari nanti ketika anak-anak sudah berangkat sekolah jika sudah terbiasa dengan rutinitas kantor. Kalau anak-anak masih balita dan tinggal di rumah mungkin saya bisa merencanakan permainan atau berbagai stimulasi. Tetapi mereka pasti terus tumbuh dan bersekolah. Apa nggak mati bosan saya dibuatnya, menanti teman ngobrol pulang sekolah. Saat itu Radit harus keluar masuk Tempat Penitipan Anak (duh semacam sepeda motor saja ya hihihi) Rafif yang telah duduk di kelas tiga, mandiri sepulang sekolah SD.
Kegalauan-kegalauan pun muncul silih berganti. Antara badan dan psikis yang sudah merasa terlalu lelah ketika tak mampu lagi mengolah rasa. Antara berat meninggalkan radit yang kala itu masih berusia 4 tahun pra sekolah dalam pengasuhan orang lain dan bekerja di tempat sejauh 30 kilometer dari rumah.
Maka sambil berucap bismillah saya memutuskan berhenti bekerja. Tetapi sebelumnya saya aktif mengikuti kuis berhadiah terutama hadiah buku. Dengan anggapan buku-buku inilah teman saya menanti anak-anak pulang sekolah. Salah satunya adalah 7 Laws Of Happiness karay Arvan Pradiansyah.
Bahagia muncul karena berhasil meraih sukses atau sukses membuat bahagia? Jadi lebih penting mana sukses atau bahagia? Pertanyaan tersebut mungkin sama ribetnya dengan mempertanyakan lebih dulu mana telur atau ayam? Ayam menetas dari telur padahal telur adalah keluar dari perut ayam juga. Mau sukses dulu lalu bahagia atau bahagia karena kesuksesan yang telah diraih? Menariknya saya punya dua buku berbeda yang membahas tentang sukses dan bahagia. Satu buku “The 7 Laws Of Happiness” karangan Arvan Pradiansyah dan buku lainnya berjudul “Sukses Jalan Terus” karya Satria Hadi Lubis.
Jika buku Arvan adalah hasil hadiah kuis twitter. Maka buku Satria Hadi Lubis adalah hadiah ngeblog. Pengirim pertama artikel untuk lomba blog grup Be a Writer mendapatkan paket buku, Sukses Jalan Terus adalah salah satu bukunya.

Ada baiknya definisi sukses dan bahagia kita telaah. Setidaknya definisi menurut kedua buku tersebut. Menurut Kamus Bahasa Indonesia sukses diartikan sebagai berhasil atau beruntung. Dalam buku “Sukses Jalan Terus” Satria Hadi Lubis mengemukakan beberapa definisi sukses menurut para tokoh. John C. Maxwell mengartikan sukses sebagai pencapaian ketika mengetahui tujuan hidup, bertumbuh untuk mencapai kemampuan maksimal dan menabur benih untuk memberikan manfaat kepada lainnya. Henry Wadsworth mendefinisikan sukses sebagai melakukan apa yang dapat dikerjakan dengan baik dan melakukan sebaik-baik apapun yang dapat dikerjakan. Sedangkan Napoleon Hill mengartikan sukses sebagai bentuk tindakan dari mereka yang selalu memberi, membentuk dan mengontrol egonya sendiri, tidak menyisakan tempat untuk mengharapkan adanya keberuntungan atas setiap pekerjaan atau kesempatan atau atas segala perubahan nasib yang dialami.
Arvan Pradiansyah dalam “The 7 Laws Of Happiness” mendefinisikan kebahagiaan sebagai state of mind atau keadaan pikiran. Menjadi bahagia itu menerima keberadaan apa adanya, bersatu dalam kepasarahan dan dalam kekinian. Bahagia berbeda dengan senang sebab kesenangan bisa berumur hanya sementara sedangkan kebahagiaan bisa berlangsung lebih lama tergantung pola pikir kita.

 7 Laws Of Happiness Arvan Pradiansyah: Patience (sabar), Gratefullness (syukur), Simplicity (sederhana), Love (kasih), Giving (memberi), Forgiving (memaafkan) dan Surrender (pasrah atau ikhlas)

Satria Hadi Lubis menyoroti makna kesuksesan sebagai sesuatu yang lebih mendalam. “Sukses Jalan Terus” menekankan pada pentingnya bagi manusia untuk hidup dengan visi dan misi tertentu agar mampu menggapai sukses. Tetapi kesuksesan yang dituju bukan kesuksesan yang sekedar bernilai duniawi seperti jabatan, pangkat, kekayaaan, prestasi dan tolak ukur materi. Kesuksesan yang dimaksud Satria Hadi Lubis adalah kesuksesan sebagai insan seutuhnya. Beliau memetakan lima hal penting sebagai tolak ukur kesuksesan yaitu: keseimbangan hidup, memberikan manfaat bagi orang lain, proses mencapai cita-cita, menikmati kemenangan-kemenangan dan akhir yang baik.
      Keseimbangan yang dimaksud dalam buku Sukses Jalan Terus adalah keseimbangan antara mendapatkan hak dan melakukan kewajiban, keseimbangan antara mengaktualisasikan diri dengan menghargai eksistentsi orang lain. Kesuksesan seseorang juga dapat diperoleh dengan cara menjalani hidup yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Seberapa banyak hal bermanfaat yang bisa diberikan pada masyarakat dan berapa banyak orang yang merasakan manfaat dari sumbangsih adalah salah satu tolak ukur kesuksesan.
      Kesuksesan juga bisa dilihat dari bagaimana proses dan kemampuan meraih cita-cita mulia. Salah satu tolak ukur kesuksesannya adalah menjaga konsistensi ikhtiar dan proses pencapaian cita-cita agar tidak merugikan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Kesuksesan juga bisa dilihat dari cara menikmati kemenangan. Jika cita-cita mulia terpenuhi, hidupnya bisa dikatakan bermanfaat bagi umat, keseimbangan hidup diperoleh maka langkah berikutnya adalah bagaimana cara menikmati kemenangan tersebut? Satria Hadi Lubis menekankan pada pentingnya bersyukur sebagai kesuksesan menikmati kemenangan-kemenangan pada tahapan sebelumnya. Dan tak lupa akhir yang baik merupakan tolak ukur kesuksesan sebenarnya.

      Membaca kedua buku ini secara bergantian menimbulkan pemikiran tentang arti sukses dan bahagia sebenarnya. Jadi silahkan memilih kebahagiaan timbul karena kesuksesan atau sukses karena selalu merasa bahagia dengan kondisi apa adanya. Namun jangan lupa memaknai hakekat sukses dan bahagia sebenarnya agar tidak melanggar hak orang lain dalam pencapaiannya.
       Lalu saya pun menyadari bahwa saya bahagia dengan keputusan saya melepas karir. Tinggal di rumah sambil tetap berikhitar mencari nafkah melalui olah tangan dan pikiran atas seizin Allah.

Share:

Review Film Skip Trace, Jackie Chan

Setiap keluarga memiliki kebijakan mengelola keuangan. Jika keluarga lain menganggarkan budger khusus rekreasi maka biaya rekreasi keluarga kami cukup murah dan tidak dianggarkan secara khusus. Seperti liburan ke jogja dua tahun lalu misalnya dilakukan mendadak saja tetapi sambil mempertimbangkan sisa tabungan. Kalau liburan ke Demak tempo hari jauh lebih hemat karena niatnya bersilaturahim ke rumah kerabat. Makan dan jajan di luar juga ngga sebulan sekali. Tapi ada cara kami bersenang dan menghibur diri sekeluarga yaitu nonton DVD
Gegara hobi nonton DVD ini suami sampai bela-belain beli speaker biar nonton di rumah serasa nonton di sinema atau home video jutaan rupiah hehehe. Kasetnya bisa sewa DVD atau pinjam kenalan. Tentunya harus pilih film yang bisa ditonton segala usia. Ngeri aja kalau nonton film ternyata ada adegan khusus dewasa. Radit baru 7 tahun usianya. Paling aman nonton film "standar" dan bisa dikira-kira ada tidaknya hal-hal yang tak berkenan dan kurang aman dinikmati bersama anak-anak. Pernah nih baru nyalain DVD, film baru masuk iklan film lainnya sudah muncul adegan XXX Kalau sudah begini langsung DVD dimatikan atau dicepetin jalannya, si Radit pun tutup mata. Duh lain kali filmnya kudu di cek dulu sebelum diputar untuk ditonton sama-sama
Salah satu film favorit kami sekeluarga adalah genre action comedy. Paling suka nonton film ala Jackie Chan, seru, menghibur, lucu dan ada pesan moral yang dibawanya. Sudah lama nggak ada kesempatan nonton bersama keluarga. Kali ini kami memilih nonton Skiptrace, Missione Hongkong. Daya tarik film Jackie Chan adalah Kungfu dan Lucu. Perpaduan sempurna buat kami sekeluarga. Anak-anak suka keseruan aksi beladirinya dan pasti terbahak-bahak dengan adegan-adegan filmnya. Adegan actionnya bukan adegan bag big bug yang brutal dan berdarah-darah tetapi sering ada adegan kocak yang memancing tawa. Meski sudah 62 tahun usianya tapi Jackie Chan masih lincah main kungfu.
Skiptrace, Missione Hongkong tidak hanya menjual nama besar Jackie Chan dan image lucu plus seru namun juga keindahan setting. Meski judulnya ada menyebutkan Missione Hongkong namun settingnya tidak melulu seputar Hongkong yang terkenal sebagai pusat gedung-gedung perbelanjaan dan perkantoran yang megah tetapi juga indahnya Mongolia dan perbatasan di sekitar Cina-Mongolia. Kok Jackie Chan yang berperan sebagai Bennie Chan bisa sampai ke Mongolia?

Cerita bermula ketika Samantha (Fan Bing Bing), putra dari Yeung, partner kerja Jackie Chan yang terjun ke laut dengan bom waktu melingkar di perut mendapatkan ancaman dari bos Mafia. Sebagai imbalan nyawa Samantha, Bennie diminta pentolan mafia mengejar Connor  Watts (Johnny Knoxville), seorang penjudi mulut besar dan lari dari kasino miliknya untuk kembali ke Hongkong. Proses perburuan Connor ini menjadi sumber kelucuan sepanjang film diputar serta mengekspose keindahan alam Mongolia, dari Gurun Gobi yang misterius hingga pegunungannya nan cantik mempesona. Paling suka adegan ketika si Connor berkali-kali berupaya melarikan diri dengan berbagai tipu daya tetapi selalu tertangkap Bennie kembali seolah mereka ditakdirkan bersama. Adegan paling menggelikan ketika Connor berhasil melarikan diri dengan mobil kuno yang ditukar dengan arloji peninggalan ayah Samantha sebelum mencebur ke laut. Alih-alih terbebas dari Bennie eh malah mobil rongsokan itu berjalan mundur ketika tak mampu mesinnya mati karena tak mampu menanjak. Radit ketawa terbahak=bahak dibuatnya. Saya juga berdecak kagum dengan setting yang menonjolkan keindahan Mongolia dan Cina daerah pedesaan. Kontras dengan kondisi Hongkong. Rasanya ingin terbang ke sana menikmati indah panorama dan sejuknya udara (eh tapi Indonesia kan tak kalah indah).
Lucu tapi terharu melihat perseteruan Bennie dan Connor yang sama-sama tak memiliki keluarga. Si Connor malah sedang dalam pelarian karena dikejar “terminator wanita Rusia”, bodyguard bos mafia Rusa yang menuntut Connor menikahi anak wanitanya, wah jagoan cewek ini nggak ada matinya!. Satu pesan moral yang saya peroleh dari Skip Trace adalah pentingnya menepati janji sebagai bagian dari menjaga kehormatan. Bennie telah berjanji kepada mendiang Yeung untuk menjaga Samantha dan memberikan jam tangan sebagai kenang-kenangan. Maka ia pun mati-matian menjaga keselamatan Samantha dan siap bertaruh nyawa dan melakukan apa saja untuk memastikan Samantha selamat termasuk mengejar Connor hingga ke ujung dunia sekalipun.

Kemudian Connor membeberkan pernyataan bahwa harusnya Bennie mengetahui sebab ia dikejar Matador, pentolan mafia Hongkong. Pelarian ini bukan karena si Connor berhutang melainkan karena ia adalah saksi pembunuhan seorang wanita yang dibunuh bos mafia. Tapi benar nggak sih pengakuan Connor sebab Bennie mendapatkan informasi sebaliknya. Ending cerita tentang siapa sesungguhnya Matador sang bos mafia cukup membuat penasaran. Sebagai sarana menghibur, Skiptrace Missione Hongkong bolehnya diacungi jempol tetapi anak-anak tetap butuh pengawasan orang tua untuk menonton film yang diproduksi Cidder Mill Pictures ini.
Nonton film memang telah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami. Dulu pas balita Rafi susah sekali makan. Saya juga masih kurang pengetahuan Tips Agar Ia Doyan Makan untuk diterapkan. Meski berupaya mengajaknya makan sambil nonggo hasilnya kurang memuaskan apalagi saya tipe emak yang kurang sabaran dan nggak pandai masak atau mengolah MPASI. Namun si Rafi kalau diajak nonton film sambil disuapin dan diajak ngobrol makannya bisa lebih cepat dan cukup lahap. Mungkin karena itu sampai sekarang jadi terbiasa makan sambil nonton televisi. Ada yang bilang kebiasaan makan sambil nonton itu kurang baik. Lah tapi kami juga tak ada pilihan lain, keterbatasan tempat memaksa kami makan di ruang tamu, di depan tivi hehehe.
Share:

Sabut Pencuci Tertukar, Peralatan Dapur Bisa Bubar

      Salah satu hal yang membuat hidup lebih hidup adalah HADIAH. Bayangkan senangnya hati ketika mendapatkan hadiah. Jingkrak-jingkrak saya ketika mendapatkan hadiah dari suami berupa barang yang belum pernah saya miliki sebelumnya, apakah itu? Wajan anti lengket. 
     Hahay menjadi ibu rumah tangga hampir 15 tahun tetapi saya belum memiliki wajan andalan emak-emak. Banyak pertimbangan saya untuk membeli. Karena nggak hobi masak lah, karena dana untuk membelinya kepakai untuk keperluan lain, khawatir nanti mubadzir dan lain-lain alasan. Tapiii anehnya saya sering menggerutu : “kalau saja punya penggorengan anti lengket, dadarnya pasti lebih cantik” 
    Nah suami tercinta mungkin sebal  sering mendengar gerutuan aneh itu maka dia memberikan hadiah berupa penggorengan anti lengket di hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-13. Saking semangatnya punya peralatan masak yang diidamkan setiap hari penggorengan itu saya pakai untuk menyiapkan menu sarapan hingga makan malam hingga tak memperhatikan cara perawatan. Kalau sisa minyak di penggorengan terlihat  sudah menghitam saya langsung buang lalu penggorengannya cepat-cepat saya cuci. Saat menggoreng pun saya sering menggunakan sutil dan serok besi. Sabut pencucinya nggak beda dengan yang biasa saya pakai mencuci peralatan lainnya. malah kadang saya memilih bagian sabut yang lebih kasar untuk membersihkan kotoran membandel. Akibatnya penggorengan anti lengket ini menemui takdirnya: lapisan anti lengketnya tergores dan mengelupas. Ampuun bubar dah wajan teflon saya.
Oh wajan teflonku yang tak semulus dulu


Aduuuh jadi merasa bersalah pada sang suami tercinta. Saya bertekad menebus kesalahan saya dengan janji akan merawat peralatan memasak lebih baik lagi. Alhamdulillah tak lama kemudian saya mendapatkan hadiah lomba berupa peralatan masak lagi berupa satu set alat masak termasuk panci, teko dan penggorengan anti lengket. Aah kali ini harus lebih hati-hati.
      Googling sana sini menemukan beberapa tips merawat peralatan masak anti lengket. Tips yang penting diterapkan agar peralatan makan dan masak anti lengket awet adalah:
1.   Hindari merendam alat masak anti lengket dalam kondisi panas/baru dipanaskan karena akan menyebabkan lapisan anti lengket mengelupas
2.   Gunakan alat menggoreng non logam untuk menghindari goresan
3.   Gunakan sabut khusus untuk peralatan masak anti lengket.
Nah saat berbelanja keperluan bulanan saya menemukan sabut yang pas untuk penggorengan teflon yaitu Sabut spons anti-gores Scotch-Brite untuk mencuci alat makan dan alat masak teflon/anti-lengket.
Ini sabut spons Scotch-Brite anti gores, khusus untuk peralatan anti lengket

      Mengapa saya memilih sabut Sabut spons anti-gores Scotch-Brite? Mungkin jawabannya sama dengan fans berat produk Scotch-Brite lainnya. Ehem kalau sudah yakin sama pilihan ya gitu deh: fanatik. Untuk mencuci piring dan peralatan masak saya memang biasa menggunakan Scotch Brite. Seneng aja, warna-warnanya ceria dan merupakan produk pilihan karena sabut mengandung serat dan mineral berkualitas. Serat yang tepat membantu membersihkan peralatan masak dan makan dengan sempurna. Mineral berkualitas tidak menyebabkan goresan atau kontaminasi zat yang berbahaya.
Duh memilih sabut cuci sampai segitunya? Ya iyalah, tertukar sabut saja alat dapur bisa buyar seperti pengalaman tempo hari, masa iya saya asal pilih sabut untuk cuci piring sehari-hari. Kebersihan dan kehigienisan alat makan penting sekali untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan selera makan. Kebayangkan kalau mencuci peralatan dapur, piring dan sendok kurang bersih, lalu sisa makanan masih melekat? Selain kotor, berbau tak sedap juga bisa menjadi sarang bakteri hiiii. Oleh karena itu saya percayakan tugas membersihkan peralatan masak kepada Sabun spons hijau Scotch-Brite untuk mencuci alat masak.
Ini sabut spons hijau untuk mencuci alat masak

Sabun spons hijau Scotch-Brite untuk mencuci alat masak dan Sabut spons anti-gores Scotch-Brite untuk mencuci alat makan dan alat masak teflon/anti-lengket memang pilihan tepat untuk ibu rumah tangga hemat dan hidup sehat. Scotch-Brite telah lama dikenal sebagai produsen peralatan dan perawatan kebersihan rumah tangga, mulai dari pembersih lantai rumah hingga peralatan dapur. Produk perawatan peralatan dapurnya jaminan mutu. Sabut dibuat dengan teknologi yang ampuh untuk membersihkan kotoran sehingga 3xcepat bersih, 3x tahan lama.. Ogah banget kan kalau setiap bulan harus mengeluarkan dana ekstra untuk membeli sabut karena mudah susut dan hasil pekerjaannya kurang bersih? Nah ini salah satu alasan saya memilih sabut Scotch Brite, sabut mengandung serat dan mineral berkualitas sehingga tidak mudah rusak, susut tetapi peralatan dapur baik berupa alat makan maupun alat masak bisa 3xcepat bersih, 3x tahan lama. Emak-emak seperti saya pun bisa lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga.

Hemat di segala bidang itu perlu. Daripada berkutat di dapur karena butuh waktu lama untuk mencuci peralatan masak dan dapur yang tak kunjung bersih kan bisa memanfaatkan waktu untuk aktivitas lain seperti menemani anak belajar dan bermain atau ngeblog seperti saya. Hemat biaya? Nah ini jangan ditanya kenapa wajib dilakukan setiap keluarga. Hemat tenaga nggak kalah pentingi, emak-emak kan dituntut multitalenta dan punya cadangan energi ekstra. Tugas-tugas rumah menumpuk dan membutuhkan banyak tenaga. Untungnya ada sabut Scotch-Brite yang meringankan pekerjaan di dapur keluarga. Pekerjaan mencuci piring dan perabot dapur jadi lebih menyenangkan. Tapi pastikan sabut pencucinya tidak tertukar ntar peralatan dapur bisa bubar seperti pengalaman saya dahulu.
Mencuci wajan teflon baru dengan Sabut spons anti-gores Scotch-Brite 

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.