"Pemilihan umum telah memanggil kita, seluruh rakyat menyambut gembira. Hak demokrasi Pancasila dan seterusnya , lagu yang berkumandang lima tahun sekali ini tiba-tiba muncul plesetannya menjadi :
Pemilihan umum telah menipu kita, seluruh rakyat dipaksa gembira. Hak demokrasi pura-pura, tanda kita belum merdeka
Pilihlah wakilmu yang suka mempedaya. Perusak amanat yang setia. Di bawah Undang-Undang negara Konoha. Kita menuju ke penipuan umum.
Hahaha, kira-kira kenapa bisa muncul lagu plesetan kayak gitu ya. Tentuuu sebabnya karena pemilu berlangsung tidak jujur ya toooh.
Pemilu 2024 ini memang luar biasa kotornya:
1. Majunya Gibran Rakabumingraka (aduh namanya aja susah ditulis) sebagai calon wakil presiden yang melalui banyak drama. Dia belum tuntas menyelesaikan tugas lima tahun sebagai walikota Solo, usianya untuk menjadi cawapres belum memenuhi syarat, tiba-tiba muncul seseorang bernama Almas yang mengajukan gugatan pada MK untuk merevisi peraturan terkait usia minimum capres cawapres
Quoted
Mahkamah Konsitusi (MK) meloloskan gugatan batas usia capres-cawapres tetap 40 tahun dengan catatan pengecualian sudah berpengalaman sebagai kepala daerah.
2. Pengerahan menteri untuk menjadi jurkam
Tanpa mengajukan cuti, menteri-menteri kabinet Jokowi yang berasal dari partai koalisi seperti Airlangga, Bahlil, Zulkifli Hasan hingga Erick Thohir berkampanye menggunakan fasilitas negara untuk mengampanyekan Prabowo Gibran
3. Pemaksaan guyuran Bansos
Bansos digelontorkan secara besar-besaran, dirapel. Dan Zulkifli Hasan menyempatkan berkampanye di tengah masyarakat penerima bansos : ini bansos dari Pak Jokowi, sekarang putranya sedang jadi cawapres di paslon 02, jangan lupa ya
4. Jokowi menempatkan diri, tidak tahu diri
Seharusnya presiden jika ingin berkampanye harus cuti, dan tentu kampanyenya mewakili partai pengusungnya. Jokowi tidak cuti, malah meng-endorse Prabowo-Gibran dari koalisi Gerindra (bukan PDIP sebagai partai pengusung Jokowi)
Endorsenya lucu banget, berfoto dengan Prabowo di depan peralatan militer sambil berkata "presiden boleh lo berkampanye"
5. Kericuhan error di Sirekap sebagai alat bantu pencatatan C1.
Data yang dimasukkan bisa ratusan ribu suara tuh, dan paling sering masuk ke paslon Prabowo Gibran sehingga dicurigai sebagai penggelembungan suara
6. Penghentian perhitungan manual.
Kalau Sirekap error, kenapa perhitungan manual C1 dihentikan? Jadi suudzon kan, bisa aja untuk mengondisikan, memanipulasi hasil. (astaghfirullah)
A
Selain keburukan Pemilu, setidaknya ada catatan positif yaitu gaya kampanye yang edukatif dari Anies Baswedan melalui Desak Anies. Kampanye model diskusi dua arah ini kemudian diikuti Tabrak Prof dan Tikar Ganjar dari paslon 03.
Paslon 02 ngapain? ya udah lempar kaos, guyur bansos dan manfaatkan semua fasilitas negara dong hahahah
Ini blog saya, ditulis berdasarkan pengamatan yang nyata. Agar menjadi catatan sejarah bahwa di Indonesia pernah berkuasa seseorang bernama Joko Widodo yang entah dia lebih buruk atau lebih baik dibandingkan Soeharto jika dilihat dari ambisinya untuk berkuasa.
Kalau nggak percaya, bisa dibaca artikel-artikel dari koran tepercaya, atau film dokumenter Dirty Vote yang bisa dilihat di Youtube.
Sementara itu foto-foto di TPS saya simpan di sini buat kenang-kenangan.
Posts
