catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Tingkatan Hidayah

 

Selama Ramadan usai sholat subuh berjamaah, di Masjid Al Ukhuwwah diadakan Kultum secara bergiliran
Kultum Ramadan hari kedelapan dibawakan oleh pak Ismadi, salah seorang praktisi pendidikan.

Kita pasti sepakat jika hidayah harus diupayakan. Dan pak Ismadi  melanjutkan kajian tentang hidayah, yang diringkas dari pemaparan Prof. Quraish Shihab (yang terinspirasi pemikiran seorang ulama Mesir). Bahwa hidayah yang diperoleh seseorang itu ada tingkatannya. Untuk mencapai tingkatan tertinggi, seseorang harus mampu "menyelesaikan tahapan hidayah di tingkat sebelumnya"


Tingkatan hidayah tersebut adalah:

1. Mampu membedakan yang baik dan buruk
Dalam tingkatan ini seseorang akan paham mana yang halal dan haram. Perbuatan mana yang disukai Allah, mana yang dibenci Allah.
2. Meningkatkan kualitas hidup yang baik
Pada tingkatan hidayah ini, seseorang akan tertarik untuk terus menuntut ilmu, mengembangkan wawasan. Juga berpengaruh pada kualitas kerja.
Kinerja orang yang mendapat hidayah lazimnya lebih baik, sebab ia merasa aktivitasnya diamati oleh Allah, bekerjanya sungguh-sungguh sehingga tidak ABS
3. Pencerahan jiwa
Orang yang mendapatkan hidayah dalam tingkatan ini, jiwanya cerah, perilakunya santun dan tenang, tidak mudah terprovokasi atau memprovokasi.

Jadi, sudah sampai tingkatan mana hidayah yang kita cari?

Share:

Bakti Sosial MT Maratus Shalihah 1442 H



Hari ini, 18 April 2021, bertepatan dengan 6 Ramadan 1442 H, Majelis Taklim Maratus Shalihah Permata Sukodono Raya, Sidoarjo mengadakan bakti sosial yang memang biasanya menjadi agenda rutin tahunan. Bedanya tahun ini bakti sosial berkesan dadakan. Sebab dana pengadaan aksi sosial yang biasa bersumber dari kas infaq pengajian kini nyaris nol. Akibat pandemi, pengajian libur setahun. Infaq yang biasa dikumpulkan setiap pekan saat pengajian turut terdampak. Sehingga tak terpikir untuk mengadakan bakti sosial.

Sedihnya, pihak-pihak yang biasa menerima santunan sempat menanyakan mengapa tidak ada bakti sosial dari pengajian kami (biasanya diadakan menjelang Ramadan) Kami seolah ditampar, bingung memikirkan diri sendiri karena krisis ekonomi hingga lupa ada yang juga membutuhkan bantuan. Allah turun tangan mengetuk pintu-pintu hati para donatur, menyisihkan sebagian rezeki, seikhlasnya, semampu mereka.

Ada yang menyumbang sejumlah uang hingga total terkumpul 2,4 juta, beras tiga kiloan sejumlah 25 kemasan, bihun satu zak dan sembako lainnya serta pakaian layak pakai. Dalam satu paket santunan berisi sembako (beras, gula, minyak goreng 2 Liter, bihun) pakaian layak serta sedikit uang tunai.
Pembagian sembako dilakukan di satu titik, pihak yang menerima donasi diundang melalui kupon sesuai jadwal tertentu. Setiap 15 menit dijadwalkan untuk lima orang sehingga tidak terjadi kerumunan. Protokol kesehatan juga tetap dijalankan.

Selain para penduduk desa sekitar, tali asih juga diberikan kepada Pak Mat, pahlawan kebersihan di perumahan. Pentingnya kehadiran Pak Mat baru terasa jika sehari saja beliau tidak menjalankan tugasnya. Tetapi di keseharian seolah kita mengganggapnya biasa saja, "toh saya sudah membayar iuran kebersihan" Astaghfirullah, betapa sering kita kurang menghargai keberadaan orang lain. 
Tak ketinggalan juga bingkisan bagi anak-anak panti asuhan Hajar Aswad. Panti asuhan ini berada di area perumahan. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk membantu memberikan sedikit santunan.
Sedikit yang bisa kami berikan namun berharap bisa menumbuhkan secercah harapan. Dan juga menumbuhkan harapan di hati para donatur, agar kelak di alam keabadian, yang sedikit ini bisa bersaksi di hadapan Allah, meringankan hisab dan hukuman atas dosa-dosa yang pernah kami lakukan.
Sungguh benar adanya, sesungguhnya dalam sedekah... yang memberilah yang sejatinya sedang menerima. 







Share:

Jaga Hal ini Agar Ramadhanmu Tak Merugi

 

Ramadhan adalah bulan istimewa, sebab di bulan Ramadhan umat muslim diwajibkan berpuasa. Kajian Fiqih bada Subuh di Masjid Al Ukhuwwah Sabtu 3 April 2021 diisi dengan penyegaran materi dan rohani mengenai puasa Ramadhan, ibaratnya hendak menempuh ujian maka perlu berbekal dengan cara belajar kisi-kisinya.

Ustadz Habibul Muiz mengingatkan kembali pentingnya menunaikan perintah Allah, berpuasa Ramadhan adalah kewajiban bagi muslim yang sudah dewasa, baligh dan tidak dalam udzur (diperbolehkan tidak berpuasa jika ada alasan syariat yang kuat.

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. At Thabarani)

Ibadah-ibadah yang diwajibkan Allah mengandung hikmah bahwa hendaknya ibadah tersebut tidak hanya dikerjakan demi gugur kewajiban, tetapi memiliki efek secara sosial dan membentuk akhlakul karimah. Begitupula halnya dengan kewajiban berpuasa Ramadhan. Diharapkan puasa Ramadhan dapat membantu seorang muslim untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Jangan Lakukan ini Saat Puasa Ramadhan

Sebagai nasihat tentang pentingnya menjaga kualitas puasa Ramadhan, Rasulullah berpesan dalam satu riwayat hadits:

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.
Rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita Atau dapat dikatakan bahwa rofats adalah perkataan yang menjurus ke hal-hal berbau porno.
Maka, jika sedang berpuasa hendaknya menjaga diri agar tidak melakukan: berkata-kata kotor, marah-marah, berdusta, perkataan dan perbuatan sia-sia dan menggunjing orang lain. Dan jika ada ajakan/provokasi untuk berbuat hal-hal tersebut, hendaknya katakan pada yang mengajak berbuat maksiat äku sedang berpuasa”

Lakukan Hal ini Menjelang dan Saat Ramadhan

Layaknya ujian, menjelang Ramadhan harus memiliki persiapan. Diharapkan dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, hasil maksimal pun didapatkan.

Persiapan menjelang puasa Ramadhan meliputi:

1.    Persiapan hati

Siapkan hati yang gembira dan mental yang sehat untuk menyambut Ramadhan.Jika jauh hari telah berniat melakukan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan qodarullah maut menjemput sehingga tak lagi bisa menunaikan ibadah puasa, maka Allah telah mencatat niat baik tersebut.

2.    Persiapan ilmu

Pelajari kembali fiqih Ramadhan (tentang hal yang membatalkan puasa, tentang sunnah-sunnah dalam berpuasa).

3.    Persiapan amalan khas (prioritas) Ramadhan

Amalan khas Ramadhan ini antara lain:  berpuasa sebaik-baiknya, sholat (malam) di bulan Ramadhan yaitu tarawih (dan tahajud), perbanyak interaksi dengan Al Quran (membaca huruf, memperbaiki bacaan, menghafalkan ayat-ayat Al Quran, memahami isi dan kandungan Al Quran, mengamalkan Al Qurán dan mendakwahkan Al Quran), memperbanyak shodaqoh, dan mengeluarkan zakat fitrah

4.    Persiapan harta dan fisik

Harta disiapkan untuk berinfaq sedekah, zakat fitrah dan menyediakan makanan buka puasa bagi yang berpuasa sebab hal ini pahalanya sangat istimewa. fisik disiapkan agar saat berpuasa tubuh tidak lemas atau mudah sakit karena kurangnya tidur saat memperbanyak sholat malam atau I’tikaf.

Seorang mukmin pasti merindukan Ramadhan. Bulan yang tak bisa dibandingkan dengan 11 bulan lainnya. Bulan yang penuh keistimewaan sebab Allah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi setiap amalan yang dilakukan di dalamnya. Allah juga menjanjikan rahmat, ampunan atas dosa-dosa dan terhindarnya dari api neraka bagi yang berpuasa karena Lillahi taála







Share:

Manisnya Iman dan Taqwa

 

Hari ini saya mendapatkan pelajaran, betapa sering melupakan manisnya iman. Seringkali pikiran disibukkan hal-hal duniawi. Kekhawatiran akan masa depan, tingginya biaya pendidikan, inflasi yang tak terkendali, bahkan sekadar berpikir tentang menu makanan. Padahal semua itu bukanlah sesuatu yang pasti. Sebab yang pasti datang adalah kematian. Dan iman Islam yang dipertanggungjawabkan. Allah mengingatkan saya dengan cara tak diduga. Ketika menyaksikan seseorang mengucapkan ikrar memeluk Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat untuk pertama kalinya.

 

Menepi untuk sejenak mawas diri, merecharge hati dengan hal-hal bersifat spiritual seringkali terlupakan, bahkan terpinggirkan. Lebih seringnya masalah duniawi menyita waktu dan tenaga, tetapi memikirkan akhirat juga bukan karena kita tak butuh uang dan materi. Sebab berjuang hidup di dunia, biaya sekolah, berinfaq dan sedekah semua membutuhkan biaya. Tetapi seringkali kita melupakan esensi bahwa semua materi yang kita peroleh dan belanjakan itu hendaknya dalam koridor syariat, di jalan Allah. Dan tujuan utamanya untuk bagaimana menumpuk uang sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana membelanjakan di jalan yang Allah cinta.

 

Kajian Fiqih Bada Subuh di Masjid Al Ukhuwwah Perumahan Permata Sukodono Raya, 3 April 2021 menyajikan pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran hikmah tentang mahalnya hidayah. Bagi kita yang memeluk Islam “sebagai warisan” dari kedua orang tua, mungkin sering lalai nikmatnya iman Islam. Tinggal melakukan apa yang diajarkan orang tua dan guru agama di sekolah. Sholat, puasa dan lainnya. Hingga kadang tak disadari, melakukan kewajiban itu sekadar gugur kewajiban, entah bagaimana kualitasnya pikir nanti. Tetapi menyaksikan seseorang yang menitikkan air mata ketika mengucap syahadat untuk pertama kalinya, turut merasakan nikmat luar biasa.

Itu air mata kebahagiaan, karena telah menemukan cahaya iman, ketika menyadari bahwa tiada Tuhan melainkan Allah,” begitu kata Dr. Zakir Naik dalam rekaman video di youtube ketika menuntun seorang muallaf muslimah bersyahadat.

 

Ustadz Ahmad Habibul Muiz menitipkan pesan bahwa prosedur memeluk agama Islam sangatlah mudah tidak ada biaya, tidak butuh aneka persyaratan. Hanya mengucapkan syahadat dan menjalankan ajaran Islam sesuai syariat.

Ustadz memastikan bahwa saudari Silvia Wijaya tidak berada dalam paksaan atau tekanan ketika memutuskan masuk Islam. Ustadz sempat menuntun saudari Silvia mengulang dua kali ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. Kemudian dilanjutkan  mengucapkan arti syahadatain dalam bahasa Indonesia. Usai prosesi, jamaah Masjid Al Ukhuwwah membaca doa bersama untuk teguhnya iman.



Menutup prosesi pengucapan kalimat syahadat, Ustadz Ahmad Habibul Muiz mengingatkan agar saudari Silvia belajar menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya. Belajar bacaan sholat dibimbing guru atau saudara yang telah memeluk Islam lebih dulu, menjaga kualitas sholat lima waktu dengan sholat tepat waktu. Dan sambil saudari Silvia belajar syariat Islam lebih intensif, ustadz Habib menyarankan beliau untuk mendirikan sholat dengan bermakmum dalam sholat jamaah. Ustadz juga mengingatkan agar tak lupa mandi besar sebagai persyaratan masuk Islam (Jadi mengingat lagi pelajaran fiqih bahwa mandi besar wajib hukumnya ketika : seseorang masuk Islam (muallaf), suci dari darah haid/nifas/wiladah, bertemunya dua kemaluan, keluarnya mani dan kematian)


Ketika kembali ke barisan jamaah wanita, saudari Silvia disambut dengan salam dan pelukan hangat dari sesama muslimah. Tak terasa air mata bercucuran menyambut indahnya hidayah. Ustadzah Lina Ariani, istri Ustadz Habib kembali mengingatkan kepada teman-teman beliau untuk menuntun saudari Silvia mandi besar sebagai salah satu sahnya masuk Islam. Tata caranya seperti mandi besar ketika menyucikan diri usai haid atau mandi junub tetapi disunnahkan dalam air mandinya ditambahkan daun bidara.

 

Sungguh mahal harga hidayah. Sebab datangnya langsung dari Allah. Tak hanya cukup menunggu datangnya, tetapi hidayah harus diperjuangkan dengan segala upaya. Dengan membuka hati, menemukan hikmah dari ayat-ayat Al Quran yang ditadabburi. Dari kata hati di hari-hari sunyi, dalam sujud-sujud panjang yang seolah tak bertepi.

 

 

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.