catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

#JumatBerkah Penutup Agustus Nan Indah

Alhamdulillah Alhamdulillah

Blog sederhana ini masih bisa menjadi salah satu perantara rezeki bagi saya, hamba Allah yang hina dina.
Hari ini serasa naik podium Asian Games 2018 dan dikalungi medali perunggu oleh LPS. Naskah yang idenya baru muncul sekitar 10 hari menjelang deadline, Alhamdulillah berhasil memenangkan hati juri di peringkat ketiga dan diganjar hadiah 6 juta rupiah. Jujur hingga saat ini, kado dari LPS ini adalah hadiah terbesar yang pernah saya menangkan dalam kompetisi blog maupun kuis. Lomba Blog yang pernah saya menangkan (seingat saya) 
1. 900 ribu (pakai blog di kompasiana tentang zakat)
2. Satu juta potong pajak dari SCTV tentang lomba blog Ramadhan di rumah
3. 500 ribu review terbaik buku Mommylicious.
4. Tiga juta rupiah lomba blog tentang pemanfaatan/penjualan barang bekas membawa berkah di kompasiana
5. 500 ribu lomba blog tabungan haji BRIS.
6. emas 5 gram dari lomba blog Pegadaian, 
7. emas 1 gram dari lomba blog Orori
8. uang 250 ribu dan baju hadiah lomba blog Viody Fashion.
9. Kamera Go Pro 3+ hadiah dari lomba blog tentang parenting. "Ayah, Peran Tak Tergantikan"
10.Uang dan produk senilai 500rb, juara 3 review Kripik Mekarsari Gobana.

Sungguh bahagia dan rasa syukur tak terkira, 6 juta dari LPS sebagai hadiah juara ketiga lomba blognya ini seperti pemacu semangat. lah awalnya sudah ga pede aja, jiper dengan hadiah yang gede dan yang pasti pesertanya bejibun lah. 
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengucapkan selamat kepada para pemenang kompetisi “LPS Press & Blogger Awarding 2018: Articles & Photos.” Total naskah yang masuk ke panitia sebanyak 37 wartawan tulis, 36 foto dan 94 artikel dari blogger.

Penjurian telah dilakukan oleh juri dari internal LPS dan ahli atau praktisi sebagai perwakilan juri independen.

Berikut nama para pemenangnya:
Kategori wartawan:
Juara I: Jaka Hidayat Setiaji & Herdaru Purnomo (CNBCIndonesia.com)
Juara II: Hadi Maulana (Kompas.com)
Juara III: Erik Purnama Putra (Republika Online)
Favorit I: Prawira Maulana (TribunSumsel.com)
Favorit II: Dian Irawan (Medan Pos)
Favorit III: Tomi Sujatmiko (Kedaulatan Rakyat)

Kategori wartawan foto:
Juara I: Maman Sukirman (Koran Sindo)
Juara II: Dalil Harahap (Batam Pos)
Juara III: Abdullah Azzam (Bisnis Indonesia)
Favorit I: Ade Bayu Indra (Pikiran Rakyat)
Favorit II: Mohamad Qori (Rakyat Merdeka)
Favorit III: Irwan Alfaritsi (Ayo Media Network)

Kategori Blogger:
Juara I: Amir Mahmud (www.amir-silangit.com)
Juara II: Retno Septyorini (retnoseptyorini.com)
Juara III: Dwi Aprily (http://braveandbehave.blogspot.com)
Favorit I: Nunung Yuni Anggraeni (https://www.fadevmother.com)
Favorit II: Adhi Hermawan (https://adhihermawan.com)
Favorit III: Ayu Utami Saraswati (https://merangkai-aksara.blogspot.com)

Selamat sekali lagi untuk para pemenang. Untuk para pemenang akan dihubungi secara resmi oleh panitia lomba.

Alhamdulillah Allah masih ngisi rekening yang menjelang kosong karena sebagian masuk tabungan utama dan sebagian untuk biaya sekolah.

Yuk terus berpacu dalam melodi eh prestasi.
Bismillah, niatnya tak hanya mengais rezeki tetapi mengoptimalkan nikmat Illahi. Sebab menulis itu butuh pemikiran dan kemauan, Keduanya adalah anugerah dari Sang Pemilik Kehidupan. 

Share:

Idul Adha 1439 H

Assalamualaikum,

Sudah pesta daging qurban apa teman? Hari Raya Idul Adha 1439 H sudah berlalu tapi persediaan daging sebagian besar masih ada di kulkas kan hehe.
Hari raya tahun ini mengingatkan saya pada Idul Adha sekitar 3 tahun lalu. Saudi Arabia, wilayah tempat diselenggarakannya ibadah haji duluan lebaran daripada Idul Adha yang ditetapkan pemerintah Indonesia.

Tapi, buat saya ada perbedaan lain juga. Tiga tahun lalu saya "ikut" lebarannya Saudi karena waktu itu saya niat puasa Arofah saat yang berhaji wukuf di Arofah. Otomatis kan 10 Dzulhijjah keesokaan harinya. Dan Pemerintah Indonesia menetapkan 10 Dzulhijjah sehari lebih lambat dari Saudi. Sementara Muhammadiyah yang menggunakan sistem hisab hari raya qurbannya waktu itu sama dengan pemerintah Saudi. Jadilah saya lebaran haji bersama Muhammadiyah hehehe...Qodarullah Sholat Iedul Adha mau yang ikut Muhammadiyah atau pemerintah dua-duanya ada di dekat perumahan.

Tahun ini kebetulan penetapan Idul Adha Muhammadiyah bareng pemerintah, Rabu 22 Agustus 2018. Sementara wukuf di Arofah diselenggarakan Senin 20 Agustus. Nah lo saya jadi galau, mau ikut siapa nih. Memang ada dua fiqih mengenai "Puasa Arofah" ada yang mengartikan puasa Arofah adalah puasa saat yang berhaji wukuf di Arofah. Ada yang memaparkan bahwa puasa Arofah itu lebih pada waktu 9 Dzulhijjahnya bukan momentum saat wukuf sebab ada hadits yang menandaskan bahwa hitungan puasa merujuk pada hilal.

Sang Surya di 10 Dzulhijjah 1439 H, 22 Agustus 2018


Maka Bismillah yo wis 22 Agustus Idul Adhanya. Yang penting ada ijtihad untuk menentukan. Kalau saya mah bukan alasan "terserah pemerintah" tapi terserah Allah hasil akhirnya, ikhtiar sudah dilakukan. Kalau saya salah dalam menunaikan puasa Arofah semoga Allah mengampuninya.

Btw, warna langit saat Idul Adha kali ini cuanti sekali.


'Sesungguhnya dunia itu hanya 3 hari:

Hari kemarin yang tak akan pernah kembali dan sungguh ia telah pergi bersama yang ada padanya
Hari esok yang belum tentu kita bisa menemuinya
Dan hari ini yang sedang kita jalani" ~ Hasan Al Bashri



Maka memohon ampunlah atas kekhilafan di hari kemarin
Beramal shaleh sebanyak-banyaknya di hari ini demi keselamatan hari esok yang kita harapkan berakhir sebaik mungkin.
Share:

Setelah Tayangan ILC yang Menggemparkan Itu

Kemarin, setelah tayangan ILC yang menggemparkan itu.
Aku terpekur, lidahku kelu
Apakah tidak ada lagi kebaikan di bumi kita
Kapan muncul pemimpin yang benar-benar peduli terhadap rakyatnya
Apakah manusia memang diciptakan untuk haus kuasa?
Tidak
Jawabku sendiri.
Jika tak ada lagi kebaikan, pastilah Indonesia sudah tamat
Sebab dalam riwayat hadits pernah disinggung tentang suatu negeri atau wilayah yang tetap dilindungi Allah meski sebagian insannya bermaksiat.
Dikarenakan masih ada insan yang taat
Dan mendirikan sholat.
Kapan muncul pemimpin ideal
Itu yang aku tak bisa meramal
Benarkah manusia diciptakan untuk haus kuasa?
Sebenarnya tidak
Sebab manusia dan jin diciptakan Allah untuk beribadah
Kalau melenceng di tengah jalan itu karena nafsu angkara

Lalu aku membuang waktu dengan menyelusur satu tayangan you tube ke tayangan lainnya
Padahal ini 10 hari pertama bulan Dzulhijjah
Yang seharusnya kuisi dengan memperbanyak ibadah


"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun"
HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968

Sebelum menyesal kemudian.

Kuputuskan menutup gadget yang menjanjikan akses you tube gratis unlimited alias sepuasnya
Dan berupaya memperbanyak tahmid, takbir, bertaubat dan amalan shalih lainnya
Sebab umroh dan haji tak kunjung mampu kutunaikan jua
Share:

It's Your Day Dear, I Hope You Remember




Bergerak lah Nak, karena dalam pergerakan ada kebarokahan.
Air jernih yang mengalir dan berbagi kebaikan pun lebih baik daripada air jernih yang diam dalam ketidakpastian.
Bersabarlah Nak, dalam menghadapi segala bentuk ujian dan tantangan.
Sebab pemenang kehidupan bukan sosok-sosok yang nyaman dibuai kemudahan namun mereka yang lulus dalam pengabdian kepada Tuhan.
Sebab nahkoda yang tangguh ditempa oleh samudera yang bergemuruh.

Semoga di setiap waktu, kau selalu ingat pesanku untuk memperbanyak sholawat dan istighfar sebagai penolongmu.

It's your day dear.
Hope you always remember,
All goodness into your prayer.

Tulisan itu kusematkan pada laman FBku hari ini, 8 Agustus 2018. Seperti syair rabithoh, doa dan pengikat hati untuk mendekatkan diriku dan sulungku kepada Illahi.
Sudah 14 tahun usianya kini. Dan semoga ia istiqomah menuntut ilmu, menyiapkan diri sebagai imam keluarga dan suami, generasi muda bangsa ini dan pejuang Islam di jalan yang Dia ridhoi.
Foto Dwi Aprilytanti Handayani.
Kali ini aku ingin menulis agar aku selalu ingat, tak hanya memaksanya untuk mengingat pesanku. Aku iingin merangkum celotehan-celotehanmu yang lucu, spontan saat liburan semester tahun lalu. 

"Ma, aku belum pernah cerita ya, dulu di SD aku pernah diikutkan lomba tapi kalah. Aku sedih sekali. Sekarang aku menang juara dua lomba adzan dan dapat piala wuaaahhaa rasanya senaaang sekali" Ah kau memang hobi ikut lomba. Dulu pas masih TK pernah ikut lomba mewarnai tapi BT karena kelamaan di ruang lomba haha.

Wah Nak, antara ingin tertawa sekaligus menangis haru. Ternyata kanak-kanak pun bisa menyimpan rasa sedih dan kecewanya sendiri. Lalu bertahan untuk menanti dengan penuh keyakinan bahwa kelak keinginanmu akan tercapai. Betapa sering sebagai orang tua Mamamu ini hanya paham cara memerintah, jarang mendengarkanmu berkeluh kesah. Dan selalu mentuntutmu untuk menjadi lebih baik. Padahal diriku sendiri belum tentu ibu yang baik. Serasa menjadi orang tua yang maunya pokoke beres. Tanpa mau menyempatkan diri mendengar apa yang ada di pikiranmu.

"Mama ini lucu, dulu berhenti kerja katanya mau nemenin aku, sekarang aku dipondhokkan, salahku itu apa" Hahaha aku hanya bisa tertawa geli, lalu diam-diam menyimpan sedih yang berbalut rasa syukur dalam hati. Geli dengan kicauanmu, sedih karena memang kita tak bisa sering-sering berkomunikasi. Syukur karena engkau menjadi sosok yang lebih baik kini. "Kamu lupa ta Mas, lak dulu Mama sering dilabrak tetangga karena kamu menjahili anak mereka. Lalu Mama bersumpah akan memondhokkanmu agar jadi anak yang lebih baik, mandiri dan mengisi waktu senggangmu dengan aktivitas yang bermanfaat, daripada ngusilin orang dan kamu dicap sebagai anak jahat"
Lalu kita pun tertawa bersama. 
Foto capel dan kelas 1

MasyaAllah Nak, begitu banyak perubahan positif yang kulihat sejak kamu jadi santri. Betapa kamu mampu membalikkan cemoohan mereka yang menganggapmu sebagai biang onar belaka. Semoga istiqomah ya Nak, menuntut ilmu di pesantren bukan sekadar "tidak jadi anak nakal" tetapi mampu menjadi manusia berakal. Jauh dari orang tua agar lebih mandiri dan dewasa, serta memperbanyak mengingat kami dalam doa-doa. Bahkan doaku untukmu terasa lebih mengalir setiap saat, dibandingkan saat engkau dekat.

Semoga Allah senantiasa menuntunmu ke jalan yang benar. Tetaplah istiqomah belajar. Dan kelak siap menjadi seorang pengajar. Pengajar pada jalan kebaikan. Pengajar ilmu-ilmu yang diridhoi Sang Pemilik Kehidupan. Pengajar tentang arti kesabaran, bahkan pada orang tuamu yang tak pernah lelah untuk mendoakan.
Kelas 2  kenangan bersama ustadz
Foto Dwi Aprilytanti Handayani.
Kelas 3 dengan teman lama dan baru :D


Share:

Fokus Pada Sisi Positif Abaikan Sisi Negatif

     Bulan Agustus sudah berjalan lima hari tapi saya baru punya kesempatan hari ini. Merasa makin tidak konsisten menulis.  Ini salah satu alasan mengapa saya tak kunjung menjadikan blog ini Top Level Domain. Eh itu mah pemikiran negatif ya. Menghakimi diri sebagai pemalas. Padahal ada pilihan untuk berpikir positif. Misalnya lima hari pertama di bulan Agustus ini memang sibuk. Merawat anak sakit, berjibaku dengan transaksi PPOB, bersih-bersih rumah (yang jarang dibersihkan maksimal heheh). Kecuali dalam lima hari terakhir emang ga ngapa-ngapain, tidur dan kelesetan doang. Nah itu baru perlu dipertanyakan mengapa melalaikan nikmat sehat dan waktu luang.


Pemikiran negatif seringkali menjadi penghalang kebahagiaan dan rasa syukur dalam hati. Begitu banyak hal-hal negatif yang mengambil alih sebagian besar pemikiran kita dan membuat hidup terasa lebih susah. Setiap kali mendapat musibah dan ujian, rasanya sudah dibenci Tuhan. Padahal jika saja kita bisa menemukan hikmah atau hal positif di balik ujian yang kita hadapi, tentunya hidup terasa happy. 
Saya menulis ini bukan karena sok suci, melainkan muhasabah diri. Betapa lebih mudah berpikir negatif daripada thinking positive. 
          Sedih melihat teman-teman, tetangga, kerabat satu persatu sudah berangkat ke tanah suci, baik umroh maupun haji sementara diri sendiri tak kunjung mampu mengumpulkan bekal. Lalu merasa rendah diri. Padahal bisa jadi itu cara Tuhan menyemangati kita untuk menggali motivasi. Sembari menunggu dipanggil ke tanah suci, pahala umroh dan haji bisa didapatkan dari sholat isyra' di pagi hari.
        Sedekah yang katanya bisa membuka pintu rezeki, kok malah rezeki kian sempit dari hari ke hari? padahal bisa jadi itu cara Tuhan menguji kesabaran dan keikhlasan diri. Dan tak semua ganjaran atas sedekah diserahterimakan di dunia. Nah lo, kenapa gak mikir kalau semua ganjaran diterima di dunia, rezeki dilipatgandakan trus di akhirat ga dapat apa-apa kan malah runyam.
     Mengeluh kerjaan rumah yang tak ada habisnya. Padahal jika kita menyelesaikannya dengan niat beribadah, mengisi waktu dengan berkarya sebagai tanda syukur itu semua bisa menjadi ladang pahala.
       Kadang punya pikiran, wheladalah kenapa waktu itu nekad resign ya, ternyata jadi freelance penghasilan bener-bener ga pasti. Padahal biaya pendidikan semakin tinggi, jadi ga bisa bantu banyak  ke orang tua. Jadi ga bisa nabung buat ke tanah suci. Hmm padahal karena memutuskan resign dan kerja di rumah saya bisa mengikis rasa bersalah, tak meninggalkan si kecil yang sakit-sakitan dengan bekerja di luar rumah. Dan yang jelas, karena punya waktu senggang di rumah jadi bisa belajar membaca Al Quran dengan benar yang pastinya sulit jika dilakukan dengan jam kerja yang padat dan Maghrib bahkan Isya' baru sampai rumah.
       Kenapa ya berpikir negatif itu jauh lebih mudah daripada bertindak positif. Padahal perbuatan dan pikiran negatif bisa menjadi penyebab kita masuk neraka. Apa mungkin karena menulis tanda minus - alias negatif itu lebih mudah, cukup dengan satu garis daripada menulis tanda plus + yang butuh dua garis hehehe. Yang jelas, mengupayakan masuk surga jauh lebih sulit daripada masuk neraka. Ingin masuk neraka ya tinggal kerjakan hal-hal yang dilarang dan dibenci Tuhan. Tapi masuk surga tak hanya butuh amal ibadah, melainkan niat dan kesungguhan lillahi ta'ala dan rahmat Allah sebagai penentu utama.
         Sambil menghela nafas, saya berkata pada diri. Belajar mengarahkan pikiran untuk fokus pada hal positif daripada negatif. Semoga Allah memudahkan dan menunjukkan jalan yang benar.
           
           

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.