Posting ke13 - Renungan Hujan
Hari ini semua media, seluruh warta berita di televisi mengabarkan ibukota yang kebanjiran. Banjir seolah menjadi rutinitas yang harus dialami warga ibukota dan wilayah sepanjang bantaran sungai besar di seluruh Indonesia setiap musim penghujan. Setiap kali banjir, kemacetan akibat hujan hampir semua orang merutuk hujan, berharap hujan segera berhenti padahal jika dipikirkan kembali jika tak ada hujan darimana manusia mendapatkan air tawar untuk kehidupannya ? bukankah semua air tanah berasal dari hujan, mungkin teknologi telah berhasil merubah air laut menjadi tawar namun andai seluruh lautan diubah menjadi tawar melalui proses panjang apakah jumlahnya cukup memadai dan bagaimana nasib biota laut yang harus hidup di air asin ?
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum ayat:48)
Betapa indah kalimat Allah tentang terbentuknya hujan, dan seharusnya seperti itulah rasa syukur atas hujan yang turun membasahi bumi .."tiba-tiba mereka menjadi gembira". namun yang terjadi kini setiap kali turun hujan maka mereka yang langganan kebanjiran merasa was-was, hujan bagai sebuah ancaman. Apakah benar hujan adalah bencana ?, sebenarnya tidaklah demikian, banjirlah yang disebut bencana sebab Allah telah berfirman bahwa hujan yang turun sesuai dengan takaran.
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf ayat 11)
Jadi jika bencana terus melanda negeri dan seluruh bumi, sebenarnya hal itu pun telah Allah peringatkan jauh-jauh hari akan kerusakan yang terjadi akibat perbuatan manusia sendiri agar kita kembali mengingat kebenaran yang hakiki bahwa ada kehidupan setelah mati...
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar " – QS. Ar Ruum : 41
Dulu, saat saya masih ngantor dan perjalanan pulang atau pergi dalam bus kota, kemudian hujan turun saya suka menorehkan jemari di permukaan jendela kaca yang mulai mengembun dan disadari atau tidak ternyata meski suka merenung di tengah hujan, saya turut menjadi salah seorang yang berdoa tidak kehujanan seturun dari bus kota, ah!.
Hmmm saat menuliskan ini hujan turun lagi, mentadaburi nikmat Illahi ditemani secangkir kopi sungguh nikmat sekali :)
Wah, benar sekali, Mbak. Bahwa hujan itu diturunkan sudah sesuai takaran, adapun banjir itu akibat ulah manusia. Kadang suka pada protes kebanjiran, tapi mereka sendiri masih buang sampah sembarangan :(. Terima kasih sudah mengingatkan.
ReplyDeleteJadi ingat tulisan lama saya tentang hujan:
http://twinkle-euisry.blogspot.com/2010/01/hujan-suasana.html :)
makasih mbak, saya sebenarnya juga mengingatkan diri sendiri kok, tulisan mbak tentang hujan cakep banget euy, thanks for sharing :)
ReplyDelete