Pernah makan di kafe dengan suasana cozy, atau hanya kelas warung pinggir jalan tetapi kelezatan makanannya membuat lidah menari-nari ? Ya. Bisnis makanan atau kuliner merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan, warung, kafe, resto bertebaran hampir di setiap sisi jalan.
Baik tempat wisata atau bukan keberadaan restoran atau warung pinggir jalan sangat dibutuhkan, penyebabnya antara lain :
1. Di era modern seperti sekarang ini, tidak sedikit wanita bekerja di luar rumah sehingga kesempatan menyajikan masakan bagi keluarga menjadi lebih terbatas.
2. Banyak perusahaan yang membutuhkan makanan untuk para karyawannya.
3. Lebih luas lagi, tren melakukan aktivitas seperti kumpul komunitas, rapat, kegiatan rekreasi dilakukan di tempat kuliner.
4. Keterbatasan lahan rumah untuk acara keluarga, syukuran, pesta ulang tahun menjadikan kafe, restoran sebagai lokasi perayaan yang tepat dan nyaman.
Dapat dikatakan bahwa kebutuhan menikmati makanan mulai bergeser dari kebutuhan pokok menjadi kebutuhan rekreatif. Ketika bisnis makanan menjadi primadona, diperlukan strategi bagaimana me-manage sekaligus mengembangkan bisnis kuliner tersebut.
Taj Palace, gambar diambil dari sini |
Pesatnya laju bisnis makanan dewasa ini membuat persaingan para pelaku bisnis kuliner menjadi semakin sengit. Banyaknya pilihan menu yang serupa menjadikan menu ala resto tidak lagi istimewa. Strategi membidik pasar, menyajikan produk yang unik dan teknis pemasaran menjadi rahasia penting bagaimana membuat produk makanan diburu.
Veronica Ratna Ningrum, seorang konsultan marketing sekaligus pebisnis di bidang kuliner melakukan kombinasi antara bisnis makanan yang menjadi primadona dengan keahliannya dalam mengemas sebuah program marketing yang membuat bisnis kulinernya menjadi berbeda dengan bisnis sejenis lainnya.
Kesuksesannya dalam membesarkan Vey Katering selama belasan tahun dengan sejumlah klien besar, tidak pernah membuat Veronica pelit ilmu, dia justru kini mengkolaborasikan kesuksesan dan keahliannya untuk membidik pangsa para pelaku usaha bisnis kuliner sebagai konsultan bisnis mereka.
Veronica memberikan beragam konsep, solusi serta eksekusi mengenai strategi marketing pada bisnis kuliner yang mereka miliki. Menurut Veronica yang memulai usaha sejak tahun 2006 ini, ketika bisnis makanan menjadi primadona, para pesaing adalah pemacu dan pemicu sukses.
Banyaknya pesaing bukanlah penghalang seorang pengusaha makanan untuk meraih sukses, melainkan berfungsi sebagai katalis ide agar tercipta produk yang lebih bernilai, inovatif dan lebih diburu konsumen.
Pesaing adalah pemicu kesuksesan. Kompetitor bukanlah musuh. Bahkan jika ditemui pesaing yang produknya sama dengan produk kita, ambillah sisi positifnya, bahwa produk baru pesaing bisa membantu edukasi pasar. Mengenai bagaimana dan produk mana yang dipilih konsumen, merupakan hak dari konsumen itu sendiri.
Lantas bagaimana cara mendapatkan pasar dan perhatian konsumen ? Di sinilah kelihaian marketing dibutuhkan untuk meraih pasar yang bagus. Tidak sedikit konsumen yang mencari produk selain dari kualitas, rasa, popularitas, maka lokasi juga sering menjadi pilihan.
Jadi tidak perlu khawatir tertinggal ketika bisnis makanan menjadi primadona. Sebab STRATEGI adalah senjata nomor wahid yang harus dimiliki para pebisnis kuliner, tentu ditunjang kemampuan berpromosi, citarasa, hingga harga yang terjangkau kantong konsumen.
Personal Branding Agency, Indscript Creative
No comments:
Post a Comment