Kenapa sih aku iseng banget ngitungin jumlah jamaah...aaa iya bukan sedang belajar matematika tapi ini berkaitan dengan masalah Palestina, gara-gara aku pernah baca di situs dakwah islam kisah tentang tentara Israel yang melongok masjid setiap subuh padahal you knowlah Yahudi kan gak bakalan ikut sholat, imam masjid yang penasaran bertanya kepada tentara itu tentang kebiasaan anehnya tahukah jawabnya ?.
"Dalam kitab kami - kitab Yahudi menjelaskan bahwa jika jamaah sholat subuh di masjid menyamai ramainya masjid seperti sholat Jumat itulah tanda-tanda kebangkitan Islam mengalahkan Yahudi, nah ini saya santai aja jumlah jamaah sholat subuh segitu-gitu aja"
Nah, makanya saya bersyukur banget semenjak berhenti kerja malah bisa belajar memakmurkan masjid dengan sholat berjamaah lebih bersyukur lagi kalau nengok jumlah jamaah sholat subuh di masjid Ukhuwah perumahan kami semakin ramai dari hari ke hari.
WAH jadi kepikir lain kali bawa kamera untuk mengabadikan syahdu masjid itu di saat fajar merekah.
Pecah rekor kedua ini pertamakalinya aku bingung soal uang belanja (biasaaa kan kita lebih suka kabar gembira daripada duka :D) , gajian suami tanggal 27 tapi uang belanja di tanggal 12 sisa 170ribu, dengan berdebar dan berdoa kencang mudah-mudahan gasnya ngga kehabisan :p). Sebenarnya kami bukan keluarga prasejahteraaa banget meski gaji suami di bawah UMR, masih ada sisa gajiku terakhir dan simpanan sedikit uang tetapi ini kan simulasi kalau biasanya uang belanja kurang bisa diambil dari gajiku sendiri sekarang kan nggak lagi setelah aku berhenti. Dari uang belanja yang diberikan suami tujuh ratus ribu sebulan aku selalu menyisihkan seratus ribu lebih dulu sebagai sekedar uang simpanan. Meski cuma berhasil menyisihkan 50 - 100 ribu sebulan "uang kantong doraemon" ini (begitu aku biasa menyebutnya) membawa keajaiban dalam sejarah, bisa dipakai untuk beli tiket pesawat dadakan saat mertuaku meninggal 2 tahun lalu padahal suami ngga pernah punya uang simpanan, jadi modal usaha kredit Hp suami, paling mutakhir buat nambahin biaya khitan Radit - Rafi dan sepertinya bakal jadi penolong bayar uang pangkal sekolah TK Radit tahun ini.
Setiap hari aku berdoa ada keajaiban dan memang selalu terjadi keajaiban kecil, seperti voucher belanja hadiah kuis , bulan kemarin dapat 25 ribu bulan ini ada 50 ribu tapi itu voucher buat belanja di supermarket yang notabene menjadi tanggungjawab suami kalaupun voucher belanja itu kuserahkan bukan berarti uang belanja dapurku otomatis ditambah, tanggungjawab suami masih banyak, bayar listrik air, sisa KPR 350 ribu (sebagian besar sudah kututup dengan hutang di bank tempo hari via mantan kantor), uang makan dan bensinnya, beras, koran, cemilan, belanja bulanan non dapur, plus uang jajan anak-anak. Kalaupun kira-kira sisa gajinya masih ada (yang aku sendiri ngga pernah tau berapa gajinya sebulan tetapi menurut pengakuannya hanya berkisar 2 jt rupiah) aku minta dia melanjutkan menabung di rekeningnya yang sudah aku modali pakai sisa uang belanja, aku juga nggak pernah cek and ricek apa benar ditabungnya yang jelas aku pernah titip sisa gajiku untuk ditabung demi persiapan uang sekolah Raditya ternyata ngga ada wujudnya :D katanya sih dipakai modal usaha kapan lagi jawabnya dipakai bayar cicilan laptop yang kupakai ngekuis dan nulis - lha tempo hari katanya hadiah hihihi.
Belum sebulan aku resign sudah 2x suami sakit...hhhm sepertinya dia stress karena lumbung uangnya berhenti berproduksi...sungguh aku jadi merasa bersalah sempat terbersit pikiran harusnya aku tetap menjadi martir keluarga tetap bertahan bekerja di tempat yang memuakkan, rela selalu kelelahan karena harus bekerja puliuhan KM jauhnya sering terjebak kemacetan dan masih menyelesaikan hampir semua pekerjaan rumah serta tetap membiarkan anak-anak terbengkalai karena ibunya harus bekerja ....seharusnya kami tetap berkorban demi kebahagiaan sang kepala rumah tangga. #plaaak mulai mengeluh lagi.
Pernah aku bercanda menegurnya "eh kirain pergi nyari duit tambahan ternyata main PS toh Pa" , kerja suamiku memang tidak harus stay di kantor, setiap siang jam 12 dia pulang, tidur dan kok ya bebas ngga pakai ceklok pulang jadi ya di rumah aja...sebenarnya waktu luangnya banyak di siang hari seharusnya aku menghormati pilihannya untuk memanfaatkan waktu senggang itu untuk tidur dan bersantai hingga malam hari kecuali di minggu terakhir setiap bulan dimana dia sering pulang malam untuk mengumpulkan tagihan, kok malah dibecandain soal nyari duit tambahan :D.
Jadi istri solehah dan qonaah ternyata susah ya, malu aku pas baca Majalah MAYA - majalah untuk donatur Yatim mandiri di segmen Muslimah, berkisah tentang Fatimah yang tiga hari tidak makan karena Ali sibuk berjihad dan berdakwah dan tentang hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim "Dari Aisyah r.a berkata : Keluarga Rasulullah tidak pernah kenyang dari roti gandum dalam dua hari berturut-turut sampai ia meninggal"
Ah berkaca dari perubahan drastis yang membahagiakan di masjid Al Ukhuwah mengingatkanku lagi akan bunyi QS Ar-ra'du : 11 "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya".
Aku telah memilih merubah nasib dari wanita pekerja yang terbiasa mandiri secara finansial dari suami menjadi ibu rumahan yang masih harus memutar otak agar uang belanja cukup buat makan kami sekeluarga. Bagaimanapun meski di rumah Aku bertekad untuk tetap mandiri secara finansial dari suami agar tidak membebani, mengumpulkan recehan dari bisnis online http://affiliate.cloap.net/?a_aid=23163e22 dan http://www.idsurvei.com/survei/dwiaprily/ yang masih menanti perkembangan maklum merambat pelan-pelan. Kuis dan lomba menulis tetap istiqomah aku jalani, di sisi lain dengan banyak waktu di rumah aku bersyukur bisa meningkatkan ritme ibadah, membaca Al Kahfi di hari Jumat seumur hidupku baru Jumat kemarin baru bisa kulakukan - hasilnya keringatan, biasanya tilawah cuma selembar setiap selesai sholat ^_^, sholat berjamaah di masjid mulai kutekuni Subuh, Maghrib dan Isya (maklum dhuhur dan ashar jadi emak rempoooong). Yang berkurang justru sedekah haaah karena merasa ngga sreg menyebut uang belanja yang diinfakkan sebagai sedekah, biasanya kan duit pribadi. Nah ini lagi ngareeeep banget bisa menang di lomba menulis berhadiah duit dan gadget, kan bisa dapat penghasilan sambil berdoa komisi dari bisnis onlen itu bisa kudapatkan sementara kebutuhan pulsa,produk untuk keperluan sehari-hari termasuk voucher belanja biarlah kudapatkan dari hadiah hasil ngekuis saja...aamin aamiin ya Robbal alamiin #doa yang memaksa :)
Bukankah "...Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." .QS Al Baqarah 285.
Lagi pengen narsis upload foto yang dipakai kontes foto BRI Syariah, dimana aku menang 500 ribu rupiah, siapa tau bisa "menarik keberuntungan" Law of Attraction so aku bisa menang voucher belanja 500 ribu di kuis baru lalu :O)
No comments:
Post a Comment