“Ma apa sih maksudnya air sumber kehidupan, apa kalau nggak minum kita bisa mati gitu ? bukannya kalau nggak makan kan yang membuat badan jadi lemas”, tanya Rafi saat membaca tagline Air Sumber Kehidupan
.
“eeeh mas Rafi maunya Mama cerita dari segi ilmiah atau agama lebih dulu ?” maklum setiap kali menjawab pertanyaannya saya selalu mencoba mengulasnya dari segi kalam illahi dan pengetahuan teknologi. Bukan karena saya merasa pintar justru karena dengan menjawab pertanyaan anak-anak saya mesti banyak belajar.
“Menurut agama saja dulu Maaa”
“Ok, ayat-ayat Al Quran yang mengingatkan tentang pentingnya air bagi kehidupan tidak hanya disebut sekali dua kali…ini dia beberapa ayat yang Mama ingat :
QS Al-Anbiyaa' ayat 30. “Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.”
“Dan, Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di Bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS al-Mu'minuun :18).
Belum lagi ayat-ayat tentang hujan seperti ini :
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, Ar Ruum :48)
Bahkan Rasulullah mengisyaratkan betapa pentingnya air bagi kehidupan yang salah satunya diriwayatkan dalam hadits yang ini : Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,“Janganlah kamu mandi janabah di air yang diam (tidak mengalir).” (Diriwayatkan oleh Muslim). Rafi mengerti mengapa ?, karena air yang diam bisa saja merupakan tandon, persediaan air bersih yang dipakai sebagai air minum, berwudhu dan keperluan sehari-hari. "Apakah boleh berwudhu dengan air yang diam Ma ?" tanya Rafi " itu juga ada haditsnya Nak bahwa air diam yang bersih dan tidak berbau dalam jumlah kira-kira dua kullah insyaallah diperbolehkan untuk berwudhu terutama saat keadaan darurat, bersuci dengan debu pun sah jika tidak ada air bersih".
“Wah berarti Allah sudah mengingatkan kita berkali-kali kalau air itu yang paling utama untuk hidup kita ya Ma, kalau menurut pengetahuan bagaimana Ma ?”
"Nah ini kebetulan Mama pernah dapat kenang-kenangan buku bagus dari seorang teman, Einstein Saja Gak Tau terjemahan karya Robert L. Wolke, coba baca halaman 180 tentang Air, Air Di mana-mana.
Rafi membaca dengan keras “Air adalah senyawa kimia paling berlimpah di bumi, Senyawa ini menutupi sekitar 75 persen permukaan planet kita, membuat bumi tampak biru dan putih dari ruang angkasa” (tentu saja awan putih itu sesungguhnya berisi kumpulan dari titik-titik air yang menguap dari air permukaan bumi). Jumlah total air di bumi termasuk laut, danau, sungai, awan dan es di kutub utara dan selatan mencapai kira-kira setengah miliar ton. Fyuuuh, jumlah yang sangat besar sekali bukan ?.
(Foto Diambil dari : http://id.harunyahya.com)
Fenomena terjadinya hujan, sebagai proses terbentuknya air bagi bumi juga dijelaskan Harun Yahya dalam The Signs in The Heavens and the Earth for Men of Understanding, bahwa setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan untuk dinikmati dan dimanfaatkan manusia. Tetapi dari keseluruhan air yang menutupi permukaan bumi 96 persennya bersifat asin sebagai air laut, sedangkan sisanya sekitar 4 persen yang bersifat tawar. Dari 4 persen air tawar tersebut, kurang dari 3 persen berwujud sebagai salju dan es, sedangkan 1 persen lainnya sebagian besar sebagai air tanah, dan sisanya kurang dari 0,1 persen sebagai air permukaan (sungai dan danau) serta berada di biosfer dan atmosfer. Itulah mengapa kita harus hemat dalam memanfaatkan air untuk aktivitas kehidupan.
Sementara itu bagi tubuh fungsi air sangatlah penting. Pernahkah kita menyadari bahwa dalam kondisi cuaca normal (tidak terlalu panas atau dingin) tubuh manusia tanpa mengkonsumsi air hanya bisa bertahan dalam tiga sampai lima hari saja meski tidak makan. Kurang gizi (zat nutrisi, makanan) dapat menyebabkan kematian secara perlahan namun dehidrasi karena kekurangan cairan sudah tampak akibatnya dalam kurun waktu hitungan jam, kurang cairan dapat mengakibatkan menurunnya daya konsentrasi, pusing, mata berkunang-kunang jika tidak segera ditindaklanjuti mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis hingga mengakibatkan kematian.
"Air ternyata benar-benar kawan sejati bagi manusia ya Ma...tanpa air kita bisa mati".
"Benar Nak, hanya saja jika kita tidak bijak mengelola alam air pun bisa menjadi lawan yang sangat membahayakan".
"Hah maksudnya ?" mata Rafi terbelalak lebar.
"Masih ingat banjir besar yang melanda Jakarta seminggu kemarin ?, juga banjir yang biasa melanda kawasan di sekitar Bengawan Solo setiap musim penghujan. Bahkan mungkin Rafi masih ingat rumah lama kita di Candi Sidoarjo selalu kebanjiran setiap hujan deras terjadi. Itu salah satu akibat dari kelalaian manusia sebagai khalifah bumi. Mengeksploitasi kekayaan alam, mengubah daerah resapan air menjadi pemukiman namun kurang memperhatikan masalah penghijauan ditambah sistem drainase yang buruk karena terjadi pendangkalan di sungai, lautan sehingga saat hujan turun tanah, sungai dan lautan tak mampu lagi membendung membuat air yang biasanya menjadi kawan seolah berubah menjadi lawan menerobos kembali ke dalam pemukiman".
"Apa hubungannya penghijauan dengan air sih Ma ?'
"Rafi sudah pernah dapat pelajaran IPA tentang fungsi tanaman kan ?, selain oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesa tentu masih ingat bahwa fungsi akar tanaman adalah menyerap air dan zat hara dari dalam tanah, air hujan yang tercurah begitu derasnya sebagian menelusup ke dalam tanah menjadi mata air, sebagian lagi diserap oleh tanaman melalui akarnya, coba kita buka koran tentang bencana longsor, sebagian besar longsor disebabkan karena kurangnya penghijauan di perbukitan dan tebing sehingga saat hujan deras air menggerus tanah dengan sedemikian kerasnya mengakibatkan mudah terjadi longsor".
Sekarang ini karena efek pemanasan global akibat terkikisnya lapisan Ozon mengakibatkan gunung es di kutub mencair terus menerus dan menambah beban bumi menanggung air yang melingkupinya. Sementara di daerah tandus air sangat susah didapat, tanah begitu gersang sawah pun kerontang Sayang kan jika kita tidak bijak dalam memanfaatkan air bagi kehidupan. Allah bisa kecewa karena manusia serampangan memanfaatkan karunia yang begitu penting untuk kelangsungan peradaban kita.
"Contohnya bagaimana Ma agar kita bisa melestarikan alam sekaligus memanfaatkan air dengan baik agar Allah tidak murka sama kita ?"
"Nah salah satunya kan Mama sering cerewet mengingatkan kalian untuk selalu mematikan keran air setiap keluar dari kamar mandi ?, untuk mencuci pun Mama tidak berlebihan menggunakan deterjen sehingga menghemat air bilasan, bahkan sisa bilasan terakhir biasanya Mama tawarkan kepada Papa untuk mencuci motornya. Rafi memperhatikan tidak kalau Mama lebih suka menyiram tanaman dengan menggunakan gayung daripada memakai selang air ? selain sambil berolahraga menggunakan gayung lebih hemat loh, karena tidak ada air terbuang dan sesuai takaran."
Jangan lupa membuang sampah di tempatnya agar selokan pun lancar mengalirkan air hujan menuju sungai dan lautan.
Sedihnya pencemaran sungai oleh polusi sampah industri ternyata masih menjadi momok bagi bumi pertiwi padahal sebagian sumber air Perusahaan Air Minum Daerah berasal dari sungai di sekitar kita, terbayangkan kan polusi zat berbahaya itu masuk ke dalam tubuh kita ?.
"Haaa ya ya rafi ngerti sekarang". Adzan dhuhur berkumandang, "ayo Nak kita sholat berjamaah, jangan lupa saat berwudhu keran airnya dibuka sedang saja agar tidak banyak air terbuang kebetulan tandon untuk menyiram tanaman yang biasanya Mama isi dengan sisa air wudhu masih penuh kan hujannya hampir setiap hari"
Sore hari setelah membaca pentingnya membuat biopori di sebuah artikel koran saya belajar membuatnya, tidak sulit hanya membutuhkan ketelatenan saja :
1. membuat lubang vertikal di pekarangan dengan kedalaman sekitar 100cm dengan diameter 10 cm, jarak optimal antar lubang biopori satu dan lainnya100 cm.
2. mengisi lubang biopori dengan sampah organik : rumput, daun yang berguguran
3. setiap sampah organik berkurang kita bisa menambahkan untuk memenuhi lubang, sampah organik yang melapuk ini menjadi pupuk kompos yang bermanfaat.
Hebatnya biopori ini selain membantu penyerapan air kedalam tanah menyerap air melalui lubangnya kita pun telah menabung pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan tanaman
"Mama ngapain lagi ?" "Ini Nak Mama sedang membuat biopori" dan saya terangkan cara membuat serta manfaat dari biopori untuk membantu ketersediaan air tanah sekaligus mengurangi resiko banjir dan air menggenang.
"Ma, ayo dong melanjutkan cerita tentang air bagi kehidupan, Rafi masih bingung kalau air tanah itu berasal dari hujan sebagai hasil penguapan lautan kenapa kok lautan, sungai nggak ada habisnya ya ? terus kok rasanya nggak asin, katanya air laut itu banyak garamnya"
"Itulah Kuasa Tuhan Nak, menurut penelitian ilmiah setiap satu detik 16 juta ton air menguap dari permukaan bumi , dalam setahun air yang menguap sebesar 513 trilyun ton dan jumlah sebesar ini ternyata sebanding dengan curah hujan selama satu tahun, seperti yang telah diisyaratkan dalam Al Quran bahwa air hujan turun sesuai takaran "Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, Az Zukhruf :11). Selain itu kecepatan turunnya hujan pun sesuai takaran sekitar 8-10 km/jam, agar menjadi hujan secara ilmiah terbukti baru terjadi jika awan berada pada ketinggian 1200 meter sehingga efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan setara dengan efek yang ditimbulkan oleh benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 15 cm, sifat gesekan yang terjadi pada atmosfer pun mengurangi kecepatan hujan turun ke bumi sehingga hujan yang sangat deras tidak menimbulkan kerusakan pada makhluk yang ditimpanya.
Kalau soal air tanah rasanya tawar dan tidak asin seperti air laut dan air hujan, itu karena tidak semua air hujan kembali ke laut sebagian seperti yang pernah Mama ceritakan tadi ada yang diserap oleh akar tanaman, ada yang merembes ke dalam tanah, sedangkan di tanah itu banyak bebatuan, mineral dan saat bergesekan dengan air hujan bebatuan itu berfungsi sebagai saringan alami sehingga air dari mata air sangat jernih dan segar tidak asin seperti lautan. Apalagi kalau air yang mata air pegunungan, bebas polusi dan segar sekali "
"Ooo pantas air mineral yang biasa kita minum itu mengambil sumbernya dari air tanah ya Ma, bukan dari air sungai, tapi Ma kalau air pegunungan itu diambil terus menerus apa nggak habis ya, kata Mama kita harus bijak mengelola kekayaan alam termasuk air dong di dalamnya"
"Itulah Nak, mengapa perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang bijak tidak hanya mengeruk keuntungan dari mata air pegunungan namun juga mesti memperhatikan kelestarian lingkungan di sekitarnya, melakukan reboisasi, mengambil air tidak melebihi kapasitas keseharian yang dihasilkan oleh mata air bagaimanapun mata air tidak boleh dikuras hingga habis harus ada air yang tersisa di dalamnya demi kelestarian biota. Selain itu Rafi pernah memperhatikan tidak tulisan di galon air minum yang biasa kita beli, sumber mata airnya berbeda-beda di daerah lainnya loh, tidak hanya satu sumber mata air saja. Selain pertimbangan biaya transportasi hal ini juga karena perusahaan AMDK memperhatikan masalah konservasi dan kapasitas mata air agar tidak tereksploitasi secara berlebihan."
"Terimakasih Ma sudah banyak bercerita tentang air hari ini nanti kalau ada PR menulis tentang air Rafi dibantu lagi ya Ma"
"Boleeeh Nak asal Rafi juga berjanji tidak perlu menunggu Mama cerewet mengingatkan agar turut berhemat menggunakan air karena mematuhi perintah Allah dengan menjaga kelestarian lingkungan dan berhati-hati dalam pemakaian air telah menunjukkan bahwa kita telah menunjukkan rasa syukur seperti yang selayaknya".
''Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, nisaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.'' (QS Al Waaqi'ah ayat 68-70)
Daftar Pustaka
1. Facebook Sehat Aqua
2. http://id.harunyahya.com
3. www.republika.co.id
4. Einstein Aja Gak Tau, Robert L. Wolke 2004
5. www.biopori.com
Subhanallah... baca tulisan ini jadi ikut merenunh. Semoga sukses, Mbaaa... :D
ReplyDeletetypo: merenung *kompi error
ReplyDeletemakasih mbak Leyla sudah berkenan mampir :) bener mbak, bukan sekedar untuk lomba ini tulisan warisan untuk anak cucu saya kelak :)
ReplyDeleteIya, bukan masalah ikut lombanya...tulisan ini jadi warisan bagi anak cu cu dan orang lain insya Allah... Bagus dwi... (sst, aku naksir dengan taman mungilmu)
ReplyDeletekirain naksir saya mbak Ade :p
Deletega kebayang kalo ntar 20 tahun lagi susah nyari air bersih, mba. :( memang harus dijaga ya sumber airnya :) sukses buat lombanya, mba. moga menanggg ;)
ReplyDeleteSangat bermanfaat ...... Sebagai referensi kami utk edukasi ke masyarakat..... Godbless You....
ReplyDelete