catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Seberapa Penting Peringatan Hari Blogger Nasional?

Sudahkah anda ngeblog hari ini? Apa alasan anda ngeblog hingga kini? Saya memposting artikel ini sekedar memeriahkan Hari Blogger Nasional. Suka tidak suka, diakui atau tidak saya memiliki laman maya www.braveandbehave.blogspot.co.id untuk dijenguk dan diharapkan menjadi ladang pahala dari berbagi cerita, serta ladang rezeki dari berlomba.

Tanggal 27 Oktober beranda facebook saya bertaburan ucapan “Selamat Hari Blogger Nasional” Rekan-rekan blogger saling berbagi link artikel atau sekedar posting status tentang blogging. Sejak tahun 2007, sehari sebelum peringatan Sumpah Pemuda ini dicanangkan sebagai Hari Blogger Nasional oleh Prof.Dr.Ir Muhammad Nuh (yang saat itu menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika RI) di acara pembukaan Pesta Blogger yang kemudian berubah nama menjadi event On Off Indonesia (OnOffID). 

Mungkin bagi sebagian orang penetapan hari khusus untuk mengakui eksistensi blogger di Indonesia tidaklah terlalu penting. Namun bagi sebagian lagi penetapan dan pengakuan tersebut merupakan penghargaan atas kinerja, keberadaan dan sumbangsih blogger secara umum. Nah saya sendiri termasuk yang mana? Eksistensi saya sebagai pemilik dan penulis di blog ini seringkali nggak diakui loh. Beneran! Meski saya sudah ngeblog sejak tahun 2011 di Kompasiana lalu 2012 di blog www.braveandbehave.blogspot.co.id bagi sebagian orang ternyata saya bukan tergolong blogger. Padahal saya mengartikan blogger ya sebagai pemilik blog yang rajin memposting tulisan karya sendiri. Kalau pemilik blog tapi artikelnya hasil karya orang lain dengan membayar sejumlah fee tertentu bolehlah disebut investor hehe. 

Mengapa saya menulis demikian sebab pernah suatu hari saya mengutarakan alasan saya untuk belum memilih TLD karena saya khawatir nantinya saya yang gaptek ini sibuk utak atik blog saat penyesuaian migrasi, lalu sibuk memikirkan alexa ramping, DA/PA sesuai trend dan sebagainya dan sebagainya. Lalu saya pun kehabisan waktu untuk tetek bengek hidup saya yang lain termasuk ibadah. Jujur saya menulis itu karena kekhawatiran saya sendiri sebab tanpa TLD pun saya sering keasyikan di depan laptop lalu tiba-tiba pekerjaan rumah tak mendapatkan porsi layak. Percaya nggak sih saya itu juga pengen nampangin Google Adsense di sini tapi pernah daftar sekali lalu bingung setelah terima email dari Google ini blog mo diapain mana kuota internet juga lagi ngos-ngosan dan akhirnya berakhir dengan penolakan Hahaha. Eh tak dinyana postingan di FB itu mendapat serangan bertubi-tubi dari para seleb blog, Yang katanya saya ini riya' ibadah lah, yang katanya postingan tersebut menyerang bloggerlah (artinya saya tidak diakui sebagai blogger bukan?) maka ...ya sudahlah hanya Allah yang bisa memahami isi hati, saya juga tidak memaksa untuk diakui sebagai blogger hehehe. Kejadian tersebut mengajarkan saya untuk berhati-hati di dunia maya. Ada hal-hal yang seharusnya disimpan sendiri dan tak perlu diungkap di dunia maya. Adakala tulisan kita mungkin menyinggung perasaan orang lain padahal kita tak bermaksud demikian. Kadang menulis pun perlu kajian lebih mendalam (nah ini nanti ada kaitannya dengan penting atau tidak penting peringatan Hari Blogger Nasional)


Mereka yang bahagia dengan penyematan Hari Blogger Nasional mungkin merasa bahwa eksistensinya mulai mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Blogger telah diakui sebagai profesi seperti halnya guru, nelayan, petani, karyawan. Saya masih ingat guyonan teman-teman blogger senior yang disangka memelihara tuyul. Tidak pernah terlihat “bekerja” di luar rumah tetapi bisa beli motor, mobil bahkan rumah baru. Padahal meski tampak duduk diam di rumah mereka serius menghadap laptop mengais rezeki dari google adsense dan periklanan dunia maya lainnya, rajin menulis job review atau posting artikel-artikel content placement. Tak ketinggalan pula para blogger yang rela berbagi berbagai informasi mulai dari resep dan trik memasak hingga bahan-bahan dan ilmu tentang Home Schooling. Seolah blogger-blogger tersebut berkarya dalam diam namun manfaatnya dirasakan banyak orang. Saya pernah nonton film yang dalam salah satu scene menampilkan sosok blogger. Di Amrik sono blogger digambarkan sebagai sosok yang benar-benar mengejar berita dan mengulas berdasarkan fakta. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa si blogger mempertanyakan kebijakan pemerintah yang dianggap menutupi fakta dari wabah penyakit yang sedang melanda. (Duh lalu saya bertanya pada diri: blogger macam apa aku ini jika tak mampu untuk berbagi?)

Blogger kini telah menjadi bagian profesi. Saya sempat membaca kisah blogger-blogger top yang memilih mengundurkan diri dari posisi karyawan dan fokus di dunia blogging. Satu artikel review kuliner di restoran-restoran ternama yang diposting di blog mereka bertarif jutaan rupiah. Angka yang fantastis bagi mereka yang terbiasa mengandalkan gaji. Bayangkan jika dalam satu bulan ia mendapatkan job review dari tiga restoran saja. Makan gratis, duduk manis di depan laptop sambil ngeblog dan menerima fee bernominal fantastis. Terus terang kisah blogger ini menjadi salah satu motivasi saya untuk terjun ke dunia blogging. Perihal nama blog saya ini, dulunya saya mikir asal saja : pengen ngeblog dengan berani menulis kebenaran tapi tetap santun dalam menyampaikan. Jadilah nama blog yang saya pilih asal Nginggris: braveandbehave. Kalaulah ternyata saya yang sok Nginggris ini salah, lalu blog saya melenceng dari niatan semula mohon dimaafkanlah yaaa >_<

Mereka yang merasa biasa saja dengan penetapan Hari Blogger Nasional mungkin adalah mereka yang tak terlalu peduli dengan seremoni. Dah yang penting menulis, ngeblog dan konsisten dengan sarana berbagi sekaligus mengais rezeki. Atau bisa juga karena ngeblognya karena suka-suka sekalian ikutan lomba (seperti saya). “Elo mau ngakuin gw blogger apa bukan, kagak ngaruh yang penting gw kagak ganggu elo dan elo asik aja ama kerjaan gw” Ada atau tidak Hari Blogger Nasional toh tetap wajib bayar pajak, tagihan-tagihan juga dibayar sendiri, nggak ada yang ngasih fasilitas koneksi internet free kecuali bisa numpang Wi-Fi. Begitu mungkin yang ada di dalam benak blogger yang tak terlalu mementingkan seremoni. Coba kalau di Hari Blogger Nasional bisa bebas internetan tanpa bayar ya hahaha.

Seberapa penting pengakuan terhadap aktivitas blogging? Bagi saya sendiri yang sering tidak diakui sebagai blogger (eh kok perasa banget, tapi sesuai kisah nyata tersebut di atas) penetapan hari khusus itu antara penting dan tidak penting. Penting, karena penetapan Hari Blogger Nasional tersebut merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat bahwa ada profesi Blogger di tengah kehidupan. Yaa kasarnya biar nggak dikira memelihara tuyul jika berdiam di rumah tapi tetap dapat penghasilan. Pentinglah untuk menghormati keputusan tidak menjadi karyawan dan tetap mendapatkan penghasilan meski lebih banyak waktu di rumah untuk dihabiskan di depan laptop kesayangan. Namun penetapan Hari Blogger Nasional tersebut menjadi tidak penting jika eksistensi sebagai blogger tak banyak memberikan sumbangsih bagi masyarakat, minimal bagi keluarga. Ngeblog kalau isi blognya melulu curhat karena nggak punya duit atau lagi BT sama tetangga or pasangan hidup, ngeblog yang isinya menghujat, sinis atau apriori tanpa solusi rasanya kok tidak menyumbang dampak positif. Kecuali curhatnya itu bisa menimbulkan rasa syukur bagi para pembaca, hujatan dan kritikan disertai argumentasi dan solusi mungkin yang membaca pun merasakan manfaatnya. Nah lo saya jadi mikir jangan-jangan blog saya ini pun tergolong yang tidak memberikan manfaat hahaha.

Penetapan Hari Blogger Nasional juga menjadi tak penting manakala informasi yang ditulis dalam blog hanya berdasarkan asumsi dan tidak sesuai dengan fakta. Sedikit bercerita, salah satu contohnya adalah kritik terbuka bagi blogger di sebuah acara talk show. Saya pernah mengikuti gathering blogger dan OJK. Pembicara dari OJK sempat mengkritik bahwa informasi yang ditulis blogger acapkali kurang akurat. Misalnya masih menganggap Bank Indonesia mengawasi kebijakan finansial dari lembaga-lembaga perbankan padahal tugas itu telah diambil alih OJK. Parahnya pernyataan yang salah tersebut dijadikan salah satu bahan menulis skripsi atau tugas mahasiswa. Informasi yang salah malah kemudian meluas dan berpengaruh terhadap opini masyarakat dan dunia pendidikan. Hmm kritikan ini sebuah catatan penting bagi saya, menulis di blog sama halnya dengan menulis buku. Berbagai lapisan masyarakat bisa membaca tulisan kita maka hendaknya berhati-hati dan jika perlu harus melakukan kajian, survey, penelitian yang komprehensif sebelum memposting sebuah artikel.

Nah saya juga pernah baca komentar begini “blog kok isinya iklan melulu” Buat saya pribadi nggak masalah sih mau blog itu isinya job review, lomba, iklan titipan dan semacam pemanfaatan lahan investasi lainnya atau murni berisi curhat, ladang pemaparan opini dan aneka tips dan pengetahuan sebagai sarana berbagi. Asal bahasanya mengalir, membawa “sesuatu” pesan yang bisa saya dapatkan maka blog tersebut sudah bermanfaat dan menyenangkan banget. Kalaupun ngiklan tapi disampaikan dengan bahasa marketing soft selling pasti yang membaca pun tak akan bosan. Alasan ngeblog setiap orang tidaklah sama. Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk saling menghargai satu sama lainnya.

Satu hal lagi tentang dunia blogging, diakui atau tidak belakangan ini blogger sedang naik daun. Program pemerintah, launching produk atau event tertentu tidak hanya melibatkan awak media massa dari tabloid dan koran ternama. Blogger pun mendapat kesempatan yang sama. Promosi tidak hanya dilakukan lewat iklan majalah dan televisi tetapi dunia blog juga turut mencicipi. Mau ngeblog rame-rame atau blog sendiri. Entah itu blog gratisan TLD. Ada atau tidaknya penghargaan dari masyarakat terhadap eksistensinya, semoga para blogger bisa konsisten berbagi dan memberikan pencerahan lewat tulisan berdasarkan fakta sebagai karya nyata. Rasanya tak perlu lagi berdebat harusnya begini atau begitu untuk menjadi blogger yang baik. Bukankah di akherat nanti (bagi yang percaya) yang diperhitungkan adalah amal dan dosa, bukan blogger seperti apakah anda? 

Meski eksistensi saya sebagai blogger antara ada dan tiada izinkan saya ucapkan Selamat Hari Blogger Nasional kawan!.
Share:

22 comments:

  1. Wow... mba Dwi kok kepikiran nulis kayak begini sikkk? Keren ini mah :)

    bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
  2. Saya sih bersyukur kalau ada peringatan hari blogger, artinya memang sudah ada pengakuan terhadap eksistensi blogger meskipun masih banyak yang awam terhadap blogger.
    Walaupun gak ada seremonialnya.
    semoga tetap produktif menulis ya Mba walaupun kadang ada yang tak sependapat dengan tulisan Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siip mbak...semoga bisa istiqomah dan menjadikan setiap langkah sebuah berkah :)

      Delete
  3. Antara ada dan tiada :D
    Keep blogging, keep Inspiring..

    ReplyDelete
  4. Antara ada dan tiada :D
    Keep blogging, keep Inspiring..

    ReplyDelete
  5. Ideeemmm мϐä, aku juga blm tld, tapi tetap berharap bisa brpartisipasi.., ibarat kuku.., sentiasa bertumbuh smg yaa manfaat dan barokah, Aamiin YRA.... 😇

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ya Allah...yang penting niatnya nggih mbak...semoga bisa istiqomah aamiin

      Delete
  6. biarpun nggak ada hari spesial blogger, semoga setiap hari adalah spesial bagi tiap blogger.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mbak....bersyukur atas karuniaNya membuat setiap hari terasa selalu istimewa :)

      Delete
  7. Blogger itu ada untuk saling berbagi manfaat ya, mba Dwi. Semoga semakin semangat ngeblognya. Udah saatnya blog mba Dwi pakai TLD. *lho :D

    ReplyDelete
  8. Keren tulisannya.
    Sing penting nulis dan smoga bermanfaat dan menebar kebaikan

    ReplyDelete
  9. Lebih indah jika sebagai sesama blogger bisa saling menghargai perbedaan.. Apapun isi tulisannya (asal bukan tulisan seenak jidat dan tanpa fakta), apapun domainnya.. Jika senang menulis, maka teruslah menulis.. Kalo aku suka banget quotes nya Pramoedya Ananta Toer: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” So, keep writing. Salam kenal ya mbak, nice post :)

    ReplyDelete
  10. Yang penting kayaknya kok buka hari bloggernya, tetapi bagaimana blogger itu terus menulis dan mengabarkan....apapun itu.....Selamat Hari Ngeblog ya mbak..he..he..he...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yes ...monggo dan mari mengabarkan kebenaran :D makasih sudah mampir mbaak

      Delete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.