catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Keajaiban Itu Nyata Bagi Yang Percaya

 "Miracle does exist for true believer" suatu hari saya menuliskan kalimat itu di laman facebook sebagai motto hidup. Pakai bahasa Inggris sih buat gaya-gayaan. Tapi makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penyemangat bagi diri saya sendiri. Saya adalah orang yang rapuh, dikit-dikit mengeluh. Ada gak enaknya hidup sering "komplain" sama Allah. Meski saat hidup normal-normal aja juga tak lupa bersyukur. 

True believer, itu juga menjadi nama, julukan yang sematkan bagi blog ini. Terlihat keren, padahal kenyataannya saya sedang memotivasi diri secara terus menerus agar tidak kehilangan keyakinan dan keimanan kepada Allah.


Seperti manusia biasa pada umumnya, iman saya naik turun. Jika tidak dimotivasi secara terus menerus, khawatir tersungkur dalam kufur. Naudzubillah. Apalagi hidup yang saya jalani tidak bisa dianggap mulus-mulus saja meski juga tidak terlalu menderita.

Sebagai anak-anak yatim yang masih duduk di bangku sekolah dan ibu tidak bekerja, hidup saya dengan adik dan kakak cukup penuh drama, hingga ibu terpaksa minta bantuan saudara yang lebih kaya untuk memberikan sumbangan agar kami bisa melanjutkan hidup seadanya. Hmm, rasanya hutang budi itu tak enak sekali, sampai terbawa mati.

Gambaran hidup nyaman setelah berumah tangga juga tak menjadi kenyataan. Sebab kondisi finansial rumah tangga jungkir balik hingga pernah ke titik nol saat suami beberapa kali terPHK dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan menganggur cukup lama. Bekerja sebagai karyawan kontrakan memang penuh resiko. Dan kondisi seperti ini membuat iman saya nyaris turun drastis.

When i'm feeling blue, Sumber : Pixabay (Irasonja)
Hingga suatu saat Allah menunjukkan keajaiban yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Pada suatu waktu, suami mendapatkan tempat kerja yang nyaman, kondusif. Kondisi keuangan keluarga mulai stabil meski tak bisa dibilang berlebihan, tetapi kekhawatiran kehilangan pekerjaan tak pernah membayangi. Namun dalam kondisi nyaman yang belum pernah kami rasakan, tiba-tiba suami terserang sakit anemia secara tiba-tiba yang tidak dapat dijelaskan secara medis apa penyebabnya. 

Ia tak bisa makan seperti biasa hingga berat badannya turun 25 kilogram, badannya lemas, loyo dan tidak bisa bekerja. Keluar masuk rumah sakit dan sempat mengalami kondisi sangat mengkhawatirkan dengan HB 3,21. Pak suami juga menunjukkan tanda-tanda seperti almarhumah adik saya dulu sebelum meninggal. Susah bernafas, tidur gelisah, menggumam tak jelas. Membuat saya merasa bahwa umurnya tak lama lagi.

Pikiran dipenuhi bayangan kekhawatiran tak menentu. Berhari-hari di rumah sakit, saya sampai menyempatkan minta tolong ke penjual alas tidur di rumah sakit agar turut mendoakan suami untuk segera sembuh meski saya tak mengenal dia. Kondisi suami semakin memburuk, ia bahkan tak bisa menelan makanan apapun, diberikan bantuan pernapasan, infus, transfusi darah untuk kesekian kali. Malam-malam di rumah sakit saya habiskan sebagian besar dalam sujud dan doa penuh tangis memohon agar Allah menyembuhkannya seperti sediakala, doa-doa yang kurapal di ruang isolasi kecil saat menemani suami, di masjid rumah sakit saat sholat lima waktu, seperti anyaman harapan yang tak pernah berhenti. Dan di ruang tunggu, di masjid saya melihat, mendengar kisah-kisah para penunggu pasien dengan segala harapan dan penderitaan silih berganti. Hal-hal yang membuat saya percaya bahwa Allah pasti menganugerahkan takdir terbaik bagi makhlukNya.

Hingga entah hari keberapa, Allah berkenan memberikan keajaiban, kondisi suami berangsur membaik, Hbnya berangsur naik, ia juga sudah mulai bisa mengonsumsi makanan lembut dan tubuhnya tidak terlalu lemah. Namun karena keterbatasan biaya, meski Hb suami belum normal kami memutuskan untuk pulang. Alhamdulillah pelan namun pasti kondisi suami semakin membaik meski hingga waktu kontrol terakhir penyebab anemia parahnya tetap tidak dapat terdeteksi.

 "Miracle does exist for true believer" keajaiban itu nyata bagi yang percaya. Dari pengalaman pribadi itu saya merasakannya, bahwa yang saya tuliskan di masa lalu bukan slogan semata sepanjang kita masih punya iman kepada Sang Kuasa.

Share:

2 comments:

  1. Dada sy basah membaca tulisan Ibu. Betapa kuat dan hebatnya Ibu mendampingi pasangan hidup dengan memasrahkan kepada Allah Swt. Teriring doa, semoga Allah mampukan ya, Bu.

    ReplyDelete
  2. Mba, ikut seneeeng banget karena suami mba akhirnya bisa pulih. Yaaa, kita ga boleh kehilangan pegangan dan keyakinan kepada allah. Cuma Dia tempat meminta dan memohon. Miracle does exist. Aku pun percaya. Kalopun sesekali kita diksh ujian, berarti Allah pasti tahu kita mampu mengatasi dan mungkin cara kita utk naik kelas nantinya. 🤗.

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.