catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Hafalan Juz 29: Mumtaz! #Resolusiku2017


Facebook, akun media sosial yang paling sering saya kunjungi. Facebooker fanatik? enggak juga, karena saya juga punya Instagram dan Twitter. Entahlah emak-emak macam apa saya ini maunya eksis di sana sini. Tapi saya suka facebook terutama karena adanya fitur pengingat memori. 

Detak jantung saya seolah sedetik berhenti ketika facebook mengingatkan saya tentang kenangan dua tahun lalu.
Curhat berhashtag #TestimoniIndahnyaAlQuran #KitabRomantisSepanjangZaman ini muncul merobek-robek memori. Memori tentang susah payahnya belajar memperbaiki bacaan Al Quran di saat umur sudah menua. Saat ketajaman mata sudah seringkali tidak bisa berkompromi tetapi semangat membara karena berjuang bersama teman-teman sebaya.

Usai resign di bulan Desember tahun 2012 saya berusaha untuk tak mati kutu mengisi waktu. Mulai dari mencari seluk beluk mencari nafkah sebagai penulis konten part time dan berburu lomba hingga upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan agama. Belajar tahsin salah satunya.

Saya bersyukur diberikan umur untuk memperbaiki kualitas ibadah. Teringat masa kecil dulu, sering bolos ngaji, sudah tua baru terpikir untuk belajar lagi. Belajarnya bareng ibu-ibu sebaya di masjid Al Ukhuwwah dekat rumah. Mulai dari kitab dasar Tilawati 3. Kalau dulu sering berdoa hujan cepat turun pas sore hari waktu ngaji. Saat sudah tua belajar lagi hujan-hujan berpayung pun dilakoni.

Kemudian pak ustadznya memotivasi ibu-ibu untuk lebih maju. Kelas yang saya ikuti diwajibkan mengikuti kelas tahfidz, kelasnya ibu-ibu yang kemampuan membaca Al Quran sudah tingkat mahir. Wuaak ? appah? belajar Al Quran pun harus pakai akselerasi. Gugup, cemas, maju mundur itu yang saya rasakan. Sempat ingin berhenti belajar. Tetapi pak ustadz tak putus asa memotivasi kami. 

Akhirnya, bismillah ....kelas tahsin yang saya ikuti nekad ikut akselerasi ke kelas tahfidz. Seperti kelas tahfidz pada umumnya hafalan dimulai dari juz 30. Waktu setoran hafalan deg-degan sampai mau pingsan. Suara yang keluar pakai nada gemetaran. Tapi alhamdulillah setengah tahun hafalan kami tuntas. Dada terasa seperti ada ledakan kembang api, meletup dan menari-nari. 

Pak ustadz mengingatkan tidak larut dalam euforia. Ini baru juz 30 saudara. Mau diteruskan juz 29 atau dari juz 1 sekalian belajar tarjim (menterjemahkan ayat Al Quran). Sayangnya program tarjim dan tahfidz juz satu tidak berjalan selancar tahfidz juz 30. Padahal saat itu saya sudah menggenggam asa ingin melanjutkan hafalan ke Juz 29.

Hingga suatu hari facebook mengingatkan memori tentang rasa gemuruh penuh syukur kala menuntaskan hafalan juz 30 dan cita-cita saya untuk melanjutkan hafalan Quran juz 29. Ternyata sekian lama waktu terentang terlalu banyak waktu saya sia-siakan. Namun tak ada kata terlambat bukan? selama hayat masih dikandung badan. 

Baiklah, semangat yang sempat hilang setahun ini harus saya pompa kembali. Hafalan Juz 29 saya tanamkan sebagai resolusi. Berat badan masih sama #eh, ibu-ibu kelas mengaji tak berubah, guru mengaji masih seperti yang dulu mengapa semangat luruh satu per satu? harus diupayakan kembali menggapai ridho Illahi.

Mengapa saya memilih menghafalkan Al Quran sebagai resolusi? salah satunya untuk menjaga interaksi saya dengan kitab paling romantis sepanjang jalan. Tilawah saja nggak cukup, karena saya pernah mengalami romantisme ketika menghafal juz 30 jadi ingin mengulanginya terus dan terus (sayangnya semangat kok naik turun hehe) Kadang timbul rasa nyaris putus asa, sudah hafal beberapa ayat trus kok ilang lagi. Saat-saat itulah timbul rasa untuk memohon kemudahan dari Sang Pemiliknya. Indah, tak terungkapkan dengan kata-kata. Terasa sekali betapa lemah manusia.

Terus terang, selain diingatkan memori fb yang muncul kembali resolusi saya juga dipicu pencapaian si sulung yang kini menjadi santri. Ketika saya iseng menanyakan hafalan Qurannya meski dia menuntut ilmu bukan di pondok pesantren hafidzul Quran ternyata dia hafal beberapa ayat Al Mulk, juz 29. Hmm saya sendiri cuma hafal ayat pertama, sudah memprint out Al Mulk untuk dibaca setiap malam dan dihafalkan tetapi hasilnya masih nol besar. Mengapa? karena saya terlalu banyak berencana tetapi tidak berikhtiar.

OK, saya catat kelemahan dalam mewujudkan cita-cita agar resolusi tidak tertinggal sekedar kata belaka. Tak cukup hanya bermimpi namun harus giat membangun harapan sejak dini.

Maka untuk mewujudkan #resolusiku2017 saya memulainya lagi dengan Bismillah....
1. Menetapkan waktu untuk khusus menghafal. Murojaah juz 30 saya lakukan saat sholat sunnah, memilih surat-surat juz 30 yang panjang untuk mengisi rokaat sholat dhuha dan tahajjud. Maka saya punya waktu senggang setelah dhuha dan setelah ashar untuk hafalan juz 29. Sejenak sebelum tidur masih bisa menambah beberapa ayat
2.  Mengurangi hal-hal yang membawa mudharat. Kelemahan saya yang lain konsentrasi sering terpecah. Sering tergoda larut dalam media sosial, padahal jika tidak hati-hati bisa benar-benar sial. Sial sebab seharian waktu terbuang percuma. OK! harus dibatasi.
3.  Memantapkan hati bersama sang buah hati. Ya! salah satu faktor yang memudahkan saya menyelesaikan hafalan Juz 30 adalah karena saya menghafal bersama si bungsu, 7 tahun. Januari tahun depan usianya sudah 8 tahun, saya ingin memantapkan hati untuk menghafal juz 29 bersamanya lagi.

ya Allah, saya tak ingin melupakan janji saya sendiri. Semoga niat Lillahi ta'ala ini dimudahkan jalannya. Bagi yang membaca postingan ini tolong doakan saya ya agar bisa mewujudkan impian menjadi nyata.

"ya Allah sayangilah aku karena Al Qur'an dan jadikanlah Al Qur'an sebagai pemimpin cahaya petunjuk dan Rahmat bagiku
ya Allah ingatkanlah aku terhadap apa yang telah aku lupakan dari Al Qur'an.
 Ajarilah aku apa-apa yang belum aku ketahui dari Al Qur'an. 
Anugerahilah aku kemampuan untuk senantiasa membacanya sepanjang siang dan malam. Jadikanlah Al Qur'an sebagai hujah (yang dapat menyelamatkan) bagiku wahai Tuhan Semesta Alam.

Doa khatmil Quran yang sering terlewatkan. Jika kita baca, resapi dan nikmati akan merasa ada yang meleleh dalam hati pelan pelan... 

Semoga Allah menjadikan tingkah laku kita mulia sebagaimana yang Dia perintahkan dalam Al Quran.




Info Lomba di SINI
www.hidayah-art.com

Share:

7 comments:

  1. Subhanallah
    Memang benar ya mbak..ngejar akhirat, dunia ikut sekalian

    ReplyDelete
  2. salut mba, duuuh saya jadi malu..juz 30 saja banyak lupa karena jarang murajaah

    ReplyDelete
  3. saya juga sedang membantu anak saya dalam menghapal juz 30, sekalian sebagai pengingt saya. Semangat terus ya mba... :)

    ReplyDelete
  4. hwah, semoga Allah mengijabah Mbak Lyta. Tak ada kata tua untuk terus belajar, apalagi Al Qur-an.
    semangat!

    ReplyDelete
  5. Semoga diijabah Allah. Aku juz 30 aja belum hapal. :'D

    ReplyDelete
  6. Mbaaa..saya juga sedang menghapal juz 30 dengan anak saya, tapi bedanya ini anak sulung saya, 5 tahun, hehe... semoga tahun depan saya lulus juz 30. aamiin.. :)

    ReplyDelete
  7. Aduh, jadi tergelitik nih, kurang ikhtiar juga aku mbak. Tiap kali dapat tambahan ayat bisa hapal, ntar ada aja hari di mana aku suka lupa nggak melelakukannya. Jadi reminder buat aku, makasih ya mbak. Makasih juga udh ikut GA aku. Moga terwujud resolusinya, aamiin.

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.