"Terimakasih Tuhan, Asian Games 2018 segera diselenggarakan" ucapan itu terselip dalam hati spontan begitu saja. Bersyukur, turnamen olahraga paling akbar di Asia ini terselenggara dalam hitungan kurang dari satu bulan sejak saya menulis artikel ini.
Ada apa sih kok saya begitu girangnya dengan terselenggaranya Asian Games 2018 di Indonesia? Alasan pertama adalah demi meredanya suhu timeline media sosial hahaha. Pahamlah ini tahun politik. Usai Pilkada lalu gaung menuju Pilpres pun menggema. Imbasnya ke media sosial, duh panasnya itu lho. Mencari kesalahan, mengumbar aib, saling mengolok-olok dengan sebutan yang buruk karena berada pada kubu yang berseberangan.
Jika Asian Games mulai berlangsung tentunya perhatian bangsa tertuju pada ajang kompetisi olahraga akbar ini. Jadi bye bye segala julukanbani serbet, cebong, kampret dan entah apa lagi sebutan buruk lainnya fyuh.
Kekompakan dan antusiasme masyarakat Indonesia #dukungbersama Asian Games tampak pada inisiatif memasang bendera, baliho Asian Games terutama di Jakarta yang sempat menjadi pro kontra. Di media sosial tak ketinggalan, aneka kuis dan lomba yang mempromosikan Asian Games mendapat sambutan luar biasa.
Jika Asian Games mulai berlangsung tentunya perhatian bangsa tertuju pada ajang kompetisi olahraga akbar ini. Jadi bye bye segala julukan
Kekompakan dan antusiasme masyarakat Indonesia #dukungbersama Asian Games tampak pada inisiatif memasang bendera, baliho Asian Games terutama di Jakarta yang sempat menjadi pro kontra. Di media sosial tak ketinggalan, aneka kuis dan lomba yang mempromosikan Asian Games mendapat sambutan luar biasa.
Alasan kedua, secara pribadi saya turut merasakan gelora optimisme tunas-tunas bangsa yang berjuang di berbagai cabang olahraga untuk meraih prestasi. Catat saja ada Kevin Sanjaya di cabang bulutangkis, Shaleha Fitriana di cabang olahraga Taekwondo, Eko Yuli di angkat besi, Wewey Wita sang pendekar pencak silat dan masih banyak lagi yang lainnya. Tentu yang paling fenomenal adalah Lalu Muhammad Zohri sang pelari (mudah-mudahan ia mendapat kesempatan berlaga di Asian Games meski sebenarnya disiapkan untuk olimpiade Tokyo 2020) Tunas-tunas muda ini adalah bukti pembibitan atlit nasional menumbuhkan hasil. Optimis! prestasi demi prestasi bisa mereka raih. Optimis proses regenerasi atlit tidak pernah berhenti dan yang muda-muda pun bisa meraih gelar tertinggi.
Alasan ketiga adalah ditunjuknya Palembang dan Jakarta sebagai tuan rumah utama Asian Games 2018 adalah bukti optimisme bahwa di luar Jawa pun pagelaran sebesar Asian Games bisa diselenggarakan secara optimal. Inilah Indonesia, pembangunan sudah merata. Saya optimis dan turut berdoa segala sesuatunya berjalan lancar dan menumbuhkan rasa hormat bagi Indonesia.
Alasan keempat kegirangan saya adalah Indonesia mampu meredam suasana yang sempat kurang kondusif karena issu terorisme dan teror "harga telur" aduh emak-emak banget ya. Harga telur ayam belakangan ini memang seperti teror baru. Bahan makanan yang dulunya dianggap paling kondusif untuk anggaran belanja rumah tangga, murah dan mudah diolah sekarang harganya mampu membelalakkan mata. Optimis yuk, pas Asian Games berlangsung nanti harga telur bisa turun lagi, kan ayam-ayamnya ikut gembira larut dalam euforia #eh sehingga bisa lebih produktif dalam bertelur.
Lupakan Pilkada, Pilpres. Jangan hiraukan harga telur, daging ayam dan sapi yes. Tak usah pedulikan elpiji melon yang konon segera diganti elpiji non subsidi. Fokus ke harga tiket Asian Games 2018 (saya dengar dari berita televisi) yang berkisar antara 400 ribu rupiah (saat pertandingan) hingga 750 ribu rupiah untuk acara pembukaan dan penutupan. Artinya pihak penyelenggara optimis bahwa rakyat Indonesia mampu membeli tiket seharga ratusan ribu rupiah ini. Optimis! kondisi finansial kita semakin membaik dan tempat-tempat diselenggarakannya pertandingan Asian Games 2018 dipenuhi penonton para pecinta olahraga yang ingin menonton dan mendukung atlit-atlit kesayangannya berlaga.
Optimis! penyelenggaraan Asian Games 2018 ini mampu mendatangkan lebih banyak devisa. Mata dunia tertuju pada Indonesia dan obyek-obyek wisata andalannya yang dipilih sebagai lokasi yang masuk dalam rute Torch Relay Asian Games 2018
Api Asian Games singgah di Bromo, Jawa Timur. Sumber https://www.asiangames2018.id |
Optimis!, ketiga maskot Asian Games 2018 mampu menciptakan image positif tentang Indonesia, tentang Asian Games, tentang pentingnya menjunjung tinggi sportivitas dalam turnamen olahraga dan segala bentuk kompetisi lainnya. Mari kita #dukungbersama meriahnya Asian Games 2018 demi harumnya nama bangsa Indonesia.
Bhin Bhin adalah seekor burung Cendrawasih (Paradisaea Apoda) yang merepresentasikan strategi. Bhin Bhin mengenakan rompi dengan motif Asmat dari Papua. Sumber https://www.asiangames2018.id |
Atung adalah seekor rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) yang merepresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta. Sumber https://www.asiangames2018.id |
Kaka adalah seekor badak bercula satu (Rhinoceros Sondaicus) yang merepresentasikan kekuatan. Kaka mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang.Sumber https://www.asiangames2018.id Dan yang paling saya suka adaah optimisme yang terpancar dari hati para atlit Indonesia yang berlaga di Asian Games diungkapkan lewat official theme song yang dinyanyikan Via Vallen. Woooy Via Vallen, sebagai warga Sidoarjo kami bangga padamu
Setiap saat
setiap waktu
Keringat basahi tubuh
Ini saat yang kutunggu
Hari ini ku buktikan
Ku yakin aku kan menang
Hari ini kan dikenang
Semua doa kupanjatkan
Sejarah kupersembahkan
Terus fokus satu titik, hanya
itu titik itu
Tetap fokus kita kejar
lampaui batas
Terus fokus satu titik,
Hanya itu titik itu
Tetap fokus kita kejar dan
raih bintang
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo ayo… yo ayo
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo..
ooo…ooo
Yo yo ayo… yo ayo Yo yo ayo…
yo ayo
Yo yo ayo.. kita datang kita
raih kita menang
Kalau menang berprestasi
Kalau kalah jangan frustasi
Kalah menang solidaritas
Kita galang sportifitas
Kalau menang berprestasi
Kalau kalah jangan frustasi
Kalah menang solidaritas
Kita galang sportifitas
Terus fokus satu titik, hanya
itu titik itu
Tetap fokus kita kejar dan
raih bintang
|
No comments:
Post a Comment