Waktu
seperti berlari. Anak-anak saya, yang dahulu hanya bisa merengek dan tertawa
saat diajak bergurau ketika masih bayi kini sudah memasuki usia sekolah dasar
dan sekolah lanjutan. Si sulung Rafi melanjutkan sekolah di pondok pesantren.
Sedangkan Raditya masih duduk di kelas 2 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Masih
terbayang 7 hingga 12 tahun lalu saat mereka berdua baru lahir. Kala pulsa
masih bukan termasuk kebutuhan hidup utama. Harga sembako dan buku saat itu pun
masih murah. Zaman berubah, kebutuhan-kebutuhan pokok pun bertambah. Kini biaya
pendidikan pun melambung tinggi. Kami sudah mulai merasakan besarnya biaya pendidikan ketika
menyekolahkan Rafif di pondok pesantren. Biaya bulanannya pun cukup tinggi karena santri harus membayar biaya
akomodasi selain biaya pendidikan.
Ditambah dengan biaya transportasi jika orang tua ingin mengunjungi.
Bayi,
balita maupun anak-anak dan remaja membutuhkan biaya hidup sesuai kebutuhan. Bayi dan balita membutuhkan anggaran khusus untuk baju-baju karena mereka cepat
tumbuh, susu, diapers dan mainan. Saat mereka tumbuh menjadi kanak-kanak dan remaja, orang tua harus mempersiapkan biaya
pendidikan melalui perencanaan yang matang. Tanpa perencanaan ada
kemungkinan kita tidak siap menghadapi perubahan-perubahan drastis di masa
depan. Percayalah saya sudah belajar dari masa lalu. Masa ketika kedua orang
tua saya tidak memiliki perencanaan dan menyiapkan dana pendidikan.
Ayah
saya pegawai swasta, beliau meninggal di usia 53 dengan empat anak dan adik
bungsu saya masih duduk di kelas 6. Selama hidup beliau tidak memiliki banyak
tabungan apalagi menyiapkan biaya pendidikan. Ibu, seorang ibu rumah tangga
biasa. Beliau tidak memiliki bekal ketrampilan khusus yang bisa diandalkan
sebagai sumber nafkah. Kesulitan finansial mulai menghantui kami setelah ayah
meninggal dunia. Hingga akhirnya Ibu harus meminta bantuan dari sanak kerabat
yang lebih mampu untuk membiayai hidup kami seikhlasnya. Biaya sekolah
adik-adik saya hingga lulus Sekolah Menengah Farmasi dan PLP Curug bahkan
ditanggung oleh paman.
Saya
tak ingin mengalami hal yang sama. Sejak si sulung lahir kami telah menyiapkan
simpanan khusus. Saya memilih menabung dalam bentuk logam mulia. Apalagi
tingkat inflasi seolah berpacu lebih cepat dibandingkan kenaikan gaji.
Perekonomian Indonesia belum bisa dikatakan membaik tetapi tidak bisa dikatakan
memburuk. Rakyat harus siap menanggung resiko pahit sekalipun dalam perjalanan
perbaikan perekonomian bangsa. Pemutusan Hubungan Kerja salah satunya. Di
tengah keterbatasan lapangan kerja suami saya pernah menjadi korban PHK. Butuh
waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya kembali bisa bekerja. Saya bersyukur
masih bisa sedikit membantu menopang finansial keluarga dari pekerjaan saya
sebagai penulis lepas.
Satu
hikmah yang saya peroleh dari kejadian ini bahwa persiapan dan perencanaan
finansial diperlukan untuk stabilitas keluarga di masa depan. Hidup dan fasilitas pendidikan memerlukan biaya tanpa memandang apakah kita sedang dalam kesulitan finansial atau tidak. Survey yang
diadakan sebuah institusi memaparkan fakta bahwa rata-rata biaya pendidikan di Indonesia naik sebesar 7% -15%
per tahun. Artinya 10 hingga 15 tahun lagi, saat Raditya memasuki usia memasuki
perguruan tinggi biaya pendidikan akan menjadi semakin tinggi. Apalagi dia bercita-cita menjadi pilot atau pilot TNI AU tentunya membutuhkan biaya pendidikan yang tak sedikit.
Agar tercapai cita-citamu rajinlah belajar, jangan lupa berolahraga dan rutin minum susu
Sebagai perbandingan saat saya masih
duduk di bangku kuliah tahun 1990-an di sebuah PTN di Malang, SPP satu semester
hanya 150 ribu rupiah, biaya sewa kamar kost 20 ribu rupiah per bulan. Uang
saku yang saya peroleh dari ibu hanya 75 ribu per bulan, saya bersyukur artinya
dengan 50 ribu per bulan saya sudah bisa bertahan hidup di perantauan, gelar
sarjana pun saya peroleh dalam waktu 4 tahun. Kini, keponakan saya kuliah di
PTN di Surabaya, uang lima puluh ribu mungkin hanya cukup untuk makan beberapa
hari. Sewa kamar kostnya 250 ribu rupiah per bulan. Setiap bulan kakak saya harus menganggarkan 750 ribu rupiah untuk biaya hidupnya di perantauan. SPPnya mencapai dua juta
lima ratus ribu rupiah setiap semester! Artinya dalam 20 tahun biaya pendidikan
telah merangkak hingga lebih dari 10 x lipat. Bagaimana kelak biaya pendidikan
Raditya?
Sebagai ilustrasi saya mencoba menghitung
perkiraan biaya pendidikan Raditya untuk 11 tahun mendatang yaitu saat ia masuk
perguruan tinggi. Inilah hasilnya:
Ayah Bunda juga bisa mengkalkulasikan perkiraan biaya pendidikan anak-anak melalui (http://www.bekalmasadepan.com/articles/mempersiapkan-masa-depan-pendidikan-anak)
Wah mempersiapkan bekal masa depan buah hati tak hanya nutrisi dan makanan bergizi serta stimulasi tetapi juga biaya pendidikan yang cukup tinggi! Maka sebuah keuntungan ganda memilih Chil-Go! Morinaga untuk melengkapi kebutuhan gizi ananda tercinta, kebutuhan nutrisi terpenuhi dan kesempatan mendapatkan hadiah pun terbuka.
Pertimbangan-pertimbangan
dan pengalaman ini yang mendorong saya untuk turut berpartisipasi dalam
kompetisi program Bekal Masa Depan BMD Chil-Go! Seperti blogpost saya tempo hari Program BMD
Chil-Go! ini membantu para orang tua untuk menyiapkan dana pendidikan. Bekal Masa Depan Chil-Go! merupakan salah satu langkah Morinaga dan Kalbe Nutritionals dalam mendukung
gerakan #SiapCerdaskanBangsa yang
ditujukan kepada para orang tua untuk dapat berbagi
stimulasi dan ide kreatif. Ide dan stimulasi kreatif ini bertujuan
mengembangkan Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligence Si Kecil sehingga menjadi Generasi Platinum
yang multitalenta. Morinaga
Chil-Go! akan memilih 9 orang pemenang hadiah utama dan
3.035 orang pemenang hadiah hiburan selama periode program berlangsung.
Hadiah
utama dari Bekal Masa Depan Chil-Go! ini adalah Dana Asuransi untuk Pendidikan dengan total senilai 3
Milyar Rupiah dibagi menjadi 3 (tiga) kategori di masing-masing periode, yaitu
:
a.
Platinum: Asuransi Pendidikan senilai Rp
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)*
b.
Gold: Asuransi Pendidikan senilai Rp
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)*
c.
Silver: Asuransi Pendidikan senilai Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)*
* berdasarkan perhitungan investasi hingga anak
berusia 18 tahun
Caranya pun cukup mudah dan tidak memerlukan biaya pendaftaran tertentu.
Info mengenai program ini bisa diperoleh di Facebook Morinaga Platinum, Twitter @morinagaid dan Instagram @MorinagaPlatinum.
Untuk lebih jelasnya bisa menyaksikan tayangan video berikut ini:
Info mengenai program ini bisa diperoleh di Facebook Morinaga Platinum, Twitter @morinagaid dan Instagram @MorinagaPlatinum.
Untuk lebih jelasnya bisa menyaksikan tayangan video berikut ini:
Saya telah mengikuti kompetisi Bekal Masa Depan Chil-Go!.
Tak tanggung-tanggung mengirim dua ide stimulasi sekaligus. Sebagaimana tata
cara pengiriman dalam video tersebut atau langkah-langkah yang bisa dibaca di websitenya, saya terlebih dahulu membeli enam botol Chil-Go! Morinaga untuk
mendapatkan kode unik. Masing-masing dengan pembelian secara online dan
offline.
Berkas untuk mendapatkan kode unik melalui pembelian Chil-Go! secara offline
( Struk pembelian 6 botol Chil-Go* Morinaga! dan Formulir yang bisa diunduh dari website www.bekalmasadepan.com)
Kemudian saya melakukan pendaftaran di website dan menceritakan
ide stimulasi tersebut dalam dua kesempatan berbeda. Kita bisa melihat gallery
dan menemukan ide-ide stimulasi yang bagus! Seru banget ide-ide ayah bunda di kompetisi Bekal Masa Depan Chil-Go!
Kita tak hanya berkompetisi demi memenangkah hadiah
namun bisa saling bertukar ide dan mengaplikasikannya pada anak-anak sesuai
usia mereka.
Di
website www.BekalMasaDepan.com kita juga bisa mendapatkan tips tentang
langkah-langkah menyiapkan dana pendidikan yang dipaparkan ahli keuangan
terkemuka. Langkah-langkah tersebut adalah:
- Menyiapkan pendidikan anak sejak sang anak masih dalam kandungan. Kita bisa melakukan survei dengan mendatangi sekolah-sekolah yang ada atau datang ke pameran dunia pendidikan yang mulai banyak diselenggarakan. Brosur sekolah lengkap dengan kisaran biaya bisa memberikan gambaran dan perkiraan dana pendidikan yang harus disiapkan ketika si kecil kelak masuk usia sekolah
- Melakukan riset kebutuhan biaya pendidikan untuk tahun ini. Dengan demikian kita belajar memahami bahwa biaya pendidikan tahun ini kemungkinan besar akan meningkat setiap tahunnya, sehingga saat anak masuk sekolah nilainya akan bertambah besar.
- Periksa tabungan atau investasi yang sudah disiapkan. Bandingkan dengan hasil hitungan dana pendidikan dari hasil survey, riset dan kalkulasi. Apakah sudah cukup? Jika angkanya masih lebih kecil dari yang seharusnya, bersiap dan bersikaplah bahwa sekaranglah saatnya merevisi rencana dana pendidikan.
- Periksa kembali apakah keuangan keluarga sudah terlindungi. Menabung dan berinvestasi akan terasa mudah dijalankan oleh keluarga yang masih produktif dan mendapatkan penghasilan. Namun perlu diingat bahwa tak hanya produktif, orang tua pun harus disiplin dalam menyiapkan dana pendidikan. Asuransi membantu orang tua disiplin dalam menyisihkan penghasilan untuk keperluan masa depan. Asuransi juga menawarkan solusi dan tindakan proteksi. Sebab tidak ada yang bisa meramalkan masa depan. Risiko kematian di usia produktif atas pencari nafkah atau orang tua dapat terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, perlindungan asuransi jiwa sangat penting dalam perencanaan dana pendidikan.
- Hemat hemat hemaaat. Kurangi pengeluaran yang tak perlu misalnya gonta-ganti gadget atau jajan di restoran. Selalu rutin memeriksa persiapan finansial dan tabungan serta melakukan survey biaya pendidikan secara berkala. Hasil penghematan bisa dialokasikan untuk menambah tabungan biaya pendidikan
- Perbanyak bersedekah karena Tuhan akan membukakan pintu rezeki dari arah yang tak pernah diduga.
Bekal masa depan cemerlang harus dipersiapkan secara matang. Usia saya dan suami saat ini sudah menginjak 40 tahun. Sementara usia pensiun pegawai rata-rata 55 tahun. Artinya kami harus bersiap sejak dini agar biaya pendidikan Raditya tercukupi. Jadi mengikuti kompetisi Bekal Masa Depan Chil-Go! adalah sebuah kesempatan berharga untuk menyiapkan biaya pendidikan Raditya.
Besar harapan saya untuk bisa memenangkan kompetisi ini. Sebab biaya
pendidikan akan terus meningkat berpacu dengan inflasi. Jika kita tidak menyiapkan dana pendidikan jauh hari bisa susah di
belakang hari. Ayah
bunda pasti tak mau ketinggalan untuk turut berkompetisi dan berbagi ide
stimulasi di www.BekalMasaDepan.com bukan?
anak saya yg kedua skrg kelas 1 SD, harus banyak persiapan utk dana pendidikannya, sementara saya ingin anak saya masuk pesantren, yang pastinya biaya pendidikannya tinggi
ReplyDeletebenar mbak Santi...biaya pendidikan ini balapan dengan inflasi (dan gaji) :D semoga anak-anak kita bahagia dan sukses dunia akherat aamiin
DeleteInfonya lengkap, ikutan ah, tfs ya :)
ReplyDeleteayuuk mbak Murti, selain 3 hadiah utama ada ribuan hadiah hiburan lainnya ...semoga sukses barokallahu :)
DeleteWah ada kalkulator dana pendidikan ya. Coba ah berapa ya kebutuhan sekolah anakku.
ReplyDeleteayuk mbaak ituuung :D
DeleteKalau bayangin biaya pendidikan sekarang dan ke depannya, rasanya jadi pengen bertanya2 apakah mampu? Semoga kita dimudahkan rezekinya ya Mba.. :)
ReplyDeleteaamiin aamiin...yang penting ga patah semangat dan tawakal ya mbak :)
Deletekeren tulisannya mbak, lengkap
ReplyDeletesukses ya mbak
makasih mbak Sugi...aamiin :)
Delete