catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Renungan Tentang Pasangan

Akhir pekan, yang nggak jalan-jalan bisa menghabiskan waktu di rumah, sambil merenungkan tentang pasangan. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari pasangan suami istri mungkin merasa jenuh. Bahkan yang tak kuat iman mulai melirik orang lain dan membanding-bandingkan, muncul pertikaian, tak jarang jalan keluarnya berakhir pada perceraian. Padahal saat masih awal-awal pernikahan berharap bisa menjadi suami istri hingga rambut memutih.

Couples, Dari Unsplash


Drakor lama, Reply 1988 dalam beberapa episode membahas tentang ketidakpuasan istri kepada suaminya. Ibu Jun Hwan meski hidup berkecukupan merasa bosan melihat suaminya yang dianggap bertingkah kekanak-kanakan. Ibu Duk Seon merasa lelah hidup dalam kemelaratan dan suaminya tidak bisa romantis serta dianggapnya tak mampu memberikan perlindungan.

Di episode 4, kegalauan ibu-ibu ini mendapat jawaban. Sebuah momen yang manis, ketika Ayah dan Ibu Duk Seon berhujan-hujan mampir di sebuah tempat makan sepulang dari sekolah memenuhi panggilan. Usai meletakkan kedua payung di tempat penitipan, mereka duduk dan meributkan soal pesanan makan. Ibu Duk Seon protes pada suaminya yang memesan makanan tanpa bertanya apa yang istrinya inginkan. 

Saat menunggu makanan dihidangkan, mereka tak henti beradu mulut saling menyalahkan mengenai nilai akademis Duk Seon yang parah hingga mereka berdua dipanggil dan ditegur pihak sekolah.

Karena istrinya terus mengomel, ayah Duk Seon menukas, "apa yang salah dengan keluarga kita, apakah aku suka memukulmu, apa aku pernah selingkuh" Sedangkan Ibu Duk Seon juga merasa sebal karena terus disalahkan, seolah ibu rumah tangga dan mendidik anak hal yang mudah, apalagi dengan kondisi finansial yang pas-pasan cenderung kurang.

Ibu Duk Seon sempat melirik pasangan lain di seberang meja yang tampak mesra meski telah berumur. Lalu dia memandang suaminya yang dianggap menyebalkan, sibuk menuntaskan makan dan membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi.

Ketika hendak meninggalkan kedai, Ibu Duk Seon melirik payung milik orang lain yang tampak lebih cantik menawan berhias bunga-bunga ceria, berbeda dengan payungnya yang hitam dan kusam. Ayah Duk Seon telah lebih dahulu berjalan beberapa langkah meninggalkan kedai.

Ibu Duk Seon bergumam "Jika tak bisa menukar suami, bagaimana jika aku menukar payung saja" Dan kemudian diambilnya payung motif bunga-bunga itu, melangkah keluar kedai dan mengembangkan payungnya. Apa yang terjadi? Ternyata payung itu robek cukup besar, sebuah robekan yang tak tampak saat payung masih dalam keadaan menguncup.

Reply 1988 Episode 4, Tangkapan Layar iQIYI


Ibu Duk Seon membelalakkan mata, tersenyum kecut memandang lubang di payung dan membayangkan air hujan menerobos masuk. Suaminya yang sudah menunggu, mengomel sambil kembali ke kedai dan berkata: "Sebagus apapun punya orang, pasti ada kekurangannya" Ia lalu menyuruh istrinya menggandeng tangannya (meski sambil ngomel) dan mereka berpayung berdua. Sang istri tersenyum menatap suami yang semula dianggapnya menyebalkan.

Scene di kedai makan ini sekilas tampak jenaka, tetapi mengandung hikmah yang dalam tentang bagaimana kita memandang pasangan hidup. Tentang bagaimana cara bersikap nrimo, menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Narasi episode ini tak kalah menggetarkan. "Tak ada yang paling "memuakkan" dan lebih norak dibandingkan sesuatu yang telah lama menjadi milik kita. Namun cara lain mengatakan norak dan muak adalah terbiasa dan nyaman"

Ya, terkadang kita membandingkan rumput di rumah dengan rumput tetangga. Padahal sama-sama rumputnya ...

Wajar jika terjadi perbedaan pendapat antara suami-istri, namun kunci terpenting adalah komunikasi. Upayakan membicarakan sekaligus mendengarkan, bukan maunya menang sendiri. Jika merasa jenuh, mungkin juga hal yang wajar, namun carilah solusi agar rasa cinta dan kasih tetap tumbuh tanpa harus berpaling ke lain hati. Mungkin bisa dengan meluangkan waktu berdua, berbicara dari hati ke hati atau bersama-sama menekuni hobi.

Mengapa saya tiba-tiba menulis artikel ini? Karena usai menonton episode 4 Reply 1988 saya menerima kabar duka dari seorang teman. Ketika ia sedang merawat ibu yang sedang sakit di luar kota, tetiba mendapat kabar suaminya menderita sakit parah (yang semula baik-baik saja), koma hingga kemudian meninggal dunia usai mendapatkan perawatan medis maksimal. Tak terbayangkan bagaimana perasaan teman tersebut. Padahal baru sekitar sebulan lalu mereka menikmati family time dengan menghabiskan waktu di tempat-tempat wisata sekeluarga.

Sebuah pengingat yang lebih dahsyat, bahwa apa yang telah dianugerahkan dan dititipkan Allah kepada kita, hendaknya disyukuri apa adanya. Sebab ketika titipan itu diambilNya kembali tiba-tiba, hanya rasa kehilangan dan hampa yang akan diderita hingga entah kapan berakhirnya.

Teriring doa untuk para teman-teman yang kehilangan pasangan, semoga Allah memberikan kekuatan berlipat ganda bagi mereka untuk melanjutkan kehidupan tanpa rasa sedih berkepanjangan, dan mendapatkan berbagai kemudahan,

Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.