“Wanita
dijajah pria sejak dulu, dibuatkan perhiasan sangkar madu” syair lagu lama yang mengisahkan nasib wanita beberapa dekade lalu mungkin sudah tak lagi relevan di zaman sekarang. Dahulu wanita diwajibkan tinggal di rumah. Tidak semua anak perempuan
memiliki kesempatan menuntut ilmu dengan leluasa bahkan para bangsawan memilih
memingit anak-anak wanitanya dan hanya mengajarkan cara mengelola tugas-tugas rumah
tangga. Seorang wanita diwajibkan cakap mengerjakan seluruh pekerjaan rumah
adalah kewajibannya. Harus selalu “nrimo”
apa yang diberikan suami dan tak perlu mempunyai ilmu pengetahuan tinggi.
Kini wanita Indonesia
memiliki kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu dan meniti karir. Istri
bekerja di luar rumah bukan hal asing lagi. Bahkan sebagian besar pria mengakui
kondisi finansial keluarga lebih terbantu oleh penghasilan istrinya. Keuangan
keluarga menjadi tanggung jawab bersama. Jika dahulu istri tinggal menerima
apapun keputusan dan pemberian suami sekarang membeli rumah, perabotan, memilih
sekolah untuk anak-anak hingga investasi dibicarakan bersama.
Wanita yang memilih
tinggal di rumah, berwiraswasta atau bekerja paruh waktu bukan berarti tidak
memiliki peran signifikan dalam mengelola keuangan keluarga. Lazimnya sang
kepala rumah tangga akan menyerahkan sebagian besar penghasilannya untuk
dikelola istri. Maka kedudukan wanita dalam rumah tangga pun menjadi
multifungsi, harus mampu berperan sebagai koki, pengajar privat bagi anak-anak,
sahabat suami sekaligus manager keuangan.
Mengelola keuangan
keluarga mungkin tidak memerlukan gelar sarjana ekonomi namun memiliki
pengetahuan tentang pentingnya investasi dan pengelolalan finansial adalah
sebuah langkah bijak.
Peran penting wanita
sebagai pengelola keuangan keluarga dapat ditunjukkan dalam dua ilustrasi
berikut ini :
Pertama, adalah seorang ibu beranak dua
yang memutuskan berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah tangga setelah
sepuluh tahun berkarir. Selama memiliki penghasilan dari gaji ia rajin menabung. Shopping bukan hobinya, ia hanya memiliki sepasang sepatu serta baju kerja cukup untuk seminggu. Rumah
pribadi tempat tinggal adalah salah satu aset dari hasilnya menabung. Gadget yang ia
miliki hanya handphone sederhana, asal bisa sms, telpon dan internet. Polis Asuransi Jiwa yang dimiliki keluarga tersebut
adalah hasil patungan antara sang istri dan suami. Meski tinggal full time di
rumah sang istri tidak berdiam diri, ia masih bekerja part time. Satu sumber keuangan tertutup bukan
berarti kiamat namun harus lebih pandai menghemat. Sayangnya sang suami
tertimpa musibah, terPHK tanpa pesangon. Keadaan finansial keluarga semakin
goyah, keluarga kecil itu bahkan tak mampu lagi membayar premi asuransi.
Langkah pertama yang diambil adalah mendatangi kantor cabang asuransi untuk
mendiskusikan masalah tersebut. Meski simpanan dalam bentuk asuransi tidak
dapat diambil ketika belum jatuh tempo atau sang pemilik meninggal dunia
ternyata dapat dialihkan dalam bentuk deposito dollar sehingga baik suami
maupun istri tidak perlu lagi membayar premi asuransi setiap bulannya. Sang istri
mulai memeriksa kembali pos-pos pengeluaran yang bisa dihemat. Simpanan uang sisa belanja bulanan menjadi tabungan yang sangat berharga mengatasi masa-masa
sulit.
Ilustrasi
kedua adalah seorang wanita karir beranak tiga. Meski tidak suka berbelanja
pakaian dan perhiasan ia termasuk orang gila gadget. Meski demikian keberaniannya
dalam berinvestasi juga luar biasa. Sebagian besar gajinya ditanam dalam
investasi. Membeli property secara kredit adalah salah satu investasinya.
Ia juga mempercayakan modal kepada rekan yang ia percaya untuk bisnis budidaya
lahan pertanian. Bahkan untuk menambah modal ia menjadikan mobil pribadi mereka
sebagai agunan hutang di sebuah perusahaan leasing. Langkah yang ia pilih
sepintas terlihat sangat menjanjikan. Sayangnya ternyata tidak demikian. Tanpa
memperhitungkan biaya kehidupan dari ketiga anak dan total hutang jauh melebihi
asset membuatnya putus asa ketika tertimpa musibah beruntun. Bisnis yang dijalin
bangkrut, rekan yang ia percaya melarikan modal yang ia titipkan, kantor tempat suaminya
bekerja dinyatakan pailit, mereka tak mampu membayar angsuran hutang dengan
agunan mobil, KPR rumah yang sedianya untuk investasi juga tak terbayar. Pihak debt collector
leasing berulangkali menagih angsuran baik di tempat tinggal maupun di tempat kerja. Tak tahan menanggung
malu ia mengundurkan diri dari perusahaan. Masalah dengan perusahaan leasing berlarut-larut
hingga ke ranah pihak yang berwajib. Keluarga tak lagi harmonis. Anak-anak
turut menanggung derita.
Dari
kedua contoh di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.Pengetahuan
tentang dasar-dasar finansial tidak hanya wajib dimilik pelaku bisnis namun
juga dalam kehidupan berumah tangga.
2. Investasi memang penting namun tidak memaksakan diri dengan cara berhutang. Andai harus berhutang wajib memperhitungkan
pengeluaran rutin dan pendapatan. Para ahli finansial menyarankan total hutang
tidak melebihi plafon 20% dari total pendapatan keluarga.
3. Baju, assesoris dan gadget bukanlah investasi. Gadget tidak memiliki nilai
investasi kecuali jika dimanfaatkan untuk menunjang bisnis dan pekerjaan.
4. Investasi jangka panjang berfungsi sebagai jaminan masa depan. Asuransi merupakan tindakan proteksi paling tepat. Ketika sumber nafkah utama terPHK atau meninggal dunia, premi asuransi bisa berfungsi sebagai penopang biaya kehidupan. Sebagian orang merasa keberatan membayar premi asuransi dengan asumsi dana asuransi tidak bisa ditarik sewaktu-waktu kecuali telah jatuh tempo. Namun asuransi Sun Fortune Link dari Sun Life Financial mempermudah nasabah untuk melalukan penarikan dana investasi ketika dalam keadaan mendesak.
5. Mempercayakan investasi kepada perorangan tanpa jaminan adalah tindakan gegabah. Memilih investasi link dengan berbagai kelebihan seperti pilihan switching link investasi dan bebas menentukan mata uang seperti yang ditawarkan Brilliance Sejahtera adalah langkah bijaksana. Selain bekerjasama dengan Schroders Investment Management serta Fortis Investment dalam mengelola investasi, Brilliance Sejahtera memiliki keunggulan program Rider sebagai proteksi tambahan.
Wanita pekerja,
ibu rumah tangga, single atau telah menikah wajib membekali dirinya dengan
dasar-dasar finansial. Jika ingin berinvestasi sebaiknya salah satu pilihannya
adalah investasi tanpa resiko tinggi, misalnya asuransi
No comments:
Post a Comment