catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Pentingnya Tahadduts Bin ni'mah

Jika suatu ketika menerima nikmat luar biasa dari Allah, apakah lebih baik kita menyiarkan sewajarnya atau diam saja, memendamnya sendiri seolah tidak ada apa-apa? Jika menyiarkannya (yang lazim disebut tahadduuts bin ni'mah) khawatir terjerumus ke dalam pamer, riya', mengundang hasad. Menyiarkannya sebenarnya juga bukan kewajiban, yang jika tidak dilakukan maka jatuhnya dosa.

Ternyata ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa tahadduuts bin ni'mah penting untuk dilakukan, asal tujuannya benar-benar karena Allah, sebagai bentuk penyempurna rasa syukur. Landasannya adalah:


“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” 
(QS. Adh-Dhuha ; 11)
Saya pribadi sebagai pengguna media sosial memang sesekali update status atau membuat postingan tentang nikmat yang menurut saya luar biasa dan perlu dikabarkan, misalnya saat anak saya lulus dari pondok, adiknya mendapat beasiswa atas prestasi hafalan Al Quran dan yang paling sering adalah kabar saat saya memenangkan quiz atau lomba menulis. 


Jujur, posting dan update status tentang kemenangan lomba itu tak ada niat pamer. Hal itu saya lakukan karena terdorong luapan kegembiraan dan rasa syukur yang luar biasa sebab seringnya kemenangan dan hadiah berupa uang atau saldo E-Wallet itu datang setelah kesulitan beruntun hingga saya nyaris tak punya penghasilan. Terbawa oleh euforia rasa syukur yang luar biasa itulah maka saya merasa perlu mengabarkannya. Sekalian mengabarkan bahwa pertolongan Allah itu dekat, hanya mungkin jika terasa lama sebab kita tak pernah tahu kapan waktu yang menurut Allah paling tepat.

Seperti saat saya mendapat karunia juara 3 di lomba menulis artikel 1001 Cerita Membangun Indonesia yang diselenggarakan atas kerja sama BSI dan Tribun Network



Alhamdulillah. Laksana hujan usai kemarau panjang.

Terkenang keajaiban menyelesaikan naskah ini Tahu infonya di H-1 DL karena muncul tiba-tiba di Google Discover saat saya scrolling Hp sambil rebahan menjelang tidur malam.Link saya simpan untuk dibaca lebih detail keesokan hari. Dan di pagi hari menjelan DL tengah malam itulah saya ngebut menulis karena ingin bercerita keseharian saya yang kayaknya pas dengan tema.

Beberapa hari kemudian saya periksa naskah di microsite, kok masih aja infonya menunggu dikurasi. Ya udahlah saya pikir ngga ada harapan lagi. Hla wong sudah lewat DL kok naskah masih nunggu kurasi dan kalau disearch di microsite nggak muncul.  

Kaget banget ketika suatu hari mas Rudy Belalang Cerewet mengabarkan via WA jika naskah saya masuk 10 besar. Lomba ini memang menyaring 10 besar naskah terbaik pilihan juri dan penentuan juaranya tergantung pada 80% penilaian juri + 20 % hasil voting.

Waduh waktu votingnya hanya 3 hari doang pula. Dan beberapa teman yang saya minta voting mengatakan jika link untuk voting tidak bisa diakses. Tak lupa saya juga minta bantuan kakak saya, alhamdulillah kakak ipar saya sangat support dan turut meminta bantuan teman kantor, tetangga mereka di tempat tinggalnya.

Maka, mengingat perjuangan habis-habisan ini, saya rasa wajar jika info kemenangan lomba saya update di media sosial, sebagai bentuk rasa syukur yang tak terkira.

Begitu pula saat saya menjadi salah satu dari dua pemenang lomba blog tema Ramadan yang diselenggarakan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB)


Perjuangan mengikuti lomba KEBBerbagiCerita ini luar biasa. Saya harus menuntaskan empat tulisan dengan empat tema berbeda yang ditentukan KEB selama bulan Ramadan. Sementara saya juga mengikuti maraton lomba THR Kompasiana dan BPNRamadan (Blogger Perempuan lomba blog Ramadan) di Samber THR Kompasiana tuh nulis sebulan penuh, kadang masih harus menyelesaikan tantangan IG. di BPRamadan harus menyelesaikan 15 artikel, share link di IGS, copy artikel di blog BP. Alamak Ramadan saya penuh dengan DL artikel hahaha.

Maka tak terbayangkan betapa bersyukurnya ketika KEB memilih saya sebagai salah satu pemenang. Apalagi di tantangan pekan terakhir saya diminta pihak KEB untuk menjadi tamu dalam acara bincang KEB, sesuai dengan tema artikel yang saya tulis mengenai berbagi pada lingkungan.

Sebagai konten kreator, tahadduuts bin ni'mah kemenangan lomba di media sosial membawa keuntungan tersendiri:

1. Punya ide update medsos

Hahaha konten kreator kalau nggak update medsos nggak seru. Salah satu ide konten bisa jadi prestasi yang kita raih

2. Menambah portofolio

Semakin rajin menulis, update medsos dengan prestasi menulis boleh jadi menjadi salah satu tabungan portofolio. Apalagi saya juga berposisi sebagai freelancer di dunia kepenulisan. Teman-teman yang butuh naskah boleh loh pesan artikel ke saya, tulisan saya lumayan enak dibaca kan, faktanya bisa beberapa kali menang lomba. Hahaha kira-kira begitulah portofolio ketika update status tentang prestasi di dunia menulis

3. Meningkatkan ratecard

Bisa jadi klien yang pesan artikel terpikir untuk menambah fee, honor jika pesan artikel ke konten kreator, blogger yang sering menang lomba. Betul? aamiinkan saja.

Begitulah, tahadduuts bin ni'mah ternyata sah-sah aja, bahkan merupakan salah satu perintah Allah. Asal menjaga niat agar tidak terjerumus riya' dan dilakukan sewajarnya, tidak berlebih-lebihan.

Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.