Memandang teras kami yang penuh kardus stok barang dagangan dan
kursi sederhana sebagai tempat pajangan mengingatkan saya kembali ke masa
pandemi. Toko kelontong kecil-kecilan, yang mungkin tak layak disebut toko ini
menjadi saksi usaha kecil yang tumbuh seimbang berkelanjutan, sebab “Teras
Kami,” begitu saya biasa mempromosikannya, mengawali geliatnya di awal masa
pandemi.
Bermula dari memutar otak mengelola
anggaran rumah tangga di masa-masa sulit, kami membeli produk-produk homecare
yang biasa di pakai di rumah secara grosir dan menjual sebagian item tersebut ke
tetangga dengan layanan mengantarkan pesanan langsung ke rumah.
Teras Kami, Saksi Usaha Tumbuh Seimbang Berkelanjutan Berawal Dari Pandemi, Dokpri |
Masa awal pandemi masih lekat dalam ingatan, protokol kesehatan ketat diterapkan. Pembatasan-pembatasan membuat masyarakat enggan antri di tempat perbelanjaan, masa keterbatasan yang menginspirasi kami berdagang produk homecare sekaligus layanan antar barang tanpa ongkos kirim sebab rumah para konsumen Teras Kami masih dalam satu area perumahan.
Usaha kecil kami tumbuh. Bermula dari hanya menjual satu kardus tisu dan obat pembasmi serangga, kemudian pelan-pelan menambah modal dengan mengambil sedikit tabungan untuk membeli beberapa item homecare seperti sabun, sabun cuci, pasta gigi, shampoo, cairan pembersih lantai dan lainnya. Saat mengantarkan pesanan kami di masa awal pandemik juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat, mengenakan masker dan handsanitizer. Uang pembayaran yang kami terima selalu saya cuci dengan sabun di bawah air mengalir dan kemudian diangin-anginkan atau dijemur di bawah sinar matahari di halaman belakang rumah.
Beberapa konsumen yang sempat menderita
Covid-19 di awal pandemi dan melakukan isolasi mandiri di rumahnya merasa terbantu dengan
layanan antar barang Teras Kami. Para tetangga yang membutuhkan barang mengirim
pesanan melalui chat Whats App Messenger, uang pembayaran dimasukkan plastik
untuk menghindari kontak langsung atau transfer ke rekening bank syariah yang
kami miliki.
Kini pandemi Covid-19 telah dinyatakan usai. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia resmi dicabut pada 30 Desember 2022. Alhamdulillah Teras Kami masih setia melayani pembeli hingga kini,
Mengelola kelontong kecil-kecilan seperti ini, memotivasi kami untuk mengupayakan unit usaha yang tumbuh seimbang berkelanjutan.
Tumbuh, dengan menambah item produk sedikit demi sedikit, beberapa di antaranya produk pesanan tetangga secara rutin.
Seimbang, kami mengungkapkan rasa terimakasih pada para pembeli dengan membantu mempromosikan usaha mereka di media sosial atau membeli dagangan mereka sebagai timbal balik sehingga keseimbangan take and give sebagai norma tak tertulis di antara sesama pedagang dapat terwujud.
Berkelanjutan, sebab kantong plastik untuk tempat belanjaan pelanggan Teras Kami berasal dari plastik daur ulang, atau tas kantong bekas belanjaan kami yang dipakai ulang. Beberapa tetangga dekat bahkan menolak menerima kantong plastik dan hanya mengambil barangnya saja jika itemnya tak terlalu banyak, terkadang mereka membawa tas kain secara swadaya jika membeli langsung ke Teras Kami. Kardus bekas wadah produk homecare saya setor ke Bank Sampah RT atau diserahkan kepada tetangga yang butuh untuk wadah.
Kegiatan Bank Sampah RT 25, Kardus tisu dan sabun cuci rutin saya setor di sini, Dokpri |
Seiring semangat unit usaha kecil yang tumbuh
seimbang berkelanjutan, saya berharap dapat meningkatkan layanan dengan
menerima pencairan uang tabungan. Berharap Bank Syariah Indonesia membuka
kesempatan bagi agen link untuk bisa mengambil uang dari rekening BSI. Sebab beberapa
tetangga kami yang juga nasabah Bank Syariah Indonesia seperti saya, mengeluhkan
jumlah ATM BSI yang belum signifikan. ATM dan kantor cabang BSI terdekat dari
perumahan kami sejauh 3 kilometer. Jika mengambil dari ATM bank lain biaya
pertransaksinya cukup besar.
Saya berandai-andai nih, jika BSI memberikan kesempatan
bagi nasabahnya untuk menjadi semacam agen/perwakilan/link dengan besaran fee
yang lebih murah dari biaya tarik tunai di ATM antar bank tentu sangat membantu
berkembangnya usaha kelontong kecil-kecilan, sekaligus membantu nasabah yang
butuh uang tunai secara cepat tanpa harus jauh meninggalkan rumah.
Buku Rekening dan ATM BSIku, Dokpri |
Harapan saya berikutnya untuk BSI adalah memberikan edukasi dan pelatihan agar para pedagang kecil-kecilan seperti saya ini bisa mengelola laba dan keuntungan agar terus berkesinambungan, misalnya kemudahan berinvestasi melalui BSI Mobile Banking. Sewaktu masih menjadi nasabah BRI Syariah (belum melebur menjadi BSI) saya pernah dua kali menjadi investor SUKUK, namun meski pendaftaran/transaksi pembelian dilakukan secara online, pembayarannya tetap harus dilakukan langsung ke kantor cabang terdekat. Berharap BSI membantu mengedukasi nasabahnya untuk mudah berinvestasi melalui fitur Mobile Bankingnya.
Saya pernah membaca di website resmi BSI ada beberapa jenis
investasi yang ditawarkan BSI seperti Reksa Dana Syariah, Tabungan Emas dan
SUKUK. Tetapi mungkin akan lebih mudah jika transaksi pembelian bisa diatur
melalui mobile banking, sebab saya amati di persyaratan pembelian Reksa Dana,
investor harus datang langsung ke kantor cabang BSI
tertentu di beberapa kota.
Peran Bank Syariah dalam geliat
perekonomian Indonesia semakin nyata. Sebagai nasabah sekaligus pemilik usaha
kecil-kecilan yang ingin terus berkembang saya berharap Bank Syariah Indonesia
semakin kokoh membangun sendi-sendi perekonomian bangsa, dan membantu pelaku
bisnis untuk tumbuh seimbang berkelanjutan, mulai dari usaha kecil, kelas
menengah hingga industri raksasa.
No comments:
Post a Comment