catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

#IniUntukKita, Investasi di SBN Ritel Bukti Bela Bangsa di Zaman Merdeka

75 tahun sudah usia negara kita. Merdeka atau mati! tetap menjadi slogan mempertahankan keutuhan NKRI. Di era kemerdekaan, kita tak lagi mengangkat senjata demi memperjuangkan merdeka dari penjajahan. Namun tugas mengisi kemerdekaan dengan karya nyata tak kalah beratnya.

Penjajahan secara fisik dan terang-terangan sudah bukan zamannya. Tetapi kemerdekaan sebuah bangsa akan terkungkung jika bangsa dan negara tersebut masih sangat tergantung pada negara lain, baik itu dalam pengelolaan sumber daya maupun finansial. 

Sebagai warga negara, saya pun tak ingin ketinggalan berjuang sesuai kemampuan pribadi dalam mengisi kemerdekaan ini. Dengan sedikit kemampuan mengolah kata, saya berupaya mengedukasi masyarakat melalui konten positif di blog dan media sosial. Dari kegiatan menulis konten dan artikel, saya menerima honorarium. Sebagian penghasilan tersebut saya simpan dalam bentuk tabungan di BRI Syariah. Tak pernah mengira bahwa kelak tabungan ini kelak menjadi bukti peran serta untuk turut bela negara melalui investasi. 

Sejak berhenti dari bekerja kantoran di tahun 2012, selain terus menulis saya mulai berpikir untuk berinvestasi dan merintis bisnis. Sempat tertipu investasi bodong dan kehilangan beberapa juta rupiah, disusul jatuh bangkrut saat merintis usaha toko busana dan kios minuman ringan menyebabkan tabungan pun kian menipis. Dengan sisa tabungan yang tak seberapa, saya lebih berhati-hati memanfaatkannya. 

Harapan mendapatkan penghasilan dari investasi dan bisnis harus diimbangi dengan langkah cermat dan tepat agar tak merugi dunia akhirat. Apalagi mengingat anak-anak membutuhkan biaya yang terus meningkat seiring dengan bertambah tingginya jenjang pendidikan. Hingga pada bulan Februari tahun 2019 saya menemukan penawaran untuk berinvestasi melalui SBN Ritel Syariah, Sukuk Tabungan atau ST-003 di media sosial BRI Syariah. 

Dirilis dari situs bi.go.id, SBN adalah Surat Berharga Negara yang terdiri dari SUN (Surat Utang Negara) dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) SUN terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (ON). SBN Ritel online artinya SBN yang diperdagangkan secara online melalui beberapa mitra distribusi yang ditunjuk negara.

Pengalaman berinvestasi melalui ST-003 saya tulis melalui artikel tahun 2019: Pengalaman menjadi investor ST-003


Alasan Memilih Investasi Melalui SBN Ritel

 Berinvestasi melalui SBN Ritel memiliki beberapa keunggulan.


Keuntungan berinvestasi melalui SBN ritel adalah:

1.   Bukti kecintaan saya kepada bangsa dan negara

Mungkin peran saya tidak besar. Tetapi alasan utama saya memilih investasi SBN Ritel adalah untuk mengurangi beban hutang luar negeri pemerintah. Hutang luar negeri mewariskan bunga dari generasi ke generasi. Namun peran warga negara dalam berinvestasi melalui SBN Ritel akan menumbuhkan perasaan turut memiliki, nasionalisme pun semakin tinggi. Hasil investasinya juga dikenai pajak penghasilan yang masuk ke kas negara. 

2.   Nilai imbalan stabil, tak terpengaruh resesi

Bagi saya pribadi, dengan kondisi keuangan tak berlebih, menekan risiko dalam berinvestasi adalah keharusan. Saya menghindari investasi dengan tingkat fluktuasi tinggi. ST-003 memberikan imbalan sesuai dengan perjanjian yaitu minimal senilai 8.15%. Terbukti di masa pandemi seperti ini, ketika krisis ekonomi di depan mata, bagi hasil investasi yang saya peroleh tidak mengalami penurunan, tetap sesuai perjanjian.

3.   Aman

Trauma karena pernah tertipu investasi bodong menyebabkan saya mantap memilih investasi melalui SBN Ritel. Investasi ini dijamin negara. Setelah masa jatuh tempo tiba, uang saya langsung otomatis kembali ke tabungan utama.

4.   Fleksibel

SBN Ritel cukup fleksibel. Jika si investor membutuhkan dana mendadak, sebagian dari modal kepesertaan bisa dicairkan sebelum jatuh tempo (Early Redemption). Tetapi saya memilih mempertahankan seluruh dana yang diinvestasikan hingga jatuh tempo. Kebetulan tidak ada pos mendesak yang membutuhkan dana darurat.

5.   Prosesnya tidak rumit

Lupakan birokrasi yang rumit. Investasi e-SBN bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga biasa. Daftar secara online kemudian lakukan pelunasan transaksi melalui ATM, teller kantor cabang Mitra Distribusi atau mobile dan internet banking.


Sumbangsih SBN Ritel Bagi Negara

Bagi pemerintah, partisipasi warga negara dalam berinvestasi melalui SBN Ritel membawa keutungan tersendiri:

1.   Bukti kredibilitas pemerintah

Tingginya animo masyarakat dalam berinvestasi menunjukkan kredibilitas pemerintah. Artinya, masyarakat masih menaruh kepercayaan kepada pemerintah bahwa uang tabungan yang mereka investasikan akan dikelola secara bijak dan bisa dipertanggungjawabkan.

2.   Mengurangi hutang luar negeri

Pembangunan butuh pembiayaan. Salah satu sumber pembiayaan adalah melalui dana yang ditanamkan investor. Dibandingkan harus mengajukan pinjaman yang perhitungan bunganya berdasar kurs dollar Amerika, menyerap investasi masyarakat dalam bentuk rupiah lebih meringankan beban pemerintah.

3.   Menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi merawat fasilitas umum

Investasi yang ditanam masyarakat digunakan membangun infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum. Dengan turut berpartisipasi dalam investasi, masyarakat akan lebih peduli merawat kelestarian fasilitas-fasilitas umum tersebut.

4. Sumber pendanaan yang efektif terutama di masa krisis ekonomi akibat pandemi.

Pandemi corona yang tak kunjung berakhir, menimbulkan krisis ekonomi yang menimbulkan rasa khawatir. Pandemi Covid-19 ini berdampak langsung pada penurunan penerimaan negara serta peningkatan belanja dan pembiayaan negara. Sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa terpukul tak berdaya, beberapa industri menyusul kehilangan tajinya dan berdampak pada penerimaan pajak negara.

Peningkatan belanja dan pembiayaan negara terutama terjadi di bidang kesehatan sebagai langkah penanganan pandemi corona dan pemberian bantuan sosial kepada masyarakat terdampak finansial. Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pendanaan pembangunan melalui penyerapan dana investasi SBN Ritel merupakan salah satu langkah strategis pemerintah untuk menekan defisit anggaran.

 

Kementerian Keuangan mencatat animo masyarakat pada penawaran ST-003 patut diapresiasi. Total pembelian ST-003 mengalami oversubscribe dari target pemerintah sebesar 2 Triliun Rupiah. Dari 13.932 investor, generasi milenial mendominasi sebesar 51,74%. 


Menurut data berdasarkan profesi investor, Ibu Rumah Tangga menduduki peringkat ketiga. 

Data investor ST003 , sumber www.djppr.kemenkeu.go.id/

Fakta yang menggembirakan. Menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kian melek investasi, dari generasi milenial hingga ibu rumah tangga berinvestasi melalui SBN Ritel dan berkomitmen turut membangun negeri. Menggambarkan tingkat optimisme warga negara terhadap percepatan pembangunan Indonesia. Data ini sekaligus menandakan bahwa investasi melalui SBN Ritel sangat mudah dilakukan, selain aman dan syaratnya mudah, kepesertaannya juga hanya membutuhkan dana minimal 1 juta rupiah.  


Sebelum memutuskan berinvestasi, saya mempertimbangkannya berulangkali. Sebab tabungan yang saya gunakan untuk berinvestasi tersebut adalah satu-satunya simpanan bagi masa depan kami. 

Bersyukur sekali, pilihan untuk berinvestasi melalui SBN Ritel merupakan pilihan tepat. Imbalannya ditransfer setiap bulan sesuai jadwal melalui rekening, besarannya sesuai perjanjian dan saya merasa lega, sedikit uang simpanan ini bermanfaat bagi negara.


Daftar Pustaka:

 

djppr.kemenkeu.go.id

kemenkeu.go.id

bi.go.id

 

 

 

 

Share:

Menikmati Gudeg Kaleng Wijilan Bu. Hj.Lies

Yogyakarta. Ingat Yogya ingat Gudeg Yogya. Seumur hidup baru tiga kali saya menginjakkan kaki di Yogya. Pertama saat masih duduk di bangku kuliah untuk menghadiri khitanan tiga putra paman. Kedua waktu diajak keluarga kakak di Demak, ke Kaliurang dan Pasar Beringharjo. Dan terakhir waktu bareng suami dan anak-anak sekitar tahun 2010. Sebagai pecinta gudeg, tentu hidangan ini menjadi favorit saya selama di Yogya. Namun seingat saya waktu itu untuk keperluan oleh-oleh, gudeg dikemas dalam kendil (wadah tanah liat) dan tidak bisa dikirim antar kota untuk dalam perjalanan berhari-hari. 

Kini telah ada gudeg kaleng yang tahan hingga setahun lamanya, asal kaleng dalam kondisi aman, masih tertutup rapat, tidak penyok, karatan atau berlubang. Dan...saya tahunya pas suami bawa oleh-oleh empat kelang Gudeg Wijilan Bu. Hj.Lies, pemberian rekan kerjanya. Padahal kalau ditelusuri di mbah goggle, gudeg kalengan sudah ada sejak tahun 2011.


Lah katanya empat kaleng, kok yang kefoto hanya tiga? Iyaaa yang satu kaleng sudah terlanjur habis buat sarapan hahaha. Isinya telur dan tahu. Yang dua itu pun sudah dituang di piring. Jadi hanya kefoto kalengnya doang.

Alhamdulillah, dapat paket gudeg komplit kan ceritanya. Ada yang lauk utamanya telur dan tahu bacem. Ada lauk ayam dan juga krecek atau kulit sapi. Setiap kalengnya jug dilengkapi sayur gudeg yaotu nagka muda lengkap dengan krecek, tempe yang diiris kotak kecil. Persis seperti gudeg yang disajikan langsung saat kita makan di tempat, di Yogyakarta atau warung-warung yang menyediakan menu gudeg Yogya.

Gudeg kaleng Wijilan Bu.Hj Lies dikemas dalam kaleng 300 gram. Disertai tanggal kadaluwarsa dan peringatan: jangan diterima jika kemasan rusak. Terdapat pula label halal MUI dan informasi No.BPOM. Saran penyajian tak lupa dicantumkan: hangatkan gudeg dengan cara dikukus.

Bahan dalam setiap kaleng terdapat pada label. Bahan/lauk utama disebutkan terlebih dahulu apakah telur dan tahu, ayam atau krecek.  Lalu diikuiti keterangan bahan lain: tempe, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, serai, garam, daun jeruk, daun salam, gula Jawa. Kalau pas varian krecek, artinya di dalam berisi krecek yang potongannya gede seperti ini.




Yang lauk ayam, ada satu potong ayam, ukurannya cukup besar. Varian telur berisi satu butir telur ayam, tentu semua varian juga dilengkapi dengan sayur nangka muda khas gudeg, tempe dan krecek. Sehingga satu kaleng bisa dimakan untuk berdua atau bertiga.
Menikmati gudeg kaleng Wijilan Bu. Hj Lies ini mengobati kangen pada Yogyakarta. Dan tentu pada gudegnya. Sebab pernah beberapa kali mencoba gudeg di sini citarasanya kurang sesuai selera. Kadang kreceknya tidak ada kemiripan dengan krecek khas gudeg, karena teksturnya lebih keras.
Namun krecek dalam gudeg kaleng ini sangat sesuai dengan krecek gudeg khas Yogyakarta. Kenyalnya lembut, bumbunya pas. Bisa lupa diet karena nambah nasi hehehe. Begitu juga telur bacemnya, gurih dan manis khas Yogyanya sesuai selera. Ayamnya juga empuk, nggak liat saat digigit.
Semua sesuai porsi dan tak meninggalkan cita rasa gudeg Yogya. Bagi para pecinta kuliner khas Yogyakarta, gudeg kaleng Wijilan Bu.Hj Lies pasti tidak mengecewakan lidah dan perut penikmatnya. Harga? Silahkan dicek di beberapa marketplace saja. 



Share:

Lima Fakta Mengenai Uang 75 Ribu

 Keributan mengenai Uang 75 Ribu rupiah tak berhenti di proses penukaran yang susah. Tetapi juga kabar-kabar lain di baliknya. Entah kabar burung, gosip atau ramalan berdasarkan wacana. Saya (lagi-lagi) merasa perlu menelusuri kebenarannya.

Ada yang bilang uang ini hanya sebagai merchandise, tidak berlaku sebagai alat tukar alias tidak bisa dibelanjakan. Ada yang berpendapat bahwa uang 75 ribu ini adalah cara pemerintah mengedukasi masyarakat tentang wacana memangkas nilai rupiah alias redenominasi yang intinya memangkas nilai rupiah, Rp 1.000 menjadi Rp. 1. Ada juga yang menyoroti gambar sebagai latar belakang uang, karena salah satu dipandang mirip baju Tiongkok daripada mewakili baju adat daerah. Benarkah demikian?

Berikut fakta yang saya kumpulkan dari media resmi Bank Indonesia dan beberapa media

1. Bukan uang khusus pertama kali

Uang khusus 75 ribu rupiah yang dicetak khusus memperingati 75 tahun Republik Indonesia bukanlah uang khusus pertama kalinya. Namun merupakan uang Rupiah pecahan khusus ketiga dalam rangka memperingati kemerdekaan RI. Sebelumnya juga pernah dirilis Uang Pecahan Khusus pada peringatan kemerdekaan RI yang ke -25 (tahun 1970) dan Uang Pecahan Khusus peringatan kemerdekaan RI yang ke-50 (tahun 1995)

2. Menumbuhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika

Uang kertas 75 ribu ini dominan oleh wajah proklamator Soekarno-Hatta sebagai fokus di bagian depan. Tetapi di bagian belakang ada sembilan anak-anak berbaris mengenakan pakaian daerah. Inilah semangat Bhinneka Tunggal Ika. Mengenang proklamator dan mengenal baju-baju tradisional.


3. Yang disangka baju adat Tionghoa itu ternyata...

Tepat di tengah, ada anak lelaki mengenakan baju adat yang kata sebagian netizen "seperti anak Cina di film-film vampire Tionghoa"

Hmm padahal itu baju adat Tidung, Kalimantan Utara. Baguslah dengan adanya ribut-ribut begini kita malah bisa belajar sejarah dan budaya.

4. Benarkah diluncurkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai wacana redenominasi rupiah?

Ada sebagian netizen yang berpendapat demikian. Alasannya karena angka nol pada uang 75 ribu rupiah ini dicetak dengan ukuran lebih kecil daripada angka 75. Sehingga sekilas terlihat sebagai "75" saja daripada "75.000".

Tetapi, BI menegaskan bahwa peluncuran Uang Pembayaran Khusus (UPK) ini tidak ada kaitannya dengan wacana redominasi. 

5. Apakah berlaku sebagai alat tukar?

Apa benar uang 75 ribu ini hanya berlaku sebagai merchandise dan tidak laku sebagai alat tukar? Saya mendapat jawabnya dari akun twitter BI kepada salah satu netizen. Intinya jangan khawatir, bisa kok dipakai jual beli. Tapi karena jumlahnya terbatas hanya 75 juta lembar dan proses tukarnya susah, rasanya kok sayang yah dipakai belanja...



Sumber; website BI, Twitter BI, Republika




Share:

Cara Tukar Uang Baru 75 Ribu Rupiah

Beberapa hari belakangan ribut-ribut uang baru 75 ribu rupiah di beranda media sosial, saya pun jadi penasaran. Bahkan Raditya pun ikut-ikutan tertarik, meminta Papanya menukarkan. Eh dipikirnya prosesnya seperti menukarkan uang kertas lembaran baru, seperti yang biasanya ramai saat Ramadhan dan Lebaran setiap tahunnya. Padahal tak semudah itu Marimar. Uang ini hanya dicetak sebanyak 75 juta lembar saja.

Jadilah saya mencari informasi lebih jauh mengenai uang 75 ribu rupiah yang sedang naik daun ini.



Berikut proses menukarkan uang baru 75 ribu rupiah:

1. Proses penukaran uang.

Pemesanan awal harus dilakukan melalui website resmi Bank Indonesia. Buka pintar.bi.go.id atau klik Banner "Jangan sampai ketinggalan Untuk melakukan penukaran. Pintar Klik di sini" tepat di banner uang baru.


2. Penukaran terjadwal sesuai domisili

Untuk memiliki uang baru ini, satu KTP hanya boleh menukarkan satu lembar uang. Maka saat mengajukan penukaran secara online hendaknya memilih kantor cabang bank terdekat sesuai domisili. . Kebetulan saya mencoba mendaftar melalui website BI dan memilih KPw BI Prov. Jawa Timur - Surabaya

JL. PAHLAWAN NO.105, SURABAYA

3. Full Booked hingga bulan September

Wow, ternyata hingga 3 September 2020. Padahal pemesanannya baru dibuka pada 17 Agustus 2020, dan bisa ditukarkan di seluruh kantor cabang-cabang Bank Indonesia mulai 18 Agustus 2020. 

4.  Penukaran di 5 bank umum sejak 1 Oktober 2020

Perlu diketahui bahwa penukaran uang 75 ribu baru melalui BI ini adalah penukaran tahap pertama.

Penukaran tahap 2, tanggal 1 Oktober 2020 – selesai, setelah mendapatkan jadwal penukaran maka penukaran dapat dilakukan di KP BI, KPwDN BI dan Kantor Bank yang ditunjuk (BMandiri, BRI, BNI, BCA dan CIMB Niaga.


Mekanisme Penukaran

Setelah mendapatkan nomor tanda konfirmasi pemesanan, pihak pemesan bisa langsung menukarkan tanda pemesanan yang telah dicetak ke kantor BI sesuai jadwal. Jangan lupa membawa KTP dan fotokopinya apabila diperlukan. 


Tapi kok susah banget ya akses pemesanannya, jangan-jangan ini permainan yang butuh orang dalam? Wah jangan tanya saya deh. Tapi kebetulan sempat baca komen-komen di twitter resmi BI ada netizen yang berhasil mendapatkan konfirmasi jadwal penukaran uang 75 ribu rupiah yang baru ini. Tertarik? Selamat mencoba...





Share:

Tips Menyimpan Sayuran dalam Kulkas

 Salah satu cara saya meminimalisir transmisi yang tak diinginkan atau penularan di tengah pandemi corona adalah dengan mengurangi frekuensi berbelanja bahan pokok. Biasanya belanja sepekan sekali, kini dua pekan sekali. Oleh sebab itu tips menyimpan sayuran dalam kulkas menjadi salah satu hal yang wajib dipahami. Agar bahan sayuran bisa tetap segar meski disimpan dalam kulkas selama dua pekan.

Sayuran, Sumber Pixabay

Belajar dari pengalaman, informasi dari tetangga, hasil membaca beberapa artikel di media, berikut adalah beberapa tips menyimpan sayuran dalam kulkas yang perlu diketahui:

1. Simpan dalam wadah container/ kedap udara

Wortel, sawi, kangkung, kacang panjang, terong, timun, tomat, cabe merah dan cabe rawit dimasukkan dalam wadah-wadah kedap udara. Pastikan wadah kering sebelum dipakai menyimpan sayuran. 


2. Daun bawang, seledri simpan di freezer

Khusus seledri dan daun bawang lebih baik disimpan di freezer, sebab kedua jenis sayur ini mudah busuk meski disimpan dalam wadah kedap udara di laci kulkas. Jika akan digunakan bisa dikeluarkan dari freezer sesuai kebutuhan

3. Pisahkan menyimpan kentang

Kentang bisa menyebabkan sayuran lain yang disimpan bersamanya lebih cepat membusuk. Lebih baik kentang disimpan secara terpisah.

4. Simpan kecambah dalam rendaman air bersih

Kecambah adalah salah satu jenis sayur yang mudah busuk. Cara menyimpan kecambah agar tidak mudah layu dan busuk adalah dengan merendamnya dalam air bersih di dalam kemasan kedap udara.



Sebenarnya seledri, daun bawang, cabe, kangkung bisa ditanam sendiri. Bahkan bisa ditanam dari sisa-sisa/limbah dapur...tapii tanamanku baru aja bertunas eh sudah dilibas tikus tong-tong yang sering berkeliaran. Heran tikus kok ya vegetarian hmmm...

Dengan menerapkan tips menyimpan sayuran dalam kulkas ini, saya ngga perlu setiap hari atau setiap pekan ke pasar. Jika stok sayuran ternyata habis sebelum dua pekan, barulah beli ke tukang sayur yang lewat di perumahan.


Share:

Tips Berhemat di Masa Pandemi

Pandemi ini menyebabkan krisis ekonomi yang serius. Sebagian kehilangan pekerjaan dan penghasilan karena bisnis sepi dan perusahaan terpaksa merumahkan karyawan. Tak ada pilihan lain, untuk bertahan, kita harus pandai berhemat. Begini tips berhemat dari segala segi:

1. Kerja bawa bekal
Bagi yang bekerja kantoran, bawa bekal adalah cara hidup hemat dan sehat. Bayangkan berapa puluh ribu rupiah yang bisa disimpan setiap kali bawa bekal makanan. InsyaAllah lebih sehat dan higienis pula, tak perlu beli di luar jika khawatir terpapar virus corona 

2. Hemat kuota internet
Pilih operator seluler yang tarifnya paling murah dan sinyalnya bagus. Jika berada di kantor, matikan paket selulernya, numpang Wi-Fi/hotspot kantor enggak dilarang kan hehe. Di rumah kami juga nggak pakai Wifi, kebetulan konsumsi kuota internet tergantung pemakaian saja. Alhamdulillah satu Hp dengan kuota internet 7GB Unlimited cukup untuk SFH si bungsu dan keperluan saya berinternet di rumah (ngeblog, ngekuis, buzzering, ngisi survey, transaksi PPOB). Kebetulan SFH anak tidak pakai aplikasi Zoom dan sebangsanya yang boros kuota. Cukup via WA Call, WA msg dan Voice Note.
Penggunaan WA saya setting hemat kuota, salah satunya dengan setting agar Hp tidak secara otomatis mengunduh foto atau video.

3. Cari pekerjaan sampingan
Salah satunya dengan bergabung ke survey online. Dari tukar poin Toluna saya bisa mencukupi kebutuhan kuota internet setiap bulan.  Tukarkan ke E-Vcr Tokopedia lalu masuk ke Ovo Point buat beli kuota. Atau bisa juga tukar saldo Gopay, E-Voucher Indomart/Alfamidi-Alfamart Dari Rakuten bisa kumpulin poin untuk tukar voucher Sodexo yang bisa dipakai belanja ke Alfamidi/Alfamart. Hemat anggaran untuk akses internet dan belanja bulanan.

4. Awasi dan kurangi "Latte Factor"
Acara ngopi di kafe (meski saya sendiri nggak pernah ngelakuin ini hehehe), bayar parkir, beli barang-barang hanya karena diskon padahal ngga kepakai, bea admin transfer bank adalah contoh Latte factor: faktor kecil tapi lama-lama menggerus keuangan. Jika karena sesuatu hal harus transfer ke beda bank mungkin bisa gunakan aplikasi flip. Kurangi belanja online, kecuali jika barangnya bisa dijual kembali.


Share:

Membandingkan Pondok Pesantren, Patutkah?

 Bismillah…

 

“Kok Gontor begitu sih, kalau di Pesantren Alif Ba Ta begini lo sistemnya…bla bla bla ..jadi santri bisa fokus belajar” Pernah mendengar keluhan atau curhat seperti itu dari sesama wali santri? Bahkan yang menghujat pun saya pernah mendengarnya. Saya hanya bisa menghela nafas panjang. Sambil merenung, jangan-jangan saya juga pernah demikian. Tetapi bukan membandingkan dengan pesantren lain, melainkan sekadar mengernyitkan dahi “pondok pesantren masa’ gitu” maklum saya bukan alumni, dan putra saya adalah generasi pertama di keluarga besar saya yang merasakan pendidikan pondok.

 

Seiring perjalanan menjadi walisantri Gontor, saya yang awalnya terheran-heran dengan segala kejutan akhirnya lebih paham, mengapa harus demikian, mengapa terjadi yang begini dan begitu.

Maka bagi saya, membandingkan satu pondok dengan pondok pesantren yang lain rasanya bukan hal yang bijaksana. Mengapa:

1.  Adab (etika)

Pondok pesantren adalah institusi menuntut ilmu, di mana kyai adalah sentralnya, tidak ada sistem komite walisantri seperti di sekolah formal biasa. Membandingkan pondok A dan B sama halnya dengan membandingkan antara “rumah tangga Kyai” satu dengan “rumah tangga Kyai” yang lainnya.

Kita kembalikan ke diri sendiri saja. Sebagai istri kira-kira merengut nggak jika suami tercinta berkata “Ma, mbok ya yang pinter masak seperti bu A itu lho” atau sebagai suami diomeli istri “Pa, ngasih duit kok nanggung…pak B itu lo ga itung-itungan sama istrinya

Maka mendahulukan adab daripada ilmu sangat penting untuk dipahami. Tidak membandingkan antara satu institusi dan lain adalah cara menjaga etika/adab (menurut pemahaman saya yang fakir ilmu ini)

 

2.  Komitmen

Dulu, saat mendaftarkan mengikuti seleksi ujian masuk PMDG kita tentu ingat bahwa telah menandatangani surat pernyataan di atas materai. Bahwa kita harus taat dan patuh pada peraturan pondok, apapun yang akan dialami oleh anak kita jika diterima menjadi santri. Degh! Kaget ya. Tapi …jika niat kita baik, insyaAllah kebaikan pula yang akan kita dapatkan. Maka sebelum membubuhkan tanda tangan.. Bismillah…Lillahi ta’ala.. kami titipkan kembali amanah Allah untuk menuntut ilmu di institusi yang kami pilih sebagai pendidik anak kami.

 

3.  Kesempurnaan hanya milik Allah

Nggak usah meninggi-ninggikan Gontor, itu kan buatan manusia juga,” kata salah seorang walisantri yang pernah saya dengar. Tidak ada yang salah dengan perkataannya. Saya pun memandang institusi tempat anak saya menuntut ilmu dari kacamata manusia biasa, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Justru itulah kita dikembalikan kepada pemahaman bahwa kesempurnaan hanya milik Allah, kita tak bisa menuntut kesempurnaan pada sebuah institusi, menuntutnya untuk sama dengan institusi yang lain atau sesuai keinginan kita. Kalau maunya seperti itu mending mendirikan pondok pesantren atau institusi pendidikan sendiri saja, dengan peraturan yang disusun sendiri hehehe…

 

Maka itu saya berpesan kepada putra saya agar kepada tempatnya menuntut ilmu ia selalu bersikapu “mikul dhuwur mendhem jeru” (menutupi kekurangan, menjaga marwah yang menjadi keunggulan)

Pak Kyai, para asatidz selalu berpesan “hati-hati jika sudah di luar pondok, di dahi kalian itu tertera stempel Pondok Modern Darussalam Gontor” Pesan itu bukan tanpa alasan. Di sinilah santri dan alumni dihimbau untuk berhati-hati dalam bertingkah laku, berkata dan bersikap. Demi menjaga nama baik pondok. Janganlah sampai pandangan miring dan sinis muncul pada sistem pendidikan pondok pesantren karena ketidakpatutan santri saat bertingkah laku, dan menimbulkan cemoohan “santri kok kelakuannya seperti itu”

Dan juga saya tak segan mengingatkan saat putra saya berkata “itu si A (anak tetangga yang belajar daring) katanya santri, kok gak bisa bahasa Arab, masa aku diminta tolong ngerjakan tugasnya dari no 1-30” atau saat ia menegur santri tetangga lainnya yang bersekolah di pondok dengan segala fasilitas megahnya “kamu itu mondhok atau tidur di hotel kok model pendidikannya seperti itu” dan lain waktu dia berkata “anak-anak itu mondhok kok nggak tau belajar kitab apa ya Ma, kutanya kok jawabannya geleng-geleng kepala sambil berwajah bingung” Saya antara kaget dan geli mendengar curhatnya. Tapi ya hanya bisa mengingatkannya dengan hati-hati:

Eh Nak, nggak baik membanding-bandingkan begitu. Semua institusi pasti punya kelebihan dan kekurangan. Sudah, kamu fokus bagaimana menjaga dirimu sendiri saja”

 

Semoga sebagai walisantri saya tak lelah untuk terus belajar menempatkan diri. Dan tak pernah lupa bahwa hasil dari pendidikan itu penilaiannya adalah di tengah masyarakat dan di hadapan Allah nanti.

 


Sidoarjo, Agustus 2020

 

Share:

Daring Si Penyebab Darting


Saat menulis artikel ini, saya tiba-tiba teringat guyonan di media sosial “tenang, buatan China kan selalu nggak awet, gampang rusak, nah virus corona ini juga pasti begitu adanya” Guyonan yang sebenarnya nggak lucu, cenderung satir dibalut rasa khawatir. Betapa tidak, sudah setengah tahun pandemi corona menimpa bumi, tapi tak kunjung ada tanda segera berakhir.  Terutama di Indonesia..duh..ternyata virusnya awet..

Dan….pandemi ini mengubah segalanya. Hidup tak lagi normal seperti sebelumnya. Kemana-mana pakai masker, bawa bekal hand sanitizer, lebih sering cuci tangan dengan sabun, mengurangi hang out bareng. Bahkan sekolah, seminar, meeting dan ngaji berubah jadi daring. Sekolah daring sekarang disebut sebagai penyebab darting alias darah tinggi. Kok bisa darah tinggi? Heheeehe emak-emak di media sosial curhat masalah naiknya tensi karena harus ngajarin anak di rumah dengan berbagai materi yang seharusnya diajarkan di sekolah.


Apa saja keluhan sekolah darling hingga menyebabkan darting?

1.  Butuh biaya ekstra
Tak pelak lagi, sekolah di rumah dengan cara daring butuh biaya ekstra. Gadget dan jaringan internet jadi barang wajib. Sedihnya, tidak semua walimurid punya penghasilan dan anggaran ekstra. Apalagi di zaman pandemi yang berimbas pada krisis ekonomi. Anak ART tetangga saya setiap jam sekolah akhirnya pinjam HP sekalian numpang Wi-Fi di rumah majikannya. Qodarullah ada yang bersedia beramal sholeh untuk membantu sekolah daring.

2.  Materi pelajaran yang njelimet
Well, tidak semua orang dikaruniai kemampuan memahami materi dan mengajar  dengan baik. Saya bersyukur si bungsu mampu memahami materi dengan baik, jadi saya nggak ikutan darting..lha tapi kan ngga semua siswa bisa lekas memahami materi saat belajar daring. Apalagi emak bapak di rumah harus ikut "sekolah" lagi. Padahal sudah banyak yang lupa hehe.

3.  Jenuh
Pastilah kejenuhan itu muncul. Baik bagi si murid maupun pengajar dadakan, alias emak atau bapak di rumah. Lha kalau sudah jenuh mau dipaksa seperti apapun malah mendatangkan mudharat. Asli, mantengin materi pelajaran via laptop atau hape ngebosenin banget. Beda dengan keseruan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas. Jadi gimana dong? ((sabar))

4.  Kurang fokus
Hmmm belajar di rumah banyak gangguannya. Televisi, game, teman yang bosan sekolah dan ngajak bermain. Mudah-mudahan sih gangguannya nggak terlalu sering.

5.  Faktor X
Misal nih, gadget ada internet sudah pakai Wi-Fi. Tapiii tiba-tiba listrik padam, Wifinya ikut mati, lebih susah lagi jika baterai Hp dan laptop lowbat karena lupa ngisi. Hmm ..daring yang bikin darting dah

Tapi…di sisi lain kita juga pasti was-was jika sekolah dibuka kembali di tengah pandemic. Apalagi di daerah merah dan tingkat penularan Covid-19nya tinggi. Jadi, ada baiknya untuk sementara berupaya menekan emosi agar tak darah tinggi. Sambil menanti pemerintah berhasil menemukan solusi terbaik dari semua ini. Namun yang terpenting, tak lelah berdoa dan berharap semoga Allah berkenan untuk segera mengakhiri pandemi.


Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.