catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Khotbah Iduladha 1444 H

Khotbah Iduladha

Ustadz Zainuddin

10 Dzulhijjah 1444 H



Setiap Iduladha umat muslim diingatkan hikmah hari raya qurban. Ustadz Zainuddin dari Sidoarjo menekankan agar jamaah menelaah kembali tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim. 

✅Al Mumtahanah ayat 4, tentang perintah Allah agar kaum beriman menemukan teladan pada sosok Nabi Ibrahim 

✅As Shaffat : 100

Teladan dari nabi Ibrahim bahwa meski telah usia lanjut , tetap memohon karunia anak yang sholeh. Sebuah anugerah tak terkira bagi Nabi Ismail ketika ia mendapat kabar bahwa Hajar telah hamil.

Agar tak ada kecemburuan dalam diri Sarah karena Hajar telah hamil, maka ia dibawa keluar dan hijrah ke Bakah/Mekah. Nabi Ibrahim mendapat perintah agar Hajar dan Ismail ditinggalkan di tempat yang jauh dari manapun dan tanpa bekal makanan maupun minuman.



Hikmah:

1. Nabi Ibrahim selalu menunaikan perintah Allah. Meski jika dinalar tidak masuk logika, ia patuh kepada Allah. Dinyatakan bahwa ujian yg menimpa Nabi Ibrahim beruntun (sudah lama menikah tidak punya anak, usia semakin tua, ketika sudah punya anak ia diperintah untuk meninggalkannya.  tapi karena cinta Ibrahim kepada Allah menjadikannya segala mudah dilalui. 

Ustadz Zainudin mengingatkan kembali seseorang akan merasakan nikmatnya iman: mencintai Allah dan RasulNya dinomorsatukan dari lainnya (,beribadah kepada Allah hanya yang disyariatkan, itulah bukti cinta kepada Rasulullah),  mencintai seseorang atau tidak mencintai seseorang juga karena Allah, tidak mau kembali kepada kekafiran/kejahiliyahan ketika telah diselamatkan Allah, menerima hidayah karena takut api neraka.



2. Hajar istri Ibrahim adalah istri yang hebat, imannya kepada Allah sangat kuat. Ia rela ditinggalkan suami tanpa bekal sebab itu perintah Allah. Artinya ia yakin Allah akan menolong orang yang mentaati perintahNya

Ar Ruum 47

Jangan lelah berbuat dan mendakwahkan kebaikan

Qs Muhammad

Qs Al anam 112

3. Nabi Ibrahim selalu memohon kepada Allah meski sudah usia tua agar dikaruniai anak yang sholeh, bukan anak yang kaya, berkuasa. Tetapi anak sholeh, artinya memiliki anak sholeh lebih utama dari kekayaan, kemasyhuran.



Share:

Renungan, Apakah Ibadah Kita Diterima Allah?

 

Tugas dan kewajiban utama umat manusia diciptakan Allah adalah untuk beribadah kepadaNya. Ibadah terus ih, nah kapan kerjanya emang duit bisa datang sendiri, kapan bersosialisasi? kapan ketemu jodoh dan membangun rumah tangga? Sabar....inilah pemikiran yang salah.

Adalah sebuah kekeliruan jika kita menganggap ibadah itu hanya sholat, membaca Al Qur'an, berdzikir, berinfaq sedekah, umroh, haji, zakat, dan ibadah-ibadah yang diperintahkan secara nyata, ibadah yang berkaitan langsung dengan Allah. Jika kita renungkan, segala amal kebaikan yang kita niatkan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah bisa terhitung sebagai ibadah. Misalnya bekerja, mencari nafkah jika kita niatkan sebagai bentuk ibadah, rasa syukur karena telah dikaruniai kehidupan, kesehatan dan panca indera maka kita mengoptimalkan untuk berkarya dan bekerja. Contoh lain, jika kita menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan agar tidak mencelakai orang lain sebagai bentuk mentaati perintah Allah untuk berbuat kebaikan maka tindakan yang tampaknya sederhana itu juga terhitung ibadah, dalam semuah hadits bahkan disebutkan bahwa menyingkirkan aral melintang di jalanan itu dapat dikategorikan sebagai sedekah.

Jika kewajiban makhluk adalah beribadah dan kelak di hari akhir dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, maka muncul pertanyaan apakah ibadah kita selama ini diterima Allah? 

Ustadzah Lina Ariani dalam taklim MT. Al Maratus Shalihah pada taklim 30 Mei 2023 mengulas tentang 7 Hal yang bisa menjadi bahan introspeksi apakah ibadah di bulan Ramadan kita diterima Allah. Ustadzah mengkhususkannya sebagai ibadah di bulan Ramadan, sebab taklim saat itu adalah taklim pertama usai rehat selama Ramadan. Namun poin-poinnya bisa kita anggap sebagai ibadah pada umumnya.

7 Hal yang bisa menjadi bahan introspeksi apakah ibadah (di bulan Ramadan) kita diterima Allah adalah:

1. Berlanjutnya ketaatan yang kita lakukan di bulan Ramadan (istiqomah)

Jika kita istiqomah dalam taat beribadah meski bukan di bulan Ramadan, insyaallah inilah bentuk ketaatan secara ikhlas dan pertanda bahwa ibadah kita diterima Allah

2. Terus menerus melakukan amal sholeh, menjaga interaksi dengan Allah dan sesama manusia.

Salah satu manifestasi dari ibadah adalah senantiasa menjaga interaksi yang baik dengan Allah dan sesama manusia.

3. Munculnya buah ibadah dalam perbaikan akhlak (lebih sabar, mudah beristighfar, mampu menahan amarah, ringan berinfaq)

4. Tumbuhnya mahabbah / rasa cinta untuk melakukan kebaikan

5. Membenci kemaksiatan dan kemungkaran

6. Tumbuhnya rasa roja' dan khauf (berharap-harap cemas dan khawatir) jika ibadahnya tidak diterima Allah sehingga ia lebih berhati-hati dalam bertindak.

7. Menganggap amal ibadah yang dilakukan masih sangat sedikit sehingga terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.

Dalam kesempatan taklim berikutnya, Ustadzah Lina membahas tentang Tadabbur QS An Nahl : 97 Ayat ini berkaitan dengan hasil dari ibadah yang dilakukan secara ikhlas. Yaitu bahwa Allah menjanjikan kebaikan di dunia dan akherat bagi wanita dan pria beriman yang melakukan kebajikan.

Masjid An Nuur, Dungus


Kebaikan yang Allah janjikan berupa:

1. Merasakan nikmatnya ketaatan

2. Menikmati kesehatan dan kekuatan fisik

3. Mendapat rezeki yang halal, lapang dan barokah

4. Dimudahkan dalam berbagai urusan

5. Diijabah doanya

6. Merasakan kebahagiaan di dunia, di akherat kelak mendapat nikmat surga 

Saling memaafkan adalah buah dari ibadah dan ketaatan


Kebajikan yang dilakukan dalam rangka berharap ridho Allah hendaknya dilakukan secara ikhlas. 

Tiga unsur ikhlas dalam beribadah adalah:

1. Menghadirkan niat, murni beribadah karena Allah

2. Itqan al amal. Amal ibadah yang dilakukan terjaga agar terus bisa dilakukan.

3. Segala nikmat yang diterima, dimanfaatkan di jalan kebaikan (misalnya dikarunai rezeki maka digunakan untuk berinfaq sedekah)


#almaratusshalihah


Share:

Ruang Publik KBR: Gaung Kusta bersama Babinsa dan PKK

 

Kusta merupakan salah satu penyakit yang bisa menimbulkan disabilitas. Mirisnya Indonesia merupakan negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Hal ini disebabkann karena kasus baru kusta di Indonesia mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 18.000 kasus. Fakta tersebut menunjukkan masih adanya masalah dalam penanganan kusta di Indonesia, padahal penyakit ini bisa menyebabkan disabilitas jika terlambat ditangani. 

Pada tahun 2017, angka disabilitas akibat kusta mencapai 6,6 orang per 1.000.000 penduduk. Menyikapi tingginya angka penderita kusta, pemerintah memetakan langkah-langkah agar mampu meraih target angka disabilitas kusta hingga kurang dari 1 orang per 1.000.000 penduduk. 

Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia secara umum adalah kusta termasuk penyakit mudah menular bila tidak segera ditangani. Jika edukasi dan sosialisasi tentang penyakit kusta kepada masyarakat kurang, maka ancaman penularan penyakit kusta di Indonesia tidaklah berkurang. Di sisi lain meski tergolong penyakit menular, kusta sebenarnya tidak dengan sangat mudah menular. Bagaimana maksudnya? Dan bagaimana menghapus stigma yang melekat di masyarakat yang menyatakan kusta adalah penyakit kutukan, penyakit turunan yang tidak bisa disembuhkan agar keluarga, penderita dan mantan penderita kusta tidak dikucilkan? 

Menyikapi berbagai permasalahan mengenai penyakit kusta, NLR Indonesia melakukan kegiatan Roadshow Leprosy di Slawi dan Tegal yang melibatkan Babinsa dan PKK. Tujuan dari kegiatan ini adalah berbagi informasi dan meningkatkan kesadaran kepada jaringan dan masyarakat umum tentang penyakit kusta.

Ruang Publik
Keseruan Roadshow Leprosy, Sumber ; Youtube KBR


Bagaimana tanggapan pihak yang terlibat dalam roadshow tersebut? Pemaparannya dilaksanakan dan disiarkan secara luas oleh KBR dalam acara talk show Ruang Publik “Gaung Kusta bersama Babinsa dan PKK” pada Rabu 14 Juni 2023.

Flyer Talkshow, IG KBR


Talkshow yang dapat diakses melalui Live streaming Youtube KBR, 105 radio jaringan Jakarta dan Live streaming NLR ini menghadirkan narasumber: 

1. (Danramil) Kapt. Infanteri Shokib Setiadi, Pasiter Kodim 0712/Tegal sebagai perwakilan Babinsa

2. Elly Novita S.KM, MM sebagai Wakil Ketua Pokja 4 TP PKK Kab. Tegal 

Talkshow dibuka dengan pengantar dari Host Acara Rizal Wijaya yang mengulas bahwa tingginya angka penderita kusta di Indonesia menunjukkan adanya permasalahan edukasi dan sosialisasi mengenai penyakit kusta di tengah masyarakat. 

Host acara: Rizal Wijaya (KBR) Sumber: YouTube KBR


Rizal mengingatkan kembali bahwa permasalahan ini harus segera ditangani secara tuntas sebab jika terlambat ditangani, penyakit kusta bisa menyebabkan disabilitas. 

Kapt. Infanteri Shokib Setiadi sebagai perwakilan Babinsa menceritakan pengalaman menariknya dalam mengikuti Roadshow Leprosy di Slawi dan Tegal. 

Kapt. Infanteri Shokib Setiadi, Sumber: Youtube KBR


Menurut Kapten Shokib, melalui Roadshow Leprosy yang dikemas dengan cara santai seperti senam bersama membuat peserta merasa lebih senang dan mudah mencerna materi mengenai edukasi mengenai penyakit kusta.

Ibu Elly Novita S.KM, MM sebagai Wakil Ketua Pokja 4 TP PKK Kabupaten Tegal menyatakan terimakasihnya bahwa Roadshow Leprosy telah mengajak PKK sehingga kader-kader PKK mendapat bekal pengetahuan mengenai penyakit kusta (gejala awal, cara pengobatan dan perlakuan kepada penderita dan keluarga penderita) 

Rizal Wijaya menggarisbawahi bahwa kunci dari keberhasilan untuk mengatasi permasalahan penyakit kusta di Indonesia adalah kolaborasi, baik dari pihak pemerintah maupun berbagai pihak terkait. 

Kapt. Infanteri Shokib Setiadi lebih lanjut membahas mengenai langkah Babinsa dalam mendukung program pemerintah untuk menangani masalah penyakit, antara lain yaitu: 

1.   Mengirimkan perwakilan Koramil dalam program-program sosialisasi, termasuk talk show tentang kusta dan melakukan evaluasi sehingga edukasi pembelajaran mengenai kusta bisa dipastikan masyarakat paham tentang kusta.

2.   Pihak Babinsa secara berkala menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk dinas kesehatan. Menempatkan Babinsa sebagai ujung tombak komunikasi dengan masyarakat melalui cara mengajak, mengumpulkan warga di acara-acara edukasi kusta.

3.   Bahwa Babinsa siap menyukseskan program pemerintah seperti menyelenggarakan edukasi secara langsung atau acara-acara yang mengumpulkan banyak orang seperti jalan sehat, bakti sosial  dan menyisipkan pembelajaran tentang kusta.

 

 

Ibu Elly Novita S.KM, MM, Sumber: Youtube KBR

Ibu Elly Novita S.KM, MM mengakui bahwa Roadshow Leprosy sangat bermanfaat bagi kader PKK pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sebab:

1.   Kader dibekali pengetahuan bagaimana mendeteksi awal mengenai penyakit kusta, misalnya: munculny bercak putih kemerahan di kulit, jari-jari kaku dan keriting sehingga bisa segera berkoordinasi dengan puskesmas untuk penanganannya.

2.   Kader mendapat pengetahuan bahwa kusta penyakit menular tetapi tidak cepat menular karena butuh kontak lama dan berbagai faktor penyebab penularan kusta lainnya. Hal ini membantu penderita dan mantan penderita kusta tidak dikucilkan

3.   Kader diharapkan mampu menginformasikan pada masyarakat bahwa bagi penderita kusta mendapat pengobatan gratis di Puskemas. Hal ini sangat penting diinformasikan kepada masyarakat sehingga lebih cepat ditangani, maka penyakit kusta bisa segera disembuhkan agar tidak menyebabkan disabilitas.


Pemberantasan penyakit kusta di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Dari talk show Ruang Publik “Gaung Kusta bersama Babinsa dan PKK” dapat disimpulkan bahwa tantang berikut ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah:

1.  Belum semua desa mengoptimalkan edukasi mengenai kusta (hal ini diungkapkan oleh Ibu Elly, memberikan contoh bahwa ketika pandemi Covid, edukasi mengenai kusta nyaris tidak ada karena fokus pada penanganan Covid-19)

2.  PKK membutuhkan biaya operasional untuk menyukseskan edukasi kusta hingga ke masyarakat tingkat bawah

3.   Perlunya evaluasi lebih lanjut mengenai sosialisasi dan edukasi pemberantasan penyakit kusta sehingga mencapai visi dan misi untuk memberantas penyakit kusta.

Pemberantasan penyakit kusta adalah tanggung jawab bersama. Tak hanya pemerintah yang bertanggung jawab memberantas penyakit, berbagai pihak terkait diharapkan memiliki inisiatif untuk membekali diri dengan informasi mengenai penyakit kusta serta memberikan edukasi kepada lingkungan di sekitarnya.

 

Share:

Kisah 4 Imam Madzhab (Series USAF)

 


Bagaimana proses turunnya ilmu kepada manusia/umat Islam?

Ustadz Salim A Fillah mengawali seri imam empat madzhab dengan pemaparan tentang bagaimana umat Islam menerima ilmu. Beliau menjelaskan beberapa hal berikut:

1.   Allah berfirman: ilmuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Artinya Islam merupakan agama yang didasarkan ilmu.

2.   Di zaman Rasulullah, firman-firman Allah turun untuk menjawab permasalahan yang dihadapi umat muslim. Firman Allah itu bisaa berupa ayat Al Quran yang diturunkan kepada nabi, atau berupa hadits Rasulullah. Salah satu contoh adalah ayat-ayat yang mengatur tentang hutang piutang, muamalah. Dan jika tidak dijelaskan secara detail di dalam Al Quran maka hadits Rasulullah menjawabnya dengan sempurna, misalnya tentang tata ara sholat khauf, ketika dalam kondisi berperang dengan pasukan pimpinan Khalid bin Walid yang saat itu masih kafir.

3.   Ketika Rasulullah wafat maka tidak ada lagi firman Allah yang turun. Para sahabat dan umat merasa kehilangan. Ada cerita tentang ibunya Usamah bin Zaid, Ummu Aiman. Ketika Abu Bakar dan Umar berkunjung ke rumah Usamah, mereka melihat Ummu Aiman sedang menangis. Abu Bakar menegur kenapa Ummu Aiman mengapa masih menangisi Rasulullah padahal Rasulullah sudah bahagia dalam dekapan Allah. Ummu Aiman menjawab bahwa ia tidak menangisi Rasulullah, tetapi menangisi umat yang terputus dari “jawaban-jawaban dan ilmu dari langit” Maka dua sahabat ini pun turut menangis, sehingga di masa pemerintahan para sahabat mulai diupayakan berbagai hal untuk menjaga ilmu.

4.   Secara umum, para tabiin berguru pada para sahabat. Sahabat utama (Bunda Asiyah, Abdullah bin Abas, Abdullah Bin Mas’ud, Abu Hurairah, dll) memiliki majelis-majelis yang mengajarkan Al Quran dan hadits Rasulullah

5.   Di masa Abu Bakar banyak peperangan dan gugurnya para hafidz/hafidzah dan para guru. Umar bin Khattab menghitung di Yamamah melawan pasukan nabi palsu, lebih dari 300 penghafal Qur’an gugur syahid. Karena kekhawatiran akan keberlangsungan umat Islam dan nasib ayat-ayat Al Qur’an yang bercerai berai sedangkan para hafidz banyak yang gugur, maka Umar mengusulkan agar menyalin ayat-ayat Al Qur’an menjadi satu kitab dengan tujuan menjaga kemurnian Al Qur’an

6.   Maka dibentuklah panitia terdiri dari guru-guru Al Quran yang terkenal sebagai guru dan dipuji bacaan dan hafalan Al Qur’annya di masa Rasulullah, antara lain Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Mu’ad bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit. Maka panitia seleksi/ para guru Al Quran ini menyebarkan pengumuman bahwa barang siapa saja yang merasa memiliki hafalan ayat Al Qur’an yang diajarkan Rasulullah bisa menyetorkan hafalannya dengan diiringi dua saksi. Proses inilah yang menjadi cikal bakal terkumpulnya Al Qur’an menjadi kitab/mushaf utuh.

7.   Setelah ekspansi besar-besaran, Al Qur’an kemudian diperbanyak dan didistribusikan ke negara-negara syiar Islam.

8.   Hadits Rasulullah kemudian menjadi perhatian berikutnya dari para sahabat untuk dikumpulkan sehingga bisa menjadi acuan hukum selain Al Qur’an dengan catatan sanadnya benar.

9.   Di zaman Umar bin Abdul Aziz, Imam Az Zuhri memelopori menulis hadits sebab Al Quran sudah established. Di zaman Umar bin Khatab ada larangan menulis hadits karena dikhawatirkan tercampur dengan Al Quran

10.                     Maka proses inilah yang menjadi jalan ilmu sampai kepada umat.

11.                     Bahasa Al Qur’an yang tidak bisa ditafisrkan sembarangan dan banyaknya riwayat hadits menjadi motivasi bagi para ulama pengikut tabi’in untuk melahirkan ilmu fiqih yang kemudian dikenal bercabang-cabang dan terkenal dengan empat madzhab besar.

Imam Abu Hanifah

Abu Hanifah lahir Kuffah di Persia, dengan model cara pikir masyarakat yang lebih kompleksi dibandingkan dengan masyarakat jazirah Arab. Abu Hanifah sempat berguru langsung pada sahabat nabi yaitu Anas bin Malik dan sempat meriwayatkan satu hadits serta pada sahabat az Zabid. Imam Abu Hanifah berguru pada banyak ulama, salah satu yang sangat mewarnai pemikiranya adalah ulama Kuffah bernama Hammad bin Abdu Sulaiman, yang merupakan sosok guru 18 tahun bagi Abu Hanifah. Hammad bin Abdu Sulaiman adalah murid dari imam Ibrahim An Naqai dan imam Syabi yang merupakan dua ulama besar di zamannya. Keduanya merupakan murid dari imam Masruq bin Ajda dan imam Al Qadi’iyat yang merupakan murid dari Abi Bin Abu Thalib dan Abdullah bin Mas’ud. Maka corak pemikiran khas Abi bin Abi Thalib yang cenderung berijtihad mempengaruhi Imam Abu Hanifah. Sumber keilmuan Abu Hanifah tidak diragukan lagi, beliau sangat memahami Al Quran baik itu qiroaat, tafsir dan juga hadits. Sosok imam Abu Hanifah dikenal egaliter, berdiskusi di tengah pasar tentang ilmu pun sudah biasa. Sosok Abu Hanifah lebih mengutamakan meng-qiyashkan yang ada dalam Al Quran untuk mengeluarkan fatwa sebab hadits yang tersebar di Persia sangatlah sedikit. Al Fiqhul Akbar aalah kitab karya imam Abu Hanifah namun isinya 805 tentang akidah. Sebab di zamannya masalah yang banyak terjadi di Persia adalah masalah akidah, bukan soal ubudiyah dan amaliyah.

 

Karena tersohor akan kefaqihannya, Imam Abu Hanifah ditawari menjadi qadi/hakim agung di masa Abbasiyah tetapi menolaknya karena penguasa Abbasiyah saat itu Abu Jafar Al Mansur sangat kejam terhadap ulama yang kritis. Menurut riwayat shahih Imam Abu Hanifah meninggal dunia pada usia 70 tahun setelah dipenjara dan dipaksa minum racun karena dianggap melindungi buronan Abbasiyah yaitu Anafsu Zakiyyah salah seorang keturunan Sayidina Hasan.Tahun kematian Abu Hanifah adalah tahun kelahiran Imam As Syafi’i.

 

 

Imam Malik

Imam Malik lahir di Madinah pada 93 Hijriyah dan memiliki cita-cita masa kecil sebagai biduan/penyanyi. Cita-cita ini ditunjang oleh perawakan Malik yang tinggi, berwajah tampan dan berambut pirang serta kesukaannya mengenakan pakaian bagus. Kegemaran mengenakan pakaian indah ini tetap dilakukan imam Malik meski seiring bertambahnya usia ia tak lagi ingin menjadi biduan namun mendalami Al Qur’an dan hadits nabi. Imam Malik berguru pada 600 tabi’in dan 300 tabi’ tabi’in termasuk para 7 fuqoha Madinah. Saat menjadi ulama Imam Malik tidak sembarangan dalam berdiskusi dan memberikan fatwa. Beliau baru akan membahas hadits dalam keadaan berwudhu usai sholat dua rokaat, di tempat yang mulia seperti masjid misalnya. Hal ini dilakukan untuk menghormati ilmu. Meski berguru pada berbagai ulama dengan bidang masing-masing, misalnya Imam Zuhri di bidang hadits, pemikiran Imam Malik banyak dipengaruhi oleh Imam Rabb iah Abdurrahman, yang menghabiskan waktu seusai subuh menjawab pertanyaan para jamaah Madinah hingga dhuha hingga menjelang dhuhur.

Allah menganugerahkan murid-murid yang cerdas seperti contohnya Imam Syafi’i sehingga Imam Ibnul Atsir pernah berkata “cukuplah kemuliaan bagi imam Syafi’i karena gurunya adalah Imam Malik” dan “cukuplah kemuliaan bagi Imam Malik karena memiliki murid seperti imam Syafi’i.

Sepanjang hidupnya Imam Malik bersahabat dengan banyak ulama, salah satu sahabat eratnya adalah Imam La’az bin Sa’ad yang merupakan ulama Mesir terkemuka dan mereka saling berkorespondensi meski terpisah jarak. Imam Malik dikenal sebagai ulama yang sangat memegang teguh Al Quran dan Al Hadits, jika tidak ada dalam Al Quran atau riwayat hadits maka beliau tidak malu untuk mengatakan “aku tidak tahu” jika benar-benar tidak ada acuan dari Al Quran dan Al Hadits untuk menyelesaikan permasalahan. Beliau dikenal sebagai ulama yang bijaksana, ketika kitab Muwatho’ karya beliau diminta Harun Al Rasyid sebagai pedoman hukum kekhalifahan Abbasiyah di zamannya, beliau menolak karena khawatir akan menimbulkan perpecahan di kalangan sahabat dan umat.

 

Imam Syafi’i

Imam Syafi’i lahir di Gaza pada 150 H, yatim sejak dalam kandungan. Dirunut dari silsilah, Imam Syafi’i merupakan keturunan Bani Muthalib dari garis ayah, dari pihak ibu merupakan keturunan Utsman bin Affan. Imam Syafi’i belajar Al Qur’an dan hadits dari berbagai ulama imam Sufyan bin Uyainah.

Belajar dalam keterbatasan biaya, Imam Syafi’i adalah murid yang cerdas sehingga hafal Al Quran di usia 7 tahun, dan didudukkan bersama para ulama lain di usia masih belia.

Syafi’i kecil bercita-cita sebagai penyair, sebab hadiah bagi para penyair sangatlah menjanjikan bagi para. Hingga suatu hari seseorang memujinya bahwa dengan suaranya yang indah, kefasihannya dalam berkata-kata betapa bermanfaatnya jika digunakan untuk menjelaskan Al Qur’an dan sunnah.

Pada usia 10 tahun Syafi’i kecil telah berniat menuntut ilmu kepada Imam Malik, menurutnya Malik adalah bintangnya ulama di zamannya. Sebelum berguru, Syafi’i telah menghafalkan kitab Muwatho’ terlebih dahulu.

Imam Syafi’I pernah difitnah sebagai Syiah Rafidhah dan dituduh hendak memberontak dari pemerintahan Harun Al Rasyid. Pernah digiring dari Yaman ke Baghdad melewati gurun-gurun pasir sebagai hukuman. Setelah melalui pengadilan di hadapan Harun Al Rasyid, imam Syafi’i terbebas dari tuduhan dan dihormati sebagai pemuka agama di Baghdad selama bertahun-tahun.

Imam Syafii kemudian kembali ke Mekah dan dari majelis yang diasuhnya ia bertemu imam Ahmad yang kelak menjadi salah satu muridnya.


Imam Ahmad

Dari keempat imam besar, Imam Ahmad mengalami ujian fitnah yang terbesar. Beliau hafal Al Quran pada usia 15 tahun. Ia menolak fasilitas yang dipinta sang guru, imam syafi'i kepada pemerintah Yaman dan Mesir tempat ia akan melanjutkan menuntut ilmu. Imam Ahmad pernah menjadi kuli panggul di pasar ketika kehabisan bekal saat menuntut ilmu.

Akhir hidupnya sangat menyedihkan ketika ia harus menghabiskan waktu di penjara karena bertentangan dengan penguasa di tengah dunia penuh fitnah.

 








Share:

Pentingnya Tahadduts Bin ni'mah

Jika suatu ketika menerima nikmat luar biasa dari Allah, apakah lebih baik kita menyiarkan sewajarnya atau diam saja, memendamnya sendiri seolah tidak ada apa-apa? Jika menyiarkannya (yang lazim disebut tahadduuts bin ni'mah) khawatir terjerumus ke dalam pamer, riya', mengundang hasad. Menyiarkannya sebenarnya juga bukan kewajiban, yang jika tidak dilakukan maka jatuhnya dosa.

Ternyata ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa tahadduuts bin ni'mah penting untuk dilakukan, asal tujuannya benar-benar karena Allah, sebagai bentuk penyempurna rasa syukur. Landasannya adalah:


“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan” 
(QS. Adh-Dhuha ; 11)
Saya pribadi sebagai pengguna media sosial memang sesekali update status atau membuat postingan tentang nikmat yang menurut saya luar biasa dan perlu dikabarkan, misalnya saat anak saya lulus dari pondok, adiknya mendapat beasiswa atas prestasi hafalan Al Quran dan yang paling sering adalah kabar saat saya memenangkan quiz atau lomba menulis. 


Jujur, posting dan update status tentang kemenangan lomba itu tak ada niat pamer. Hal itu saya lakukan karena terdorong luapan kegembiraan dan rasa syukur yang luar biasa sebab seringnya kemenangan dan hadiah berupa uang atau saldo E-Wallet itu datang setelah kesulitan beruntun hingga saya nyaris tak punya penghasilan. Terbawa oleh euforia rasa syukur yang luar biasa itulah maka saya merasa perlu mengabarkannya. Sekalian mengabarkan bahwa pertolongan Allah itu dekat, hanya mungkin jika terasa lama sebab kita tak pernah tahu kapan waktu yang menurut Allah paling tepat.

Seperti saat saya mendapat karunia juara 3 di lomba menulis artikel 1001 Cerita Membangun Indonesia yang diselenggarakan atas kerja sama BSI dan Tribun Network



Alhamdulillah. Laksana hujan usai kemarau panjang.

Terkenang keajaiban menyelesaikan naskah ini Tahu infonya di H-1 DL karena muncul tiba-tiba di Google Discover saat saya scrolling Hp sambil rebahan menjelang tidur malam.Link saya simpan untuk dibaca lebih detail keesokan hari. Dan di pagi hari menjelan DL tengah malam itulah saya ngebut menulis karena ingin bercerita keseharian saya yang kayaknya pas dengan tema.

Beberapa hari kemudian saya periksa naskah di microsite, kok masih aja infonya menunggu dikurasi. Ya udahlah saya pikir ngga ada harapan lagi. Hla wong sudah lewat DL kok naskah masih nunggu kurasi dan kalau disearch di microsite nggak muncul.  

Kaget banget ketika suatu hari mas Rudy Belalang Cerewet mengabarkan via WA jika naskah saya masuk 10 besar. Lomba ini memang menyaring 10 besar naskah terbaik pilihan juri dan penentuan juaranya tergantung pada 80% penilaian juri + 20 % hasil voting.

Waduh waktu votingnya hanya 3 hari doang pula. Dan beberapa teman yang saya minta voting mengatakan jika link untuk voting tidak bisa diakses. Tak lupa saya juga minta bantuan kakak saya, alhamdulillah kakak ipar saya sangat support dan turut meminta bantuan teman kantor, tetangga mereka di tempat tinggalnya.

Maka, mengingat perjuangan habis-habisan ini, saya rasa wajar jika info kemenangan lomba saya update di media sosial, sebagai bentuk rasa syukur yang tak terkira.

Begitu pula saat saya menjadi salah satu dari dua pemenang lomba blog tema Ramadan yang diselenggarakan Kumpulan Emak-emak Blogger (KEB)


Perjuangan mengikuti lomba KEBBerbagiCerita ini luar biasa. Saya harus menuntaskan empat tulisan dengan empat tema berbeda yang ditentukan KEB selama bulan Ramadan. Sementara saya juga mengikuti maraton lomba THR Kompasiana dan BPNRamadan (Blogger Perempuan lomba blog Ramadan) di Samber THR Kompasiana tuh nulis sebulan penuh, kadang masih harus menyelesaikan tantangan IG. di BPRamadan harus menyelesaikan 15 artikel, share link di IGS, copy artikel di blog BP. Alamak Ramadan saya penuh dengan DL artikel hahaha.

Maka tak terbayangkan betapa bersyukurnya ketika KEB memilih saya sebagai salah satu pemenang. Apalagi di tantangan pekan terakhir saya diminta pihak KEB untuk menjadi tamu dalam acara bincang KEB, sesuai dengan tema artikel yang saya tulis mengenai berbagi pada lingkungan.

Sebagai konten kreator, tahadduuts bin ni'mah kemenangan lomba di media sosial membawa keuntungan tersendiri:

1. Punya ide update medsos

Hahaha konten kreator kalau nggak update medsos nggak seru. Salah satu ide konten bisa jadi prestasi yang kita raih

2. Menambah portofolio

Semakin rajin menulis, update medsos dengan prestasi menulis boleh jadi menjadi salah satu tabungan portofolio. Apalagi saya juga berposisi sebagai freelancer di dunia kepenulisan. Teman-teman yang butuh naskah boleh loh pesan artikel ke saya, tulisan saya lumayan enak dibaca kan, faktanya bisa beberapa kali menang lomba. Hahaha kira-kira begitulah portofolio ketika update status tentang prestasi di dunia menulis

3. Meningkatkan ratecard

Bisa jadi klien yang pesan artikel terpikir untuk menambah fee, honor jika pesan artikel ke konten kreator, blogger yang sering menang lomba. Betul? aamiinkan saja.

Begitulah, tahadduuts bin ni'mah ternyata sah-sah aja, bahkan merupakan salah satu perintah Allah. Asal menjaga niat agar tidak terjerumus riya' dan dilakukan sewajarnya, tidak berlebih-lebihan.

Share:

Waspada! Anak Alergi Susu Sapi Bisa Menderita Stunting, Begini Cara Pencegahannya



Akhir-akhir ini kulit saya sangat sensitif terhadap bawang merah dan bawang putih, setiap kali bersinggungan dengan kulit bawang tangan terasa gatal, tak jarang memerah dan melepuh. Dokter mendiagnosa bahwa saya menderita alergi terhadap kulit bawang. Bicara mengenai alergi, tanggal 31 Mei 2023 saya berkesempatan mengikuti webinar “Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting” yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition dan Tentang Anak dalam rangka memperingati Allergy Awareness Week 2023.

 




Hadir dalam webinar ini adalah:

1.    Dr.dr Zahrah Hikmah Sp.A(K) : Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi

2.    Chacha Thaib: Influencer dengan Anak Alergi Susu sapi

3.    Dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH sebagai moderator.

 

Dr.dr Zahrah Hikmah Sp.A(K) menyatakan bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan fakta bahwa terdapat sekitar 2 – 7,5% angka kejadian Anak Alergi Susu Sapi di Indonesia. 

Alergi merupakan suatu reaksi yang tidak diinginkan yang diperantarai oleh sistem imun. Tanda-tanda alergi pada anak bisa berbeda satu sama lainnya. Pada alergi susu sapi, sistem kekebalan tubuh mengartikannya sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh sehingga menimbulkan gejala tertentu. Gejala alergi susu sapi bisa berupa:

a.     Gejala alergi pada saluran cerna: diare (53%) , kolik (27%)

b.    Gejala alergi pada kulit: urtikaria (18%), dermatitis atopic 35%)

c.     Saluran napas: asma (21%) , rhinitis (20%)

d.    Umum : anafilaksis

Pada beberapa kasus ASS terjadi gejala sebagai berikut: munculnya ruam pada tempat yang sama, sariawan, gangguan konsentrasi, gangguan sosialisasi , pembesaran kelenjar adrenoid. 

dr Zahrah mengingatkan bahwa pada beberapa kasus ada kemiripan gejala alergi dengan infeksi. Bagaimana cara membedakannya? Beliau membagikan kisi-kisi seperti berikut ini:

Materi presentasi dr. Zahrah

 

 Mengapa perlu mengenali apakah alergi atau infeksi yang diderita anak? Sebab alergi, terutama alergi susu sapi  selain menyebabkan gangguan kesehatan bisa gangguan pertumbuhan dan kecerdasan pada anak (stunting). Stunting merupakan kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan di bawah rata-rata. 

Materi presentasi dr. Zahrah


Ciri stunting adalah badannya lebih pendek dibandingkan tinggi badan yang seharusnya dicapai di usianya. Tubuh anak stunting biasanya juga tidak berkembang dengan baik, lebih parahnya anak yang menderita stunting biasanya mengalami gangguan kecerdasan dikarenakan kurang gizi kronis. Hal ini bisa terjadi terutama pada anak-anak yang alergi protein, misalnya anak alergi susu sapi (ASS).

Protein adalah zat yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang dan peningkatan kecerdasan, sedangkan ASS harus diet susu sapi beserta turunannya (keju, mentega) dan berbagai makanan yang mengandung susu sapi dan turunannya. Dampak stunting pada jangka panjang bisa memperlambat perkembangan otak, menyebabkan keterbelakangan mental hingga risiko serangan penyakit kronis seperti hipertens dan diabetes. 

Mengingat bahaya jangka pendek dan jangka panjang stunting, maka perlu diadakan upaya pencegahan dan screening untuk mendeteksi penyebab alergi anak sejak dini. Orang tua harus secara aktif menyusun food diary, yaitu mencatat makanan dan minuman apa yang biasa dikonsumsi si anak dan respon tubuh sang anak terhadap makanan dan minuman tersebut.

 

Langkah Pencegahan Stunting Akibat Alergi Susu Sapi 

Bagaimana cara mencegah stunting akibat alergi susu sapi? dr Zahrah membagikan tips dan langkah-langkah sebagai berikut:

1.    Diet eliminasi selama 3 pekan .

Sang anak harus dicegah mengonsumsi makanan dan minuman yang menyebabkan alergi dalam jangka waktu 3 pekan

2.    Provokasi

Setelah 3 pekan boleh dilakukan provokasi, yaitu memberikan makanan dan minuman yang menjadi pantangan, untuk memeriksa kembali tingkat penolakan anak terhadap alergen

3.    Pemberian makanan pengganti

Setelah ditemukan penyebab alergi, orang tua dengan berkonsultasi pada dokter anak bisa mengupayakan makanan pengganti

4.    Percobaan provokasi setelah 6 bulan

Setelah 6 bulan, sang anak dicoba lagi mengonsumsi bahan-bahan yang membuatnya terpapar alergi.

5.    Pantau tumbuh kembang sejak dini

Jangan terlambat menyadari bahwa si anak sedang menderita stunting. Pantau pertumbuhan anak-anak secara berkala agar bisa menemukan langkah dan solusi yang tepat jika ditemui kasus pertumbuhan anak mulai melambat.

 

Langkah Mengatasi Stunting Pada Anak 

Bagaimana jika si anak terlanjur didiagnosa menderita stunting akibat alergi susu sapi, apakah ada harapan ia bisa mengejar ketertinggalan pertumbuhannya? dr Zahrah menyatakan bahwa sebagai orang tua hendaknya menerapkan Prinsip Tatalaksana ASS yaitu:

1.    Berhati-hati memberikan makanan kepada anak dan terlebih dahulu membaca label makanan demi memastikan tidak mengandung susu sapi dan olahannya. Tujuannya adalah agar alergi sang anak tidak bertambah parah.

Materi presentasi dr. Zahrah


2.    Pastikan nutrisi mencukupi

Pastikan anak mendapat pengganti yang sesuai ( jika masih mnum ASI, maka cukup bagi anak asupan nutrisi dari ASI saja, ibu makan makanan yang bergizi tetapi harus diet susu sapi) Jika anak sudah tidak minum ASI maka bagi ASS bisa mencoba diberikan susu formula pengganti susu sapi sesuai rekomendasi IDAI yaitu: susu yang sudah terhidrolisa, susu asam amino dan susu soya yang telah mengandung mikronutrien. Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun boleh diberikan makanan mengandung protein hewani lainnya untuk mengejar pertumbuhan.

 

Merawat ASS memang harus sabar dan telaten. Chacha Thaib sebagai influencer dengan Anak Alergi Susu Sapi mengungkapkan pengalamannya ketika menyadari bahwa putri kesayangannya menderita alergi susu sapi. Ia mengungkapkan bahwa pada awalnya ia merasa cemas dan khawatir terhadap tumbuh kembang si kecil yang tidak bisa mengonsumsi makanan dan minuman berbahan susu sapi. Namun dengan rajin menyusun food diary, menemukan penyebab alergi dan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, alergi sang anak bisa dikendalikan dan hingga kini putri kecilnya mampu tumbuh secara optimal.

 

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.