catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Showing posts with label Gerakan Anti Miras. Show all posts
Showing posts with label Gerakan Anti Miras. Show all posts

Jaga Iman Tidak Jebol, Hentikan Miras & Minol !


        "Mama, bapak itu mabok" bisik Rafi sepulang kami berbelanja sambil melirik tetangga baru sebelah rumah .
Saya kaget dua kali : kaget karena Rafi, 8 tahun mampu mengenali botol yang dijajar si tetangga adalah jenis minuman keras, kaget  kedua karena selama ini perumahan kami aman, tidak ada berita negatif apapun hingga sosok ini muncul.
Media massa era digital memegang peranan penting dalam menyebarluaskan pengetahuan tentang minuman keras, berita TV tentang sweeping sejumlah organisasi massa terhadap minuman keras terutama saat Ramadhan rupanya membuat anak-anak mencermati diam-diam. Peran orangtua harus lebih optimal agar pengetahuan tentang jenis minuman beralkohol diimbangi dengan pemahaman bahaya minuman memabukkan itu sendiri, alhamdulillah pemahaman tentang agama kami ajarkan kepada anak-anak sejak usia dini.
Parahnya sosok si tetangga tadi lagi-lagi kami pergoki usai berpesta minum di depan rumah tetangga lainnya, saya berpesan kepada suami jika menyaksikan hal yang sama lebih baik segera lapor polisi. Untungnya peristiwa yang sama tak terulang, karena tetangga baru tadi akhirnya mengalami kecelakaan parah (menurut anak sulungnya musibah itu terjadi karena si bapak mengendarai motor dalam keadaan mabuk sepulang kerja). 

(Hasil sweeping aparat kemanan. Sumber detik.com)
           Awalnya saya mengira hanya Al Quran yang memuat larangan mengkonsumsi minuman keras, ketika teman sekantor yang kebetulan non muslim didiagnosa menderita batu ginjal dan harus melalui tindakan operasi, saya tak heran, kabarnya hal itu dipengaruhi kebiasaan suka minum-minuman beralkohol. Saat mengunjunginya saya tegur dengan bercanda “Pak Ucok sih, hobi minum bir, ga ada larangan ya di kitabmu”. Dia menjawab “agama apapun melarang minum minuman keras Non” “lho kenapa pak Ucok kok tetep minum ?” “lha namanya kebiasaan”.
            Meski minuman beralkohol menyebabkan kehilangan pikiran sehat hingga memicu tindak kriminalitas dan merusak fungsi organ tubuh, ternyata sebagian besar masyarakat kita kurang memahami bahaya minuman beralkohol, mengapa ?
1. Kurangnya keimanan, semakin tinggi kualitas iman seseorang semakin kuat pula keyakinannya mematuhi perintah Tuhan termasuk menjauhi laranganNya.
2. Menganggap minum minuman beralkohol adalah kebiasaan.    Parahnya seringkali minuman tradisional yang memabukkan seperti arak, ciu dianggap sebagai bagian dari adat.
3.  Alasan menghormati teman, pengaruh lingkungan. Nongkrong,  tanpa tujuan jelas sering menjadi penyebab mabuk rame-rame seperti yang sering kita baca di koran.



Di sinilah peran media mempengaruhi wawasan sang pembaca, berita kriminalitas akibat mabuk yang muncul di media massa bisa saja menginspirasi oknum tak beriman untuk melakukan hal yang sama. Ada baiknya media memberitakan bahaya dari minuman beralkohol melalui rubrik kesehatan atau jika perlu memasang iklan layanan masyarakat: “meminum minuman beralkohol dapat menyebabkan kehilangan kesadaran hingga gangguan menahun pada liver, jantung atau meninggal mendadak” Atau kalau masih kurang seram ditulis saja besar-besar : “Mabuk menyebabkan anda menderita sirosis hati hingga gangguan mental, perawatannya menghabiskan biaya puluhan juta, mending kalau anda orang kaya atau bisa mati dengan segera, matipun tetap sengsara jika masuk neraka”.
         Berdakwah lewat pengajian mungkin tidak langsung mengenai sasaran, namun menyampaikan pesan melalui tontonan yang dikemas menawan tentu meninggalkan kesan seperti salah satu episode sinetron inspiratif Para Pencari Tuhan saat emak si Juki sebagai penjual Miras dan mengabaikan nasehat Juki untuk menghentikan mencari nafkah tidak berkah akhirnya mengalami keguguran. Satu hal yang patut diwaspadai, iklan minuman keras mulai beredar di sosial media, masih ingat iklan miras terselubung dalam banner yang harus dipasang di lomba blog ? sekarang fanpage miras merk internasional sering mengadakan kontes di facebook dengan persyaratan vote like, semakin banyak peserta berlomba mengumpulkan voting semakin menaikkan pamor fanpage tersebut di mata penggemar dunia maya yang didominasi remaja, waspadalah dari sekedar rasa ingin tau produknya apa bisa terjerumus dalam tindakan coba-coba.
        Lalu bagaimana peran pemerintah ? mengapa pabrik minuman keras baik tradisional maupun manca merajalela ? diskotek yang identik dengan minuman keras bisa berdiri dengan bebas, jika alasannya penyerapan tenaga kerja, masih banyak investasi bermanfaat seperti  industri farmasi atau obat tradisional, jamu dan ramuan herbal. Sosialisasi akan bahaya miras perlu dilakukan secara intensif, melalui pendekatan di Karang Taruna, Puskesmas atau kantor desa. Bahasa sosialisasi "hindari minum tuak, arak, ciu, JW, G, TM bahayanya sama besar dengan mengkonsumsi Narkoba,  membuat anda kehilangan masa depan, cinta hingga nyawa," lebih to the point daripada : "minuman beralkohol adalah hasil fermentasi tanaman serealia melalui proses pendidihan, didestilasi kemudian dimatangkan dalam ruang penyimpanan".
           Pemerintah, bergeraklah, aparat keamanan jangan kalah tegas dengan organisasi massa, selain razia di penjaja eceran dan tempat hiburan malam, payung hukum yang melarang peredaran minuman keras harus ditegakkan, perlu dilakukan pendekatan terhadap pengusaha minuman beralkohol untuk mengkonversi pabriknya menjadi penghasil produk yang lebih bermanfaat bagi kehidupan. Aturan di toko besar, supermarket, minimarket : "anda harus berusia minimal 21 tahun untuk membeli minuman ini" tidak layak diterapkan di negara berTuhan, jika Tuhan melarang umatNya minum minuman keras mengapa pemerintah melegalkan peredarannya secara bebas ?. Ataukah Indonesia telah mengalami degradasi menjadi negara tak berTuhan ?.
Mari berjuang menyelamatkan anak bangsa dari jahatnya Mirasantika (pinjam istilah Bang Haji Rhoma) bersama Gerakan Anti Miras Indonesia.
Share:

Work at Home

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.