catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Lima Alasan Memilih Apartemen Sebagai Hunian


Manusia hidup membutuhkan interaksi dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara garis besar kebutuhan manusia dibagi menjadi kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, papan dan edukasi. Kebutuhan sekunder berupa alat komunikasi dan transportasi dan kebutuhan tersier yang biasanya dikategorikan sebagai rekreasi.

Papan atau hunian adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat diabaikan. Setelah beraktivitas seharian, manusia butuh tempat untuk berteduh. Tempat yang nyaman, aman dan menenangkan. Tempat yang mampu memberikan rasa rindu untuk berteduh di dalamnya, menikmati suasana kekeluargaan bagi yang telah berkeluarga atau suasana tenang untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh dari penat bagi yang menikmati kesendirian. Apartemen sebagai hunian kini menjadi pilihan masyarakat kota besar.
Nice view  copy right http://www.sewa-apartemen.net/
Apartemen Jakarta Selatan misalnya. Adalah pilihan utama bagi para pekerja yang mengais rezeki, mencari nafkah di seputaran Jakarta bagian selatan.
Berikut ini adalah alasan mengapa apartemen dipilih sebagai hunian altenatif di kota-kota besar menggantikan rumah tapak:

1. Harga terjangkau.
Memiliki rumah bisa diajukan dengan cara KPR. Namun prosedur membeli rumah melalui proses kredit biasanya sedikit ribet dan butuh waktu lama. Selain itu harga rumah tapak setiap tahun terutama di kota-kota besar semakin meningkat tajam. Sementara gaji tidak mengalami kenaikan signifikan, cita-cita memiliki hunian bisa tinggal impian. Maka memiliki apartemen adalah solusi terbaik yang bisa diupayakan demi mendapatkan hunian yang nyaman.

2.               2. Bisa dihuni dengan system sewa yang fleksibel
Tidak punya cukup uang untuk membeli apartemen, tidak masalah. Kini apartemen bisa dihuni dengan system sewa yang fleksibel. Tinggal meneliti iklan-iklan yang memasang informasi mengenai persewaan apartemen, mengukur kemampuan penghasilan, melakukan survey ke lokasi dan mempertimbangkan jarak hunian ke tempat kerja atau sekolah adalah hal yang harus dilakukan sebelum memutuskan menyewa sebuah unit apartemen.

3. Faktor kenyamanan dan efisiensi
Tinggal dan bekerja di kota besar butuh mobilitas tinggi dan mental yang siap menghadapi berbagai tantangan. Apalagi di kota metropolitan yang selalu berkutat dengan kemacetan. Bisa dibayangkan jika bekerja di area Jakarta Pusat yang terkenal dengan kemacetan panjang, sementara gaji dan tabungan hanya cukup untuk membeli rumah di pinggiran Jakarta yang jauh dan harus ditempuh dalam waktu cukup lama. Maka memilih tinggal di apartemen Jakarta Pusat adalah pilihan yang bijak demi alasan efisiensi. Lokasi apartemen yang strategis mampu memangkas waktu tempuh dari hunian ke tempat kerja sehingga pikiran yang suntuk karena pekerjaan dan tubuh yang lelah karena seharian beraktivitas bisa segera diistirahatkan.

4. Faktor kelengkapan
Kini pengembang hunian berupa rumah bertingkat, rumah susun dan apartemen berlomba memberikan fasilitas plus berupa fasilitas umum yang melengkapi persyaratan bagi hunian yang nyaman. Tak jarang di sebuah mega kompleks apartemen telah dilengkapi jogging track, ATM centre, kafe dan pujasera, fitness centre, restoran, swalayan dan bioskop. Tak perlu keuar komplek apartemen untuk mendapatkan hiburan atau melepas kejenuhan dengan berolahraga.
Cozy, copyright http://www.sewa-apartemen.net/

5. Faktor keamanan
Layanan keamanan yang dijanjikan pengembang apartemen juga menjadi salah satu alasan hunian ini menjadi alternatif bagi masyarakat kota metropolitan. Apartemen kini dilengkapi dengan CCTV dan fitur keamanan yang canggih.

Tak dapat dipungkiri, hunian, kini tidak hanya berupa rumah tapak. Harga rumah tapak yang terus meningkat menjadi salah satu alasan untuk mencari alternatif hunian lain. Apartemen sebagai hunian di kota-kota besar telah diakui menjadi pilihan terbaik di zaman sekarang. 
Share:

Tips Menekuni Bisnis Suvenir

Melanjutkan artikel sebelumnya, kali ini saya ingin mencatat tips penting ketika hendak merintis atau sedang menekuni bisnis aksesori. Tips ini saya peroleh dari hasil membaca, mengamati pelaku bisnis dan mengambil kesimpulan dari berbagai kasus.
Sepintas, omzet bisnis suvenir dan aksesori kecil, jangan-jangan keuntungannya pun mini. Padahal jika ditekuni sungguh-sungguh, bisnis suvenir bisa mendatangkan keuntungan cukup besar. Kendala memulai  ragu memulai berbisnis aksesori sebab tidak tahu bagaimana merintis bisnis ini. Di mana bisa membeli produk dengan harga grosir, bagaimana cara mendapatkan pembeli, apakah perlu pasang iklan dan berbagai keraguan lainnya. 

Untuk menjawab keraguan, termasuk keraguan yang menyerang saya pribadi, maka tulisan ini saya share sebagai artikel. Menyusun strategi dan menyiapkan langkah-langkah awal adalah hal penting ketika hendak merintis bisnis. Kita bisa belajar dari pengamatan, kelas bisnis, seminar atau penuturan pelaku bisnis yang telah sukses.  

Berikut ini tips menekuni bisnis suvenir dan aksesoris:

1. Peka terhadap peluang bisnis
Lokasi menentukan prestasi, semboyan ini tidak hanya berlaku bagi para siswa sekolah ketika memilih tempat duduk. Namun juga terbukti ketika memilih lokasi bisnis, Jika memiliki rumah berada di dekat obyek wisata atau di lokasi strategis, dekat kampus, sekolah serta padat penduduk, maka hal ini adalah modal utama yang sangat berharga. Tak perlu sewa toko atau lahan khusus sudah bisa membuka toko suvenir di rumah sendiri.

2. Mengikuti berita dan mode yang sedang trend
Tidak hanya baju yang mengikuti trend mode, pernik-pernik aksesori juga demikian. Misalnya Syal motif bendera palestina yang sedang menjadi trend pelengkap fashion, cardigan ala artis Korea bahkan suvenir semacam gantungan kunci dan alat tulis pun mengacu pada selebritis atau film yang sedang menjadi trend.

3. Memperluas jaringan relasi dan koneksi
Pemasaran adalah kunci sukses wirausaha. Salah satu suksesnya pemasaran adalah jaringan relasi dan koneksi yang luar biasa. Tidak mengherankan jika bisnis semacam MLM menekankan pada "bagaimana memperluas koneksi" Maka jika memiliki niat atau sedang merintis bisnis aksesori jangan lupa memperluas jaringan pemasaran. Manfaatkan even khusus seperti expo yang diadakan pemerintah untuk suatu acara seni dan budaya, perbanyak relasi EO atau wedding organizer yang seringkali butuh informasi tentang supplier suvenir untuk resepsi pernikahan atau wisuda, relasi dari biro umroh dan haji bahkan toko suvenir umroh pasti juga butuh supplier untuk suvenir haji dan umroh. 

4. Memanfaatkan e-commerce
Transaksi jual beli kini tak selalu mempertemukan penjual dan pembeli face to face sebab penjualan bisa dilakukan secara online. Kehadiran marketplace alias e-commerce sangat membantu pengusaha kecil-kecilan yang tidak punya cukup modal untuk membuka kios dan counter. Tinggal buka lapak di e-commerce, konsumen pun berdatangan dari segala penjuru nusantara. Jadi ingat ada teman FBku yang punya banyak lapak jual buku dan suvenir di beberapa e-commerce, keren ya

5. Tidak pelit bonus
Siapa sih yang menolak bonus. Konsumen pasti tertarik dengan bonus berupa gratis produk tertentu untuk syarat dan ketentuan yang berlaku, potongan dan diskon harga. Jika transaksi dilakukan secara online, subsidi ongkos kirim juga menggiurkan bagi calon konsumen

6. Memperlakukan konsumen sebagai raja
Ngaku, siapa yang sudah bertekad tak akan membeli di tempat yang sama jika penjualnya judes dan pelayanan lelet meski produknya bagus dan lezat (jika berupa makanan) Produk bagus, murah, berkualitas bukan satu-satunya. Tetapi faktor penjual memperlakukan pembeli juga menentukan penilaian. Meski awalnya para pengunjung yang datang hanya berniat window shopping, bisa saja kemudian tertarik membeli produk jika terkesan dengan cara pembeli memperlakukan pelanggan. Manner ini berlaku baik transaksi secara nyata maupun online. Saya pernah melakukan pembelian ulang alias repeat order karena penjualnya enak diajak komunikasi via WA.

7. Promo melalui media sosial
Punya medsos buat komen dan beradu argumen doang kagak asiklah. Manfaatkan buat promo. Apalagi instagram bisa dipakai pamer foto-foto, nggak cuma ajang selfie aja, lebih keren kalau buat upload produk dagangan kita, betul?

Emmm kira-kira tips lain apa ya? Boleh deh teman-teman simpulkan sendiri. Jangan lupa baca doa sebelum memulai. 

Share:

Bisnis Mungil Modal Kecil

Sedih baca berita tutupnya gerai swalayan asal Malaysia. Di Surabaya sudah ada yang gulung tikar beberapa bulan lalu. Ternyata di kota lain menyusul juga. Kirain hanya induk perusahaan yang membidik konsumen kelas menengah ke atas yang bangkrut, lha kok swalayan yang terkenal dengan harga diskon gede menyusul kemudian.
Apa benar ekonomi sedang sepi ya? Entahlah. Cari kerja dibilang sulit itu selalu ada lowongan di iklan-iklan, dibilang mudah kok keponakan saya yang sarjana PTN terkemuka di Surabaya, jurusan informatika sampai sekarang belum dapat kerja. 
Kadang sebagai freelance kalau pas sepi order dan sepi kemenangan quiz begini rasanya ingin kerja lagi. Tapi sepertinya usia sudah tidak memungkinkan hihihi. Mau wirausaha kok ragu-ragu, khawatir butuh modal yang ga sedikit. Lalu kepikir untuk menulis tentang bisnis kecil-kecilan dengan modal kecil pula. 

Kalau kita mendengar kata "wirausaha" kesannya wah, pengusaha, uangnya banyak, modal kerjanya luar biasa. Wirausaha adalah salah satu cara mendapatkan penghasilan. Beberapa orang berpikir menjadi pengusaha butuh bakat dan modal besar. Padahal tidak semua bisnis memerlukan modal besar. Tinggal bagaimana menemukan peluang dan merintisnya dengan sungguh-sungguh. Tidak perlu pula terpacu pada bakat sebagai pedagang, sebab berbisnis adalah suatu hal yang bisa dipelajari dan ditekuni.

Salah satu bisnis yang tidak membutuhkan modal besar adalah jual suvenir atau aksesori kecil-kecilan. Akseori bisa meliputi pernik-pernik kelengkapan busana, hiasan dinding, pelengkap dan penghias kendaraan bermotor, pernik-pernik aksesori handphone atau kelengkapan lain yang tak hany bertujuan mempercantik penampilan tapi juga memiliki fungsi khusus yang cukup penting. Gantungan kunci misalnya, kelihatan sepele tapi kalau kunci ga dicantelin ke gantungan bakalan lebih mudah ilang.

Jadi teringat teman kuliah saya yang kini menekuni bisnis suvenir mahar pernikahan dan suvenir resepsi atau acara penting lainnya. Sejak kuliah memang terlihat dia anak rajin. Tulisannya rapi dan baguss sekali. Tapi saya tidak menyangka ia punya jiwa seni dan kini menekuni bisnis suvenir dan aksesori yang butuh bakat seni, kerapian dan ketelatenan.

Jika ditimbang-timbang, berbisnis aksesori memiliki beberapa keuntungan yaitu:

1. Tidak butuh modal besar
Aneka jenis aksesoris rata-rata dapat dibeli dengan harga cukup murah dan terjangkau oleh berbagai kalangan. Misalnya aksesoris fashion, berupa bros manik-manik atau hasil sulam pita, bisa dibeli dengan harga mulai tiga ribu rupiah. Sedangkan gantungan kunci dari kayu atau bahan plastic ukuran kecil bahkan bisa dibeli dengan harga lebih murah hingga seribu rupiah per bijinya. Saya sempat intip di marketplace ada gantungan kunci mungil bentuk angklung dijual sebijinya 300 rupiah. Tetangga saya dulu pernah membuat bros dari pita dengan hiasan manik-manik yang dijual per bijinya 9000-10 ribu rupiah. Padahal modalnya paling seratus ribu rupiah sudah cukup ya.

2. Barang dagangan mudah didapatkan
Coba renungkan, berbagai jenis aksesori bisa dengan mudah didapatkan di sekitar kita. Baik itu berupa produk hasil kerajinan tangan para pengrajin dan seniman seperti gantungan kunci model angklung yang pernah saya lihat tadi, maupun produk massal yang sebagai hasil proses produksi pabrik dan dijual secara grosir. Nah teman suami dulu pernah membeli aksesori handphone dalam partai besar lalu dijual lagi ke counter-counter HP dan eceran ke teman-temannya.

3. Mudah memasarkannya
Aneka aksesori bisa dijual lagi dengan harga yang terjangkau dengan semua kalangan. Menjual produk dengan harga murah pasti lebih mudah dibandingkan menjual perhiasan mahal seperti berlian yang hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu. Jual suvenir murah bisa dilakukan di tempat-tempat wisata, di toko kelontong bahkan di sekolah-sekolah.

4. Tidak perlu packing dan penanganan khusus
Berbeda dengan menjual sembako yang butuh penanganan khusus agar tidak mudah rusak, berjualan aksesori bisa dilakukan dengan lebih mudah. Berbisnis bahan makanan mungkin harus menghadapi risiko produk bisa basi, dan kadaluarsa, sedangkan berbisnis aksesori risikonya lebih kecil karena produk-produk aksesori biasanya tidak mudah rusak asal disimpan di tempat yang tidak lembab dan aman dari benturan.

5. Penetapan keuntungan yang fleksibel
Berbisnis jual aksesori bisa menerapkan keuntungan yang fleksibel. Beda ya dengan jual beras atau gula yang harga pasarannya sudah menjadi harga umum per-kilonya Misalnya berniat jual bros buatan sendiri dengan keuntungan dua kali lipat dari modal, bebas aja kan.

6. Potensi kerugian lebih kecil
Berbisnis aksesori tidak khawatir mengalami kerugian besar. Berbeda dengan berbisnis pakaian yang bisa saja tidak segera laku sehingga lapuk dan ketinggalan mode jika dijual lagi beberapa bulan kemudian. Duh ya, pedih saya sudah pernah merasakan bangkrut karena jualan pakaian karena modelnya dianggap sudah ketinggalan zaman. 

Hmm sudah dapat ide ingin jualan apa nih teman? Mudah-mudahan lancar dan menguntungkan.




Share:

Ada Apa Dengan Zonasi (AADZ)

Ribut-ribut masalah sistem zonasi yang diterapkan di seleksi penerimaan siswa baru sungguh luar biasa. Nggak heran dengan kebijakan di dunia pendidikan yang berubah-ubah. Penerimaan siswa baru tahun ajaran ini pun berbeda dengan tahun lalu. Hasilnya mungkin tidak bisa menyenangkan semua pihak. Dari curhatan tetangga dan di facebook dan WA teman-teman, saya menyimpulkan 70 persen dari wali murid yang hendak mendaftarkan putra-putrinya masuk Sekolah Lanjutan Atas dan Menengah kecewa dengan kebijakan baru ini. 

Ada yang berkata "daftar sekolah kini ga perlu nilai, tapi butuh meteran" ada meme lucu yang menggambarkan sekelompok anak memanggul rumah panggung dan disertai tulisan: pindah rumah dekat sekolah. Ada berita-berita yang mencengangkan seperti demo wali murid di kantor diknas hingga berbuntut kericuhan.

Saya (rasanya) tidak berkompeten untuk berkomentar, karena putra  bungsu saya baru akan naik ke kelas 5MI dan si sulung sedang menuntut ilmu di pondok pesantren dengan kurikulum yang tidak mengacu pada kurikulum diknas. KMI adalah kurikulum yang bebas dan diakui pemerintah. Jadi saat teman-teman sebaya si sulung ribut cari Sekolah Lanjutan Atas, saya bersyukur si mas naik ke  kelas 4 KMI dan Alhamdulillah tidak dimutasi.

Maka saya tulis saja opini saya di blog sendiri. Saya sedikit memahami maksud pemerintah menerapkan kebijakan zonasi. Tujuan utama adalah pemerataan kualitas, meniadakan sebutan "sekolah favorit" Benar juga. Kalau semua berbondong-bondong ingin masuk sekolah favorit dan disaring berdasarkan nilai lalu sekolah lain apa kabarnya, bagaimana bisa bersaing? Tetapi jika dicerna kembali penerapan full zonasi ini bisa merugikan siswa juga pada kasus-kasus khusus. Mengapa?
1. Tidak ada daya saing untuk belajar sungguh-sungguh agar berhasil dalam Ujian Nasional. Ya tahu sendiri lah. Sistem pendidikan kita selama ini masih mengagungkan nilai. Syarat kenaikan kelas adalah nilai. Syarat masuk sekolah lanjutan berdasarkan nilai. Kalau di sistem pendidikan KMI sih tidak hanya nilai yang dijadikan acuan kenaikan kelas dan kelulusan tetapi juga adab. Jangan heran jika ada santri nilai bagus tetapi sering melanggar peraturan dan tidak hormat alias tidak punya adab pada ustadz, kyai, bahkan mungkin kakak kelas bisa saja tidak naik atau terancam di pindah ke pondok cabang yang lebih jauh dari domisili.
2. Pemerataan lokasi sekolah yang kurang
Blank spot, istilah ini sedang ngetrend saat kebijakan zonasi diterapkan. Blank spot adalah sebutan bagi domisili yang pas jauh dari sekolah negeri manapun. Ngga usah cari contoh susah-susah,  rumah saya di Sukodono ini masuk kategori zona blank spot karena SMAN terdekat adalah SMA 1 Taman,  berjarak 4 km, sedangkan di sekolah ini hanya akan menerima siswa maksimal domisili rumahnya 1,5 km. Yang masuk SMP bagaimana? curhat tetangga saya sih, teman SD anaknya hanya 3 orang yang bisa masuk SMPN terdekat dengan sistem zonasi dan sisanya termasuk yang nilai UNnya cukup tinggi terpaksa daftar di sekolah swasta. 
3. Biaya
Nggak masalah deh sekolah nggak di negeri. Swasta kan juga bagus. Nah itu sekolah swasta yang bagus mana ada yang gratis. Kalau kondisi finansial memungkinkan pasti tidak keberatan. Nah kalau keluarga pas-pasan? Kalau yang benar-benar tidak mampu insyaAllah tertolong dengan sistem penerimaan siswa khusus dari jalur keluarga tidak mampu. Padahal ini kan harus dibuktikan dengan survey segala macam selain surat keterangan.

Tapi itu hanya sekadar opini saya sih. InsyaAllah pasti ada perbaikan sistem penerimaan siswa dengan metode zonasi ini. Semua pasti ada plus minusnya. Kita doakan saja sistem ini akan lebih baik di tahun depan dan seterusnya. Sehingga tujuan utama menghasilkan generasi yang tangguh dan mumpuni bisa terwujud di kemudian hari

Share:

Menjaga Spirit Ramadhan

Ramadhan sudah lama pergi. Syawal pun hampir setengah jalan karena sudah beranjak 13 hari saat saya menulis artikel ini. Hanya sekadar menyemangati diri, agar spirit Ramadhan tidak mati.
Apa maksudnya? mengapa Ramadhan punya spirit. Yang jelas, ghiroh, semangat beribadah saat Ramadhan berbeda dengan 11 bulan sisanya. Harapan agar dosa-dosa diampuni, dilebur dengan ibadah yang dilipatgandakan kualitas dan kuantitas sebagai penebus bagai sedang melakukan transaksi "jual-beli" menjadikan spirit Ramadhan benar-benar membekas di hati.

Tapi...
yakinkah Ramadhan kemarin ibadah kita benar diterima dan kualitasnya mampu menjadikan kita lebih baik dari hari kemarin? Saya mengutip kembali tausyiah ustadz Machsan Hasbullah bada subuh di kajian awal Syawal.
Tanda-tanda puasa seorang muslim diterima adalah:
1. Wajah yang bercahaya, menyenangkan yang memandang
2. Tutur kata lembut dan menenangkan
3. Merasa lebih dekat dengan Allah dan berhati-hati dalam berperilaku sebab merasa selalu diawasi Allah
4. Memperbanyak berbuat kebaikan
5. Berupaya untuk istiqomah.
Kira-kira bisa menilai diri sendiri, adakah Ramadhan membawa perbaikan bagi diri ini. Dan yang penting adalah berusaha untuk terus menjaga spirit Ramadhan agar tidak hilang tanpa kesan sehingga dalam pribadi tidak ada perubahan yang berarti. Bagaimana caranya?

Berikut adalah tips agar spirit Ramadhan tetap terjaga:
1. Muhasabah
Dari berbagai artikel dan ceramah tentang "tanda-tanda puasa Ramadhan diterima Allah" bisa menjadi penyemangat dalam berkarya. Namun demi aman agar tidak terjebak ujub alias memuji diri sendiri, ada baiknya untuk memperbanyak istighfar dan menganggap ibadah kita masih banyak cacat yang harus diperbaiki.
2. Konsisten berpuasa (sunnah)
Jujur saja, puasa itu perisai yang membantu kita menahan diri dari amarah dan nafsu yang tak terkendali. Coba deh kalau pas puasa Ramadhan, khawatir pahalanya hilang karena marah, pasti deh berusaha menahan diri dengan berkata "sabar sabar lagi puasa" sambil mengelus dada atau menekan kening waktu menghadapi hal yang memantik emosi. Maka agar spirit Ramadhan tidak padam upayakan untuk konsisten berpuasa. Bisa diawali dengan qodho' hutang puasa Ramadhan bagi yang udzur lalu disambung Syawal. Dan lanjut puasa sunnah lain setelah selesai bayar qodho dan Syawal. Bisa puasa Daud, Senin-Kamis dan Ayamul Bidh
3. Jangan tinggalkan target ibadah
Bagi yang punya target ibadah Ramadhan entah itu infaq sedekah, tilawah atau hafalan sebisa mungkin tetap jaga target. Misalnya saat Ramadhan target sehari khatam 1 juz, jaga target ini di bulan-bulan berikutnya. Paling mudah dengan jurus "alon-alon waton kelakon" Jadi setiap usai sholat baca empat lembar Al Quran, genap sholat lima waktu ditambah tahajud dan dhuha sudah khatam 1 juz bahkan lebih. Jurus yang sulit (buat saya) jika 1 juz dibaca dalam satu periode, mata sudah berair aja karena usia haha
Buat saya juga yang susah adalah menjaga target infaq. Duit sudah amblas buat lebaran (angpau, transport) ditambah dikejar biaya pondok dan sekolah sementara job belum mulai berdatangan hahaha. Kontes berhadiah uang tunai pun gagal, lengkap dah hihiih. Tapi meski belum bisa menyamai target saat Ramadhan yuk llah kita coba prosentasenya dikurangi dikit disesuaikan dengan pendapatan hahaha *payah.

Mungkin setiap orang punya tips khusus agar mampu menjaga spirit Ramadhan. Saya mah nulis ini buat nasehatin diri, karena banyak hal yang terjadi dan khawatir spirit Ramadhan pergi. Kalian punya tips apa nih, bagi doong buat sharing di sini.


Share:

Mengambil Jeda

Tak terasa sebulan sudah blog ini tidak ada tulisan terbaruku. Banyak hal terjadi tetapi tak bisa dituliskan di sini. Bersembunyi dengan alasan Ramadhan butuh konsentrasi rasanya tak patut. Karena puasa bukan halangan untuk berkarya. Tetapi sejatinya aku tetap menulis meski dalam bentuk artikel konten 500 kata proyek setiap pekan seperti biasa. 
Mungkin aku hanya ingin mengambil jeda sambil tetap menyemangati diri untuk berlomba. Selain menulis konten, aku semangat sekali ikut lomba di Instagram...duit duit..Ramadhan hingga Dzulhijjah butuh duit tak sedikit. Ngarep bisa menang gadget yang bisa dijual, voucher belanja untuk bantu menekan pengeluaran dan menang duit atau top up duit elektronik agar bisa dibelanjakan.

Dari jeda aku belajar, bahwa manusia memang hanya bisa berencana tetapi Allah Maha Segala. Jujur, setiap Ramadhan pasti punya target ibadah tertentu misalnya: tilawah khatam dua kali, sholat hajat dan malam rutin tiap hari atau membuat rangkuman kultum subuh dan khotbah tarawih (kan lumayan bisa isi blog tiap hari hehehe) nyatanya  - di luar kewajaran - aku mengalami udzur haid hingga 12 hari. Alamaak kebayang qodho puasanya. Tapi memang semua harus diterima dengan ridho' dan lapang dada agar Allah memudahkan semua urusan kita.
Maka.
Aku mulai merangkak dari nol. Menyusun planning untuk rajin menulis lagi. Rajin (lebih rajin) ikut lomba dan cari duit lagi.
Buat freelance sepertiku, cari duit setahun habis dalam beberapa bulan saja hihihi.
Mari kita nikmati.

Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.