catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Bisnis Mungil Modal Kecil

Sedih baca berita tutupnya gerai swalayan asal Malaysia. Di Surabaya sudah ada yang gulung tikar beberapa bulan lalu. Ternyata di kota lain menyusul juga. Kirain hanya induk perusahaan yang membidik konsumen kelas menengah ke atas yang bangkrut, lha kok swalayan yang terkenal dengan harga diskon gede menyusul kemudian.
Apa benar ekonomi sedang sepi ya? Entahlah. Cari kerja dibilang sulit itu selalu ada lowongan di iklan-iklan, dibilang mudah kok keponakan saya yang sarjana PTN terkemuka di Surabaya, jurusan informatika sampai sekarang belum dapat kerja. 
Kadang sebagai freelance kalau pas sepi order dan sepi kemenangan quiz begini rasanya ingin kerja lagi. Tapi sepertinya usia sudah tidak memungkinkan hihihi. Mau wirausaha kok ragu-ragu, khawatir butuh modal yang ga sedikit. Lalu kepikir untuk menulis tentang bisnis kecil-kecilan dengan modal kecil pula. 

Kalau kita mendengar kata "wirausaha" kesannya wah, pengusaha, uangnya banyak, modal kerjanya luar biasa. Wirausaha adalah salah satu cara mendapatkan penghasilan. Beberapa orang berpikir menjadi pengusaha butuh bakat dan modal besar. Padahal tidak semua bisnis memerlukan modal besar. Tinggal bagaimana menemukan peluang dan merintisnya dengan sungguh-sungguh. Tidak perlu pula terpacu pada bakat sebagai pedagang, sebab berbisnis adalah suatu hal yang bisa dipelajari dan ditekuni.

Salah satu bisnis yang tidak membutuhkan modal besar adalah jual suvenir atau aksesori kecil-kecilan. Akseori bisa meliputi pernik-pernik kelengkapan busana, hiasan dinding, pelengkap dan penghias kendaraan bermotor, pernik-pernik aksesori handphone atau kelengkapan lain yang tak hany bertujuan mempercantik penampilan tapi juga memiliki fungsi khusus yang cukup penting. Gantungan kunci misalnya, kelihatan sepele tapi kalau kunci ga dicantelin ke gantungan bakalan lebih mudah ilang.

Jadi teringat teman kuliah saya yang kini menekuni bisnis suvenir mahar pernikahan dan suvenir resepsi atau acara penting lainnya. Sejak kuliah memang terlihat dia anak rajin. Tulisannya rapi dan baguss sekali. Tapi saya tidak menyangka ia punya jiwa seni dan kini menekuni bisnis suvenir dan aksesori yang butuh bakat seni, kerapian dan ketelatenan.

Jika ditimbang-timbang, berbisnis aksesori memiliki beberapa keuntungan yaitu:

1. Tidak butuh modal besar
Aneka jenis aksesoris rata-rata dapat dibeli dengan harga cukup murah dan terjangkau oleh berbagai kalangan. Misalnya aksesoris fashion, berupa bros manik-manik atau hasil sulam pita, bisa dibeli dengan harga mulai tiga ribu rupiah. Sedangkan gantungan kunci dari kayu atau bahan plastic ukuran kecil bahkan bisa dibeli dengan harga lebih murah hingga seribu rupiah per bijinya. Saya sempat intip di marketplace ada gantungan kunci mungil bentuk angklung dijual sebijinya 300 rupiah. Tetangga saya dulu pernah membuat bros dari pita dengan hiasan manik-manik yang dijual per bijinya 9000-10 ribu rupiah. Padahal modalnya paling seratus ribu rupiah sudah cukup ya.

2. Barang dagangan mudah didapatkan
Coba renungkan, berbagai jenis aksesori bisa dengan mudah didapatkan di sekitar kita. Baik itu berupa produk hasil kerajinan tangan para pengrajin dan seniman seperti gantungan kunci model angklung yang pernah saya lihat tadi, maupun produk massal yang sebagai hasil proses produksi pabrik dan dijual secara grosir. Nah teman suami dulu pernah membeli aksesori handphone dalam partai besar lalu dijual lagi ke counter-counter HP dan eceran ke teman-temannya.

3. Mudah memasarkannya
Aneka aksesori bisa dijual lagi dengan harga yang terjangkau dengan semua kalangan. Menjual produk dengan harga murah pasti lebih mudah dibandingkan menjual perhiasan mahal seperti berlian yang hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu. Jual suvenir murah bisa dilakukan di tempat-tempat wisata, di toko kelontong bahkan di sekolah-sekolah.

4. Tidak perlu packing dan penanganan khusus
Berbeda dengan menjual sembako yang butuh penanganan khusus agar tidak mudah rusak, berjualan aksesori bisa dilakukan dengan lebih mudah. Berbisnis bahan makanan mungkin harus menghadapi risiko produk bisa basi, dan kadaluarsa, sedangkan berbisnis aksesori risikonya lebih kecil karena produk-produk aksesori biasanya tidak mudah rusak asal disimpan di tempat yang tidak lembab dan aman dari benturan.

5. Penetapan keuntungan yang fleksibel
Berbisnis jual aksesori bisa menerapkan keuntungan yang fleksibel. Beda ya dengan jual beras atau gula yang harga pasarannya sudah menjadi harga umum per-kilonya Misalnya berniat jual bros buatan sendiri dengan keuntungan dua kali lipat dari modal, bebas aja kan.

6. Potensi kerugian lebih kecil
Berbisnis aksesori tidak khawatir mengalami kerugian besar. Berbeda dengan berbisnis pakaian yang bisa saja tidak segera laku sehingga lapuk dan ketinggalan mode jika dijual lagi beberapa bulan kemudian. Duh ya, pedih saya sudah pernah merasakan bangkrut karena jualan pakaian karena modelnya dianggap sudah ketinggalan zaman. 

Hmm sudah dapat ide ingin jualan apa nih teman? Mudah-mudahan lancar dan menguntungkan.




Share:

1 comment:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.