catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Tempat wisata favorit di kampung halaman

Mudik ke kampung halaman sekalian jalan-jalan emang asyik. Masalahnya jika kampung halamannya nggak cuma satu, tapi ada dua karena mudik lebaran berarti pulang ke kampung halaman sendiri dan kampung halaman suami.

Saat orang tua saya dan mertua (orang tua suami) masih ada kami mengatur jadwal mudik agar dirasa sama adil. Jadi mudik ke rumah ibu di Probolinggo terlebih dahulu, baru kemudian H-2 mudik ke Bali, rumah mertua. Pastikan aja bekalnya cukup hahaha. Alhamdulillah THR kami cukup untuk perjalanan dan sekadar oleh-oleh dan kadang sedikit angpau untuk keponakan.

Dilahirkan di Surabaya dan pindah ke Probolinggo di usia empat tahunan serta menghabiskan masa remaja di sana, membuat saya mencintai Probolinggo sebagai kampung halaman. Sebagai kota kecil, dulu Probolinggo tidak punya banyak pilihan tempat wisata, tapi Bromo dan air terjun Madakaripura ada di Probolinggo loh namun jaraknya cukup jauh dari rumah ibu. Obyek wisata, atau setidaknya tempat yang mengasyikkan buat jalan-jalan yang dapat diakses dengan mudah dari rumah adalah pelabuhan Tanjung Tembaga. Rumah ibu tidak terlalu jauh dari pelabuhan. Jangan dibayangkan pantai yang indah seperti di Bali. Tapi memandang laut lepas dan kesibukan nelayan menurunkan ikan tangkapan di pagi hari bisa menjadi hiburan tersendiri. 

Selain pelabuhan, obyek wisata Pantai Bentar juga menarik untuk dikunjungi. Paling suka view jembatan kayu yang menjorok ke pantai. Kesannya kayak di Maldives hehehe. Di bulan tertentu konon ada kawanan hiu tutul yang mampir sebentar di Pantai Bentar, tapi kami belum pernah menyaksikannya sendiri, sebab saat mudik tidak pernah bertepatan dengan musim migrasi hiu tutul.

Tempat wisata favorit di kampung halaman, Dokpri


Nah kalau pas mudik ke Bali, bisa dong menjawab pertanyaan tentang tempat wisata favorit di kampung halaman. Rumah mertua di Denpasar tapi jalan-jalan ke beberapa tempat wisata di Bali bisa dijangkau dengan naik motor. Kalau pas rezeki bisa sewa mobil saat mudik ke Bali, kami jalan-jalannya ke tempat yang lebih jauh. Bedugul salah satunya. Paling senang jalan ke daerah Bedugul, selain ke Kebun Raya Bedugul juga bisa melanjutkan perjalanan ke Danau Bratan yang terkenal keindahannya. 

Di Kebun Raya Bedugul kami bisa menikmati pemandangan hijaunya pepohonan rindang. udara segar dan kabut yang turun pelahan di kejauhan. Tapi kalau pas musim liburan panjang, seperti libur lebaran baiknya datang pagi-pagi banget agar tidak terjebak kemacetan. Wih kalau kesiangan antrian kendaraan yang mau parkir jangan ditanya panjangnya, di dalam kebun raya juga kesulitan menggelar tikar untuk menikmati suasana. 


Danau Beratan Bedugul letaknya agak lebih tinggi dari Kebun Raya Bedugul. Pemandangannya cantik sekali dan udaranya sejuk. Keberadaan pura di sini menambah magis suasana, apalagi dengan gamelan khas Bali yang menyambut pengunjung di pintu masuk. Kesan teduh, tenang, tertangkap mata dan telinga.

Bagi yang pulang kampung sekalian bisa jalan-jalan  di berbagai tempat wisata, tentu mudik lebaran adalah anugerah istimewa. Tetapi andaikan di kampung halaman tidak ada tempat wisata, bukan berarti lebaran tidak berarti. Bukankah bisa menuntaskan puasa Ramadan dengan baik dan sehat hingga Idulfitri adalah keberkahan tersendiri? Bukankan bisa berbakti kepada orang tua dengan menyambung silaturahim adalah keutamaan yang tak bisa diganti dengan apapun? Yang terpenting adalah rasa syukur di dalam hati.

Share:

Tempat Wisata Religi Favorit di Indonesia

Ramadan identik dengan hal-hal bersinggungan dengan religi secara intensif, mulai dari lagu-lagu hingga tempat wisata. Bagi yang hobi jalan-jalan, saat Ramadan mungkin fokusnya ke berbagai wisata religi agar rekreasinya ada nilai plus yang menambah tabungan pahala, jalan-jalannya dapet, cuci mata biar nggak sepet dan insyaallah pahala juga dikumpulin sat set.

Jika ditanya tempat wisata religi favorit di Indonesia, jawaban saya adalah Masjid Al Akbar Surabaya. Sejak anak-anak masih kanak-kanak hingga kini sudah remaja, rasanya tiap Ramadan nggak afdol kalau nggak sempat menikmati suasana bulan puasa di Masjid Al Akbar Surabaya.

Masjid Al Akbar, Surabaya, Dokpri

Mengapa memilih masjid Al Akbar ?

1. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah

Meski rumah kami di Sidoarjo tetapi secara jarak Masjid Al Akbar lebih dekat dari rumah dibandingkan masjid Jami' Sidoarjo. Kok bisa? Ya, rumah kami di Sidoarjo yang lebih dekat dengan Surabaya bagian selatan di lokasi Masjid Al Akbar. Kemarin, kami menyempatkan ngabuburit ke Masjid Al Akbar. Berangkat dari rumah jam 16.15 sampai di masjid sekitar jam 16.30. 15-29 menit sampailah di Masjid Al Akbar dengan mengendarai motor.

2. Banyak pilihan ngabuburit

Selama Ramadan, pihak Dewan Takmir Masjid Al Akbar menyediakan tempat khusus bagi pebisnis, UMKM untuk menggelar lapak. Festival Ramadan Masjid Al Akbar digelar di tanah lapang di seberang masjid sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Dahulu waktu anak-anak masih kecil Festival Ramadan ini digelar di jalanan di depan masjid sehingga jalan tersebut ditutup khusus untuk bazaar Ramadan, bagusnya sekarang masjid sudah menyediakan tempat khusus. Jalanan masih ditutup sebagian kecil sih, tetapi untuk tempat parkir yang dikelola warga. Mungkin untuk mempermudah orang yang ingin berkunjung ke Festival Ramadan agar tidak berjalan cukp jauh dari tempat parkir di dalam masjid ke area Festival Ramadan. Tapi kami memilih parkir di area parkir masjid agar lebih nyaman dan aman. 


3. Acara religi untuk ngabuburit bermanfaat

Masjid Al Akbar selalu mengadakan acara bermanfaat di saat menjelang waktu berbuka puasa. Di area dalam masjid ada kajian khusus mulai bada Ashar hingga menjelang waktu berbuka. Tahun 2024 ini ada kajian Gen Z yang jamaahnya didominasi anak-anak muda Gen Z. Kajiannya juga berkaitan dengan ghirah anak muda dalam berdakwah dan berjuang dalam hidup. Bagus nih, kemarin tema kajiannya tentang bangkit dari kegagalan. Ustadznya menegaskan bahwa "kegagalan itu mindset manusia, sebab Allah Maha Tahu yang Terbaik Bagi HambaNya"
Kajian Gen Z di Masjid Al Akbar, Dokpri
4. Akses mudah untuk kuliner berbuka puasa

Alhamdulillah di sekitar Masjid Al Akbar Surabaya mudah banget menemukan tempat berbuka yang representatif. Bagi yang berkantong tebal atau ingin merasakan vibes berbuka puasa di restoran yang cozy di dekat Masjid Al Akbar ada Restoran Agis, kemarin sempat lihat spanduk tawaran All You Can Eat sekian puluh ribu per orang, tapi kami nggak ke sanalah hehehe. Di Festival Ramadan ada lapak-lapak kuliner, si ayah dan anak-anak pilih ayam geprek perporsi 12 ribuan. Saya malah berbuka dengan nasi dari masjid yang disediakan bagi yang ikut kajian, Alhamdulillah nikmat seporsi nasi pulen, ayam kare, tahu dan tempe plus sambal. bagi yang ingin kulineran berbagai pilihan di seberang masjid juga ada food court yang lumayan bersih dan nyaman.

5. Suasana yang indah

Masjid Al Akbar cukup terkenal dengan bentuk arsitekturnya yang indah. Ornamen di dalam masjid bagusss banget, di halaman masjid dipenuhi pepohonan rindang sehingga membuat nyaman. Eh ada air mancurnya pula, teduh duduk-duduk di sekitar situ sambil menanti waktu berbuka atau menunggu waktu Isya dan tarawih jika ingin lanjut berdiam di masjid usai Maghrib.

Tempat wisata religi favorit di Indonesia bagi kami tentulah masjid. Setidaknya ada masjid yang menduduki tempat istimewa di hati : masjid Al Ukhuwwah di perumahan tempat kami tinggal, masjid Al Akbar dan Masjid Jogokariyan (padahal baru sekali pernah kami kunjungi)



Share:

Tips Memilih Pakaian Lebaran

Ramadan dan lebaran, dua hal yang tak terpisahkan. Usai berpuasa sebulan penuh maka umat muslim berhak merayakannya dengan lebaran Idulfitri. Di Indonesia, Idulfitri dirayakan besar-besaran. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambutnya. Persiapan pulang ke kampung halaman, kue-kue kering khas lebaran, hingga busana hari raya. Entah siapa yang mengajarkan tradisi mengenakan baju baru di hari raya Idulfitri, maka setiap lebaran masyarakat muslim di Indonesia merayakan dengan busana baru aneka gaya yang didominasi busana muslim model terbaru.

Tips Memilih Pakaian Lebaran, Pixabay (Pexel)


Mungkin niatnya adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah telah menuntaskan perjuangan berpuasa selama sebulan penuh. Mengenakan baju baru saat sholat Idulfitri juga merupakan salah satu cara menghormati Allah saat menghadapnya. Ibarat perbandingannya ketika menghadap atasan maka kita akan berpakaian terbaik sebagai tanda kesopanan dan adab, apalagi jika menghadap Allah saat mendirikan sholat, tentu mengenakan pakaian terbaik adalah bagian dari adab. Meski dalam Islam tidak mewajibkan baju baru untuk sholat, yang terpenting suci dari najis, bersih adalah nilai lebih.

Busana muslimah sumber Pixabay (Endo)


Namun jika memang diperlukan untuk membeli baju baru untuk menggantikan baju lama yang telah aus, maka membeli pakaian lebaran pun disarankan. Agar lebaran semakin berkah dengan baju baru yang dikenakan,

1. Bahan yang menyerap keringat

Berbagai busana lebaran ditawarkan dengan model-model terbaru yang fashionable, trendy dan elegan. Namun demi kenyamanan ada baiknya memilih pakaian lebaran yang menyerap keringat dan tidak mudah kusut. Apalagi jika busana tersebut akan digunakan untuk bersilaturahim seharian, dari satu rumah kerabat ke rumah kerabat lainnya. Jika bahannya tidak nyaman di tubuh dan tidak menyerap keringat serta gampang lecek bisa dibayangkan betapa penampilan yang diharapkan menawan malah jadi kusut tak karuan.

2. Perpaduan tone warna 

Meski bukan artis namun pengetahuan tentang tone warna pakaian sangat membantu dalam menjaga penampilan. Warna-warna terang mungkin sedang trendy tetapi jika tidak sesuai dengan tone warna kulit maka penampilan bisa tampak aneh. Misalnya, yang memiliki tone kulit gelap ada baiknya menghindari warna mencolok seperti oranye atau merah jingga. Pilih tone warna yang kalem seperti warna-warna muda dan pastel.

3. Mix and match

Pakaian lebaran nggak harus baru kok. Bisa saja penampilan tampak fresh dan modis dengan memadukan atau mix and match koleksi lama. Misalnya memilih longdress warna hitam dengan outer batik selutut dengan jilbab berwarna dasar sesuai warna outer yang dominan. Tambahkan asesori trendy yang bernafaskan tradisional seperti kalung etnis dari kayu atau bros mutiara.

4. Pilih model busana sesuai dengan kepribadian dan usia 

Sesuaikan model busana dengan usia dan kepribadian, jangan terpengaruh oleh trend mode dunia tetapi membuat tidak nyaman. Percaya diri tanpa ikut-ikutan menjadi korban mode sangat penting saat memilih pakaian lebaran. Pilih busana tanpa ikut-ikutan yang sedang trend, misalnya bagi sosok yang sudah berusia lima puluh tahun mungkin baju lebaran model celana baggy atau baju monyet kurang sesuai karena menjadikannya tampil kekanak-kanakan. Ingin tampil segar bukan berarti harus mengenakan busana yang sesuai dikenakan wanita usia remaja. Pilih warna yang sesuai tone kulit, asesori yang unik, riasan natural dan wajah yang selalu tersenyum di hari raya akan membuat penampilan tampak segar dan menyenangkan.

5. Sesuaikan dengan anggaran

Jika ingin mengenakan pakaian lebaran yang baru, pilih busana yang harganya sesuai dengan anggaran. Jangan memaksakan diri membeli pakaian berharga mahal dengan harapan bisa meng-upgrade penampilan. Ingatlah kesederhanaan Rasulullah dalam berbusana agar tidak terjerumus dalam gaya hidup berlebihan.

Sudah siap memilih pakaian lebaran? Psst fokus ke Ramadan jangan sampai ditinggalkan. Selamat menyiapkan lebaran tanpa mengabaikan kesakralan Ramadan

Share:

Tradisi Ramadan di Berbagai Daerah di Indonesia

 

Indonesia adalah negeri yang kaya. Tak hanya kaya sumber daya alam dan obyek-obyek wisata yang mempesona, Indonesia juga kaya adat dan budaya. Salah satu adat dan tradisi yang memperkaya khasanah kehidupan bangsa adalah tradisi yang bersinggungan dengan religi, seperti tradisi dalam menyambut bulan Ramadan.

Ramadan adalah bulan mulai bagi umat muslim. Dalam ajaran Islam, selama sebulan penuh di bulan Ramadan pahala atas amalan dilipatgandakan, dosa-dosa diampuni maka tidak mengherankan jika hadirnya bulan Ramadan sangat dinanti. 

Begitu istimewanya bulan Ramadan, masyarakat muslim di Indonesia menyambutnya dengan berbagai tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah. Beberapa tradisi Ramadan yang masih dikenal hingga saat ini adalah:

1.   Nyadran

Nyadran merupakan tradisi menyambut Ramadan yang dilakukan masyarakat suku Jawa teritama yang tinggal di daerah Jawa tengah dan Yogyakarta. Menurut sejarahnya, nyadran berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti sraddha yaitu keyakinan. Bisa dikatakan bahwa nyadran adalah tradisi peninggalan masyarakat Jawa zaman animism, yang mengadakan upacara menghormati arwah para leluhur, hanya saja disesuaikan dengan ajaran Islam yaitu dengan mengirimkan doa-doa sesuai ajaran Islam. Nyadran dilakukan dengan membersihkan makam leluhur, menaburkan doa dan di beberapa tempat masih mengadakan kenduri sebagai rangkaian penutup. Nyadran biasa diadakan di sepuluh hari terakhir bulan Sya’ban. Secara umum tradisi nyadran diserap oleh sebagian kalangan umat muslim Indonesia dan menyebutnya sebagai nyekar, yaitu membersihkan makam anggota keluarga, menaburkan bunga dan menyirami dengan air di hari-hari menjelang Ramadan.

Nyekar, Dokpri


2.   Meugang

Meugang adalah tradisi unik masyarakat Aceh dalam menyambut Ramadan. Beberapa hari menjelang Ramadan, masyarakat bumi Serambi Mekah ini rata-rata menyajikan masakan olahan daging sapi dengan bumbu khas yang tampak merah dan dinikmati bersama sanak keluarga. Konon tradisi ini telah dikenal sejak zaman kerajaan Aceh di abad 14

3.   Megengan

Di beberapa tempat terutama kota-kota kecil di Jawa Timur dikenal istilah megengan. Sekilas mirip dengan kata  “meugang” di Aceh. Namun megengan dalam rangka menyambut Ramadan di Jawa Timur adalah dengan saling mengirim hantaran ke tetangga berupa sepiring atau sekotak nasi lengkap dengan lauk pauk serta kue-kue tradisional.

4.   Munggahan

Munggahan merupakan tradisi masyarakat Jawa Barat dalam menyambut Ramadan. Masyarakat Sunda biasa menghabiskan waktu bersama keluarga untuk membersihkan makam leluhur, bergotong royong membersihkan masjid dan mushola menjelang bulan Ramadan. Di beberapa tempat masih ditemui tradisi mandi bersama di sungai sebagai simbol menyucikan diri dalam acara Munggahan menjelang Ramadan.

5.   Malamang

Jika di Aceh mengenal Meugang, maka suku Minang mengenal Malamang untuk menyambut Ramadan. Malamang adalah kegiatan memasak lamang yaitu makanan tradisional berupa beras ketan yang dimasukkan dalam bumbu panjang, disisipkan daun pisang kemudian dibakar untuk kemudian dinikmati bersama keluarga. Tradisi ini masih dijalankan sebagian suku Padang di Padang, Padang Pariaman dan Painan. 

Wah seru ya berbagai tradisi menyambut Ramadan di Indonesia. Di daerah dan provinsi lain terutama yang dihuni mayoritas muslim pasti ada tradisi menyambut Ramadan yang lainnya. Meski mungkin mulai memudar terutama di kota-kota besar, namun tradisi ini menarik untuk dilestarikan

Share:

Skincare Rutin di Bulan Ramadan

Ramadan menjelang separuh jalan. Masih semangat hingga akhir perjalanan kan? Apa kabar kondisi tubuh semoga baik-baik dan sehat selalu. Puasa adalah ibadah yang membutuhkan stamina tubuh luar biasa. Puasa juga adalah ibadah yang berdampak langsung pada penampilan. Jika dehidrasi karena abai terhadap kebutuhan cairan, orang yang sedang berpuasa biasanya lebih mudah lemas, tampak loyo, kulit wajah dan tubuh jadi kusam dan kering. 

Maka demi menghindari dehidrasi ada baiknya kebutuhan air selama berpuasa tetap terpenuhi. Ganti waktu konsumsi air selama berpuasa di waktu berbuka, saat jeda sholat tarawih, sebelum tidur dan saat bangun tidur sebelum sahur hingga saat santap sahur. Konsumsi buah dan sayur saat buka puasa dan santap sahur harus tetap dilakukan secara konsisten, sebab vitamin dan mineral yang terkandung di dalam buah dan sayur sangat membantu metabolisme tubuh dan menutrisi kulit dari dalam.

Untuk menjaga penampilan tetap menawan boleh pakai skincare andalan. Menjaga penampilan agar tetap cerah kan memberikan kesan berpuasa itu nggak bikin susah kok, tetap happy seperti biasa. Saya nggak terlalu banyak pakai skin care sih. Paling yang wajib ada sabun muka, sama pakai serum sesekali aja.

Skincare base, Dokpri

Meski tidak mengenakan terlalu banyak item skin care tetapi saya memastikan skin care yang saya pakai harus memenuhi syarat berikut ini :

1. Mencatumkan Logo halal MUI/Depag

Wajib banget nih pakai skincare yang telah berlogo halal MUI/Depag. Masalah kehalalan barang yang dikonsumsi bukan hanya terbatas yang kita makan dan minum, tetapi apa yang kita kenakan dan apapun yang kita pakai dalam aktivitas sehari-hari wajib telah memenuhi syarat kehalalan dan paling mudah ditandai jika sebuah produk telah mencantumkan logo halal MUI/Depag yang menandakan produk tersebut telah lolos syarat kehalalan dari MUI/Depag. Jangan sampai deh ada yang berpendapat : kan skincare gak sampai masuk ke kerongkongan, kenapa harus wajib halal? yaelah namanya skincare kan meresap ke dalam pori-pori kulit, tetap aja akhirnya menjadi bagian di dalam tubuh. Syarat kehalalan produk yang dikonsumsi seorang muslim tidak bisa ditawar lagi, apalagi bulan Ramadan bulan suci, masa' masih ngotot pakai produk yang diragukan kehalalannya, duh semua ibadah bakalan sia-sia dong. 

2. Tercatat di BPOM

Selain mengantongi logo halal MUI/Depag skincare yang kupakai juga harus sudah tercatat di BPOM Republik Indonesia. Nih artinya halalan thoyyiban. Udah halal, baik dan aman pula bagi kesehatan. Bisa jadi ada produk yang halal tetapi mungkin mengandung zat yang bisa menyebabkan efek samping bagi tubuh. Lolos BPOM RI menunjukkan bahwa produk aman dikenakan kulit wajah orang Indonesia

3. Memiliki banyak manfaat bagi kulit

Di saat berpuasa, skin care diharapkan bisa mensuplai nutrisi bagi kulit wajah. Skin care yang dipakai pengennya yang punya banyak manfaat bagi kulit wajah : membersihkan kotoran dan sel kulit mati dengan seksama, menutrisi dan mencerahkan kulit wajah. Salah satu skin care yang cocok untuk kulit wanita Indonesia adalah Theraskin. 

Theraskin perawatan kulit normal, Sumber : website Theraskin

Skin care aman, halal dan tercatat dalam BPOM ini dikembangkan di bawah pengawasan dokter kulit yang berintegritas. Paket perawatannya pun cukup komplit : paket perawatan kulit normal, paket perawatan kulit berjerawat, paket perawatan kulit berminyak, paket perawatan kulit sensitif, paket perawatan glowing, paket perawatan anti aging dan paket perawatan advance. 

Skin care Theraskin yang diproduksi sejak tahun 2011 tersedia dalam harga yang terjangkau, Paket perawatan wajah kulit normal misalnya, terdiri dari empat item skin care yaitu : facial wash, serum vitamin C,  moisturizer sekaligus sunscreen dan toner dijual seharga Rp 126.700 an. Pantesan teman yang pakai Theraskin tidak berpaling ke yang lain. Masing-masing jenis skin care Theraskin ini sangat bermanfaat bagi kulit wajah. Facial wash membersihkan wajah dengan sempurna, Serum Vitamin C mencerahkan dan merawat kulit rusak akibat sinar UV, Toner untuk menyegarkan kulit wajah. Moisturizer sekaligus sunscreen berfungsi menutrisi wajah dan melindungi kulit dari sinar UV.

Kalau kalian punya skin care andalan apa saat Ramadan?


Share:

Semangat Selalu Wahai Diriku

Semalam, saat melangkahkan kaki menuju masjid untuk sholat isya' dan tarawih berjamaah, kusempatkan mendongak memandang langit. Rembulan terbit dengan wujud yang mulai membulat, belum sempurna seperti purnama tetapi menjadi pertanda bahwa beberapa hari lagi langit akan berhias bulan purnama, artinya beberapa hari lagi Ramadan sisa setengah bulan saja.

Sedih sih kalau sudah teringat Ramadan hari-harinya seperti berlari, padahal rasanya belum optimal dalam berpuasa dan ibadah-ibadah lainnya. Padahal sejak awal target utamaku saat berpuasa adalah meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Tapi malah godaan buat marah, sebal, sakit hati muncul lebih sering dibanding hari-hari sebelum Ramadan sih ya. Padahal sudah sering mendengar tausiyah ustadz bahwa esensi puasa itu bukan hanya menanhan lapar, haus, syahwat tetapi keberhasilan puasa akan tampak pada perubahan pribadi menjadi lebih baik.

Mari berjuang di sisa Ramadan yang masih terngiang, Dokpri

Duhai wahai diri, bagaimanapun masih ada waktu memperbaiki kualitas puasamu. Mari menepi sejenak di kala rumah sepi penghuni, sambil mencari tahu apa yang menyebabkan uring-uringan belakangan ini. Pengen puk-puk bahu kiriku dan berkata: sering-seringlah bersyukur agar tidak terjerumus dalam kufur. 

Maka saya pun melakukan self afirmation. Tarik nafas dalam-dalam, berdzikir subhanallah walhamdulillah walaa ila ha ilallah huwallahu akbar 100 kali . Memuji Allah, berterima kasih, mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Allah Maha Besar.

Kemudian saya lanjutja dengan berterimakasih pada diri sendiri, sudah berusaha sekuat tenaga melaksanakan sebaik-baik puasa, hanya saja semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya. Semakin besar niat menjadi insan yang lebih baik di hadapan Allah maka semakin besar pula ujiannya. Yuk bisa yuk fokus ke pengendalian diri sambil mencoba sekali lagi berpuasa di sisa Ramadan tanpa dihantui letupan-letupan emosi. Niatmu sudah bagus wahai diri, tinggal berusaha lebih serius selama berhari-hari. Udah, ngga usah mematok standard terlalu tinggi. Kalaupun merasa telah berbuat yang mengurangi pahala puasa segera beristighfar dan gantilah dengan perbuatan baik lainnya.



Terimakasih ya Allah, terimakasih wahai diri. Meski kondisi tubuh mulai drop karena terpapar virus influenza, batuk kering, badan meriang tak menentu kamu sudah bertahan untuk tetap berpuasa toh bukan sakit yang butuh pengobatan serius. Dalam kondisi badan tak nyaman kau juga tetap mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik (hanya coba lain kali dikurangi keluh kesahnya) tetap rajin mengikuti kajian-kajian taklim rutin di masjid karena merasa dengan semakin banyak belajar semakin merasa bodoh dan butuh untuk terus menuntut ilmu tanpa merasa sok pintar. Terimakasih wahai diri berbagai cara telah kau lakukan untuk menambal kekurangan kualitas puasa Ramadan.

Terimakasih wahai diri meski tak pandai memasak kau tetap berusaha menyiapkan sajian berbuka puasa dan santap sahur dengan sebaik-baiknya. Rela berjibaku dengan waktu di tengah keinginan belajar agama yang kian menggebu. Rela bangun lebih pagi di dini hari untuk menyiapkan santap sahur dan manakala jamuan sahur sudah siap santap masih harus membangunkan anggota keluarga yang lain dan barulah kamu bisa mendirikan qiyamul lail dan tilawah menjelang subuh.

Terimakasih wahai diri tak pernah mengeluh tentang masalah uang belanja versus harga-harga. Engkau telah rela memutar otak menyiasati melambungnya harga bahan pokok di saat Ramadan dan masih bisa menyimpan sebagian jatah uang dari suami untuk tabungan keluarga dan sebagian lagi untuk keperluan infaq sedekah yang harus dimaksimalkan di bulan Ramadan.

Terimakasih wahai diri, di tengah kondisi tubuh dan hati rapuh dan kesibukan menjadi ibu rumah tanggah yang terlihat biasa saja tanpa imbal jasa engkau tetap memacu kreativitas mengikuti tantangan menulis di bulan Ramadan di tiga komunitas sekaligus. Yaa aku tahu wahai diri, akhir-akhir ini pesanan artikel sepi, survey-survey online yang biasanya menghasilkan dolar ikutan sunyi, fee sebagai konten kreator dan influencer semakin mini dan engkau mulai kebingungan memandang dompet pribadi yang mulai ringkih. Maka kau menyibukkan diri dengan tantangan menulis agar daya imajinasimu tak mati dan tetap bergulat dengan dunia literasi. 

Sudah sepatutnya berterimakasih pada diri sendiri. Jika bukan kita, siapa lagi? Sebab dengan berterimakasih pada diri, memotivasi agar daya juang tidak mati sama halnya dengan merawat dan menjaga nikmat yang telah Allah beri.

Teruslah bersyukur atas hal-hal kecil. Seperti menyempatkan berterimakasih telah panen sebiji tomat mini dari pot sendiri. Bisa buat bahan sambal tomat bersama ikan goreng gurami crispy untuk berbuka nanti.

Sebiji tomat mini, Dokpri

Tetaplah menjadi pribadi yang tangguh, kurang-kurangilah mengeluh agar jiwamu tidak rapuh dan anak-anakmu dengan takjub berseru "Puh sepuh ajarin dong Puh"

Jangan pernah lelah dan menyerah dalam berkarya sebagai penulis lepas, sebagai konten kreator meski tantangan semakin berat dengan munculnya teknologi AI. Mari sama-sama menggali potensi rezeki datang dari mana lagi.

Tak perlu sedih jika tak kunjung sempurna menjadi istri dan ibu bagi keluargamu. Teruslah berusaha menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi di hadapanNya agar tak malu kelak jika harus mempertanggungjawabkan kehidupanmu di dunia.

Ramadan masih tersisa lima belas hari lagi, belum terlambat untuk mencoba memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki. Bismillah Alhamdulillah menjadi penyemangat pagi hingga malam hari.

Share:

Lebaran Identik dengan Liburan?

Ramadan sudah memasuki fase sepuluh hari kedua. Sudahkah mulai bersiap-siap untuk keperluan hari raya? Liburan kemana? Sudah siap tiket mudik? Tahan..tahan..tenang..tenang..tetap tenang...lebih baik fokus dulu ke hari-hari di bulan Ramadan. Boleh deh mulai ancang-ancang persiapan hari raya, tapi jangan sampai terlena. Waktu sangat cepat bergulir, sayang jika hari-hari yang penuh keutamaan di bulan Ramadan berlalu tanpa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Wajar jika semua muslim menyambut datangnya hari raya dengan gembira, terutama bagi yang telah bersungguh-sungguh berpuasa apalagi yang hanya bisa pulang kampung setahun sekali karena keberadaan libur panjangnya.

Bersyukur di Indonesia libur nasional memperingati hari raya Idulfitri ditetapkan selama sepekan, bukan hanya di dua hari saja. Libur panjang ini memotivasi para perantau untuk pulang ke kampung halaman bertemu sanak saudara, mempererat tali silaturahim. 

Tapi apakah lebaran selalu identik dengan liburan? Bagi saya ya mengapa tidak? toh liburan bukan berarti harus berlibur ke luar kota, staycation di hotel mewah atau jalan-jalan ke obyek wisata. Mengistirahatkan diri dari aktivitas sehari-hari di saat libur panjang bisa jadi penyemangat di hari-hari padat. 

Nah kalau mudik sekalian rekreasi itu mah bonus istimewa. Seperti kisah kami saat mudik ke Bali di tahun 2022 setelah 11 tahun lamanya tak pernah bertemu keluarga. Suami saya kelahiran Denpasar, dulu waktu masih ada ibu mertua kami sering mudik ke Bali saat lebaran. Sejak ibu mertua meninggal 13 tahun lalu kami tak pernah ke Bali lagi. Lebaran tanpa orang tua memang beda meski masih banyak keluarga yang tinggal di sana. Apalagi jika mudik ke luar pulau butuh banyak biaya, sementara kondisi keuangan pas-pasan.

Adalah keajaiban ketika di hari H-2 lebaran suami mendapat pinjaman mobil kantor. "Lebaran kita kemana nih mumpung ada mobil" tanya suami. Saya menjawab "katanya ingin ziarah kubur ke makam ibu dan bapak, ya udah ke Bali aja" Bismillah rencana dadakan ini ternyata berjalan lancar atas kehendak Allah. Malam itu juga kami berkemas dan menyiapkan oleh-oleh sekadarnya. H-1 setelah subuh berangkatlah menuju Bali dalam keadaan berpuasa, pakai drama balik lagi pula karena oleh-olehnya ketinggalan, untung belum terlalu jauh dari rumah hahaha.

Di masa transisi setelah pandemi covid yang mengerikan, persyaratan ke Bali untuk menunjukkan hasil tes antigen negatif covid pun kami jabanin. Alhamdulillah semua sehat meski di penyeberangan tidak ada pengecekan. Pengalaman menyeberang ke Bali dengan kapal penyeberangan juga melalui drama. Dasar kuper dan memang nggak update kabar, kami baru tahu jika tiket penyeberangan tidak lagi disediakan on the spot, jadi harus beli secara online. Untung petugas kepolisian yang membantu mengarahkan mobil-mobil yang mau menyeberang membantu menanyakan kesiapan tiket dan dengan sabar menjelaskan bahwa tiket bisa dibeli online, salah satunya melalui agen di luar pelabuhan. Waaah beruntung belum masuk lajur antrian, jadi lebih mudah memutar ke arah pintu keluar untuk membeli tiket penyeberangan.  

Serunya lagi karena sudah memasuki waktu dhuhur kami pun sholat di mushola kapal yang mungil, dijamak qashar sekalian dengan Ashar, khawatir sulit menemukan masjid di tempat yang 11 tahun tak kami sambangi. Nah mikir menu buka puasa apaan nih, akhirnya beli nasi kotak fried chicken lokal. Buka puasa pun nyari SPBU dengan harapan bisa sekalian sholat maghrib di mushola SPBU seperti kebanyakan di pulau Jawa. Hahaha kami lupa, muslim di Bali minoritas jadi SPBU di sini tidak ada musholanya. Akhirnya setelah buka puasa sekalian aja mampir di rumah kakak di Tabanan, setelah itu barulah ke penginapan dan sholatnya dijamak lagi Maghrib dengan Isya.

Meski di Bali banyak saudara kami memutuskan tinggal di penginapan, sungkan nggak pernah mudik sekalinya mudik merepotkan, apalagi rumah saudara di Bali berukuran kurang lebih sama dengan rumah kami dengan maksimal dua kamar saja, mana cukuplah buat kami berempat.

Bersyukurnya meski hanya dua hari tiga malam keliling ke rumah-rumah saudara di Bali, kami sempat mampir di beberapa tempat wisata.

Pura di Bedugul. Di seberang jalan ada masjid besar, kubah masjid warna biru, Dokpri


Salah satu obyek wisata yang kami singgahi adalah Bedugul. Hawanya sejuk, pemandangannya indah. Dan tak banyak yang menyadari bahwa landscape di sini mewakili slogan Bhinneka Tunggal Ika. Bedugul bukan hanya obyek wisata, tetapi di dalamnya ada pura yang masih aktif berfungsi sebagai tempat beribadahnya umat Hindu. Waktu kami mampir kesana pun sedang ada upacara keagamaan. Tepat di seberang jalan ada masjid besar, di tempat yang agat tinggi karena di sana adalah daerah perbukitan. Kebayang kan jika lagi ada acara keagamaan bareng seperti apa, inilah Bhinneka Tunggal Ika sesungguhnya.

Kami ke Bedugul bukan tanpa sebab, tujuan utamanya adalah untuk kumpul-kumpul di taman raya Bedugul. Ketemu keluarga nggak selalu setahun sekali, sayang dong kalau nggak foto keluarga.

Foto Keluarga Tipis-tipis di Taman Raya Bedugul, Dokpri

Lebaran kali ini apakah akan ke Bali lagi? Untuk saat ini belum bisa menjawab sebab belum tentu dapat mobil pinjaman lagi hahaha. Buat kami, liburan di rumah saat lebaran pun tak mengapa, asal masih ada jaringan internet dan netflix yang siap 24 jam menemani rebahan hahaha.


Share:

Momen Ramadan yang Tak Terlupakan

Tiap orang punya kenangan tak terlupakan. Pahit, manis, indah, susah sekadar pergiliran waktu saja dalam menjalani kehidupan di dunia. Kenangan khusus itu biasanya muncul saat momen istimewa, misalnya saat Ramadan tiba. 

Momen Ramadan yang terekam dalam kenanganku ada momen sedih saat kami sekeluarga pernah sakit terpapar wabah sehingga harus berhutang puasa beberapa hari. Ada momen menggelikan ketika menghabiskan waktu puasa Ramadan saat masa kecil di rumah nenek, sambil belajar membuat kue kering dan selalu lupa kalau sedang berpuasa karena tak tahan mencicipi remahan kue nan wangi dan menggoda. Namun yang paling mengesankan adalah ketika kami merasakan vibes Ramadan tahun 2023 di Jogokaryan, Yogyakarta

Ramadan Tak Terlupakan di Jogokaryan, Dokpri

Setiap kali melihat serunya Ramadan di Jogokaryan melalui tayanga televisi dan media sosial, setiap kali itu pula saya bergumam : kapan ya bisa ke Jogokaryan. Masjid peradaban, yang terkenal dengan slogan saldo masjid nol karena dialokasikan untuk membantu masyarakat dan memanusiakan manusia. 

Maka ketika kami harus menjemput si sulung usai pengabdian di Magelang, si ayah langsung terpikir untuk sekalian mampir menginap di Jogokaryan, Waah senangnya, sampai-sampai perjalanan dalam kondisi berpuasa dari Sidoarjo ke Magelang lanjut Yogya selama kurang lebih 6 jam tidak terasa. Apalagi ketika menikmati sore yang menakjubkan di Kampung Ramadan Jogokaryan, sentra pasar takjil yang penuh pedagang makanan dan minuman binaan masjid Jogokaryan.

Makin takjub ketika menyaksikan 3000 piring berisi sajian makanan berbuka  puasa, gratis bagi para jamaah masjid Jogokaryan. Luar biasa, melihat para relawan bekerja keras menyiapkan sajian berbuka puasa, menyusun piring-piring berisi sajian yang menggugah selera. Sayang karena kami sudah berbelanja makanan dan minuman di KRJ (Kampung Ramadan Jogokaryan) akhirnya kami tak sempat mencicipi sajian berbuka dari masjid Jogokaryan. Tapi hal itu tidak mengurangi kebahagiaan kami bisa merasakan vibes Ramadan di Jogokaryan. Terharu merasakan bisa sholat berjamaah yang melegenda, masjid kecil dengan bangunan sederhana namun kaya manfaat bagi sesama.

Momen Ramadan tak terlupakan di Yogyakarta semakin lengkap saat keeseokan harinya kami menyempatkan mampir sejenak di Heha Sky View. Memandang indahnya Gunung Merapi dari jarak dekat adalah pengalaman yang tak biasa. Spot-spot berfoto yang indah dan suasana yang lengang membuat kami merasa beruntung memutuskan singgah di Heha di bulan puasa. Sebab obyek wisata ini sangat ramai pengunjung di hari-hari biasa. 

Heha Skyview di saat Ramadan, lengang dan menyenangkan, Dokpri

Kalian punya kenangan Ramadan tak terlupakan yang bagaimana nih, yuk ceritakan?

Share:

Keajaiban Itu Nyata Bagi Yang Percaya

 "Miracle does exist for true believer" suatu hari saya menuliskan kalimat itu di laman facebook sebagai motto hidup. Pakai bahasa Inggris sih buat gaya-gayaan. Tapi makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penyemangat bagi diri saya sendiri. Saya adalah orang yang rapuh, dikit-dikit mengeluh. Ada gak enaknya hidup sering "komplain" sama Allah. Meski saat hidup normal-normal aja juga tak lupa bersyukur. 

True believer, itu juga menjadi nama, julukan yang sematkan bagi blog ini. Terlihat keren, padahal kenyataannya saya sedang memotivasi diri secara terus menerus agar tidak kehilangan keyakinan dan keimanan kepada Allah.


Seperti manusia biasa pada umumnya, iman saya naik turun. Jika tidak dimotivasi secara terus menerus, khawatir tersungkur dalam kufur. Naudzubillah. Apalagi hidup yang saya jalani tidak bisa dianggap mulus-mulus saja meski juga tidak terlalu menderita.

Sebagai anak-anak yatim yang masih duduk di bangku sekolah dan ibu tidak bekerja, hidup saya dengan adik dan kakak cukup penuh drama, hingga ibu terpaksa minta bantuan saudara yang lebih kaya untuk memberikan sumbangan agar kami bisa melanjutkan hidup seadanya. Hmm, rasanya hutang budi itu tak enak sekali, sampai terbawa mati.

Gambaran hidup nyaman setelah berumah tangga juga tak menjadi kenyataan. Sebab kondisi finansial rumah tangga jungkir balik hingga pernah ke titik nol saat suami beberapa kali terPHK dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dan menganggur cukup lama. Bekerja sebagai karyawan kontrakan memang penuh resiko. Dan kondisi seperti ini membuat iman saya nyaris turun drastis.

When i'm feeling blue, Sumber : Pixabay (Irasonja)
Hingga suatu saat Allah menunjukkan keajaiban yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Pada suatu waktu, suami mendapatkan tempat kerja yang nyaman, kondusif. Kondisi keuangan keluarga mulai stabil meski tak bisa dibilang berlebihan, tetapi kekhawatiran kehilangan pekerjaan tak pernah membayangi. Namun dalam kondisi nyaman yang belum pernah kami rasakan, tiba-tiba suami terserang sakit anemia secara tiba-tiba yang tidak dapat dijelaskan secara medis apa penyebabnya. 

Ia tak bisa makan seperti biasa hingga berat badannya turun 25 kilogram, badannya lemas, loyo dan tidak bisa bekerja. Keluar masuk rumah sakit dan sempat mengalami kondisi sangat mengkhawatirkan dengan HB 3,21. Pak suami juga menunjukkan tanda-tanda seperti almarhumah adik saya dulu sebelum meninggal. Susah bernafas, tidur gelisah, menggumam tak jelas. Membuat saya merasa bahwa umurnya tak lama lagi.

Pikiran dipenuhi bayangan kekhawatiran tak menentu. Berhari-hari di rumah sakit, saya sampai menyempatkan minta tolong ke penjual alas tidur di rumah sakit agar turut mendoakan suami untuk segera sembuh meski saya tak mengenal dia. Kondisi suami semakin memburuk, ia bahkan tak bisa menelan makanan apapun, diberikan bantuan pernapasan, infus, transfusi darah untuk kesekian kali. Malam-malam di rumah sakit saya habiskan sebagian besar dalam sujud dan doa penuh tangis memohon agar Allah menyembuhkannya seperti sediakala, doa-doa yang kurapal di ruang isolasi kecil saat menemani suami, di masjid rumah sakit saat sholat lima waktu, seperti anyaman harapan yang tak pernah berhenti. Dan di ruang tunggu, di masjid saya melihat, mendengar kisah-kisah para penunggu pasien dengan segala harapan dan penderitaan silih berganti. Hal-hal yang membuat saya percaya bahwa Allah pasti menganugerahkan takdir terbaik bagi makhlukNya.

Hingga entah hari keberapa, Allah berkenan memberikan keajaiban, kondisi suami berangsur membaik, Hbnya berangsur naik, ia juga sudah mulai bisa mengonsumsi makanan lembut dan tubuhnya tidak terlalu lemah. Namun karena keterbatasan biaya, meski Hb suami belum normal kami memutuskan untuk pulang. Alhamdulillah pelan namun pasti kondisi suami semakin membaik meski hingga waktu kontrol terakhir penyebab anemia parahnya tetap tidak dapat terdeteksi.

 "Miracle does exist for true believer" keajaiban itu nyata bagi yang percaya. Dari pengalaman pribadi itu saya merasakannya, bahwa yang saya tuliskan di masa lalu bukan slogan semata sepanjang kita masih punya iman kepada Sang Kuasa.

Share:

Rambu-rambu Mengajarkan Anak Berpuasa Ramadan

Kapan saat yang tepat mengajarkan anak berpuasa Ramadan? Pertanyaan ini sering diajukan peserta seminar, jamaah majelis taklim kepada panelis atau ustadz penceramah. Puasa Ramadan adalah wajib hukumnya bagi muslim yang telah memenuhi syarat wajib beribadah puasa yaitu : baligh, berakal, sehat, suci, bermukim (bukan musafir) dan sehat. Ketentuan berpuasa Ramadan tidak wajib bagi musafir, ibu hamil dan menyusui atau orang yang sakit berat. Tetapi masing-masing memiliki kafarat untuk menebusnya yaitu mengganti di hari lain (musafir atau ibu hamil dan menyusui) atau membayar fidyah bagi yang sakit parah dan tidak bisa berpuasa lagi atau orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu berpuasa.

Mengingat hukum berpuasa adalah wajib, tentu setiap orang tua mulai berpikir : kapan ya waktu yang paling aman dan tepat untuk mengajarkan puasa pada anak-anak, kalau nggak diajarkan sejak dini khawatir nanti mereka kaget jika sudah masuk masa wajib berpuasa. Kalau terlalu dini kira-kira melanggar hak asasi nggak nih?

Mengajarkan Anak Berpuasa Ramadan, sumber : Pixabay (Mohammed Hasan)


Kapan Saat yang Tepat Mengajarkan Anak Berpuasa?

Saya pribadi mengajarkan berpuasa pada kedua anak saya ketika mereka sudah masuk usia 6-7 tahun. Saya sendiri dulu baru belajar berpuasa saat memasuki kelas 3 SD, yaitu sekitar usia 9-10 tahun. Jadi kapan waktu yang tepat mengajarkan anak berpuasa? Mungkin tidak ada seorang pun yang bisa menjawab dengan pasti, sebab tidak ada patokan yang pasti dalam ilmu agama maupun ilmu kesehatan.

Ketika akan mengajarkan anak berpuasa, beberapa hal berikut ini perlu disiapkan dan dipertimbangkan agar anak tidak merasa terbebani atau menimbulkan trauma pada anak di kemudian hari:
1. Persiapan mental anak
Sebelum mulai mengajarkan anak berpuasa lebih baik di"soundingkan" terlebih dahulu jauh hari. Berikan pemahaman pada anak-anak bahwa berpuasa Ramadan wajib hukumnya bagi muslim. Bahwa untuk berpuasa butuh penyesuaian sehingga anak-anak juga perlu belajar berpuasa. Dengan demikian akan mulai terbentuk mindset dan kesiapan mental pada si anak bahwa akan datang waktunya pada mereka wajib berpuasa. Misalnya jika berencana mengajarkan anak berpuasa pada usia 6 tahun, maka saat si anak masih berusia 5 tahun kewajiban berpuasa ini sudah mulai diperkenalkan.
2. Fisik yang memadai
Perhatikan pertumbuhan fisik sang anak. Berpuasa adalah ibadah yang butuh ketahanan fisik luar biasa. Jika ingin menyiapkan anak belajar berpuasa maka siapkan terlebih dahulu fisik sang anak. Dukung sang anak untuk berpola hidup sehat, lengkapi kebutuhan nutrisinya sehingga ia bisa tumbuh sehat dan berkembang secara optimal.
3. Fase tiap anak berbeda
Pahami jika fase tiap anak berbeda. Misalnya anak sulung kita atau anak tetangga si A mungkin sudah mulai belajar berpuasa sejak usia 5 tahun, tetapi kok hingga usia 7 tahun si anak bungsu masih sering gagal berpuasa, rewel dan sakit-sakitan ? Setiap anak punya fase, daya tahan tubuh dan kesiapan mental yang berbeda. Hindari membandingkan satu dengan lainnya dan mengutarakannya di depan anak-anak "Kamu kok cengeng banget sih jam segini sudah minta berbuka, lihat tuh si A bisa kuat sampai adzan Maghrib berkumandang" pernyataan seperti ini alih-alih membuat si anak mentalnya kuat, biasanya mereka malah marah, kecewa karena dibandingkan dengan anak lainnya. Bersabarlah, setiap anak ada masanya, support sang anak dengan hal-hal positif
Tips Mengajarkan Anak Berpuasa Ramadan, Sumber : Pixabay (milaoktasafitri)


Tips Mengajarkan Anak Berpuasa Ramadan

Bagaimana tips dan trik mengajarkan anak berpuasa? berikut ini adalah beberapa tips mengajarkan anak berpuasa

1. Berikan teladan
Anak-anak akan lebih termotivasi melakukan sesuatu hal yang diperintahkan jika menyaksikan teladan, bukan hanya menerima instruksi. Lakukan ibadah puasa dengan baik, jika perlu seringlah berpuasa sunnah agar anak-anak melihat bahwa orang tuanya bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah puasa dengan baik

2. Bertahap
Mengajarkan anak berpuasa lebih baik dilakukan secara bertahap. Pada awalnya biarkan anak berpuasa hingga adzan dhuhur, tahun berikutnya ajarkan anak melanjutkan berpuasa lagi setelah berbuka di saat dhuhur hingga Maghrib tiba. Berikutnya ajarkan anak untuk mulai berpuasa penuh hingga adzan Maghrib dengan selang hari. Belajar berpuasa secara bertahap akan membuat anak-anak lebih mudah menyesuaikan diri

3. Janjikan hadiah sebagai penyemangat
Jika anak-anak sudah berhasil melewati tantangan berpuasa hingga Maghrib, berikan hadiah agar ia termotivasi melaksanakan puasa di hari berikutnya

4. Sibukkan anak dengan hal yang positif
Untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari rasa lapar, sibukkan mereka dengan hal-hal yang positif, misalnya nonton film edukasi atau kajian ramadan untuk anak-anak, kegiatan fisik ringan seperti mewarnai atau main game edukatif 

5. Atur jadwal sahur
Biasakan anak-anak sahur di akhir waktu. Selain mengajarkan anak salah satu sunnahnya berpuasa adalah mengakhirkan waktu sahur, santap sahur di akhir waktu membuat sang anak menyimpan kalori lebih lama sehingga tidak mudah lemas saat berpuasa

6. Gembirakan dengan hidangan favorit mereka
Dukung sang anak belajar berpuasa dengan membuat mereka gembira menanti saat berbuka puasa dan santap sahur. Siapkan makanan kecil dan makanan utama kesukaan mereka di saat berbuka dan sahur sebab dengan demikian mereka akan merasa diperhatikan, disupport dalam belajar berpuasa.







Share:

Tips Cantik dan Bugar Selama Berpuasa

"Kok pucat dan loyo sih, mentang-mentang lagi puasa ya?" Pernah ditegur seperti itu, lalu apa yang harus kita lakukan menanggapi teguran itu? Kalau saya sih harus introspeksi, apakah benar saya sepucat itu?
Berpuasa adalah aktivitas membatasi makan dan minum di jam tertentu itu benar, tetapi berpuasa bukan berarti menyebabkan dehidrasi atau kurang gizi. Meski berpuasa sekitar 12 jam sehari, asupan nutrisi dan kebutuhan air dalam tubuh harus tetap terpenuhi.

Apa Akibat Dehidrasi dan Kekurangan Nutrisi?

Kekurangan nutrisi dan dehidrasi pada tubuh bisa menyebabkan banyak hal yaitu:
1. Metabolisme tubuh terganggu
Jika metabolisme tubuh terganggu maka dampak buruk akan mengikutinya. Gangguan pencernaan, keluhan pada sendi dan tulang, gangguan pernapasan, hingga menyebabkan anemia dan insomnia. Keluhan sembelit, rasa tidak nyaman di tenggorokan juga bisa muncul karena metabolisme tubuh yang terganggu.
2. Sulit konsentrasi
Jika tubuh kekurangan air maka akan menyebabkan lesu, letih, loyo dan lemas. Fokus dan konsentrasi juga terganggu. Otak tidak bisa digunakan berpikir jernih sehingga berpengaruh pada produktivitas kerja.
3. Penampilan fisik menurun
Ketika tubuh kekurangan air maka akan berpengaruh pada penampilan fisik pada umumnya. Kulit wajah tampak kusam, kulit tubuh bersisik dan kering. Duh penampilan jadi tidak menarik dan bikin rendah diri yee kaan.

Tips Tetap Cantik dan Bugar Selama Berpuasa

Lalu bagaimana agar tetap cantik dan bugar selama berpuasa? berikut ini hal-hal yang patut diperhatikan
1. Konsumsi kurma, buah dan sayur
Saat sahur dan berbuka jangan lupakan mengonsumsi kurma, buah dan sayuran, Tiga bahan makanan ini sangat dibutuhkan sebagai sumber kalori, vitamin dan mineral. Tanpa vitamin dan mineral sistem imun dalam tubuh akan semakin menurun daya tahannya sehingga tubuh mudah terpapar gangguan kesehatan dan berbagai penyakit.
Tips Tetap Cantik Dan Bugar Selama Berpuasa, Pixabay (Momozagalo)

2. Pastikan kebutuhan air minum terpenuhi
Berapa banyak kebutuhan tubuh akan air? kebanyakan para ahli gizi berpendapat bahwa tubuh minimal membutuhkan delapan gelas sedang air minum. Kalau pas berpuasa gimana dong? triknya adalah mengalokasikan air minum pada saat sahur dan berbuka serta di antara waktu keduanya. Saat berbuka puasa minum segelas air dan kurma. Usai makan utama minum satu gelas air. Saat tarawaih bawa botol minum dan selama masa rehat di antara dua rokaat sempatkan minum hingga habis kira-kira tiga gelas. Sebelum tidur minum segelas air. Bangun tidur menjelang sahur minum segelas air. Setelah santap sahur sebelum adzan subuh minu segelas air

3. Gunakan skincare jika perlu
Skincare apa nih yang cocok digunakan saat bulan puasa. Bagi saya tidak ada skincare khusus karena kulit saya cenderung normal. Biasanya saya hanya mengenakan sabun wajah. Untuk menjaga kelembutan kulit saya mengenakan lotion usai mandi. Sesekali scrubbing kulit menggunakan lulur agar kotoran kulit dan sel kulit mati bisa digelontor. Bagi yang memiliki kulit kering rajin-rajin aja ngolesin pelembap wajah agar kulit wajah tetap lembap

4. Olahraga tipis-tipis
Bulan puasa ga usah olahraga berat deh. Seperti biasa saya menyempatkan jalan kaki pagi hari sambil menggerak-gerakkan tangan selama berjalan. Olahraga ringan ini membantu peredaran darah lebih lancar sehingga membantu kelancaran metabolisme tubuh.

Kalau kalian punya tips cantik dan bugar selama berpuasa seperti apa teman-teman? Tulis deh di blog kalian atau sharing di kolom komentar. 
Share:

Ngabuburit Ramadan

Ramadan tak bisa dipisahkan dengan ngabuburit. Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda dan dapat diartikan sebagai kegiatan menanti saatnya berbuka puasa. Meski waktu puasa sepanjang saat terbit fajar atau adzan subuh hingga matahari terbenam ketika adzan Maghrib, ngabuburit lebih ditekankan pada waktu bada ashar hingga menjelang adzan Maghrib.

Waktu seusai Ashar hingga Maghrib adalah "saat-saat kritis" ketika berpuasa Ramadan, begitu kata netizen. Kalori dan energi tubuh telah banyak terkuras oleh aktivitas seharian. Maka sore hari tuh saat lemes-lemesnya, tapi kalau udah dekat banget ke adzan Maghrib, sekitar satu hingga setengah jam yang dihabiskan dengan ngabuburit nah tuh pada balik seger lagi karena semangat menyambut waktu berbuka puasa. 

Ngabuburit Ramadan, Sumber Pixabay (Konavi)


Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat memilih kegiatan ngabuburit Ramadan:

1. Kegiatan ada nilai plusnya

Ngga sembarangan ngabuburit dong. Pilih kegiatan yang ada nilai plusnya. Misalnya ikut pengajian di masjid raya kan enak tuh biasanya selain pembicaranya keren-keren, dakwahnya enak didengar plus takjil udah disediain masjid. Atau ngabuburit sambil mantai menikmati senja? bisa, ada kok pantai yang dekat dengan masjid sekalian nunggu Maghrib. Pantai Padang di Sumatera Barat misalnya, ada Masjid Al Hakim yang dicat serba putih itu berdiri megah di bibir pantai.

2. Tidak membatalkan pahala puasa

Duh ya jangan sampai pilih aktivitas ngabuburit Ramadan yang berpotensi membatalkan atau mengurangi pahala puasa. Puasanya sih gakk batal tapi pahalanya berkurang bisa-bisa cuma dapat lapar dan dahaga doang. Misalnya nih kongkow, ngobrol di cafe ala-ala arisan atau gaul tapi sambil ghibah dan tebar fitnah. Astaghfirullah ukhty. Mending kongkow di perpustakaan deh kan pasti dilarang berisik. Atau maunya nonton film tapi lhadalah ada adegan gak disensor XXX wadaaw udah jijay pahala puasa pun terancam karena mata dipakai melihat hal tak sepantasnya, bisa pengaruh ke pikiran dan mental pula. Udah deh nonton kartun Upin Ipin aja mending ada pelajaran agamanya.

3. Perhatikan lokasi untuk sholat Maghrib

Dimana nih ngabuburit Ramadan yang nyaman? jangan hanya nyari tempat makan yang enak tapi juga perhatikan tempat makannya ada disediakan tempat sholat yang bersih nggak, atau minimal temapt makan itu nggak jauh dari masjid atau mushola buat mendirikan sholat Maghrib. Kan nggak lucu kalau asyik makan enak pas buka puasa, giliran mau sholat Maghrib kebingungan karena jauh dari mana-mana, ga ada tempat wudhu apalagi mushola. Emangnya mau dijamak? Padahal bukan perjalanan kemana-mana, cuma makan doang.

4. Keamanan dan kenyamanan

Hee ya jangan lupa pilih tempat ngabuburit Ramadan yang nyaman dan aman ya. Kalaupun ada kafe atau pasar malam yang konon rame, tapi kalau akses menuju daerah situ kawasan gelap dan sering terjadi tindak kriminalitas mending jangan deh. Sayangi nyawa, sayangi keselamatan, mending cari tempat lain yang lebih aman dan nyaman. Gak usah gambling dah kalau masalah keselamatan. Masih banyak kok tempat menarik lain yang bisa dipilih buat menghabiskan waktu menunggu saatnya berbuka puasa

Itu sih beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih aktivitas ngabuburit Ramadan. Kalau kalian gimana?

Share:

Praktek Resep Baru untuk Buka dan Sahur

 Ayam, ikan, telur, daging. Udah deh empat bahan itu jadi bahan lu lagi lu lagi di dapur keluarga. Saya yang masak aja bosan, apalagi anak-anak dan suami yang makan ya hahaha. Untungnya mereka nggak komplain dan mau makan apa aja yang tersedia di meja makan. Hahaha biasanya kalau menunya nggak cocok mereka bikin sendiri makanan yang praktis seperti nggoreng nugget atau bikin dadar, atau kalau lagi mager ya buka aplikasi beli makanan online wkwkwk.

Tapi kan kalau beli terus-terusan bisa berabe. Segala macam tips menghemat anggaran belanja bubar jalan karena fakta tidak sesuai harapan. Maka sebagai koki keluarga saya berusaha memutar otak mendapatkan ide baru dalam menyajikan menu yang sekiranya mengalihkan perhatian dari rasa bosan.

Ilmu googling resep dipraktekkan. Oya, jangan pernah menyepelekan orang yang sering save dan share resep tapi entah kapan resep-resep itu dipraktekkan. Yakinlah akan ada saat yang tepat bagi semua harapan dikabulkan.

Akhirnya saya pun menemukan menu baru yaitu ayam popcorn dari Youtube Devina Hermawan. Kok antik banget namanya, apa kaitannya dengan popcorn yang biasa dinikmati sambil nonton? Ternyata keunikan resep ayam popcorn ini pada potongan kecil ayam yang digoreng hingga crispy hingga mirip popcorn. 

Ayam Popocorn, Sumber : YT Devina Hermawan


Cara membuatnya mudah banget dan bahannya juga mudah didapat.

Bahan:

fillet ayam bagian dada

tepung terigu 100 gram

tepung maizena 100 gram

Bawang putih bubuk secukupnya

Merica bubuk secukupnya

Bawang bombay secukupnya

Susu atau air secukupnya untuk campuran bumbu marinasi

Kaldu ayam bubuk secukupnya

Saos sambal 

Cara Membuat:

1. Daging ayam fillet dipotong kecil, bentuk dadu agak miring

2. Siapkan bumbu marinasi : bawang putih, bawang bombay dan susu, merica bubuk, diaduk atau dihaluskan dengan diblender hingga tercampur seluruhnya.

3. Masukkan potongan ayam ke dalam larutan marinasi. Simpan di lemari es minimal 15 menit

4. Siapkan tepung yang terdiri dari campuran tepung terigu dan tepung maizena. Bubuhkan sedikit baking powder agar ayam bertepung bisa mengembang. Tambahkan bawang putih bubuk. 

5. Celupkan potongan ayam sambil digulirkan ke dalam campuran tepung. Cubit-cubit agar mengembang.

6. Goreng dalam minyak panas

7. Sajikan bersama saos sambal

Ternyata percobaan pertamaku hasilnya enak banget. Daging ayamnya juicy dan tepungnya crispy. Suami juga turut mencicipi saat berbuka puasa, padahal dia biasanya tidak terlalu suka masakan ayam crispy. Boleh deh dicoba kapan lagi.

Tips Memasak Agar Tidak Mudah Bosan

Sedih kan ya, jika kita sudah susah payah memasak ternyata nggak dihabiskan oleh orang-orang tercinta. Belajar dari pengalaman maka saya punya catatan khusus tentang bagaimana mengatur menu agar tidak membosankan:
1. Variasi bahan makanan
Sebisa mungkin menghindari menyajikan bahan makanan yang sama beberapa hari berturut-turut. Meski favorit sekalipun setiap hari makan berbahan ayam atau ikan terus menerus pasti akan cepat bosan
2. Cobain menu para chef (Recook)
Boleh deh coba praktek resep dari para chef, bisa intip di youtube mereka. Yang gampang-gampang aja seperti resep Devina Hermawan. Misal ada bahan yang sulit didapat bisa kok diantisipasi dengan membuat variasi dan inovasi sendiri. Seperti resep ayam popcorn, misalnya ngga suka susu cukup diganti dengan air putih dibubuhi merica sebagai perasa gurih
3. Sajikan hangat
Segala makanan yang disajikan hangat lebih menarik deh. Makanan sebaiknya disajikan fresh from the wajan, pasti lebih menerbitkan selera.

Sudah siap masak ayam popcorn buat buka puasa atau sahur nanti? Yuuk mari kita coba bersama.


Share:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.