Suka Duka Menyambut Ramadan

Ngga terasa sudah bertemu Ramadan lagi. Rasanya baru kemarin kami di rumah saja menghabiskan libur Idulfitri. Alhamdulillah kami masih dipertemukan dengan Ramadan tahun ini. Setiap kali Ramadan yang teringat adalah sanak kerabat, tetangga yang telah pergi mendahului. Kabar duka yang terbaru adalah dua orang jamaah masjid Al Ukhuwwah di perumahan kami tak lagi bisa mendirikan sholat Isya' dan tarawih bersama sebab telah dipanggil Sang Kuasa.

Itulah arti Ramadan buat saya, menghitung usia yang entah kapan berakhirnya. Mengenang masa kecil dan ayah ibu yang telah tiada, berusaha memperbaiki diri agar kelak tidak memalukan ketika harus mempertanggungjawabkan amal dan perilaku di dunia di hadapan Sang Pencipta.

"Sambut Ramadan dengan ceria, sebagai tanda iman kita" begitu tausiyah Ustadz Habib di kajian fiqih Masjid Al Ukhuwwah. Dan memang seyogyanya umat muslim menyambut Ramadan penuh suka cita, sebab bulan penuh ampunan ini mahal harganya.

Menyambut Ramadan dengan gembira, Dokpri

Persiapan Menyambut Ramadan

Apa yang perlu disiapkan menyambut Ramadan? Layaknya tamu agung, Ramadan layak disambut dengan berbagai persiapan istimewa, begini cara saya menyambut bulan mulia

1. Mengondisikan hati

Ramadan sebaiknya disambut dengan hati yang bersih. Mengapa Ramadan perlu disambut dengan hati bersih? Sebab saya adalah salah satu orang yang punya penyakit hati yaitu sulit mengontrol emosi. Bawaannya baper dan pengen marah jika menemui sesuatu yang tidak mengena di hati. Maka jauh hari sebelum Ramadan saya berusaha melatih hati melalui puasa-puasa sunnah Senin-Kamis dan memperbanyak membaca Al Qur'an. Satu hal yang saya sesali, ternyata saya belum mampu mengoptimalkan memperbanyak istighfar di waktu sahara atau dini hari menjelamg fajar.

2. Ilmu

Ramadan ibarat medan tempur melawan hawa nafsu dan harus diimbangi dengan ilmu. Oleh karena itu saya berusaha tidak melewatkan kajian-kajian dan majelis taklim yang mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ilmu dan wawasan keagamaan. Alhamdulillah di perumahan dan masjid perumahan banyak fasilitas untuk ikut kajian, ada majelis taklim Al Mar'atus Shalihah khusus untuk muslimat yang diasuh Ustadzah Lina Ariani dan kegiatan rutinnya dalah tadabur ayat-ayat Al Qur'an dan hadits.

Persiapan ilmu menyambur Ramadan melalui majelis taklim, Dokpri

Ada majelis Tarjamah Al Qur'an yang diasuh Ustadz Anshori, kami diajarkan memaknai ayat Al Qur'an dan mentadaburi tafisrnya. Ada Kajian Fiqih yang diasuh Ustadz Habib dan menjelang Ramadan diisi dengan Kajian Fiqih khusus Ramadan. Berbekal ilmu dan wawasan keagaaman tersebut insyaallah Ramadan bisa disambut dengan kegembiraan.

3. Harta

Yes. Ramadan memang butuh persiapan dana ekstra. Bukan buat belanja makanan doang, tetapi banyak kegiatan amal di bulan Ramadan yang sayang jika dilewatkan. Di RT aja ada Bakti Sosial dan bagi-bagi takjil, Masjid juga open donasi untuk takjil selama Ramadan, lembaga ZISWAF tak lupa menawarkan program donasi berbuka puasa dengan anak yatim dan dhuafa, kaleng infaq keliling bada tarawih. Dan masih banyak lagi kegiatan amal yang butuh dana ekstra. Kalau dananya tidak disiapkan tentu kelimpungan. Sampai saya pun menyempatkan menulis tentang tips menjaga keuangan tetap aman selama Ramadan. Sedihnya ada beberapa invoice pekerjaan yang belum juga cair meski sudah berbulan-bulan pekerjaan diselesaikan, ada piutang dalam bentuk modal kerja yang tak kunjung dikembalikan seorang teman, bahkan ada tanggungan tagihan invoice dari campaigne yang udah tiga tahun lalu selesai tapi hanya dibayar sepertiganya doang, hiks. Apa ini semua tabungan akherat saya yah.

4. Fisik

Saya berusaha banget menjaga fisik agar tetap bugar selama Ramadan. Berbagai pola hidup sehat saya terapkan tuh. Mulai menjaga pola makan hingga olahraga ringan. Tapi nasibb di hari ketujuh puasa akhirnya tepar juga kena flu, sebab anak dan suami pada kena flu, jamaah masjid banyak yang batuk pilek akhirnya tertular deh. Ups, nggak boleh bilang gitu ya, kesannya seperti menyalahkan orang lain padahal sakit juga bagian dari takdir. Astaghfirullah blom juga pandai menjaga hati nih.

5. Bersih-bersih rumah

Uniknya saya punya kebiasaan membersihkan rumah lebih ekstra dibanding biasanya saat menyambut Ramadan. Sprei, korden saya cuci. Kaca jendela dilap agar kinclong bersih. Teras rumah yang penuh kardus dan barang-barang bekas dirapikan, barang-barang yang tidak dipakai dijual ke loak lumayan buat tambahan uang jajan anak-anak hahaay.

Saya juga bersih-bersih rumah kerabat yang sudah mendahului. Dua pekan sebelum Ramadan kami sekeluarga menyempatkan sewa mobil untuk ziarah kubur di makam ayah, ibu dan adik di luar kota.

Begitulah suka duka menyambut Ramadan 1445 H. Mudah-mudahan sakit kami sekeluarga saat Ramadan ini menjadi penggugur dosa, dan bisa segera sembuh juga agar tidak menular kepada jamaah masjid lain yang belum kebagian sakit #eh. Dan agar ibadah kami lebih optimal dalam kondisi sehat.

Share: