Akhir pekan, liburan pengennya jalan-jalan, cuci mata menikmati waktu berkumpul dan bercengkrama bersama keluarga. Kata orang, tamasya itu penting demi menjaga kewarasan jiwa. Tetapi jika terbentur anggaran, bisa-bisa sepulang memaksakan healing malah "sakit jiwa' atau minimal pusing tujuh keliling.
Maka, buat kaum mendang-mending seperti saya dan keluarga, menentukan tujuan gathering adalah hal penting. Bagaimana caranya bisa kumpul, makan enak bareng-bareng sambil menikmati bentang alam yang elok menawan tanpa porah anggaran.
Sesekali boleh dong kaum medium menikmati makan di luar rumah type 36 yang kadang terasa sempit bagi kami berempat yang bermassa badan jauh di atas 36 kilogram. Oh ya, langsung teringat ketika tempo hari saat kami berempat berdarmawisata naik motor ke Petilasan Jolotundo di Mojokerto melewati PPLH Seloliman yang konon merupakan tempat eduwisata sekaligus menawarkan restoran dan penginapan.
Sajian di Resto Alas PPLH Seloliman, Dokpri |
Tapi, karena waktu liburnya pas tanggal 17 Agustus, harus memastikan terlebih dulu apakah PPLH dan restonya buka atau libur? Setelah mendapat kepastian melalui nomor telepon CP yang tertera di akun instagramnya bahwa PPLH Seloliman tetap menerima pengunjung di tanggal merah 17 Agustus barulah kami berangkat pagi-pagi di saat upacara bendera di lapangan dekat rumah belum dimulai.
Sekitar satu jam perjalanan, sampailah kami di PPLH Seloliman di Dusun Biting RT 05/RW03 Seloliman, Trawas. Udara sejuk menerpa wajah, rimbun pepohonan memanjakan mata sejauh mana memandang. Di dekat lahan parkir terdapat denah sehingga kami bisa langsung menuju restoran. Resto Alas, demikian nama tempat makan di PPLH Seloliman.
Naik tangga ke ruang makan utama Resto Alas, Dokpri |
Wah ternyata kami tiba saat upacara bendera masih berlangsung. Salut! meski jumlah karyawannya tidak kolosal tetapi upacara memperingati Hari Kemerdekaan tetap diadakan dengan khidmat. Jadilah kami duduk menikmati suasana tanpa ada yang menyambut dan belum ada pengunjung yang datang. Tapi justru dalam kesunyian seperti ini kami bisa puas memandang, mengabadikan panorama alam yang sangat menawan. Sungai kecil yang mengalir riang, pohon-pohon besar, rindang yang menyejukkan, samar kabut menyelimuti Gunung Penanggungan dan ciak burung bersahutan berkicau riang membuat kami membunuh waktu tanpa merasa jemu.
Paket Hemat di Resto Alas yang ramah di kantong, Dokpri |
Sampai kami selesai makan hanya ada dua pengunjung yang datang dan memilih tempat agak jauh dari meja kami. Petugas yang ramah tadi datang lagi sambil menanyakan apakah kami butuh sesuatu, sambil mempersilahkan untuk menikmati pemandangan di bagian atap resto yang digunakan sebagai tempat makan lesehan. Sebab suasanya lengang, tawaran tidak kami sia-siakan. Wow, panoramanya makin cantik di tempat lesehan. Begitu lengangnya suasana, nggak cuma lesehan tapi kami bisa leyehan alias tidur-tiduran di saung beralas kayu dan berhiaskan jerami di atap yang disediakan untuk tempat bersantap.
Santai yuuk, Dokpri |
Dari tempat makan lesehan lansekap Gunung Penanggungan terlihat lebih jelas. Beberapa bangunan mungil yang disewakan sebagai tempat penginapan tampak terawat dengan baik, dikelilingi taman yang cantik. Meski berjam-jam duduk di sini tanpa memesan menu lagi kami tidak diusir atau diganggu sedikitpun.
Pemadangan di tempat lesehan, Dokpri |
Meski kerasan karena merasa nyaman, toh
kami juga harus pulang sebab selain pagar rumah tidak digembok, kalau harus
menyewa rumah penginapan di PPLH Seloliman otomatis dananya harus nombok.
Bercengkrama bersama keluarga di hari libur merupakan momen istimewa. Apalagi jika diselingi dengan menikmati sajian menu organik dan dimanjakan oleh panorama nan cantik. Begitu cantiknya sampai waktu terlalu berharga detik demi detik, jadilah bahan konten yang ciamik.
Berkibarlah benderaku, Dokpri |
No comments:
Post a Comment