catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Yang Lebih Keramat dari Surat Wasiat

Suatu pagi, saya sibuk buka tutup laci, mencari-cari, berharap ada terselip beberapa lembar kertas coklat bergambar Tuanku Imam Bonjol untuk mengisi kotak infaq masjid terdekat. Lalu tiba-tiba menemukan selembar surat yang membuat hatiku menghangat. Surat tulisan almarhumah mamaku yang telah wafat. Surat yang berkesan meski bukan surat wasiat. 

Surat singkat lebih keramat dari surat wasiat, Dokpri


Ingatanku melayang pada sosok ibu yang tegas pendirian dan tidak larut dengan perkembangan zaman. Bayangkan, di zaman serba digital, komunikasi bisa melalui WhatsApp call menggunakan ponsel Android, mamaku kukuh tidak mau beralih dari ponsel biasa yang hanya bisa digunakan untuk menelepon dan mengirim SMS.

"Opomaneh hape android iku? ndadak ndudul ndudul, drijiku gede-gede kii, eealah njur tuku pulsa gawe internet? gak cukup sepuluh ewu, wegah aku" (= Apalagi hape Android itu? harus pencet-pecet, jemariku besar-besar nih, Ealah terus harus beli pulsa buat internet? Gak cukup sepuluh ribu, Aku ogah"

Mama tinggal sendiri di sebuah kota kecil, kira-kira 2,5 jam perjalanan dari rumahku. Beliau tidak berkenan tinggal di rumah anak-anaknya karena merasa tidak bisa meninggalkan rumah kenangan bersama almarhum papa dan almarhumah adik bungsuku. Jadilah komunikasi dengan mama melalui telepon, SMS dan saya yang mengunjungi beliau satu atau dua bulan sekali karena kakak tinggal di kota yang lebih jauh dan adik lelakiku tinggal di luar pulau sehingga mereka tidak bisa sering-sering pulang ke kampung halaman.

Ada cerita khusus di balik surat mama. Surat ini dikirim bersama paket berisi tas kecil lengkap dengan sabun cair, pasta gigi dan sikat gigi saya dan anak bungsu yang tertinggal di kamar mandi karena buru-buru khawatir tertinggal bus patas terakhir menuju kota tempat kami tinggal.

Elhadalah, padahal kan bulan depannya saya pasti datang lagi. Di rumah juga ada sabun, sikat gigi dan pasta gigi, karena yang di tas kecil itu khusus perlengkapan bepergian. Daan, untuk mengirimkan paket ini mama harus mengeluarkan uang ekstra, ongkos minta tolong tetangga plus biaya kurir yang kalau ditotal jauh lebih mahal daripada isi paketnya. Tapi ya itulah seorang ibu. Sosok yang selalu mengkhawatirkan anak-anaknya, hingga tak memperhitungkan biaya-biaya.

DI hari-hari ulang tahun anak-anakku, mama juga selalu mengirim paket berisi makanan ringan sebagai hadiah, disertai surat pendek ucapan selamat dan sekadar berkabar "tanganku sudah tidak kuat menulis panjang, tulisanku juga makin jelek seperti cakar ayam" ujar beliau suatu ketika.

Membaca kembali surat mama membuat saya tersenyum sekaligus terharu. "mama kirimkan kabin Hatari karena gigi mama sudah tidak kuat" Terkadang beliau dikirimi kakak berbagai kue, termasuk kue kabin. Berhubung gigi beliau sudah tidak kuat mengunyah makanan keras maka dikirimkanlah kue itu ke rumahku. Bayangkan si kue berkeliling dari kota ke kota.  Suatu pelajaran yang kudapatkan, bahwa Mama berusaha untuk selalu menghargai pemberian dan memastikan tidak mubadzir apabila beliau tidak bisa memanfaatkan pemberian karena keadaan.

Mama juga menuliskan permohonan maaf apabila ada salah disertai doa semoga puasa kami diterima. Karena kebetulan saat itu menjelang bulan puasa dan saya pulang dalam rangka 'nyadran' yaitu tradisi berziarah ke makam papa dan adik bungsu menjelang Ramadan. Hati siapa yang tidak tersentuh, jarang ada orang yang lebih tua berkenan memohon maaf duluan, biasanya yang muda yang sowan dan memohon maaf jika ada kesalahan. Tapi Mama tidak demikian. atau mungkinkah beliau sudah memiliki firasat akan segera dijemput kematian, sehingga tidak lupa untuk meminta maaf agar tidak menyesal di alam keabadian? Sebuah pelajaran lagi kudapatkan, agar selalu berhati-hati dalam berkata-kata dan bertindak, berupaya tidak menyakiti orang lain dan tak ragu untuk meminta maaf sebab kematian adalah hal yang pasti meski datangnya tidak bisa diprediksi.

Surat singkat yang membuat hati dan mataku menghangat ini terasa lebih berharga daripada surat wasiat. Sebab saya baru sadar, ini surat terakhir yang beliau tulis sebelum meninggal. Ini paket terakhir karena setelahnya saya tidak lagi menerima kiriman apapun dari beliau. 

Kenangan Foto Terakhir, sebelum berpamitan. Dokpri


Beberapa bulan kemudian terjadi pandemi corona sehingga membuat saya tidak bisa leluasa berkunjung karena blokade dan pembatasan di berbagai wilayah. Sekalinya berkunjung dengan pinjam mobil tetangga, eh baru saja duduk sudah didatangi pak RT, diinterogasi macam-macam. Sehingga kami sekeluarga pun akhirnya pulang kembali ke rumah karena merasa tak nyaman dicurigai.

Pertemuan singkat itupun menjadi pertemuan tatap muka terakhir dengan Mama. Sekitar enam bulan kemudian, ba'da subuh saya menerima telepon dari tetangga yang bertugas merawat beliau di rumah, mengabarkan bahwa Mama ditemukan pingsan dan sudah dibawa ke rumah sakit. Tepat setelah tujuh hari saya menemani beliau di rumah sakit dalam kondisi tidak sadarkan diri, beliau pergi tanpa sempat berpamitan, hanya talqin di telinga beliau tiada henti kulantunkan hingga tarikan nafas terakhir yang dengan lembut beliau lepaskan. Momen yang meninggalkan ceruk menganga di relung hati dan kenangan yang akan selalu membekas hingga nanti.

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI


Share:

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.