catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Lomba-Lomba Agustusan yang Meresahkan

Bulan Agustus segera berhenti bergulir. Kemeriahan perayaan Agustusan pun berangsur berakhir. Beragam cara merayakan kemerdekaan Indonesia, dengan carnaval, pentas seni, malam tasyakuran dan berbagai lomba. Sah-sah aja memeriahkan kemerdekaan, meski tidak turut memperjuangkan. Bukankah merayakan, memperingati sesuatu adalah bentuk rasa syukur atas karunia yang telah diterima? Namun tidak bisa dipungkiri jika di beberapa tempat masih ditemui lomba-lomba meresahkan meski tujuannya memperingati hari kemerdekaan.

Video lomba-lomba konyol yang diklaim sebagai "lomba Agustusan" berseliweran di media sosial. Perlombaan yang tak memiliki esensi peringatan kemerdekaan bahkan tak jarang menyerempet hal-hal yang tak pantas ditinjau dari norma kesusilaan. Sebut saja lomba estafet terong dengan cara mengempit di antara sela paha, lomba mengulum terong berlapis coklat bahkan lomba konyol seperti sepakbola bapak berdaster itupun rasanya tak layak dikatakan sebagai bentuk perayaan kemerdekaan. Dimana esensi menghormati jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dengan mengorbankan segala yang mereka punya? berkorban harta, keluarga bahkan juga nyawa.

"Aah kan ini lomba buat seru-seruan agar meriah" mengapa tidak mengadakan lomba seru dan meriah sekaligus juga mengedukasi seperti misalnya lomba estafet lagu-lagu nasional/lagu perjuangan. lomba tebak nama pahlawan atau lomba cerdas cermat bermateri sejarah perjuangan yang bisa diadakan di sekolah-sekolah. Daripada lomba estafet terong dengan mengempit yang diadakan di sekolah siswa menengah.

Lomba-lomba yang edukatif tak kalah seru dibandingkan lomba yang sekadar lucu. Manfaatnya pun lebih nyata. Anak-anak muda lebih mengenal para pahlawannya, jiwa nasionalisme yang mulai terkikis oleh pengaruh kebudayaan mancanegara bisa muncul kembali karena mendengar dan menghafal lagu-lagu perjuangan. Sedih nggak sih jika anak muda zaman sekarang lebih hafal lirik lagu We Can't be Friends, Cruel Summer atau Foolish dibandingkan Garuda Pancasila? Salah satu cara agar lagu-lagu perjuangan itu tidak lenyap ditelan masa adalah dengan mengadakan lomba. Bisa berupa lomba karaoke atau estafet lirik lagu atau tebak lirik/ sambung syair lagu sehingga bisa diikuti perseorangan atau kelompok.

Yakin deh, lomba yang memperdengarkan lagu perjuangan akan menimbulkan suasana haru sekaligus membuat suasana kian meriah. Hati siapa yang tidak tergetar ketika mendengar dan menyanyikan lirik lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki:

Indonesia tanah air beta

Indonesia sejak dulu kala

Tetap dipuja-puja bangsa

Di sana tempat lahir beta

Dibuai dibesarkan bunda

Tempat berlindung di hari tua

Tempat akhir menutup mata

Di sisi lain, jika dalih mengadakan lomba model estafet untuk membentuk tim yang solid, timwork agar tumbuh rasa solidaritas dan kekompakan mengapa tidak memilih lomba yang melatih fisik sekaligus konsentrasi seperti lomba estafet memasukkan bendera merah putih ke dalam botol?

Masih banyak cara memperingati kemerdekaan yang layak digaungkan seperti misalnya mengadakan bazaar UMKM saat acara gerak jalan sehat dalam rangka memperingati kemerdekaan. Acara seperti ini membantu menggiatkan perekonomian menengah ke bawah yang belakangan kian terengah-engah.

Bazaar saat gerak jalan sehat di perumahan, Dokpri

Andai para pejuang yang telah gugur menyaksikan Indonesia dari alam sana, bisa jadi mereka merasa lega melihat sepak terjang pejuang ekonomi dalam menghidupi keluarga, dibandingkan menyaksikan lomba-lomba konyol, "saru" yang bertujuan memancing tertawa tetapi tidak pada tempatnya.

Jika ingin memperingati kemerdekan dengan meriah melalui parade dan karnaval, mari merayakannya dalam kewajaran. Karnaval dengan kostum unik dan heroik masih dalam batas kelayakan untuk memeriahkan kemerdekaan, tapi tolong tinggalkan karnaval mengenakan kostum aneh-aneh seperti kostum setan dan transgender buat lucu-lucuan serta rasanya tak perlu disertai sound system yang memekakkan.

Lomba Kostum unik di perumahan, Dokpri

Mari merenung sejenak, mengendapkan kembali makna merayakan hari kemerdekaan. Sebagai perbandingan, Malaysia merayakan hari kemerdekaan dalam batas kewajaran seperti parade musik dan pertemuan akbar antar golongan. Rakyat Vietnam merayakan hari kemerdekaannya dengan berbagai lomba kesenian bertema hari kebangsaan. Filipina merayakan kemerdekaan dengan pemutaran film bertema perjuangan secara gratis, lomba lari halang rintang, lomba memasak dan parade menampilkan kostum para pejuang. Tentunya Indonesia yang kaya budaya dan sumber daya harus lebih inspiratif dalam merayakan kemerdekaan yang telah ditebus dengan jutaan nyawa para pejuang dan penduduk sipil dalam berbagai perang melawan penjajah selama tiga setengah abad dan tiga setengah tahun lamanya. Ingat, perjuangan mereka ditebus dengan darah dan air mata, bukan dengan tertawa-tawa karena berhasil menjadi juara estafet terong dikempit paha.

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI


Share:

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.