catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Kaleidoskop 2019

Seiring tenggelam mentari di penghujung 2019, maka 2020 pun menjelang. 
Jika ingin menengok kembali ke tahun 2019, maka seribu rasa berpadu antara susah dan senang. Sebab begitulah kehidupan, suka duka datang bergiliran.

Jika ditanya, "mau dengar berita duka dulu apa suka?" Saya lebih suka mendengar berita duka terlebih dahulu. Agar merasa bagai kata pepatah berakit-rakit dahulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Kenangan-kenangan menyedihkan ini adalah pengingat, agar saya senantiasa bersyukur atas segala nikmat.
Kenangan tentang betapa menyedihkan mendapati anak-anak sakit bergantian. Si Sulung yang sakit kulit parah berbulan-bulan hingga menjadi borok dan nanah. Begitu menderitanya hingga ia memohon sambil menangis untuk berhenti menuntut ilmu di pondok pesantren. Tak hanya fisiknya yang terluka, tetapi jiwanya juga. Entah berapa liter airmata, berapa ratus doa-doa dan biaya yang tercurah, demi memperjuangkan agar ia sembuh dan istiqomah.
Lalu kesedihan ketika mendapati si bungsu cacar air menjelang  Ujian Tengah Semester. Ia tak kalah menderita, bahkan bekas lukanya baru kembali pulih setelah cukup lama.

Kemudian kebahagiaan pun datang. Allah tak pernah ingkar janji, bahwa pertolongannya selalu hadir bersamaan dengan ujian yang Ia turunkan. Inna maál usri yusro. Kemudahan datang sesudah kesulitan. Namun ahli tafsir mengartikan bahwa sesunggahnya kemudahan itu telah disediakan Allah bersama dengan turunnya ujian.

Qodarullah bahagia membuncah, ketika menyaksikan si Mas sembuh dari segala luka. Meski harus mengajukan cuti 9 hari untuk kami bawa berobat di rumah. Alhamdulillah ia sembuh dan bisa naik kelas meski tertinggal pelajaran.
Saat adiknya juga sembuh dari cacar air yang menyiksa. Dan sebelumnya ia telah menitipkan kabar bahagia, menjadi juara II Lomba Tahfidz Porseni MI setingkat Kecamatan Sukodono.


Bahagia dan rasa syukur bergulung-gulung di dada, ketika saya menang dua lomba blog di Kompasiana dan sangat membantu biaya pengobatan ananda. Lalu ketika kebingungan masalah dana untuk beli laptop rusak, biaya-biaya sekolah, qurban di depan mata, Allah mengirimkan kemenangan Samsung S10 dari event Mitra Juara Gojek 2019. Alhamdulillah hasil penjualannya menutup semua kebutuhan yang sama pentingnya.

Maka benar jika Ustadz Salim A Fillah mengingatkan akan suatu nasihat, bahwa tugas kita hanya taat. Ketika pena sudah diangkat, artinya takdir tersurat. Manusia tak mampu mengelak. Jika ujian terasa berat, hendaknya memohon kepada Sang Pemberi Ujian agar bahu dikuatkan menanggung beban dan diberikan jalan keluar yang mencerahkan.

Tahun 2019 yang insyaAllah ditutup dengan rasa syukur. Semoga di 2020 ketaatan kita tak pernah kendur.
Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.