Kata orang Februari bulan
istimewa, bulan penuh cinta. Padahal pangajewantahan cinta tak perlu menunggu
bulan Februari bukan? Namun Februari 2016 adalah bulan istimewa sebab film
inspiratif
"I Am Hope" tayang di bulan ini.
Film bertema perjuangan
penderita penyakit mematikan seringkali terdengar namun I Am Hope The Movie adalah
salah satu film istimewa dan meninggalkan kenangan. Mengapa? Sebab hasil
penjualan novel atau tiket bioskop dari pemutaran film tersebut disumbangkan
untuk yayasan penderita kanker dan rumah singgah. Ya! I Am Hope The Movie
melakukannya.
Kanker, penyakit yang sangat dekat dengan kehidupan keluarga saya. Kakek saya meninggal karena penyakit kanker hati. Pakde dan Bude saya dari pihak Mama meninggal karena kanker, pakde menderita kanker paru-paru, bude saya menderita kanker payudara. Bahkan ketika pasangan suami istri ini meninggal dunia keempat anaknya masih duduk di bangku sekolah. Namun atas kehendak Tuhan keempat sepupu saya yang notabene anak yatim piatu tersebut kini sukses dalam karir dan keluarga. Perjuangan melawan kanker bukan sesuatu yang mudah. Apalagi ketika menyaksikan sendiri anggota keluarga mengalaminya.
Pertamakali saya mengetahui tentang proyek film I Am Hope dari posting status facebook mbak Lygia Pecandu Hujan, salah satu penggiat di Uplek.com. Pikir saya saat itu “apa sih istimewanya film tentang perjuangan penderita kanker? Klise banget” Pendapat saya berubah ketika menyaksikan teasernya di you tube. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah scene tentang gelang harapan.
Kanker, penyakit yang sangat dekat dengan kehidupan keluarga saya. Kakek saya meninggal karena penyakit kanker hati. Pakde dan Bude saya dari pihak Mama meninggal karena kanker, pakde menderita kanker paru-paru, bude saya menderita kanker payudara. Bahkan ketika pasangan suami istri ini meninggal dunia keempat anaknya masih duduk di bangku sekolah. Namun atas kehendak Tuhan keempat sepupu saya yang notabene anak yatim piatu tersebut kini sukses dalam karir dan keluarga. Perjuangan melawan kanker bukan sesuatu yang mudah. Apalagi ketika menyaksikan sendiri anggota keluarga mengalaminya.
Pertamakali saya mengetahui tentang proyek film I Am Hope dari posting status facebook mbak Lygia Pecandu Hujan, salah satu penggiat di Uplek.com. Pikir saya saat itu “apa sih istimewanya film tentang perjuangan penderita kanker? Klise banget” Pendapat saya berubah ketika menyaksikan teasernya di you tube. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah scene tentang gelang harapan.
Gelang yang dibuat dari sisa kain designer senior kebanggaan Indonesia, Ghea Panggabean yaitu Kain Pelangi Jumputan, dan Pelangi adalah simbol dari Harapan
Hope is a Waking Dream – Aristoteles
“setiap kali kamu merasa takut pandanglah gelang ini” seruan yang membuat Mia berjuang melawan kanker dalam satu adegan. Sebuah gelang dengan bandul bertuliskan Hope bisa menjadi “pusaka melawan vonis kematian”. Harapan laksana bahan bakar bagi kehidupan. Harapan adalah impian yang sedang beranjak nyata. Tanpa harapan hidup akan sia-sia. Kata-kata mutiara sang filsuf Aristoteles tampaknya melatarbelakangi gerakan gelang harapan yang kemudian menginspirasi film I Am Hope The Movie Sebuah film dengan bintang-bintang kelas atas yang mampu berakting luar biasa.
Gelang harapan adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh tiga wanita muda yang cukup ternama di Indonesia yaitu Amanda Soekasah, Wulan Guritno dan Janna Soekasah Joesoef. Gerakan ini mulai beraktivitas pada bulan Oktober 2015 yang mengkhususkan beraktivitas memotivasi para survivor kanker dan keluarga untuk tak pernah putus asa menghadapi penyakitnya. Salah satu bentuk kepedulian organisasi nirlaba bagi para penderita kanker adalah proyek film I Am Hope . Sebuah film yang didekasikan bagi para warriors of hope, para survivor kanker. Film inspiratif hasil kerjasama dengan berbagai pihak seperti Uplek.com, Alkimia Production dan Yayasan Dunia Kasih Harapan
Hope is a Waking Dream – Aristoteles
“setiap kali kamu merasa takut pandanglah gelang ini” seruan yang membuat Mia berjuang melawan kanker dalam satu adegan. Sebuah gelang dengan bandul bertuliskan Hope bisa menjadi “pusaka melawan vonis kematian”. Harapan laksana bahan bakar bagi kehidupan. Harapan adalah impian yang sedang beranjak nyata. Tanpa harapan hidup akan sia-sia. Kata-kata mutiara sang filsuf Aristoteles tampaknya melatarbelakangi gerakan gelang harapan yang kemudian menginspirasi film I Am Hope The Movie Sebuah film dengan bintang-bintang kelas atas yang mampu berakting luar biasa.
Gelang harapan adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh tiga wanita muda yang cukup ternama di Indonesia yaitu Amanda Soekasah, Wulan Guritno dan Janna Soekasah Joesoef. Gerakan ini mulai beraktivitas pada bulan Oktober 2015 yang mengkhususkan beraktivitas memotivasi para survivor kanker dan keluarga untuk tak pernah putus asa menghadapi penyakitnya. Salah satu bentuk kepedulian organisasi nirlaba bagi para penderita kanker adalah proyek film I Am Hope . Sebuah film yang didekasikan bagi para warriors of hope, para survivor kanker. Film inspiratif hasil kerjasama dengan berbagai pihak seperti Uplek.com, Alkimia Production dan Yayasan Dunia Kasih Harapan
Hati saya tersentuh menyaksikan adegan-adegan “I
Am Hope” betapa dibutuhkan tekad yang kuat untuk survive dari penyakit parah
yang menyebabkan penderitaan bertahun-tahun. Diperlukan semangat yang tak lelah
berkobar melawan vonis mati yang telah dijatuhkan. Setiap jiwa pasti merasakan
mati namun penderita kanker seolah telah kehilangan separuh hidup ketika
menerima vonis mati untuk pertama kalinya.
Adegan ketika Mia merasa mulai lelah dengan pengobatan kemoterapi yang harus dijalaninya bukan isapan jempol belaka. Apalagi kenangan bahwa sang Mama meninggal karena penyakit yang sama meskipun telah menghabiskan biaya demi pengobatan semasa hidupnya. Seolah menyurutkan semangatnya untuk berjuang melanjutkan kehidupan. Saya teringat kembali dengan posting seorang teman facebook mbak Tri Wahyuni Zuhri yang juga seorang survivor kanker.
Adegan ketika Mia merasa mulai lelah dengan pengobatan kemoterapi yang harus dijalaninya bukan isapan jempol belaka. Apalagi kenangan bahwa sang Mama meninggal karena penyakit yang sama meskipun telah menghabiskan biaya demi pengobatan semasa hidupnya. Seolah menyurutkan semangatnya untuk berjuang melanjutkan kehidupan. Saya teringat kembali dengan posting seorang teman facebook mbak Tri Wahyuni Zuhri yang juga seorang survivor kanker.
Saya turut meneteskan air
mata membaca curhat mbak Yuni ketika ia nyaris menyerah menjalani kemoterapi.
Kemoterapi bukan proses yang mudah untuk dijalani. Kesakitan luar biasa,
pengobatan yang menimbulkan berbagai dampak seperti rambut rontok, rasa tak nyaman
di seluruh tubuh, kehilangan nafsu makan adalah medan perang yang harus
dihadapi penderita kanker.
Tak mengherankan jika perasaan ingin menyerah terkadang muncul, bukan karena tak ingin berjuang namun karena kesakitan luar biasa yang harus diderita. Menghadapi situasi demikian dukungan orang-orang terdekat, sahabat, kerabat sangat dibutuhkan seperti yang dialami oleh Mia. Harapan, adalah segenggam harta yang menjadi penyala semangat bagi survivor kanker untuk berjuang mendapatkan kebahagiaan dan kesembuhan. “Hidup itu menjalani apa yang kita cintai” Tidak berlebihan jika I Am Hope disebut sebagai film inspiratif tahun ini. Waktu seperti bergulir tanpa perasaan. Mia harus berpacu dengan waktu, bisakah ia mewujudkan impian menyelenggarakan pentas teater sebelum vonis kematian menjadi kenyataan?
Penasaran dengan teaser I Am Hope The Movie? Jangan ketinggalan menyaksikan cuplikan-cuplikan adegan dan mengikuti serangkaian sayembaranya.
Tak mengherankan jika perasaan ingin menyerah terkadang muncul, bukan karena tak ingin berjuang namun karena kesakitan luar biasa yang harus diderita. Menghadapi situasi demikian dukungan orang-orang terdekat, sahabat, kerabat sangat dibutuhkan seperti yang dialami oleh Mia. Harapan, adalah segenggam harta yang menjadi penyala semangat bagi survivor kanker untuk berjuang mendapatkan kebahagiaan dan kesembuhan. “Hidup itu menjalani apa yang kita cintai” Tidak berlebihan jika I Am Hope disebut sebagai film inspiratif tahun ini. Waktu seperti bergulir tanpa perasaan. Mia harus berpacu dengan waktu, bisakah ia mewujudkan impian menyelenggarakan pentas teater sebelum vonis kematian menjadi kenyataan?
Penasaran dengan teaser I Am Hope The Movie? Jangan ketinggalan menyaksikan cuplikan-cuplikan adegan dan mengikuti serangkaian sayembaranya.
Melihat teasernya saya jadi membayangkan
sebagai penulis skenario. Andai saya seorang penulis skenario saya akan membuat
ending yang mengharukan tetapi menggigit. Saya akan menulis skenario bahwa
proyek pementasan teater mega kolosal impian Mia akan berjalan lancar dengan
bantuan dana meski harus ia selesaikan di atas kursi roda di sela kemoterapi
yang harus dijalani secara rutin. Ia juga akhirnya menikah dengan David dan memiliki seorang
anak namun meninggal sesaat setelah melahirkan. Kelak sang anak akan tumbuh menjadi wanita mandiri bersama bimbingan sang ayah ia mendirikan yayasan sosial bagi penderita kanker dan meneruskan perjuangan ibundanya untuk membantu pembiayaan pengobatan penderita kanker yang tak memiliki cukup dana melalui pentas seni dan penjualan suvenir gelang harapan. Saya memilih ending demikian
karena saya ingin memotivasi para penderita kanker untuk tak patah arang.
Berharap Ending yang saya
pilih menyadarkan kita kembali bahwa kematian adalah takdir yang tak bisa
dimajukan atau dimundurkan. Setiap insan masih memiliki kesempatan hidup yang
sama untuk hidup selama hayat masih dikandung badan. Meski vonis kematian
dijatuhkan namun bukan berarti penderita kanker harus menyerah pada keadaan.
Eh tapi untuk menyaksikan ending sebenarnya saksikan I Am Hope The Movie di gedung-gedung bioskop di Indonesia tanggal 18 Februari 2016. Presalenya bisa dibeli di http://bit.ly/iamhoperk.
Banyak contoh survivor kanker yang berhasil hidup lebih lama dari prediksi dokter bahkan beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang seperti Rima Melati yang bahkan harus kehilangan suami untuk lebih dahulu meninggalkan dunia fana meski sang suami tak pernah terdengar kabar menderita penyakit berbahaya seperti dirinya, Epy Kusnandar pemeran Kang Mus dalam serial TV Preman Pensiun sempat divonis hanya mampu bertahan hidup empat bulan terhitung sejak vonis dokter berkenaan dengan kanker otak yang dideritanya. Epy berjuang melawan penyakitnya dan masih mampu berperan dalam beberapa film layar lebar maupun serial. Kisah-kisah ini sekedar sebagai pengingat bahwa takdir kematian adalah hak prerogatif Tuhan dan penyebab kematian tidak dapat dipastikan sebelumnya.
Kematian pasti datang entah kapan dan tugas kita sebagai insan bukan untuk meratapi menanti datangnya sang malaikat pencabut nyawa namun mempersiapkan agar kematian menjadi jalan pembuka menuju kehidupan berikutnya yang lebih mulia. Agar kenangan tentang kita akan selalu hadir di benak orang-orang tercinta bahwa tak pernah ada kata menyerah sebelum nyawa benar-benar terlepas dari raga. Seberapa panjang kehidupan yang kita miliki akan lebih bermakna jika kehadiran kita bermanfaat bagi orang lain.
Soundtrack adalah nyawa bagi sebuah film. Lagu Nyanyian Harapan yang dibawakan dengan manis oleh Ran ini sangat cocok sebagai Soundtrack I Am Hope. Bukan lagu sendu menyayat hati menanti mati namun lagu rancak yang manis menyuarakan tentang harapan untuk terus hidup menjalani hidup penuh cinta dan tak ragu berbagi.
Eh tapi untuk menyaksikan ending sebenarnya saksikan I Am Hope The Movie di gedung-gedung bioskop di Indonesia tanggal 18 Februari 2016. Presalenya bisa dibeli di http://bit.ly/iamhoperk.
Banyak contoh survivor kanker yang berhasil hidup lebih lama dari prediksi dokter bahkan beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang seperti Rima Melati yang bahkan harus kehilangan suami untuk lebih dahulu meninggalkan dunia fana meski sang suami tak pernah terdengar kabar menderita penyakit berbahaya seperti dirinya, Epy Kusnandar pemeran Kang Mus dalam serial TV Preman Pensiun sempat divonis hanya mampu bertahan hidup empat bulan terhitung sejak vonis dokter berkenaan dengan kanker otak yang dideritanya. Epy berjuang melawan penyakitnya dan masih mampu berperan dalam beberapa film layar lebar maupun serial. Kisah-kisah ini sekedar sebagai pengingat bahwa takdir kematian adalah hak prerogatif Tuhan dan penyebab kematian tidak dapat dipastikan sebelumnya.
Kematian pasti datang entah kapan dan tugas kita sebagai insan bukan untuk meratapi menanti datangnya sang malaikat pencabut nyawa namun mempersiapkan agar kematian menjadi jalan pembuka menuju kehidupan berikutnya yang lebih mulia. Agar kenangan tentang kita akan selalu hadir di benak orang-orang tercinta bahwa tak pernah ada kata menyerah sebelum nyawa benar-benar terlepas dari raga. Seberapa panjang kehidupan yang kita miliki akan lebih bermakna jika kehadiran kita bermanfaat bagi orang lain.
Soundtrack adalah nyawa bagi sebuah film. Lagu Nyanyian Harapan yang dibawakan dengan manis oleh Ran ini sangat cocok sebagai Soundtrack I Am Hope. Bukan lagu sendu menyayat hati menanti mati namun lagu rancak yang manis menyuarakan tentang harapan untuk terus hidup menjalani hidup penuh cinta dan tak ragu berbagi.
Hidup terkadang sulit diterka
akan kemana membawa kita
bila saja segala rencana berjalan apa adanya
Walau tak mudah untuk bertahan
Ku menolak kalah oleh keadaan
meski tiada yang jamin ku di sini
esok masih melihat mentari
Harapan tak kan mati
Ku tak sendiri
Percaya dalam gelap sinar kan menyala, harapan kan ada
Berhentilah berputus asa
Ku pasti bisa
Percaya dalam gelap harapan kan datang, membawakan terang
Hidup ini sangat berarti
Tak ingin kuberhenti bermimpi
Selama tali harapan terikat di hati
Tak akan kuberhenti mengarungi deras hidup ini
“PRE SALE
@IAmHopeTheMovie yang akan tayang di bioskop mulai 18 februari 2016. Dapatkan
@GelangHarapan special edition #IAmHope hanya dengan membeli pre sale ini
seharga Rp.150.000,- (untuk 1 gelang & 1 tiket menonton) di
http://bit.ly/iamhoperk Dari #BraceletOfHope 100% & sebagian dari profit
film akan disumbangkan untuk yayasan & penderita kanker sekaligus membantu
kami membangun rumah singgah.
Follow Twitter@Gelangharapan dan @Iamhopethemovie
Follow Instagram
@Gelangharapan dan @iamhopethemovie
Follow Twitter @infouplek
dan Instagram @Uplekpedia
#GelangHarapan
#IamHOPETheMovie #BraceletofHOPE #WarriorOfHOPE #OneMillionHOPE #SpreadHope”
selalu ada harapan dan keajaiban dalam hidup bagi yang memiliki keyakinan kuat bahwa Allah selalu dekat dengan hambaNya. Terima kasih postingannya jadi mengingatkan.
ReplyDeletepostingan ini sebenarnya juga muhasabah buat diri saya sendiri mbak, terimakasih atas atensinya :)
DeleteJadi sedih baca ini.. My Mom juga meninggal karena kanker.
ReplyDeleteAl Fatihah untuk beliau...yuk kita upayakan membantu survivor kanker dengan share info film ini mbak Ela :)
DeleteKapan sih film ini diputar? Duh gak sabar banget pingin liat. Pada nulis ini semua.
ReplyDelete18 Februari mbak seperti post saya di atas, catet :)
DeleteSemoga menang mbk, ulasannya lengkap, aku sendiri mau nulis orang yang disekitarku penderita kanker sediih enggak tega gimana gitu
ReplyDeleteAamiin. Niatan saya selain berpartisipasi dalam lomba blog ini juga berharap dapat membantu share info agar yayasan Gelang Harapan dan I am Hope The Movie bisa berbuat lebih banyak bagi survivor kanker mbak Naqi, thank you udah mampir :)
Deletefilm yg inspiratif ya
ReplyDeletenonton bareng yuk mbak :)
DeleteHarapan laksana bahan bakar kehidupan. Ini keren, jd pengin nonton filmnya, tfs
ReplyDeleteayuk mbak Murti kita nonton bareng, eh tapi nobar di dua kota yang berbeda ya...maturnuwun udah mampir :)
DeleteSemoga banyak yang termotivasi melalui film ini ya Mbak Dwi
ReplyDeleteaamiin mbak Niar, semoga berkah I Am Hope sampai kepada para survivor kanker. terimakasih sudah berkenan mampir :)
Delete