“Adakala suatu masa dalam kehidupan kita merasa terpuruk dan tak berarti namun pilihan sepenuhnya ada pada diri kita sendiri apakah kita akan bangkit lagi atau tidak sama sekali” status facebook yang saya tulis tersebut terinspirasi dari ucapan Jackie Chan di film Karate Kid sekaligus mengingatkan saya kembali akan informasi penting di artikel Indscript creative tentang Personal Branding Agency bahwa meditasi dapat mengobati sakit hati.
Bagaimana meditasi mampu mengobati sakit hati ? kembali pada tujuan utama bermeditasi adalah untuk meraih ketenangan hidup. Meditasi membimbing kita menenangkan diri, menuntun untuk menemukan solusi terbaik yang harus dituju dan memberikan pengaruh positif pada keadaan di masa yang akan datang. Meditasi bisa membantu Anda mengikis trauma dan sakit hati, karena kita akan dituntut untuk berdamai dengan diri sendiri apapun masalah yang sedang dihadapi. Meditasi mampu membuat kita untuk menganggap persoalan sebagai skenario yang harus dihadapi dan dilalui dan bukan sebagai sesuatu yang harus disesali apalagi disalahkan atas apa yang telah terjadi. Meditasi mampu membuat kita kembali mencintai diri sendiri, mendekatkan diri pada Tuhan, dan mengubah hidup kita lebih positif. Mengapa meditasi bisa mengubah trauma menjadi lebih positif? Sebab, meditasi membantu kita menenangkan tubuh dan pikiran melalui pernafasan yang mendorong gelombang otak menjadi lebih tenang. Meditasi membuat kita fokus pada masa kini, bukan masa lalu ataupun angan-angan berlebihan akan masa depan. Ketika ketenangan sudah didapatkan, maka kita akan lebih menikmati hidup saat ini sehingga mampu menapak masa depan dalam keoptimisan.
Apa yang harus kita lakukan saat kita diliputi sakit hati dan dikuasai kemarahan ?.
Tengoklah yang ditulis Adjie Silarus di blognya tentang anger management : Saat kita sedang marah, ratusan otot-otot di wajah menjadi tegang, kita seperti bom yang siap meledak sewaktu-waktu. Akan tetapi, jika kita memahami bagaimana cara bernafas masuk dan bernafas keluar serta senyum, walaupun senyum itu bukanlah senyum gembira, meskipun itu hanyalah senyum senam mulut, senyum itu pasti akan menghadirkan ketenangan.
Ketika kemarahan muncul, bernafas masuk dan bernafas keluar serta mengatakan,”Hai kemarahanku.”
Bernafas masuk, “Aku sadar kemarahanku datang.”
Bernafas keluar, “Aku mencoba untuk senyum.”
Kita dapat belajar untuk menyadari kehadiran kemarahan yang datang sebagai tamu tak diundang dan kita dapat menyambutnya dengan energi yang lain untuk menjamu kemarahan kita.
Bernafas masuk, “Aku sadar aku marah.”
Bernafas keluar, “Aku sadar marah itu masih ada di dalam ruang keluargaku.”
Dengan berlatih mengatakan hal ini, kita sedang menyadari akan kemarahan yang ada di dalam diri kita. Mengenali perasaan merupakan dasar kecerdasan emosional
Bahagia atau nestapa adalah sebuah pilihan, bukan dicari di luar diri namun diciptakan dari dalam hati.
Sedang merasa frustasi atau sakit hati ? selain meditasi seperti yang dicontohkan Adjie Silarus, giat menulis laiknya kegiatan Indscript Creative merupakan aktivitas positif yang sepatutnya diterapkan.
Hmmm tampaknya saya bisa menulis status facebook baru "Saat kita merasa terpuruk, dikuasai kemarahan dan merasa tak berarti saatnya mengambil jeda dengan bermeditasi untuk mendapatkan pencerahan agar lebih bersyukur atas nikmat Tuhan"
Personal Branding Agency, Indscript Creative
Manajemen Adjie Silarus, 268ED6C1
Hmmm .. kalo di kita, shalat itu meditasi kita ya mbak. Pasti bisa membantu kalo shalat kita sudah seperti yang seharusnya :)
ReplyDeleteOya good luck mbak Dwi
betul mbak niar, intinya meditasi itu bukan lagi bersila lalu semedi, tetapi melakukan sesuatu dengan fokus, dari hati dan ikhlas mensyukuri itulah meditasi :), makasih udah berkenan mampir..
ReplyDeleteTulisan yang mencerahkan mbak dwi. TS ya mbak :)
ReplyDeletemakasih mbak Ecky udah bersedia mampir :)
ReplyDelete