catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Tentang Rezeki, Minta Lebih Atau Dicukupkan?

Alhamdulilllah, untuk kedua kalinya menang event instagram #TantanganKebaikan yang diselenggarakan Dompet Dhuafa. Pa Ramadhan tahun lalu Alhamdulillah jadi salah satu pemenang harian dari 30 tantangan yang tersedia. Seru, selama 30 hari para peserta ditantang untuk melakukan kebaikan sesuai tema tantangan yang diberikan. 

Kali ini Tantangan Kebaikan bertema pergantian tahun. Ya, ganti tahun Masehi, artinya jatah umur di dunia berkurang lagi. Apa ya kita masih stagnan gitu-gitu aja. Padahal petuah bijak mengatakan bahwa orang yang hari ini amalannya tidak ada perubahan dibandingkan hari lalu adalah orang yang rugi, orang yang lebih buruk adalah orang yang bangkrut. Nah Tantangan Kebaikan ini menginspirasi peserta untuk berbuat kebaikan, bahkan mungkin yang belum pernah kita lakukan.

Alhamdulillah, sebagai salah satu dari peserta pemenang harian saya kebagian satu paket hadiah: Beras 1 Kg, Gula Semut 250 gram Kopi Satu pak (merupakan paket produk dari Berlian SAE sebagai mitra Dompet Dhuafa), tumbler air panas, satu set sedotan logam dan voucher Sodexo 100 Ribu.

Saya heran, kenapa kok mau Dompet Dhuafa kirim hadiah berat. Ongkirnya sudah berapa itu. Kalau dikonversi ke voucher belanja kira-kira bisa lah mencapai 300 Ribuan.

Lalu saya seperti ditegur Allah. Ternyata stok beras kami habis sebelum waktunya belanja bulanan sebab digunakan untuk takziah beruntun dalam waktu berdekatan. Dan gula semutnya menjadi sumber inspirasi bagi saya menulis artikel yang diikutkan dalam lomba blog bertema pangan lokal bernutrisi. Masya Allah. Sebelum saya meminta, Allah sudah mencukupkan.

Memang kalau dipikir-pikir rezeki yang kami,, saya terima..benar-benar Cukup, tidak kurang tidak lebih. Meski jauh di lubuk hati saya ingin menggenapkan rukun Islam untuk berhaji, nyatanya nyaris tidak ada uang sisa untuk ditabung menjadi ONH. Ada uang simpanan dari BPJS Tenaga Kerja setelah saya resign tempo hari tapi saya masukkan untuk investasi SUKUK. Dan jumlahnya juga masih jauh dari setoran awal. 

Setiap kali terima gaji, suami menyisihkan untuk membayar SPP santri langsung enam bulan dan mengisi Tabungan Santri selama satu semester. Juga untuk keperluan daftar ulang yang butuh uang jutaan. Sedangkan gaji suami hanya berkisar di UMR Surabaya. Tapi Alhamdulillah, Allah benar cukupkan, kami tak (pernah lagi) berhutang. Kapoklah dulu pernah berhutang melalui KPR saat saya masih kerja. Dan cukup menyedihkan ketika untuk biaya operasi suami yagn patah tulang karena kecelakaan harus berhutang ke kakak ipar karena ketiadaan biaya.
Semoga Allah cukupkan selalu, dan mengaruniai kami dengan kesehatan agar tak perlu biaya perawatan rumah sakit.

Jadi sebenarnya saat berdoa, kita minta "tolong lebihkan rezeki kami ya Allah agar kami bisa naik haji, rutin berinfaq sedekah, berqurban setiap tahunnya" atau kita berdoa "cukupkanlah kami dengan rezeki yang halal, agar kami tidak tergoda oleh rezeki yang syubhat dan haram" ??

Berdoa adalah ranah pribadi. Kita tak bisa memaksakan pilihan doa kita pada orang lain. Tetapi saya cenderung lebih nyaman dengan doa "mohon dicukupkan" sebab pernah mencoba "mohon dilebihkan" rasanya saya kok kurang bersyukur, sebab kata "lebih" artinya sekarang sedang "kurang"
Sedangkan kata mohon dicukupkan, bisa berarti agar hati ini selalu merasa cukup, sehingga rasa syukur menjadikan pikiran tenang.

Berhaji adalah kewajiban, bagi yang mampu dan dimampukan. InsyaAllah saya yakin, jika Allah berkehendak kelak saya akan dipanggil untuk memenuhi seruanNya entah lewat jalan atau biaya dari mana. Namun seperti yang selalu saya lantunkan dalam doá,  jika memang saya tidak ditakdirkan menggenapi lima rukun Islam dan mati sebelum berhaji, semoga dosa saya tetap diampuni, sholat isyra' yang pernah saya tunaikan bisa memperberat timbangan amal kebaikan karena pahalanya setara umroh dan haji, dan amalan shalih saya terutama sholat mendapatkan nilai yang bisa menghindarkan saya dari api neraka.

Ridho'Allah adalah segalanya. Cukup atau lebih hanyalah perhitungan manusia. Dan doa adalah sarana untuk menentramkan hati, demi mencari keselamatan akhirat maupun dunia.



Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.