catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Besali, Kisah Tentang Buku-buku dan Besi

Judul buku  : Besali
Penulis       : Shabrina WS
Penerbit     : Laksana
Halaman    : 292 halaman
Cetakan pertama 2019

Jika kita dihadapkan pada dua pilihan: mewujudkan impian sendiri atau mentaati permintaan orang tua sebagai wujud taat kepada Illahi, jalan mana yang akan kita lalui?
Gamang, gundah, ragu, khawatir, berkecamuk di dada Lohita Sasi, ketika membaca surat wasiat sang ayah yang berpesan agar Besali (bengkel pandai besi) sebagai warisan keluarga secara turun temurun harus terus hidup dan menjadi tanggung jawabnya sepenuhnya. Tanggung jawab Lohita, seorang wanita pecinta buku, anak bungsu yang memiliki tiga kakak laki-laki. Mengapa bukan Soma, Sakti atau Bagas yang mendapat tugas melanjutkan Besali? Pada akhirnya Lohita bisa memahami, bahwa ketiga kakaknya tidak pernah tertarik menjadi pandai besi. Dan memilih merantau demi menghindar dari kewajiban melanjutkan warisan keluarga, mengelola Besali. 


Sedangkan Lohita meski seorang wanita dan tidak paham pekerjaan pandai besi, sang ayah meyakini bahwa Sapta, orang kepercayaannya akan membantu menjaga, merawat, melanjutkan aktivitas Besali setelah ia pergi.
Masalah timbul, ketika Lohita menyadari bahwa sejak lama ia telah menjaga jarak dengan Sapta, sosok yang telah bertahun-tahun menjadi anak buah kepercayaan Pak Pande, ayahnya dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan di Besali. Ya, sejak Lohita mendengar kasak-kusuk tetangga bahwa ayahnya berniat menjodohkannya dengan Sapta, ia merasa tak nyaman lagi berada di dekatnya dan memilih membangun tembok, merenggangkan jarak sehingga Sapta pun merasa jengah. 

Hingga akhirnya Lohita menemukan Rey, seorang pegawai bank yang berjiwa sastrawan. Bekerja dengan angka-angka tetapi menulis puisi semahir begawan asmara. Rey yang selalu penuh perhatian, Rey yang mencintai buku seperti Lohita menggandrungi buku dan memiliki toko buku sebagai bagian dari jalan hidupnya. Rey yang menemaninya menyusuri tempat-tempat wisata nan indah di Pacitan dan menulis puisi-puisi menawan.

Berkat saran Rey pula, Lohita memasang iklan yang menyatakan Besali membuka lowongan kerja demi mewujudkan wasiat ayahnya, tanpa berharap kepada Sapta, setelah sekian lama ia menutup Besali sementara. Bagaimana perasaan Sapta ketika mendengar iklan tersebut disiarkan di radio sedangkan ia telah berjanji kepada Pak Pande untuk menjaga Besali (dan Lohita) dan Soma selalu mewanti-wanti untuk merawat Besali dan adik perempuan satu-satunya.

Shabrina WS, mampu mengolah konflik batin Lohita dengan manis. Buku atau besi? Rey atau Sapta? Hidup selalu dihadapkan kepada pilihan dan pertanyaan. Kita selalu punya mimpi, tetapi pesan orang tua sudah sepatutunya kita taati. Hidup seringkali menyajikan kejutan, menghadirkan sesuatu yang terkadang tidak kita inginkan. Lalu kita anggap sebagai pengusik kebahagiaan. Sebagaimana yang dirasakan Lohita, tepat di saat paling membahagiakan dan membuatnya serasa terbang di angkasa. Ketika toko buku miliknya dipinang Rey sebagai tempat peluncuran buku karyanya "Perayaan Musim" di kala musim hujan mulai menyapa. 

Tak ada dalam benak Lohita bahwa musim semi akan tiba-tiba berganti menjadi penghujan baginya, ketika di saat paling membahagiakan, nama Venus hadir tiba-tiba. Maka, siapa yang akan dipilih Rey? Bagaimana dengan Besali? akankah kisahnya berakhir ketika polisi mencurigai bengkel pandai besi ini sebagai penadah besi-besi yang telah dicuri?

Besali bukan novel picisan, yang berisi kata-kata rayuan memabukkan. Besali mengajarkan bahwa kehilangan akan membuka peluang baru bertemu ruang-ruang.


Ciri khas Shabrina WS adalah diksinya yang luar biasa, bahkan kehilangan karena kematian dilukiskannya dengan saat indah. 
...hidup dan mati seperti musim yang datang dan pergi, bisa lebih lambat atau lebih cepat. Tidak ada yang tahu, tak bisa diramalkan tetapi sudah menjadi kepastian. ~ Besali hal. 18, Shabrina WS 
Satu hal lagi yang suka dari karya Shabrina WS, dalam novel-novel terbarunya ia selalu berupaya mengangkat kearifan lokal Pacitan, tanah kelahirannya. Imajinasi dan syaraf sensori pembaca pasti bergetar karena lapar membayangkan ubi yang direbus dengan gula aren dan ditaburi parutan kelapa atau gurihnya kacang goreng wingko buatan sang nenek Sapta. Pembaca juga tergelitik untuk berkunjung ke Pantai Pidakan yang aksesnya melewati kebun kelapa, atau ke Pantai Klayar yang kian terkenal atau Pantai Banyu Tibo nan fenomenal.
Mbak Shabrina - Eni, terimakasih telah menulis Besali. Membacanya seperti meneguk air segar ketika dahaga. Menuntaskannya dalam satu kali baca, mengantarkanku bermimpi indah sekali. 
Share:

No comments:

Post a Comment

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.