Definisi Wastra Nusantara
Wastra Nusantara, istilah tersebut mulai
dikenalkan kepada masyarakat Indonesia untuk menggantikan penyebutan “kain
tradisional nusantara” Kata Wastra merupakan kata serapan yang berasal dari
bahasa Sansekerta. Wastra dalam bahasa Sansekerta berarti sandhangan atau
selembar kain.
Secara
simbolis Wastra Nusantara bukan sekadar kain biasa. Wastra Nusantara merupakan
kain yang menjadi ciri khas sekelompok masyarakat atau suku bangsa. Kain
tersebut biasanya memiliki dimensi tertentu meliputi ukuran panjang, lebar dan
warna serta mengandung makna tertentu.
Sejarah Wastra Nusantara
Wastra
nusantara adalah salah satu identitas Indonesia. Sebagai produk kebudayaan,
wastra nusantara merupakan hasil asimilasi dari peradaban bangsa-bangsa yang
berada di sekitar wilayah nusantara. Sebagaimana dilansir Dewimagazine.com, seorang
antropolog dari Universitas Indonesia, Wieke Dwiharti menjelaskan bahwa sejarah
kain tradisional bermula sejak abad kedua. Tepatnya ketika pengaruh agama Hindu
mulai merambah nusantara.
Posisi
nusantara yang strategis menjadi faktor utama bertemunya pengaruh budaya dari
berbagai suku bangsa yang masuk melalui para pendatang baik yang singgah untuk
berdagang atau keperluan lainnya. Di abad kedua tersebut pengaruh yang paling
kuat adalah dari bangsa yang tinggal di wilayah utara nusantara seperti daratan
China dan barat nusantara seperti masyarakat India (Hindi) dan Buddha.
Jenis-Jenis
Wastra Nusantara
Wastra
Nusantara mewakili identitas suatu suku bangsa. Namun saat ini masyarakat luas
bisa turut mengenakan karena wastra telah menjadi komoditi dagang. Berikut ini
adalah beberapa jenis Wastra Nusantara berdasarkan motif dan cara pembuatannya:
1.
Batik
Batik merupakan Wastra Nusantara paling populer.
Cara membuatnya melalui beberapa proses yaitu pemotongan kain mori, mengetel
(menghilangkan lapisan kanji dari mori), nglengreng (menggambar pola pada
kain), isen-isen (memberi isian atau variasi ornamen pada motif), nembok
(mengeblok bagian kain yang tidak diwarnai), ngobat (mewarnai kain yang sudah
ditembok/diblok) pada larutan zat warna, menghilangkan lapisan lilin dengan
cara merebus kain menggunakan air mendidih dan pencucian yang membersihkan kain
secara seksama untuk kemudian dikeringkan. Hampir setiap suku di Indonesia
memiliki motif batik yang khas. Batik terutama dikenal sebagai warisan budaya
Jawa, Kalimantan dan Madura dengan motif unik di setiap wilayah. Batik semakin
mendunia ketika Unesco mengesahkannya sebagai warisan dunia budaya pada 2
Oktober 2009.
2.
Lurik
Lurik lebih dikenal sebagai wastra khas suku Jawa
khususnya Yogyakarta dan Jawa tengah. Ciri wastra ini adalah motif yang berupa
garis lurus yang searah dengan panjang kain.
3.
Gringsingan
Gringsingan merupakan kain tradisional khas Bali.
Bahan untuk mewarnai kain ini berasal dari alami mulai dari kulit pohon,
kelopak bunga hingga minyak kemiri. Wastra ini dahulu dikenal untuk
perlengkapan upacara sakral yang menunjukkan keagungan. Kini gringsingan juga
sering digunakan sebagai tema adi busana di pagelaran dan pameran busana karya
perancang-perancang ternama seperti Oscar Lawalata.
4.
Songket
Songket terutama dikenal sebagai wastra khas
Palembang dan Lombok. Membuat kain songket sangatlah sulit sebab kain ditenun
menggunakan benang yang warnanya bisa berbeda-beda untuk menghasilkan motif
tertentu. Konon kain Songket sarat makna filosofi. Songket diyakini mewakili
sifat kodrati manusia yang melalui proses lahir, tumbuh dan berkembang dalam
dinamika kehidupan.
5.
Ulos
Ulos dikenal sebagai wastra khas masyarakat Batak
di Sumatera Utara. Cara membuat Ulos mirip dengan Songket, yaitu dengan ditenun
secara manual. Ulos dibuat melalui proses yang cukup rumit. Kapas dipintal
menjadi benang kemudian benang melalui proses pewarnaan sesuai keinginan
setelah sebelumnya melalui proses gatip (benang yang diinginkan tetap berwarna
putih diikat dengan daun serai sebelum gulungan benang dicelupkan dalam pewarna
alami hasil fermentasi) Proses berikutnya masih cukup panjang yaitu: unggas
(pencerahan benang), ani (penguntaian benang), tonun (proses penenunan) dan
sirat (menambahkan pengikat untaian ulos)
Isi blognya sangat bermanfaat sekali, terimakasih.
ReplyDeleteBanyak sekali ya jenis-jenis Wastra Nusantara
ReplyDeleteDari jenis jenis Wastra Nusantara yang saya punya hanya batik, dan lurik hehe
ReplyDeleteWah terimakasih sudah membuat blognya, saya jadi tau sejarah Wastra Nusantara.
ReplyDeleteWastra Nusantara yang paling di kenal banyak masyarakat memang batik hehe
ReplyDeleteIsi blognya sangat bermanfaat sekali, terimakasi sudah membuat blognya.
ReplyDelete