"Berhaji itu wajib. Setidaknya niat untuk berhaji wajib ada
pada hati setiap umat muslim" tausyiah ustadzah dalam suatu majelis taklim menampar
saya pelan. Selama ini saya menganggap bahwa naik haji buat saya pribadi
membutuhkan keajaiban. Ya bagaimana tidak butuh keajaiban karena untuk hidup
sehari-hari kami harus pandai-pandai menyiasati.
Semula saya pikir naik haji adalah ibadah bagi mereka yang
memiliki kemampuan ekonomi. Mendaftar ibadah haji harus memiliki sekian rupiah
dan wajib lunas ketika tiba saat berangkat naik haji sesuai antrian di
Departemen Agama. Lalu darimana uang pelunasan ONH kami jika untuk biaya hidup dan
bayar sekolah anak saja pas-pasan?
Pencerahan memang bisa datang darimana dan
kapan saja. Demikian pula halnya dengan pencerahan yang saya peroleh tentang
kewajiban berhaji. Sebuah buku hadiah kuis dari penerbit berjudul : Cara Mudah
Menuju Mekah memberikan secercah cahaya menerangi pikiran yang khawatir tak
mampu berhaji hingga saatnya mati.
Pemikiran
saya tentang “ketidakmampuan” naik haji menurut penulis buku tersebut adalah
salah satu kendala sebelum berhaji. Dalam buku tersebut dibahas beberapa
kendala yang menyebabkan seseorang muslim bahkan tak pernah memiliki niat untuk
berhaji. Kendala berhaji menurut Firmansyah Dimmy, sang penulis buku Cara Mudah
Menuju Mekah adalah:
1.
Merasa belum mampu
seperti yang telah saya singgung sebelumnya, kondisi ekonomi pas-pasan adalah penyebab
merasa bahwa naik haji hanyalah mimpi. Pemikiran ini sangat berdampak pada pupusnya niat untuk berangkat haji.
2. Lingkungan yang kurang kondusif,
berada di lingkungan yang
mementingkan keduniawian dan gaya hidup hedonis bisa mematahkan niat pergi
berhaji. Jangankan naik haji, larut dalam kegembiraan dunia bahkan bisa membuat
seseorang lupa melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah qauliyah dan amaliyah lainnya.
3.
Menunggu waktu yang tepat
kalimat ini sering kita
dengar terlontar spontan jika seorang muslim yang sehat, berkecukupan ekonomi
tapi tak segera naik haji. “menunggu waktu yang tepat” sekarang masih repot
mengurus keluarga, sibuk bekerja, mengembangkan bisnis. Nanti sajalah kalau
sudah usia lanjut. Padahal tak ada yang menjamin usia kita bisa sampai tua.
4.
Belum ada panggilan
Ibadah haji seringkali diibaratkan
sholat. Menunggu adzan baru berangkat. Mampu fisik dan ekonomi tapi tidak
segera berangkat ke Mekah beralasan “belum ada panggilan” seperti halnya muslimah yang
belum berhijab menjawab “masih menjilbabi hati, menunggu hidayah”. Ya Allah, ampuni hamba, bahkan hidayah ternyata bukan dinanti tetap harus dikejar dan dicari
5.
Tidak bisa mengaji.
Buta huruf Al Quran
menyebabkan seseorang merasa minder untuk naik haji. Khawatir tidak mampu
berdoa dan melafazkan dzikir yang harus diucapkan dalam bahasa Arab. Alhamdulillah buku panduan ritual haji dari Departemen Agama kini sudah dilengkapi doa-doa yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Bahkan sebenarnya kalimat-kalimat thayyibah seperti basmalah, hamdalah atau tahmid, tasbih, tahlil, takbir, hasbalah (Hasbunallah wa ni'mal wakil), talbiyah (Labbaik Allahumma labbaik) atau Asmaul Husna asal diucapkan dengan khusyu dari hati telah merupakan doa-doa yang didengar Allah.
6.
Menganggap ke Mekah tidak
penting
Duit banyak, lebih baik
dipakai keliling Eropa berlibur bersama keluarga. Astaghfirullah semoga kita
dijauhkan dari pemikiran ini
7.
Takut naik pesawat.
masyaAllah, fobia naik
pesawat mungkin sulit disembuhkan. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin jika
Allah menghendaki.
8.
Takut pembalasan dosa
Nah ini dia kendala yang tak kalah gawatnya, cerita-cerita tentang karma
yang dialami di tanah suci berkaitan dengan dosa dan kesalahan dalam kehidupan
sehari-hari sering menyurutkan niat untuk berhaji. Opini yang harus diubah
dengan pemikiran sebaliknya yaitu bahwa menunaikan ibadah haji adalah salah satu ibadah yang
diharapkan dapat membasuh dosa-dosa.
Dari
kedelapan kendala tersebut yang paling besar untuk saya hadapi adalah : merasa
belum mampu.
Bagaimana
cara mengusir keraguan bahwa saya tidak mampu naik haji? Cara paling efektif
adalah dengan memotivasi diri tentang keutamaan ibadah haji dan tak ragu untuk “bermimpi”.
Seperti
kata Laskar Pelangi bahwa mimpi adalah kunci menaklukkan dunia. Tetapi mimpi
tanpa langkah nyata adalah angan-angan belaka. Padahal berangan-angan, berandai-andai
adalah hal yang tak disukai Allah.
Memotivasi
diri untuk berangkat berhaji dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu:
1. Membaca berulang kali
ayat Al Quran yang mewajibkan umat
muslim untuk berangkat haji. Salah satunya adalah Surat Ali Imran ayat 97. Jika perlu
cuplikan ayat tersebut difotocopy atau diprint out dari laman Al Quran online,
kemudian dilaminating dan ditempel di dinding kamar. Setiap kali sebelum tidur
atau bangun dini hari untuk sholat tahajud insyaAllah kita akan selalu teringat
untuk memanjatkan doa agar dimampukan untuk berhaji.
2. Lingkungan yang kurang kondusif,
4.
Belum ada panggilan
6.
Menganggap ke Mekah tidak
penting
8.
Takut pembalasan dosa
2.
Menitipkan doa kepada
teman dan kerabat yang berangkat umroh atau haji. Salah satu keutamaan
beribadah di tanah suci adalah doa-doa lebih mudah dikabulkan. Berdoa di
Roudhoh, Masjid Nabawi dan di Masjidil Haram, di depan Ka’bah diyakini lebih
mujarobah. Tak perlu malu untuk menitipkan doa kepada kenalan yang sedang
beribadah di Mekah dan Madinah agar kita dimampukan untuk melaksanakan ibadah
haji. Namun agar lebih afdol ada baiknya ketika yang dititipi doa sedang
memanjatkan doa, kita pun dalam kondisi sedang beribadah, minimal berdzikir. Rasanya
kok aneh ketika kita didoakan kok malah bermalas-malasan atau tiduran. Cara ini
sempat saya lakukan ketika tetangga berumroh. Kebetulan beliau-beliau adalah
anggota majelis taklim. Ketika mendekati waktu berkunjung ke Raudhoh beliau
memberikan kabar melalui whatsapp grup sehingga kami yang di Indonesia bersiap
diri untuk turut berdoa. Istilahnya “nyambung doa”
3.
Membaca kisah-kisah
inspiratif tentang orang-orang yang tampaknya kurang mampu secara ekonomi namun
ternyata bisa menunaikan ibadah haji. Cerita-cerita semacam Tukang Bubur Naik Haji,
pemulung naik haji setelah menabung bertahun-tahun dan guru mengaji tanpa penghasilan tetap yang diumrohkan
mantan muridnya adalah contoh kisah-kisah inspiratif yang dapat membangkitkan
niat dan membulatkan tekad untuk naik haji.
4.
Memulai ikhtiar.
Dalam buku “Cara Mudah Menuju Mekah”
dibahas pula mengenai Banyak Cara Menuju
Mekah salah satunya adalah Tabungan Haji dan Umroh. Saat ini Tabungan Haji
dan Umroh banyak pilihan baik dari bank konvensional maupun bank syariah. Namun
sebagai nasabah BRI Syariah, Tabungan Haji BRISyariah iB menarik minat saya untuk insyaAllah memilihnya sebagai
tabungan berhaji. Sebagai penulis freelance pendapatan saya tak tentu. Salah satu
ketentuan Tabungan Haji BRISyariah iB yang sangat sesuai dengan kondisi
finansial saya adalah setoran awal mulai Rp. 50.000,- dan setoran berikutnya
minimal Rp. 10.000,-. Artinya calon jamaah haji bisa bebas setiap saat
menambahkan saldo. Apalagi ketentuan-ketentuan lain terasa tidak memberatkan.
Bagaimana Cara Membuka Tabungan Haji BRISyariah iB. Simak Syarat dan
Ketentuannya
· Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
· Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
· Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (untuk pembukaan bagi anak-anak)
· Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
· Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (untuk pembukaan bagi anak-anak)
Biaya-biaya apa yang dikenakan pada Tabungan Haji BRISyariah iB
- Biaya administrasi bulanan tabungan : GRATIS
- Biaya rekening pasif : Rp 10.000,-
- Biaya re-aktivasi rekening pasif : GRATIS
- Biaya penggantian buku tabungan karena habis : GRATIS
- Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp 5.000,-
- Biaya dibawah saldo minimum : GRATIS
- Biaya penutupan rekening : Rp 25.000,-
Fitur
·
Mata uang IDR (Rupiah)
·
Setoran awal Rp 50.000,-
·
Setoran berikutnya Rp10.000,-
·
Saldo minimal Rp 50.000,-
·
Dana tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
·
Tidak mendapat Kartu ATM
Nah
siapa yang nggak mau berangkat ke Mekah dengan cara mudah bersama BRI Syariah.
Tabungannya bisa dibuka dengan setoran lima puluh ribu rupiah, setoran
berikutnya bebas sesuai kemampuan, tidak ada biaya administrasi bulanan,
terdapat bagi hasil yang kompetitif dengan pemotongan zakat secara otomatis plus
Transaksi Online dengan SISKOHAT
(Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) untuk kepastian porsi keberangkatan haji.
Tiga tahun lalu saya sempat pesimis menyiapkan dana untuk anak sulung saya masuk pesantren tahun ini. Tetapi Tabungan Impian BRI Syariah telah menjadi sarana bagi saya mewujudkannya. Alhamdulillah dana tersebut telah terkumpul dalam nominal yang cukup lumayan mengingat saya memilih setoran sebesar seratus ribu rupiah setiap bulannya. Mudah-mudahan saya mampu menyempurnakan keimanan dan keIslaman dengan menunaikan ibadah haji melalui Tabungan Haji BRISyariah iB
Haji adalah bukti cinta pada Illahi. Jadi diingatkan tuk buka Tabungan Haji. Semoga Allah perkenankan dan mampukan kita beribadah haji, aamiin
ReplyDeleteaamiin aamiin ya Rabbal alamiin
DeleteHaji adalah bukti cinta pada Illahi. Jadi diingatkan tuk buka Tabungan Haji. Semoga Allah perkenankan dan mampukan kita beribadah haji, aamiin
ReplyDeleteaamiin ya Rabbal alamiin...semoga kita mampu ya mbak Murti :)
DeleteSaya juga tertampar secara halus membaca tulisan Mbak Dwi ini. Semoga niat berhaji selalu tertanam di hati, dan kelak saya bisa mewujudkannya.
ReplyDeleteAamiin-kan bareng2 ya, Mbak Dwi :)
aamiin..aamiin allahumma aamiin mbak Diah, semoga niat kita dimudahkan untuk terwujud ya :)
DeleteSaya juga ingin sekali berhaji, atau minumal umroh ya bun.
ReplyDeleteaamiin semoga terwujud ya mbak cita-cita kita :)
DeleteSemoga segera terwujud ya mba :D
ReplyDeleteaamiin ya Rabbal alamiin, makasih mbak Vika :D
Deletejadi pgn umroh
ReplyDelete