Tiga tahun lalu saya sempat ragu ketika menimbang-nimbang dalam mengambil keputusan : berhenti bekerja atau tetap berlelah-lelah mengais rezeki di luar rumah. Antara khawatir dan ragu, bisakah saya #BahagiadiRumah meski saya harus kehilangan pendapatan tetap dari gaji saya pribadi untuk selamanya. Sementara sisi hati yang lain mendesak saya untuk memutuskan resign dan berkonsentrasi penuh mendampingi anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya. Tuntutan untuk berhenti bekerja sangatlah kuat karena saya mulai merasa kelelahan. Menempuh jarak 80 kilometer pulang pergi setiap hari dan masih ribet dengan pekerjaan rumah tanpa Asisten Rumah Tangga. Sementara anak bungsu saya terpaksa harus berada di Tempat Penitipan Anak yang kian hari suasananya kurang kondusif.
Merenung ke dalam relung hati
Sisi
hati saya yang menuntut berhenti bekerja akhirnya menang. Meski awalnya gamang
karena sebelumnya saya pernah merasakan dua tahun full berada di rumah setelah memutuskan berhenti bekerja pasca melahirkan anak pertama. Tuntutan keadaan memaksa saya kembali mencari pekerjaan lagi
ketika si sulung berusia tiga tahun. Selama dua tahun bergelut dengan
urusan rumah terus terang membuat saya merasa bosan. Hari ke hari menemui rutinitas
yang sama dan kondisi finansial keluarga makin goyah saja.
Saya tak ingin kelak merasakan kejenuhan yang sama dan menciptakan rasa bersalah dalam mengambil keputusan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya sebelum resign saya aktif memperluas wawasan, mengasah bakat dan kemampuan yang sekiranya dapat membantu menyibukkan saya di luar rutinitas sebagai rumah tangga. Dalam penelusuran bakat akhirnya saya merasa mantap untuk mengasah bakat menulis. Awalnya hanya menulis catatan singkat berupa opini, curahan hati di fitur notes Facebook. Kemudian saya mulai memberanikan diri mengikuti berbagai lomba menulis termasuk salah satunya event Perempuan Inspiratif Nova 2011. Meski hanya dinobatkan sebagai salah satu dari 100 pemenang hiburan saat itu saya sangat bahagia.
Pencapaian saya sebagai pemenang hiburan Perempuan Inspiratif Nova 2011 menjadi bahan bakar penyala semangat untuk
mengikuti berbagai lomba menulis dan kuis-kuis di media sosial. Beberapa prestasi
di bidang kepenulisan karena menjuarai lomba saya raih. Berburu hadiah melalui
kuis-kuis, salah satunya kontes foto “Rumah Pertamaku” yang diselenggarakan oleh
Tabloid Nova Tahun 2012 menginspirasi dan menyuntikkan semangat bahwa saya bisa #BahagiadiRumah. Tertanam keyakinan jauh di lubuk hati bahwa saya bisa mencari nafkah tanpa meninggalkan anak-anak di rumah. Bahkan kisah kelucuan mereka, kebersamaan kami sehari-hari menjadi sumber inspirasi tulisan saya.
Foto keluarga saya sebagai salah satu dari 100 pemenang hiburan Kontes Foto Rumah Pertamaku di Tabloid Nova 2012
Alhamdulillah, cita-cita saya untuk tetap mampu mengais rezeki meski tinggal di rumah terwujud pada akhirnya. Meski tak lagi bekerja kantoran saya tetap mampu menopang finansial keluarga melalui berbagai hadiah lomba dalam bentuk produk, pulsa, voucher belanja bahkan uang ratusan hingga jutaan rupiah. Hingga saat ini saya pun masih aktif menjadi penulis konten freelance di sebuah agency naskah dan menulis di beberapa akun blog sebagai salah satu sarana mencurahkan opini dan berbagi pengalaman. Yang tak kalah pentingnya saya merasa bahagia menjadi orang pertama yang ditemui anak-anak sepulang sekolah, mendengarkan mereka bercerita keseruan kegiatan di luar rumah, mengamati perkembangan dan pencapaian mereka secara lebih seksama. Tak jarang mereka turut berpartisipasi dalam even-even lomba foto yang saya ikuti. Seru, bergaya seperti layaknya model profesional.
Ibu rumah tangga zaman sekarang nggak cuma bergelut dengan dapur, sumur dan kasur. Sejak mengundurkan diri dari dunia kerja saya lebih punya waktu luang untuk mengikuti pengajian. Setiap sore saya belajar memperbaiki bacaan Al Quran di kelas baca Al Quran di masjid perumahan. Setiap Kamis malam saya aktif mengikuti kajian ilmu agama di majelis taklim. Berbagai aktivitas sosial saya nikmati tanpa meninggalkan hobi menulis yang sebelumnya telah saya tekuni.
Beberapa Pencapaian Saya di bidang kepenulisan : menang lomba menulis dan naskah dimuat di media massa.
Banyak yg nyari kebahagiaan di luar rumah yang akhirnya malah amburadul.
ReplyDeleteSalam hangat dari Surabaya
nggih pakde, leres sanget semua tergantung bagaimana kita memanagemen waktu sekaligus managemen hati :D. Salah satu bacaan bermutu yang menemani saya adalah buku pakde : Madrasah itu Bernama Ibu :) maturnuwun ...
DeleteFoto yang terakhir itu kelihatan banget bahagianyaa..Moga selalu qanaah dan bahagia di rumah, aamiin
ReplyDeletehaha iyah mbak, ala model Tabloid Nova...maturnuwun..doa yang sama untuk njenengan :)
DeleteFoto yang terakhir itu kelihatan banget bahagianyaa..Moga selalu qanaah dan bahagia di rumah, aamiin
ReplyDeletemonggo mbak ikutan berbagi cerita bahagianya di rumah, berharap doa njenengan dikabulkan Allah di Jumat berkah :)
DeleteWah, kalo mbak Dwi sih prestasinya di dunia kepenulisan udah jempolan. Semangat terus ya Mbak, kita sama, memilih #bahagiadirumah :) tapi soal prestasi menulis saya masih ngekor njenengan :)
ReplyDeleteaduuuh nyungsep saya mbak Diah kalau disinggung masalah prestasi, masih jauuuh dari yang jago. Njenengan juga berprestasi hanya nggak mau dieksploitasi hihihi, tapi kita semua sebenarnya telah meraih prestasi tersendiri dengan hati yang selalu nrimo dan qonaah :) toss mbak :)
Delete