Kemarin, 22 Desember 2012
resmi menjadi hari terakhir aku bekerja salah satu perusahaan Ekspedisi Muatan
Kapal Laut di grup Sinar Mas. Jangan silau dengan Sinar Mas yak karena bekerja
di sana bukan sesuatu yang istimewa hihihi malah aku sempat kebingungan dengan
atmosfer kerja yang tak sehat, ah tapi bekerja “ikut” orang mayoritas begitu
adanya jarang sekali terwujud kepuasan dan simbiosis mutualisme antara buruh
dan penguasa. Tak hanya itu hubungan antar teman, antar divisi sering sekali
terjadi benturan yang tak perlu. Memutar balik fakta, syak wasangka, ghibah,
fitnah dan iri hati serta dengki menjadi pemicu suasana tak nyaman. Lima tahun
enam bulan aku terpaksa bertahan dalam suasana kerja tak nyaman tak jarang aku
terseret ke dalam arus, turut berghibah dan eh jangan-jangan juga mengipas kiri
kanan ^_^ sayangnya aku tak bisa segera mengundurkan diri, terhalang hutang KPR yang harus dipotong gaji dari kantor ini.
Bertahun-tahun aku bertahan demi kewajibanku
mencari nafkah selama itu pula aku harus terbiasa menghadapi gerutuan kanan
kiri, keluhan dari atas bawah (karena kantornya berlantai tiga) satu orang
menghibah yang lain (eh khawatir ternyata tiba-tiba juga menjadi hobiku).
Perlakukan istimewa terhadap seseorang di divisi lain menjadi bahan gunjingan
suburnya iri hati, cuti bersama yang tidak sama antar divisi karena kebijakan
satu pihak saja menyulut dengki, satu orang ditegur karena berkali-kali ijin
tidak masuk kerja dan cuti sementara aku cuti karena adik meninggal pun jadi
sumber dengki duh duh duh padahal saat aku cuti pas mertua meninggal sudah terjadi keributan, belum lagi masalah gaji
aduuuuh kadang aku capek hati terpaksa mendengar hal tak penting itu. Maksudku
toh selama ini aku juga tidak merasa diperlakukan istimewa lah hari-hari
pertama kerja aku bahkan tak punya meja, computer dan printer saja tiga bulan
berikutnya baru kuterima setelah sebelumnya aku harus nomaden pinjam kanan kiri
naik hingga ke lantai tiga, belum lagi gaji pertamaku yang terlambat karena
ternyata aku belum tercatat sebagai pegawai (aneh ya tapi nyata), Jamsostekku selama 15 bulan selalu disunat dari gaji tapi tak kunjung disetorkan dan baru disetor
setelah aku protes dan bertanya langsung ke kantor pusat serta THR pertamaku
yang juga terlambat ..kalau saja aku tidak protes lagi pasti tak ada THR tahun
itu. Belum lagi saat pembatalan bonus tahunan oleh kantor pusat yang telah
diumumkan oleh Presiden Direktur di depan seluruh karyawan Surabaya (aneh ya
tapi nyata katanya Presdirnya salah informasi hihihihi),
Eh saat mengundurkan diri
karena aku memperjuangkan hak uang penghargaan masa kerja sesuai
perundang-undangan (mungkin aku mirip Marsinah almarhumah di mata pengusaha,
selalu bikin pusing karena memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi hak)
menjadi bahan gunjingan, bahan iri karena orang lain yang mengundrukan diri
tidak berpikir hal yang sama padahal perjuanganku TIDAK BERHASIL, perusahaan
ajaib ini lebih memilih memberi penghargaan
berupa pesangon bagi mereka yang DIPAKSA mengundurkan diri karena tidak
berprestasi atau KORUPSI (aneh ya tapi nyata) lhadalah dengan dalih tidak ada
peraturan di perusahaan untuk memberi sekedar penghargaan masa kerja lalu para
petinggi memutuskan memberikan cenderamata (katanya handphone android yang
harganya nggak lebih dari dua juta padahal aku sempat melirik memonya harganya
pun tak lebih dari satu juta hihihihi) kok ya hingga aku sudah keluar dari pintu dan tak
berharap untuk kembali eh cenderamata itu tak kunjung kuterima. Jujur, sempat aku
bersuudzon ini pasti karena aroma iri hati hingga memo Vice General Manager yang
telah ditulis jelas, bukti permintaan yang ditandatangani branch manager tak berfungsi sebagaimana mestinya (alasannya
sih nggak ada uang di perusahaan, pihak F/A tidak merasa dihubungi – lha ya
kasir F/A yang mengundurkan diri bareng 2 tidak mendapat hadiah yang sama aku jadi
punya pikiran : “kan hal ini bisa jadi sumber iri dengki baru belum lagi prosedurnya yang harus berbelit-belit - aneh ya
tapi nyata hihihi).
Lah kado tas berupa tas dari
teman satu divisiku pun ternyata memercikkan iri di teman dekatku ini, merasa
dia tak dihargai karena teman satu divisinya tidak memberikan perhatian yang
sama. Kaget aku mendengar pengakuannya padahal dia teman baiiiik, orangnya pun
baiiiiiik, sering bagi-bagi rezeki.
Aku tidak ingin mengalami
putus tali silaturahmi karena dia bener teman baik kalaupun ada masalah itu
kuanggap biasa tetapi pengakuannya membuatku sedih…semoga saja setelah sama-sama terbebas dari kantor aneh tapi nyata ini rezekinya semakin berlimpah dan tak mudah "iri" atas kebahagiaan orang di sekitarnya, mungkin saja iri dengki itu timbul karena suasana kerja yang tak nyaman.
Sebagai penghargaan kepada teman-teman yang tulus menghadiahkan.. yippi ini dia penampakan tasnya (pengennya juga upload cenderamata berupa Android murah meriah itu
tapi sampai saat ini belum kuterima juga eh kalau rezekiku insyaallah bisa
segera kuterima , mudah-mudahan ya…)
Berkaca pada pengalaman ini
teringat kembali hadits Rasulullah
“Ingatlah bahwa di dalam
jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika
ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati
(jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Aku sangat bersyukur bukan tergolong
orang yang mudah iri hati meski di mantan tempat kerja orang-orang sering ribut
masalah gaji orang lain yang jauh lebih tinggi padahal beban kerjanya tak
seberapa, atau gaji orang yang baru masuk tapi sudah melebihi gaji pegawai lama
bagiku apa yang seharusnya menjadi hakku itulah yang perlu kupikirkan maka aku
tak lelah memperjuangkan, masalah gaji itu rezeki dari yang Di Atas tak bisa
digugat.
Berbeda sekali dengan pertemanan di
dunia maya, dunia pemburu lomba mereka yang saling mengenal mengucapkan selamat
bagi yang menang padahal sama-sama ikutan lombanya ..fair dan tulus, Asal
lombanya berlangsung adil, karya tulis, komen, tweet bener-bener keren bukan
hasil plagiat (karena pernah sebal pas kuis komen ada yang meniru komenku
ditambah-tambahin dikit eh malah si plagiat yang menang tapi dipikir-pikir
bukankah rezeki sudah ditulis di Lauhul Mahfuzh ?). Aku juga gak ambil pusing
kalau harus kalah (hanya kadang mikir wah kok aku gak dapat hadiah ya padahal
lagi butuh => hihihi sama aja dengan protes pada Sang Pemberi Rezeki).).
Seperti saat aku turut bahagia banyak teman yang kukenal di dunia maya seperti
mbak Murti Yuliastuti menang lomba yang guuueede hadiahnya juga teman-teman di
grup FB Be A Write banyak yang menang di lomba nulisnya MODENA (ada mbak Leyla
Hana, Mbak Windi Teguh – dua jagoan neon ini plus Zukhruf dan Rini Bee…takjub
dengan cara Allah membagi rezeki yang begitu rapi:)
Jadi kenapa aku nulis ini hanya sebagai
pengingat buat diriku sendiri agar tak tercemar penyakit hati. Ngeri dengan
akibat yang ditimbulkan…semoga saja bisa istiqomah.
Bersyukur aku telah meninggalkan "neraka dunia" itu...tinggal berikhtiar kemana dan bagaimana aku harus mencari nafkah berikutnya.
Dan kututup tulisan sederhana ini dengan
doa : semoga gaji terakhirku diberikan tanpa pemotongan jangan seperti teman
yang lebih dulu resign gajinya dihanguskan (perusahaan aneh ya tapi nyata
padahal kami mengikuti aturan surat pengunduran diri 30 hari sebelum hari
terakhir kerja tetapi gaji terakhir tak diterima) lalu doa aneh tapi nyata agar kenang-kenangan Android murah
meriah yang seharusnya menjadi hakku segera kuterima plus doa paling akhir
semoga rezekiku di dunia lomba, event kuis dan menulis semakin lancar dengan
manissss
Aamiiin semoga terkabul doa yang memaksa
ini
Aaamiiin... ikut mendoakan, mba..
ReplyDeletejuga utk diriku sendiri, semoga terjauhi dr penyakit hati :-)
Terharuuuu ternyata mbak Ela di sela keributan mengurus 3 krucil masih bersedia komen di posting GJ ku :).
ReplyDeleteAaamiin mbak utk kebaikan kita bersama :)