catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Tips Mengatasi Masalah

Saat taklim Maratus Shalihah Selasa malam, Ustadzah Lina mengajak jamaah berbincang, sharing ringan tentang bagaimana move on dari kesusahan hati karena musibah atau ujian. Saya teringat tausiyah Ustadz Habib di Kajian Fiqih yang membahas tema tentang adab berdoa bada subuh Sabtu lalu: 

"Setiap orang pasti punya masalah. Masalah dalam kehidupan untuk diselesaikan, bukan ditinggalkan. Yang Allah kehendaki adalah bagaimana cara manusia menyikapi masalah dan ujian kehidupan dengan baik sehingga menjadi wasilah taqwa dan ketaatan. (Hikmah QS Al Mulk: ayat 2)" ~ Ustadz Ahmad Habibul Muiz



Jawaban dan sharing ibu-ibu di majelis taklim cukup beragam. Namun intinya semua disandarkan kepada Allah, sebagai pemilik skenario hidup, sebagai sebaik-baik pelindung dan penjaga. Setiap kali menerima ujian dan musibah tentu saat pertama yang kita rasakan adalah susah. Apalagi jika musibah datang tanpa mengucap salam dan memberikan tanda-tanda terlebih dahulu. Seperti kehilangan sosok orang yang kita cintai secara mendadak (saya pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan ayah, ibu, adik karena telah dipanggil pulang) atau ujian harta karena rumah tertimpa bencana alam dan seluruh harta tiba-tiba musnah (saya pernah kehilangan sejumlah uang yang sangat besar nilainya karena kejahatan online dan juga kasus penipuan investasi, pernah bangkrut juga dalam bisnis) Sedih, sesak di dada, tak percaya, bagai mimpi buruk yang ingin segera usai saja. Begitu kira-kira gambaran perasaan pertama kali ketika tertimpa musibah. Namun, waktu juga yang akan mengurai kesedihan itu, apalagi jika teringat bahwa manusia hidup memang untuk diuji, hingga saat Allah memanggil pulang nanti. Ketika seluruh jatah rezeki hidup di dunia dituntaskan. Jika kita ingat di mana akhir perjalanan, maka yang bisa kita lakukan hanyalah memantaskan diri.


Setiap orang hidup selalu dihadapkan dengan masalah dan ujian, porsinya berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan jalan keluar yang telah Allah siapkan. Tak perlu membandingkan dengan porsi ujian orang lain, sebab setiap orang punya masa lalu yang orang lain tidak tahu bagaimana kesusahannya. Sebab kita tak pernah tahu, seperti apa masa depan yang akan dihadapi dengan segala tantangannya. Sebab ujian tak hanya berupa susah dan kesedihan, tetapi juga kesenangan dan kenikmatan.

Terpuruk dalam kesedihan, meratapi nasib adalah hal yang tak diperbolehkan dalam agama, orang bilang "seperti tidak punya iman saja" Sedih, susah ketika pertama kali ditimpa musibah adalah sesuatu yang wajar, tetapi menyalahkan Allah dan sulit move on dari ujian bukanlah hal yang benar.

Bagaimana Tips Move On dari Ujian Kehidupan?

Bagaimana cara move on dari musibah? Saya coba merangkumnya dari jawaban jamaah dan berbagai nasihat dan tausiyah serta pengalaman pribadi.

1. Curhat secara tepat

Bagi yang mudah mengekspresikan diri, mencurahkan isi hati karena kesusahan yang dialami mungkin mudah mencari teman curhat. Entah kepada anggota keluarga, teman dekat, penasihat spiritual (ustadz, ustadzah) atau mungkin jika mengalami gangguan depresi bisa menghubungi psikiater.

Namun saya bukan tipe ekstrovert seperti itu. Saya cenderung menelan kesusahan daripada membaginya dengan orang lain. Teringat nasihat Ustadz Salim A. Fillah, Musibah itu; mengecil jika dirahasiakan; membesar jika dikeluhkesahkan; terurai jika diadukan pada Allah; merumit jika diumbar pada manusia"



Saya memilih curhat kepada Allah, dengan cara saya sendiri. Sambil menangis atau merajuk. Dalam sujud panjang atau tepekur dalam diam.

Teringat ketika masa-masa suami sakit hingga tak bisa bekerja selama sebulan, keluar masuk rumah sakit yang penyakitnya tak diketahui hingga sekarang. Hingga berat badannya turun 25 Kg. Pernah jam dua dini hari saya bersepeda angin menuju apotik terdekat untuk membelikannya obat. Saya tak bisa curhat pada mama karena hanya akan membuat beliau hipertensi. Saya tak bisa curhat kepada siapapun, karena saya pikir setiap orang juga pasti punya masalah. Hingga tetangga yang beli pulsa melihat mata saya yang sembap dan berkata "Mbak, jangan dipendam sendiri, ceritakan ada apa" Saya tetap tak bisa berkata apapun, hanya bisa bilang: Itu suamiku sakit, kayaknya saya bawa ke RS lagi saja daripada nanti terjadi sesuatu yang tak diinginkan. 


2. Doa

Seperti nasihat dari para ulama, doa adalah senjata seorang mukmin. Jangan pernah letih untuk berdoa. Dan berdoalah dengan yakin bahwa Allah pasti kabulkan. Serta tak lupa mintakan doa pada orang lain. Ketika anak sulung saya sakit parah dan memohon untuk dikeluarkan dari pondok tempatnya menuntut ilmu, sungguh hati sebagai orang tua seperti terbagi menjadi dua. Antara tidak tega karena hampir setiap hari dia menelepon sambil menangis dengan meminjam Hp walisantri yang sedang berkunjung ke Balai Kesehatan karena ia tak mampu berjalan ke wartel dan rasa "ditega-tegakan" sebab jika mengeluarkannya dari pondok maka akan lebih sulit lagi mengurus sekolah baru, selain pertimbangan biaya, juga karena sulitnya mencari sekolah sebab kurikulum tidak sama. 

Saat itu saya memperbanyak sedekah dengan doa khusus agar segera mendapat solusi terbaik, dan penyakit ananda bisa disembuhkan, serta ia tuntas mengenyam pendidikan. Saya tak ragu juga memohon kepada Ustadzah dan majelis taklim untuk turut mendoakan kesembuhan putra kami.


3. Tak mencari perbandingan.

Semoga Allah mengampuni dosa saya yang pernah berucap: tak ada perempuan yang bakal mau menjalani segala kesusahan yang telah saya alami.  Sampai saya sempat memohon kepada Allah : ya Allah, tolong biarkan saya bernafas sejenak untuk jeda dari ujian beruntun ini. Nanti kalau saya hati saya sudah kuat lagi, barulah silahkan diuji lagi. Waktu itu beruntun ujian yang harus saya alami. Suami jatuh dari atap, patah tulang dan tak punya uang untuk berobat ke RS akhirnya ke sangkal putung dan tak bisa kembali normal. Eh malamnya ada tetangga melabrak katanya anak saya mengganggu anaknya, padahal dia melihat suami saya kesakitan dengan tangan dibebat. Setelah insiden itu tak lama kemudian suami ter-PHK untuk ketujuh kalinya. Untuk biaya hidup harus menjual apa saja yang ada di rumah, Televisi, bahkan helm dan sprei dll hasil hadiah quiz dan lomba yang pernah saya terima. Setahun kemudian terpaksa berhutang untuk biaya operasi tangannya karena tak bisa kembali normal hingga sekarang. Alhamdulillah hutang sudah lunas, tangan suami bisa lebih baik meski tak bisa kembali seperti semula.

Dan sekarang saya baru mendapat hikmahnya bahwa ujian yang dihadapi tak layak diperbandingkan, sebab kita sendiri belum tentu mampu menjalani ujian yang Allah berikan pada orang lain, entah itu ujian kesenangan atau kesusahan. Misalnya, siapa yang menjamin jika diuji dengan kesenangan lalu kita tetap istiqomah dalam ketaatan? Kisah Qorun dalam Al Quran adalah contoh nyata, ketika orang yang taat beragama dalam kesusahan hidupnya kemudian dikaruniai harta berlimpah namun berakhir hidupnya dalam kekufuran karena terlena oleh gemerlap dunia.


4. "Antisipasi" masalah

"Kenalilah (ingatlah) Allah  di waktu senang pasti Allah  akan mengenalimu di waktu sempit”. (HR. Tirmidzi).

Hadits ini adalah nasihat sekaligus pengingat, bahwa Rasulullah telah memberikan tips untuk "mengantisipasi masalah" yaitu dengan mengingat Allah ketika dalam keadaan senang. Berapa banyak orang yang diuji dengan kesusahan lalu merengek-rengek pada Allah, tetapi saat lapang seolah tidak lagi mengenalNya, susah mentaati perintahNya.

Dalam Kajian Fiqih, Ustadz Habib mengingatkan untuk selalu mengenali Allah dengan mentaati perintahNya di kala hidup terasa lapang, kelak jika ujian datang maka Allah akan mempermudah kita untuk menemukan jalan keluar.


5. Berdamai dengan kenyataan

Sulit menerima kenyataan pahit di awal tertimpa ujian. Mungkin hanya tingkatan orang super shalih yang bisa menerima dengan lapang dada. Teringat perkataan Ustadz Anshori di Kajian Tarjim Al Qur'an, bahwa sekelas Nabi Nuh saja ketika musibah banjir besar melanda dan melihat anaknya berada di dalam lautan sempat berujar: ya Allah, dia itu anakku (dalam tafsir ulama mengenalinya sebagai Kan'an) seolah Nabi Nuh ini seolah curhat: saya paham ya Allah, semua ini milikmu, tapi apakah tak ada jalan lain agar anak saya tidak ditenggelamkan. Dan Allah mengingatkan bahwa ada wilayah yang tak bisa diganggu gugat menjadi hak prerogatif Allah, termasuk kepada siapa hidayah diturunkan. Kisah Nabi Nuh bisa menjadi pelajaran, bahwa bagaimanapun ada saatnya berdamai dengan keadaan, alias ikhlas menerima kenyataan.

Saya jadi ingat salah satu episode Drakor The Law Cafe. Ketika salah seorang klien Kim Yu Ri berusaha keras memenangkan hak waris, karena merasa ayahnya tidak adil. Si wanita ini telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk merawat orang tuanya. Merawat ibunya hingga meninggal. Merawat ayahnya yang sakit keras, tapi sang ayah menulis warisan atas nama kedua kakak lelakinya. Di penghujung hidup ketika sakaratul maut, si ayah memberikan secarik kertas pada anak wanitanya. Dan ternyata isinya adalah beberapa puisi. Ketika Kim Yu Ri dan tim berhasil memecahkan sandi tersembunyi dalam puisi yang ternyata kode untuk membuka brankas di rumah sang ayah, mereka hanya menemui pot berisi tanah.

Bagaimanapun si wanita tadi menerima dengan bahagia, ia merasa sang ayah sangat perhatian kepadanya, menyimpan sesuatu untuknya. Di dalam pot itu ternyata ada teka-teki lagi. Dan menuntun mereka menuju Padang Bunga yang sangat indah. Si wanita merasa sangat bahagia, si ayah mewariskan tanah yang paling berharga, dirawat dengan sangaat baik. Kejutan tak berhenti di sini. Seseorang kepercayaan di Padang Bunga memberikan koper warisan si ayah yang ternyata berisi emas batangan bernilai sekitar 70 juta dolar. Mungkin seperti itulah hidup kita, penuh teka teki dan tak tahu bagaimana akhirnya. 

Berniat berdamai dengan apa yang ada, eh malah dapat kejutan indah berlipat ganda. Begitulah kira-kira hikmahnya.

6. Menemukan Support system

 Ketika menghadapi masalah temukan support system yang sekiranya mampu membantu menyelesaikan permasalahan. Entah itu kelompok pengajian atau komunitas hobi yang bisa membantu menemukan jalan keluar terbaik dan membuat kita tak patah arang oleh keadaan. Coba bayangkan jika menemui masalah tapi bergaulnya dengan narkoba dan minuman beralkohol, bukannya selesai malah menambah masalah baru. 

Setiap orang pasti punya masalah. Dalam upaya menyelesaikan masalah itulah keutamaan doa menjadi salah satu cara menggantungkan harapan kepada Allah setelah berikhtiar. 

Ujian terbesar yang saya hadapi sebenarnya adalah diri saya sendiri. Agar lebih berlapang hati ketika menghadapi permasalahan, agar perasaaan tak mudah terbawa oleh keadaan.


Al Quran Menjawab Permasalahan.

Tips menghadapi ujian hidup menurut Al Quran.

#Kenapa saya ya Allah ? << Nggak cuma kita kok yang diuji, tapi juga mereka.>>


"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?" (QS Al-'Ankabut: Ayat 2)


#Tapi Ujian kalian tak seberat ujianku.

<<Al Qur'an bercerita bahwa ujian umat terdahulu lebih berat ko.>>


"Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS Al-Baqarah Ayat 214)

Random banget tulisan saya kali ini, hingga bawa Drakor segala. 🤭 Mudah-mudahan tulisan sederhana ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi saya sendiri hingga di akherat nanti.

Share:

1 comment:

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.