Yogyakarta. Ingat Yogya ingat Gudeg Yogya. Seumur hidup baru tiga kali saya menginjakkan kaki di Yogya. Pertama saat masih duduk di bangku kuliah untuk menghadiri khitanan tiga putra paman. Kedua waktu diajak keluarga kakak di Demak, ke Kaliurang dan Pasar Beringharjo. Dan terakhir waktu bareng suami dan anak-anak sekitar tahun 2010. Sebagai pecinta gudeg, tentu hidangan ini menjadi favorit saya selama di Yogya. Namun seingat saya waktu itu untuk keperluan oleh-oleh, gudeg dikemas dalam kendil (wadah tanah liat) dan tidak bisa dikirim antar kota untuk dalam perjalanan berhari-hari.
Kini telah ada gudeg kaleng yang tahan hingga setahun lamanya, asal kaleng dalam kondisi aman, masih tertutup rapat, tidak penyok, karatan atau berlubang. Dan...saya tahunya pas suami bawa oleh-oleh empat kelang Gudeg Wijilan Bu. Hj.Lies, pemberian rekan kerjanya. Padahal kalau ditelusuri di mbah goggle, gudeg kalengan sudah ada sejak tahun 2011.
Alhamdulillah, dapat paket gudeg komplit kan ceritanya. Ada yang lauk utamanya telur dan tahu bacem. Ada lauk ayam dan juga krecek atau kulit sapi. Setiap kalengnya jug dilengkapi sayur gudeg yaotu nagka muda lengkap dengan krecek, tempe yang diiris kotak kecil. Persis seperti gudeg yang disajikan langsung saat kita makan di tempat, di Yogyakarta atau warung-warung yang menyediakan menu gudeg Yogya.
Gudeg kaleng Wijilan Bu.Hj Lies dikemas dalam kaleng 300 gram. Disertai tanggal kadaluwarsa dan peringatan: jangan diterima jika kemasan rusak. Terdapat pula label halal MUI dan informasi No.BPOM. Saran penyajian tak lupa dicantumkan: hangatkan gudeg dengan cara dikukus.
Bahan dalam setiap kaleng terdapat pada label. Bahan/lauk utama disebutkan terlebih dahulu apakah telur dan tahu, ayam atau krecek. Lalu diikuiti keterangan bahan lain: tempe, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, serai, garam, daun jeruk, daun salam, gula Jawa. Kalau pas varian krecek, artinya di dalam berisi krecek yang potongannya gede seperti ini.
No comments:
Post a Comment