catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Mengenang Didi Kempot, Maestro Campursari Berjiwa Sosial Tinggi

Selasa 5 Mei 2020, kabar mengagetkan itu datang. Didi Kempot meninggal dunia. Astaghfirullahaladzim...
Saya beneran kaget. Meski bukan Sobat Ambyar garis keras, tapi senang juga menikmati lagu-lagu campursari Pakde Didi.

Tempo hari nonton sampai selesai konser amal tiga jamnya di Kompas TV. 11 April lalu. Belum genap sebulan. Bahkan pendistribusian bantuan yang diadakan dari hasil donasi mungkin belum seluruhnya diberikan. Karena menurut berita yang saya baca, donasi berupa sembako (dan kabarnya juga uang tunai) akan didistribusikan pada pekan pertama dan ketiga bulan Ramadhan.

Konser amal tersebut merah total donasi 7,6 miliar. Jumlah yang fantastis bagi pengumpulan dana untuk korban terdampak Covid-19
Sang maestro ini memang dikenal rendah hati dan berjiwa sosial tinggi. Jika ada teman butuh bantuan, ia tak ragu merogoh kocek sendiri. Jika diminta mengisi panggung untuk konser amal, ia pastikan bersedia tanpa rewel persyaratan itu dan ini.


Menikmati lagunya, meski sedang patah hati pun rasanya bisa tetap hepi. Dengan kepala, kaki, tangan turut bergoyang-goyang sendiri. Bahkan Pak Dahlan Iskan menyempatkan menulis kenangan tentang The Godfather Of Brokenheart ini berkali-kali. Tentang lagu yang diciptakan Didi ketika Pak DI curhat tentang masa lalunya, masa kecil yang susah dan masa PDKT dengan Bu Nafisah. Dan sepertinya sang maestro ini memang dikaruniai Allah kecerdasan dalam bermusik. Saat menyimak curhatan DI bibirnya terlihat komat-kamit menghafalkan lirik lagu. Dan jadilah lagu campursari yang renyah sekali.

Entah berapa banyak tokoh yang menulis tentang kenangan indah bersama sang maestro campursari. Sebagai penanda ia telah pergi, namun karyanya akan tetap abadi. Sebagaimana komentar-komentarnya yang polos dan membumi.


Tak banyak yang tahu jika sang Godfather of brokenheart menulis lagu campursari bernada religi. Dan saat ini yang paling merasuk di hati adalah Sinau Sabar.

. Iling-iling elinga para sedulur, sesuk piye yen podho kondur
. Iling-iling elinga para sedulur, sesuk piye yen wis dikubur...
Astaghfirullahaladzim...
Astaghfirullahaladzim...
Astaghfirullahaladzim...

Sugeng tindhak Pakde Didi....maturnuwun pangeling-elinge

"Ning ndunyo sepiro lawase, bebasan mung mampir ngombe

Yen bondo dunyo sing kok karepke

Ning akherat ora ono gunane"

Ibadah ojo ditinggalke

Becike ayo dijalak ke

Ditampa ing ngarso Gustine

Kanggo sangu mbesok tembe mburine

(Mampir Ngombe, 2013)




Share:

1 comment:

  1. Saya bukan fans Pak de Didi kempot. Tapi sangat terinspirasi dengan jiwa sosialnya. Betapa dia sanggup tetap membumi disaat sayapnya mampu membawanya ke langit. Ambyar...😍

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.