catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Transkrip pembicaraan negosiasi liburan ala santri

Lelah belajar dan bekerja obatnya apa teman-teman?....ya betul : liburan.
Anak sekolah butuh libur untuk rehat, apalagi santri yang hidupnya diatur dengan jadwal ketat. Jadi ingin menyimpan transkrip pembicaraan, negosiasi liburan ala santri di blog ini sebagai kenang-kenangan. 


Santri (telepon) : "Assalamualaikum...apa kabar Pa...(basa basi blablabla)"
Papa : "Alhamdulillah baik, bagaimana ujiannya bisa?"
Santri: "Bisa lah pa. Eh ya Ini aku telpon mau minta izin boleh ya ikut rombongan teman ke Bali setelah dari Malang nanti"
Papa : "Lo kan masih ujian Mas, mikir ujian dulu baru mikir liburan"
Santri: "Duh tiap hari aku belajar sampai jam 2 dini hari Pa..aman amaan insyaAllah"
Papa : "wis gampang itu apa kata Mamamu nanti"


Lain hari ganti Hp Mama yang bunyi
*
Santri: "Assalamualaikum, Ma aku boleh ya ke Bali"
Mama: "Waduh Mas, ujian belum selesai, yang dipikir kok liburan melulu. Apalagi pengumuman kenaikan kelasmu masih nanti 5 Ramadhan"
Santri: "Lo Ma aku tiap hari itu belajar sampai jam 2 dini hari, InsyaAllah naik kelas laah,kan aku bosen belajar terus. Ingin refreshing gitu lihat pantai Ma, boleh ya? masa liburan gak kemana-mana"
Mama : "lah kan sudah ke Malang bareng teman-temanmu"
Santri: "wah ya libur panjang sekalian main agak jauh Ma"
Mama : "Ok wis, uang sakumu dari hasil penjualan Hpmu ya. Kan bentar lagi butuh duit banyak buat daftar ulang dan isi tabungan santri"
Santri : "Lo kok Hpku yang dijual? yang lain aja Ma,Tivi gitu"
Mama: "Lo kan yang liburan kamu Mas,jadi ya Hapemu yang dijual buat uang saku"
Santri : "Lah aku liburan foto-foto pakai apa dong?"
Mama : "Pinjam Hp temanmu aja nanti kirim ke WA Mama"
Santri: "Waduh ga asik, udah nanti uang saku liburanku aku ganti dari uang saku lebaran dari sanak kerabat"
Mama : "Lo kok kamu Pede ada yang ngasih angpau lebaran sih Mas?"
Santri : "Wis aku nanti kerja apa gitu biar dapat uang. Tolong aku mau bicara sama Papa"


Hp pindah tangan ke papa
*
Santri: "Pa, Mama kok kelihatannya gak ikhlas gitu sih aku liburan"
Papa : "Ya kan Mama mikir biayanya Le"
Santri: "Sudahlah biayanya dari uang saku ke Malang itu saja yang aku pakai beli tiket, nanti pulangnya dibayarin ayahnya temenku itu, kaya, pengacara, rumahnya tingkat 3.
Papa: "Wis lah Mas mikir ujianmu dulu"
Santri: (mulai berdiplomasi) "Padahal aku dulu gak ikhlas lo masuk pondok pesantren, aku belajar giat dan nilau UNku bisa lolos masuk SMP terbaik dekat rumah. Laa kok dimasukkan pondok. Tapi ya ikhlas ndak ikhlas aku jalani"
Papa: "Tapi kan sekarang kamu seneng to,temanmu banyak dari Sabang sampai Merauke, bahkan dari luar negeri segala"
Santri: "La ya itu aku seneng temanku banyak, dari berbagai penjuru Indonesia. Makanya aku ingin bersilaturahim ke rumah mereka"
Papa: "yo yo yo wis Mas,nanti tak kasih uang saku"(tutup pembicaraan biar gak ribet)


Lain waktu, ujian sebulan sudah usai, Hp Papa berdering lagi
*
Santri: "Pa,bagaimana Mama sudah OK aku ke Bali?"
Papa:  "Beres wis Mas,ga usah ruwet mikir. Tapi yakin naik kelas kan?"
Santri : "InsyaAllah lah Pa, kan kata Mama yang penting naik kelas toh. Eh ini aku sudah punya tambahan uang saku 100 ribu hasil kerjaku sebagai kurir makanan"
Papa:  "kurir makanan bagaimana?"
Santri: "Ya itu kalau temanku malas antri ke dapur santri, engganpergi ke kantin trus aku yang jadi kurir, bantu beliin dan dikasih uang lelah sama mereka"
Papa: (tertawa) : "wah hebat Mas"

Btw Papa sudah beliin tiket bus ke Bali belum haha...lagian kenapa ga dijanjikan ke Pantai Kenjeran Surabaya saja yang ongkosnya lebih murah hihihi.


Duh ya, sekarang saya tidak meragukan bahwa dari pendidikan pondok ini lahir diplomat-diplomat ulung. Dan yang terpenting dia berdiplomasi demi mendapat restu ayah dan ibu. Tidak slonong boy pergi tanpa izin meski bisa saja melakukannya dengan mudah.
Jujur, lebih senang "diteror" telpon karena minta izin (dan uang saku) untuk berlibur, dibandingkan teror telepon tempo hari yang minta pulang karena sakit. Transkrip pembicaraan negosiasi pun jadi panjang, tiga puluh menitan hahaha.
Semoga Allah melindungi anak-anakku selalu, menuntun mereka di jalan cahaya hingga akhir waktu.
Share:

1 comment:

  1. Wah bagus banget mbak didikan anaknya. Teringat saya remaja sering bohong kalau mau pergi bareng teman-teman karena tahu selalu dilarang. Padahal perginya sama teman-teman cewek, cuma buat main yang biasa-biasa aja nggak macem-macem. Tapi jadi pelajaran saya sekarang jadi orang tua lebih baik anak ngomong mau kemana daripada harus bohong. Soal izin bisa dinegosiasikan.

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.