"Yaaaa mati lagi untuk kesekian kali", begitu kata hati saya mendapati pohon anggrek yang saya dapat dari kakak ipar saya di Bali saat berkunjung lebaran dua tahun lalu, meranggas begitu pilu.
Alamak...ada apa dengan saya dan anggrek, satu-satunya anggrek yang sukses hidup di tangan hanya anggrek ungu yang saya beli dengan harga cukup murah = tujuh belas ribu rupiah setelah itu ? semua berakhir sendu...
Anggrek Murah Meriah Namun Indah |
Khusus yang satu ini punya kenangan tersendiri, sebuah perjuangan lumayan berat membawa anggrek hidup dari Bali ke Sidoarjo lewat jalan darat, apa ya harus berakhir dengan "sekarat" ? belum lagi kalau suatu hari kakak ipar saya nanyain "gimana kabar anggreknya ?" ...yaelaa padahal duluuu kakak ipar yang tinggal di Demak pernah memberi kami kenang-kenangan burung perkutut , ternyata kami tak sanggup mengemban amanah : satu mati, satunya pergi.
Namun meski tak nampak tanda kehidupan sama sekali, saya enggan membuang anggrek itu, saya hanya memindahkannya ke tempat yang lebih terlindungi dari sinar matahari, kemudian musim pun berganti, hujan turun berhari-hari...
Dan...
terjadi keajaiban yang tak pernah saya duga sebelumnya, satu per satu daunnya tumbuh..hingga ketika musim hujan hampir berlalu ia berbunga untuk pertamakalinya (sayang saya tak sempat mengabadikan sang anggrek ketika ia "koma")
Anggrek si penitip pesan dari Tuhan |
Allah seperti sedang menghibur saya dengan kejadian ini, mengusir galau hati yang tengah dirundung kesempitan rezeki. Sejak berhenti bekerja enam bulan lalu saya memang mengais sana sini untuk menunaikan kewajiban-kewajiban saya kepada orangtua dan untuk urusan akherat. Biasanya ada saja rezeki yang saya terima meski tak cetar membahana, dari hadiah kuis berupa voucher belanja, uang tunai atau gadget yang bisa saya jual, namun saat itu saya terus menerus gagal tak seperti biasanya....saya sempat berpikir ini "hukuman" atas dosa-dosa saya dan nyaris putus asa untuk terus berlomba...Ah, sejak menyaksikan anggrek "koma" yang ternyata tidak berakhir " titik", semangat saya kembali tumbuh, selagi masih ada nyawa rasanya tak pantas mengeluh, saya berusaha sekuat tenaga meningkatkan kualitas ibadah, dan rezeki saya kembali mengalir meski kecil-kecil, kalau soal ikhtiar rasanya sudah semaksimal mungkin tapi memang sepertinya saya belum ditakdirkan mendapat rezeki dari lomba blog, tapi setidaknya menang kuis berhadiah yang bisa dihitung nominalnya dalam rupiah membuat saya merasa lega....
Terimakasih wahai Sang Pemilik Kehidupan, lewat anggrek Engkau titipkan pesan agar hamba tak mudah terjerumus dalam keputusasaan....
Tentang Anggrek :
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika.
Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air. (Sumber Wikipedia)
Wah, udah nulis rupanya. aku belum ada ide :D
ReplyDeleteMbak Ecky aku masih punya waktukah meluncur ke GAmu...semogaaa :))
DeleteEmang tanggal berapa mulai GA-nya? BUkannya tanggal 1 Agustus? Kecepatan Mbaaa :D
ReplyDeleteYa mbak Leyla...udah tau pas posting hahahah...penyakit sok buru2 karena modem lancar seperti GAnya BAW dulu hihihihi
Delete