catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Bahkan Blogger pun Butuh Support System

 "Ya Allah, jika kelak hamba tidak lagi bekerja kantoran, mohon carikan jalan agar hamba tetap punya kesibukan yang positif dan menjadi pembuka pintu rezeki"  Begitulah doaku ketika sedang dalam kondisi galau berat, tatkala masih bingung menimbang-nimbang apakah berhenti bekerja kantoran dan full mengurus rumah tangga dan keluarga atau tetap ngantor dan menerima penghasilan pasti setiap bulan dari gaji. 

Bukan hal yang mudah untuk mengambil keputusan sebab kondisi finansial keluarga kami tidak bisa disebut mapan namun si bungsu dalam kondisi sakit-sakitan. Belum lagi saya juga galau, mikir-mikir nanti kalau sudah full di rumah, trus ngapain aja ya. Meski saya paham kerjaan rumah juga nyaris tidak ada habisnya, tapi kalau nggak ada aktivitas lain kira-kira apa nggak bosan.


My Support System "Dekengane Pusat" Sumber : hasil otak atik Canva

Maka terlontarlah doa tersebut sebelum saya memantapkan diri untuk berhenti bekerja kantoran meski nyaris tanpa tabungan. Sisa tabungan yang tak lebih dari 15 juta ditambah hasil penjualan motor pun harus direlakan untuk menutup sisa KPR. Nah kan, kira-kira bagaimana caraku bertahan tanpa tabungan, tanpa penghasilan tetap padahal sudah terbiasa menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung pada suami agar tak merasa merepotkan jika butuh membeli keperluan pribadi atau sekadar memberi pada orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Setelah menimbang-nimbang dalam waktu cukup lama. Akhirnya bismillah saya memutuskan untuk berhenti bekerja kantoran. Sebelumnya saya berupaya mencari cara mendapatkan penghasilan tambahan. Semakin rajin mengikuti kuis dan kontes berhadiah, dan juga lomba atau even menulis yang menjanjikan pemenang akan mendapatkan kesempatan naskah diterbitkan. Pikir saya waktu itu sederhana: ternyata menulis (buku) bisa menjadi pintu rezeki melalui penghasilan royalty. Maka saya pun minta izin suami untuk berhenti bekerja, meski tampak raut wajahnya keberatan namun ia tak bisa memaksa. Apalagi ia tahu saya bertekad mendapatkan penghasilan dari kegiatan menulis

"Mana buktinya kalau menulis bisa menghasilkan?" tegur suami ketika satu persatu buku antologiku terbit tetapi tidak menghasilkan sepeser uangpun. Hahah waktu itu naskah bisa terbit menjadi buku menjadi kebahagiaan tersendiri meski tidak menghasilkan uang, bahkan terkadang para penulis yang tergabung dalam buku antologi harus merogoh kocek untuk membeli bukunya sendiri. Nah terus kapan dapat penghasilannya ya? Sedangkan surat pengunduran diri sudah diserahkan. Namun Bismillah, pantang mundur, saya harus tetap mengambil langkah teratur. 

Maka saya semakin gencar mencari celah bagaimana mendapatkan penghasilan dari menulis, maklum menulis adalah hobi, jika ditekuni saya yakin bisa menjadi jalannya rezeki. Mulai dari mengikuti lomba menulis menggunakan notes facebook, lalu membuat blog untuk mengikuti even dan lomba. Taraa seneng banget waktu pertama kali menang lomba menulis meski hadiah hiburan. Capaian yang sangat berarti sebab lomba tersebut diadakan sebuah majalah wanita. Kemudian beberapa kali menang lomba blog, hadiahnya bukan yang super banget sih, voucher belanja marketplace sekian ratus ribu rupiah, uang seratus ribu rupiah hingga kemudian beranjak memenangkan hadiah jutaan rupiah dan kamera Go Pro. Selain ngeblog saya juga bergabung di agency menjadi penulis konten artikel 350-500 kata untuk keperluan website tertentu. 

Alhamdulillah sedikit demi sedikit rezeki mengalir melalui jalan menulis. Dari semula ragu apakah benar bisa mendapat penghasilan dari menulis, dan galau bakalan bosan di rumah aja tanpa ada kerjaan lain, saya akhirnya punya kegiatan positif dan menyenangkan. Sungguh Allah lah support system utamaku. 

Lebih ajaib lagi, suami yang semula mempertanyakan dan sedikit meremehkan tekad saya untuk mendapatkan penghasilan sebagai freelancer dari menulis berubah menjadi support system yang tak hanya mensupport tetapi juga siap siaga mengulurkan bantuan transportasi. Hahah hush, suami apa abang ojek kok dinantikan bantuannya buat ngantar ke even blogger ke sana kemari. Tapi beneran nih saya bersyukur dengan perubahan cara pandang suami bahkan ia rela mengantar dan menjemput saya di even blogger jika dirasa lokasinya terlalu jauh dari rumah atau pulangnya terlalu malam. Maklum uang transport untuk acara dan liputan yang melibatkan blogger terkadang terlalu ngepas jika dihitung untuk transportasi PP dengan ojek motor. Jadi siapa lagi yang bisa diandalkan kalau bukan suami? Itulah mengapa saya juga seringnya memilih mendaftar even blogger akhir pekan, demi menghemat biaya transportasi.
Without Support System We Are Nothing, sumber : Pixabay


Pernah suami saya menunggu dengan setia di daerah dekat sebuah mall di Surabaya yang cukup jauh dari rumah. Sebab even yang diadakan baru bubar jam 9 malam. Suatu kali karena terpaksa sekali (sebab temanya sangat menarik dan remunerasinya lumayan hahaha) saya ambil undangan liputan seharian di hari kerja, suami siap sedia menjemput langsung sepulang kerja tanpa dia pulang terlebih dahulu dan memilih masjid untuk tempat rehat menanti selesainya acara gathering blogger dan media sebagai penutup acara liputan sehari. Jadi terharu dengan ketulusan support system yang satu ini.

Lebih terharu lagi ketika anak-anak juga menempatkan diri sebagai support system yang baik. Mungkin karena mereka sudah bukan bayi dan balita lagi dan tidak terlalu membutuhkan penjagaan ibunya. Jadi mereka santai saja meski sesekali saya tinggal untuk acara liputan atau gathering blogger, toh tidak setiap bulan. Malah mereka cukup mendukung aktivitas saya sebab sesekali saya bawain oleh-oleh juga hehehe. "Mama ini kerja cerdas ya, di rumah aja, bisa beres-beres rumah bisa dapat duit dengan memanfaatkan internet, ajarin dong Ma" puji si sulung. Awww rasanya hidung saya kembang kempis saat dipuji "kerja cerdas" sama anak yang kritis dalam berbicara. Si sulung ini tidak segan melontarkan kritik atau menyuarakan isi hatinya jika tidak setuju dengan apa yang orang tuanya lakukan. Jika pujian tulus keluar dari bibirnya itu artinya ia mendukung sepenuhnya. Alhamdulillah.

Oh ya, support system yang tak kalah penting adalah teman-teman saya di majelis taklim Al Maratus Shalihah. Saya sering membagikan link artikel saya di WAG majelis taklim, apalagi kalau pas ada lomba blog yang butuh view sebagai pendukung. Senang sekali dengan bantuan dan antusiasme teman-teman pengajian dalam membaca artikel saya, bahkan mereka juga dengan suka rela bersedia direpotkan jika ada lomba blog yang butuh support vote di microsite. "Bu ajarin ngeblog dong," pinta beberapa teman di pengajian yang tertarik dengan dunia blogging.

Ah menuliskan kembali dukungan-dukungan dari support system saya menekuni dunia blogging semakin memperbesar rasa syukur saya kepada Allah sebagai support system utama. Bersyukur atas doa yang Allah kabulkan sehingga saya tetap dapat penghasilan meski tak lagi gajian, bersyukur dikelilingi support system yang baik dan membahagiakan. Benar kata seorang ulama muda yang mempopulerkan "Dekengane pusat' (dukungannya dari pusat) sebagai istilah ridho Allah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Tanpa dukungan Allah dalam bentuk ridho pasti saya tidak akan mendapatkan dukungan dari suami, anak-anak dan rekan-rekan di majelis taklim.




Share:

1 comment:

  1. Support system dari suami itu juga yg paliiiing aku harepin mba. Krn biar apapun, restu suami penting buat semua aktifitas kita kan.

    Aku hobi traveling, dan kalo suani ga bisa ikut, dia selalu KSH izin aku bisa pergi dengan teman2 yg sama suka travelingnya. Makanya buatku, dia support systemku juga dalam segala hal.

    Baru kemudian anak2, ataupun teman yang mendukung. Walopun aku ga terlalu ngarepin teman dalam hal Nge blog 😂. Cukup suami dan anak aja.

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.