Catatan Harian

Pagi ini kuota internetku habis.
Ada sisa kuota yang sayang kalau mubadzir. Maka kupakai untuk upload dan menulis.
.

Andai manusia bisa tahu kapan kuota hidupnya habis. Maka ia tak akan disibukkan dengan amal orang lain. Bahkan mungkin tak lagi mengejar duniawi, sebab waktunya tak akan lama lagi
Tapi itu bagi yang percaya adanya hidup sesudah mati.
.
.
Hari ini sawah-sawah di sini belum menjadi rumah. Aku bertemu seseorang yang menyeret kaki untuk jalan pagi. Teringat almarhum ayahku yang telah pergi karena stroke untuk kedua kali. Sebelum berpulang, Ayah berupaya memperjuangkan kesehatannya dengan rutin jalan pagi, sesuatu yang jarang beliau lakukan di saat sehat.
.
Waktu luang dan nikmat sehat, adalah hal yang sering melenakan manusia. Hingga keduanya habis entah untuk apa.
.
Bisa jadi aku yang salah satunya terlena. Merenung, jangan-jangan dalam diriku ada manifestasi fir'aun baru. Atau wujudku manusia, tetapi iblis bersarang dalam dada dan selalu berbisik "ana khoirum min hu'..aku lebih baik daripada kamu.
.

Aku menulis catatan harian ini 1 Maret. Teriring harapan segalanya lebih baik daripada bulan lalu. Februari tinggal kenangan. Ada cita-cita yang belum ditunaikan. Ada harapan yang tak menjadi kenyataan.

.

Jika umur panjang mungkin akan kutulis tentang catatan tausyiah ustadz mengenai bulan Rajab, atau pengalaman sempat dinobatkan menjadi salah satu dari sekian Kompasianer terbaik di bulan Februari. Tapi aku berencana mengisi kuotaku besok pagi, biar agak hemaat lah dan melulu main hape pikir emak-emak ini

.

Share: