Rasa-rasanya waktu berjalan cepat sekali. Tiba-tiba sudah Idul Adha lagi. Idul Adha kali ini saya cuti sholat Ied, kebetulan pas libur sholat, ngga dapat puasa Arofah juga. Sedih gimana, hla kita tinggal menjalani takdirNya saja. Tapi saya titip fotoin matahari 10 Dzulhijjah ke anak dan suami pas mereka berangkat ke masjid. Biasalah demi konten blog heheehe.
Banyak juga quiz-quiz bertema Idul Adha, tetapi saya cuma bisa ikutan satu doang karena persyaratannya mudah sekali, hanya perlu upload foto masakan olahan daging qurban atau pas makan-makan masakan hasil olahan daging qurban.
Kebetulan hampir tiap tahun saya ikut membantu tim konsumsi panitia penyembelihan qurban di masjid AL Ukhuwwah.
Bahan fotonya mudah didapatkan, perkara menang atau kalah itu urusan takdir yang telah ditetapkan.
Bahan fotonya mudah didapatkan, perkara menang atau kalah itu urusan takdir yang telah ditetapkan.
Beberapa hasil dokumentasi saya, simpan di sini aja ah, buat kenang-kenangan sekaligus agar memori Hp nggak kepenuhan.
Ada juga quiz alias lomba foto bareng hewan qurban. Hahaha aduh saya nggak pede mau ikutan ini, lagipula kalau qurbannya titip via filantropi kan nggak bisa diajak foto bareng hehehehe.
Ngomong-ngomong biasanya kawan-kawan kalau qurban lebih suka pakai cara bagaimana? disembelih dan didistribusikan sendiri, titip ke panitia qurban di masjid/kantor atau via filantropi? Semua pasti punya preferensi sendiri-sendiri. Ada yang pilih titip panitia di masjid atau kantor agar teman dan tetangga kebagian, ada yang titip filantropi dengan tujuan agar hewan qurban diserahkan ke daerah-daerah minus yang sangat membutuhkan. Ada juga yang sangat berusaha meneladani sunnah Rasulullah dengan menyembelih dan mendistribusikan sendiri.
Semua sah-sah saja asal niatnya Lillahi ta'ala. Apakah "kewajiban" berqurban bagi yang mampu saja? ukuran mampu itu bagaimana? Kalau dikatakan mampu berqurban itu yang punya penghasilan sekian-sekian nyatanya ada pemulung di Lombok yang menabung bertahun-tahun untuk bisa membeli seekor sapi qurban seharga 10 juta rupiah. Jika ukuran mampu itu usis dewasa dan punya penghasilan, nyatanya ada 7 anak SD yang menyisihkan uang jajan selama setahun untuk patungan beli satu sapi.
Maka ukuran mampu itu menurut saya dimampukan Allah secara ekonomi maupun niat yang tertanam dalam hati.
Ada baiknya kita mendawamkan doa agar mampu berqurban setiap tahun, dilapangkan rezeki dan juga hati. Karena jika hanya lapang rezeki saja tetapi niat dalam hati nggak ada ya nggak bakal bisa berqurban. Sebaliknya jika hanya mohon kelapangan hati tapi rezekinya seret dan terlalu banyak kebutuhan untuk dicukupi bisa jadi berqurban malah menjadi beban.
Bismillah, semoga kita senantiasa dimampukan Allah untuk mentaati perintahNya dan menjauhi larangannya sebagai bentuk kesabaran dan kesetiaan kepada Sang Kuasa.
No comments:
Post a Comment