Pernah
terpikirkan nggak berapa banyak limbah pakaian kita yang membebani bumi?
Seperti halnya plastik, kain juga tak mudah terurai. Padahal pakaian adalah
salah satu barang koleksi yang sering keluar masuk lemari. Bagi yang sangat
memperhatikan penampilan, gonta ganti baju pengisi lemari bukan hal aneh.
Kalau pakaian yang masih bagus dan layak dipakai
sih bisa disumbangkan. Atau mungkin ada yang memilih menjualnya dalam garage
sale maupun dijual sebagai barang preloved secara online. Pakaian yang usang,
alamat bakal dibuang. Ukuran tak lagi muat, jahitan lepas, sedikit robekan,
warna pudar menjadi alasan kita tak bisa lagi mengenakannya.
Itulah mengapa saya nggak hobi koleksi baju.
Waktu masih kerja kantoran baju buat kerja hanya 7-8 potong blus dan 3 celana
panjang. Kerja 6 hari dalam sepekan ya udah baju itu dipakai bergiliran, toh
ngga ada yang nyinyirin, yang penting akhir bulan gajian. Apalagi udah nggak
kerja kantoran, isi lemari didominasi daster dan lima potong gamis buat
pengajian.
Untuk kondangan nikahan tempo hari, saya mengenakan OOTD sederhana,, "gak bondho" kata orang Jawa 😍Bawahannya model lipit, rok zaman lamaran sebelum nikah 20 tahun lebih yang lalu. Padahal berat badan juga sudah beda 25 kg-an dibanding waktu itu (kok bisa ya masih muat ,saya juga heran, mungkin karena lokasi kancingnya bisa digeser menyesuaikan lingkar pinggang hahaha) Alhamdulillah masih bisa dikenakan dengan nyaman. Blusnya hadiah lomba blog Viody beberapa tahun lalu, jilbabnya suvenir umroh tetanggaku. MasyaAllah sungguh nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?
Bagi yang rajin membuat prakarya kain perca mungkin bisa menyulap baju-baju bekas menjadi sesuatu bernilai ekonomis. Seperti contohnya tempat pensil dari kaleng bekas kue yang dihias dengan kain perca, sobekan dari baju muslim yang sudah usang dimakan usia.
Tips mengurangi limbah pakaian, jadikan sebagai hiasan |
Kalau saya sih hanya bisa menyamarkannya dengan cara begini 😁
1. Daster lengan panjang, bagian bawahnya sampai ke mata kaki tapi bagian ketiaknya selalu robek dan lepas jahitannya. Akhirnya dipotong sajalah sekalian macam blus “you can see” 😁. Masih bisa dikenakan keluar rumah dengan ditutup jilbab panjang hingga pinggang.
2. Bagian krah baju sering rusak oleh sikat untuk membersihkan daki. Jangan buru-buru dibuang, bagian krah bisa dibalik, bagian dalam yang kondisinya masih baik dibalik jadi bagian luar. Klo ngga bisa cara jahitnya tinggal bawa ke tukang jahit dengan biaya (di Sidoarjo) 10 ribu rupiah saja.
Iseng aja tapi niatnya mengurangi sampah pakaian.
Masalah limbah pakaian memang bukan hal yang bisa dianggap remeh. Uniknya ternyata pakaian bekas yang rusak kadang masih bisa diperjualbelikan. Dari artikel yang saya baca di BBC, India merupakan negara pengimpor pakaian bekas terbesar di dunia. Di India, impor pakaian bekas dibedakan menjadi pakaian yang layak pakai dan untuk dihancurkan serta didaur ulang. Adalah daerah Panipat di India utara yang terkenal sebagai pengelola limbah pakaian bekas.
Pakaian usang yang didaur ulang tersebut harus melalui beberapa proses. Dibuang kancing, retsleting dan label, dikumpulkan berdasarkan warna. Baru kemudian dimasukkan dalam mesin penghancur. Setelah itu mesin pemintal menyulap kain-kain dari pakaian bekas tersebut menjadi benang. Sekitar 3 ton kain menghasilkan 1,5 ton benang yang kemudian ditenun menjadi kain kasar untuk bahan pembuat selimut.
Sebab limbah pakaian adalah masalah yang serius bagi bumi kita, merawat pakaian dengan sebaik-baiknya merupakan langkah bijaksana. Baju yang terawat dengan baik, tidak mudah rusak dan tidak mudah pudar bisa dikenakan dalam waktu lama. Ketika menjemur baju pastikan bagian dalam berada pada posisi yang terpapar matahari agar warna tidak mudah pudar. Berhati-hati saat menyetrika sebab beberapa jenis kain tidak tahan dengan suhu terlalu panas. Lipat dan simpan busana dengan baik agar tidak mudah lecek atau berubah. Bahan kaos hendaknya dilipat saja, tidak digantung menggunakan hanger sebab bisa menyebabkannya melar sehingga tidak layak lagi dikenakan. Pastikan memiliki baju dengan warna-warna dasar agar lebih mudah dipadupadankan.
Bagi yang tidak hobi koleksi baju seperti saya, cukuplah dengan mix and match pakaian yang ada. Maka gamis warna hitam adalah senjata terbaik, bisa di mix and match dengan jilbab warna apa saja. Jilbabnya pun souvenir umroh dan haji dari para tetangga. Hehehe. Begitulah sekadar share tips mengurangi limbah pakaian ala saya. Berani mencoba?
No comments:
Post a Comment